Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Adakah saksi kebangkitan Yesus?
Apakah bukti kebangkitan Yesus?
Alkitab Perjanjian Lama berisi banyak nubuatan yang merujuk pada kedatangan Mesias.
Para ahli teologi berbeda pendapat tentang jumlah pasti nubuatan ini, namun beberapa kalangan memperkirakan lebih dari 400 referensi ayat dalam Perjanjian Lama tentang kedatangan Mesias.
Menurut seorang ahli teologi Alfred Edersheim, terdapat lebih dari 300 nubuat yang telah terjadi di Perjanjian Baru.
Artinya janji-janji Allah dalam nubuatan yang ditulis oleh para nabi di Perjanjian Lama tentang satu orang, yaitu Yesus, telah terwujud dalam Perjanjian Baru.
Lalu bagaimana kita memaknai janji-janji Allah yang tertulis dalam Kitab Suci? Allah bisa secara spesifik memberikan janji dan petunjuk kepada kita.
Misalnya janji keselamatan bagi seluruh anggota keluarga.
Kisah Para Rasul 16:31 ”…Percayalah kepada Tuhan Yesus Kristus dan engkau akan selamat, engkau dan seisi rumahmu.”
Jika kita percaya, beriman dan mulai bertindak dengan mendoakan dan memberitakan Injil kepada anggota keluarga, maka seluruh isi rumah atau seluruh anggota keluarga akan diselamatkan.
Dan sesungguhnya sudah banyak kesaksian tentang keluarga-keluarga yang seluruh anggotanya diselamatkan, setelah satu orang diselamatkan dan orang tersebut kemudian bertindak untuk mendoakan dan bersaksi pada anggota keluarganya.
Hal yang penting selain janji, Firman Tuhan juga dapat memberikan arahan dan petunjuk bagi kita.
Betapa sesungguhnya kita membutuhkan arahan dan petunjuk bagi kehidupan kita sehari-hari agar kita dapat hidup sesuai dengan kehendak Tuhan dan tidak menyimpang dari nilai-nilai yang Alkitabiah.
Kitab Amsal yang terdiri dari 31 pasal, berisi sangat banyak petunjuk untuk kita hidup dengan benar.
Kita bisa membaca satu pasal setiap hari sesuai dengan tanggal. Misalnya, hari ini adalah tanggal 5, kita bisa membaca Amsal 5 dari ayat pertama hingga ayat terakhir.
Alkitab terbitan LAI atau Lembaga Alkitab Indonesia, memberikan judul “Nasihat mengenai perzinahan” pada Amsal pasal 5.
Dengan membaca pasal 5 ini kita akan diberi petunjuk untuk menjauhi perzinahan, bahkan mungkin ditegur oleh Firman yang kita baca, ketika kita membaca dengan hati yang terbuka.
Perzinahan dimulai dari mata dan pikiran kita, orang tidak tiba-tiba melakukan perzinahan.
Bisa saja itu dimulai dengan kebiasaan melihat pornografi.
Dengan membiasakan membaca Alkitab secara teratur, kita akan banyak mendapat petunjuk untuk hidup dengan benar.
Dan membaca kitab Amsal sesuai tanggal adalah hal yang sangat baik yang bisa kita lakukan.
Saudara, metoda apakah yang engkau gunakan dalam membaca Alkitab, diskusikan itu dalam kelompok pemuridan atau persekutuan.
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Hal apa saja yang Allah anugerahkan pada kita agar kita hidup dalam kebenaran?
Setelah kita memiliki iman, apa yang patut kita lakukan selanjutnya?
Orang tua yang baik dan yang memiliki harta serta memahami hukum, mereka akan menulis surat waris yang menjelaskan, ketika mereka meninggal maka harta yang ada akan diberikan kepada anak-anak mereka.
Anak sulung memperoleh apa, anak kedua memperoleh apa dan seterusnya.
Secara rohani, kita yang telah percaya dan dilahirkan baru.
Kita disebut sebagai anak-anak Allah dan oleh kematian Kristus di kayu salib, kita diberi anugerah menjadi ahli waris.
Apa yang Kristus wariskan kepada kita: ”janji-janji yang berharga dan yang sangat besar, supaya olehnya kamu boleh mengambil bagian dalam kodrat ilahi, dan luput dari hawa nafsu duniawi yang membinasakan dunia.” (2 Petrus 1:4).
Janji-janji itu ada di sepanjang halaman Alkitab yang adalah firman Allah.
Janji-janji itu sudah ada dan menunggu untuk ditemukan, dipercaya, di-iman-i. Artinya janji itu tidak hanya kita percaya tetapi, kita juga percaya bahwa janji itu akan terwujud dalam kehidupan kita.
Janji Allah itu begitu berharga, karena janji itu berguna untuk kehidupan kita di dunia dan berguna untuk kehidupan kekal setelah Tuhan memanggil kita.
Janji keselamatan jiwa (Yohanes 5:24; 1 Yohanes 5:11,12)
Janji pengampunan dosa (1 Yohanes 1:9)
Janji kemenangan atas dosa (1 Yohanes 5:4)
Janji jawaban doa (Yohanes 16:24)
Janji pemeliharaan Allah (Amsal 3:5-6; Yesaya 41:10; Filipi 4:19)
Dan ada banyak janji-janji lain yang sudah menunggu untuk kita temukan.
Ada banyak janji yang sangat spesifik sesuai dengan kebutuhan kita.
Sesuai dengan apa yang menjadi pergumulan kita saat ini.
Misalnya pergumulan tentang anxiety.Anxiety, kosakata dalam bahasa Inggris yang artinya adalah kegelisahan, entah kenapa istilah ini menjadi populer di kalangan anak-anak muda khususnya.
Banyak yang gelisah dan hanya bisa melihat masa depan yang suram bagi dirinya, bagi keluarganya bahkan bagi bangsanya.
Yeremia 29:11 ”Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan.”
Ini adalah janji Allah bagi kita yang percaya kepada-Nya.
Dunia bisa tampak suram, tetapi Allah memberikan hari depan yang penuh harapan.
Saudara, apakah engkau sedang gelisah, cemas dan seperti tidak ada pengharapan? Datang kepada Tuhan dalam doa dan dalam kelompok pemuridan, bagikan pergumulanmu untuk menjadi pokok doa bersama.
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Apakah yang dimaksud dengan berhutang kepada daging?
Seperti apa contoh hidup menurut daging?
Kata “daging” dalam Alkitab memiliki berbagai makna.
Secara harfiah, daging adalah bagian lunak dari hewan, manusia yang terbungkus kulit dan menempel pada tulang.
Tetapi Alkitab juga memberikan makna rohani dari “daging”, antara lain:
Keadaan manusia sebagai makhluk berdosa dan lemah
Perbuatan-perbuatan yang bertentangan dengan kehendak Allah
Lebih lanjut kata daging juga digunakan untuk membedakan dua kehidupan yang berbeda:
Hidup dalam daging:
Artinya memikirkan hal-hal yang dari daging, seperti materi, kekayaan, kesenangan duniawi dan kekuasaan
Bertentangan dengan hukum dan kehendak Allah
Menghasilkan maut
Ciri orang yang belum mengalami kelahiran baru
Hidup dalam Roh:
Memikirkan hal-hal rohani yang menghasilkan damai sejahtera dalam batin
Memusatkan pikiran pada hal-hal yang dari Tuhan
Mencari dan tunduk kepada pimpinan dan arahan Roh Kudus
Alkitab menyatakan bahwa “Semua orang, yang dipimpin Roh Allah, adalah anak Allah”, dan “jika kita adalah anak, maka kita juga adalah ahli waris, maksudnya orang-orang yang berhak menerima janji-janji Allah, yang akan menerimanya bersama-sama dengan Kristus”(Roma 5:14,17).
Ya, oleh anugerah-Nya semata maka kita yang percaya dijadikan ahli waris yang berhak menerima janji-janji Allah.
Termasuk janji kemenangan terhadap dosa dan kelemahan daging.
Seorang anak raja akan mewarisi kekayaan sang raja, bahkan takhta, jika dia adalah anak sulung.
Anak seorang konglomerat, dia akan mewarisi harta, perusahaan mungkin hotel atau bank atau perrtambangan yang dimiliki orang tuanya.
Akan tetapi kita adalah anak dari Allah pencipta, yang mewariskan kekekalan, keselamatan jiwa, damai sejahtera dan kebahagian yang sejati dan berbagai janji-janji mulia yang bisa kita temukan di Alkitab.
Semoga kita terbilang sebagai orang yang lebih merindukan hal-hal yang kekal dibandingkan hal-hal yang bersifat sementara seperti kekayaan dan kesenangan.
Saudara, apakah cita-citamu? Coba diskusikan dalam kelompok pemuridan.
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Apakah makna “Engkau sendirilah yang meneguhkan bagian yang diundikan kepadaku”?
Apakah arti “Tali pengukur jatuh bagiku di tempat-tempat yang permai”?
Pasal 16 ini diawali dengan kata “Miktam”. Matthew Henry salah seorang penulis komentar Alkitab pada abad ke 17 yang hasil karyanya masih dibaca hingga masa kini, menjelaskan bahwa Miktam yang kerap diterjemahkan sebagai mazmur emas adalah mazmur yang sangat berharga.
Lebih berharga daripada emas, ya, daripada banyak emas murni, karena mazmur ini berbicara dengan sangat jelas tentang Kristus dan kebangkitan-Nya, yang merupakan harta karun sejati yang tersembunyi di ladang Perjanjian Lama.
Daud mengalami banyak sekali pergumulan berat dalam kehidupannya, hampir terbunuh oleh bos nya sendiri yaitu raja Saul.
Daud juga harus melarikan diri ketika anak kandungnya Absalom ingin merebut tahta di Yerusalem dan berusaha untuk membunuh ayahnya Daud.
Bahkan di masa tuanya, anaknya Adonia pun masih ingin merebut tahta Daud.
Tetapi Daud tahu benar bahwa dia harus selalu berharap kepada Tuhan.
Mazmur 16:5 ”Ya TUHAN, Engkaulah bagian warisanku dan pialaku, Engkau sendirilah yang meneguhkan bagian yang diundikan kepadaku.”
Daud memilih Tuhan untuk kehidupan dan kebahagiaan-Nya.
Sebagian orang akan menganggap dunia sebagai kebaikan utama mereka, dan menempatkan kebahagiaan mereka dalam kenikmatan-kenikmatannya; tetapi Daud mengatakan, Tuhan adalah bagian warisanku dan bagian dari pialaku.
Artinya apa pun yang Tuhan ijinkan terjadi dalam hidupnya, Daud akan menerima dengan senang hati.
Dalam kesedihan karena pemberontakan anaknya Absalom, Daud tetap tahu, bahwa Allah menyertai dia.
Hal ini juga akan berlaku bagi kita umat tebusan, jika kita mau menjadikan Tuhan sebagai warisan dan piala kita. Sehingga betapapun pergumulan yang kita alami di dunia ini.
Kita tetap memiliki kasih dan perkenanan Tuhan, dan diterima oleh-Nya; kita memiliki penghiburan dan persekutuan dengan Allah; kita juga memiliki bagian dalam janji-janji-Nya; dan hak melalui janji untuk kehidupan kekal dan kebahagiaan sejati di masa depan; ketika kita hidup dan bersedia untuk hidup dipimpin oleh Roh-Nya.
Saudara, diskusikan dalam kelompok pemuridan, apakah saat ini engkau mengalami pergumulan hidup yang sukar dan bagaimana cara terbaik untuk merespon dengan benar?
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Jelaskan apa makna mengasihi Tuhan dalam kehidupan sehari-hari?
Siapakah yang termasuk orang-orang yang ditentukan dari semula untuk menjadi serupa dengan gambaran Kristus?
Roma 8:29 ”Sebab semua orang yang dipilih-Nya dari semula, mereka juga ditentukan-Nya dari semula untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya, supaya Ia, Anak-Nya itu, menjadi yang sulung di antara banyak saudara.”
Menurut doktrin Predestinasi, Tuhan telah menentukan sebelumnya siapa yang akan diselamatkan dan siapa yang akan binasa.
Dan keselamatan terjadi hanya oleh iman, tetapi ketetapan dan kedaulatan Allah juga berperan di dalamnya.
Dengan demikian orang diselamatkan oleh karena pilihan Tuhan, ketetapan Tuhan dan kedaulatan Tuhan.
Doktrin ini mengabaikan kehendak bebas yang Tuhan berikan kepada manusia.
Pandangan yang lain, Allah dalam Kemahatahuan-Nya telah mengetahui berbagai peristiwa sejak dunia diciptakan hingga akhir dunia.
Allah juga mengetahui siapa saja yang selamat, siapa yang akan mengalami kebinasaan kekal.
Allah tahu Saulus orang Farisi yang pandai, warga negara Roma yang menjadi penganiaya umat percaya.
Tetapi Allah juga tahu bagaimana akhir hidup Paulus.
Ketika Yesus menemui Saulus melalui penglihatan, Saulus yang kemudian menjadi Paulus, bisa saja menolak untuk menjadi percaya, karena dia memiliki kehendak bebas.
Tetapi Saulus memilih untuk menjadi percaya. Jadi Paulus menjadi seorang rasul bukan karena sudah dirancang dari awal.
Tuhan tidak mendesain siapa yang akan menjadi orang suci dan siapa yang akan menjadi penjahat.
Karena jika seperti ini, para penjahat akan protes ke Tuhan, mengapa bukan saya saja yang ditetapkan menjadi orang suci? Sehingga pandangan yang terakhir ini yang lebih sesuai dengan sifat-sifat Allah.
Allah yang Adil, Allah yang Maha Tahu dan Maha Kuasa.
Oleh anugerah Tuhan, kita diselamatkan oleh iman, itu bukan hasil usaha kita, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaan kita (lihat Efesus 2:8,9).
Allah yang Adil dan Maha Kuasa, tetap memberikan tanggung jawab kepada kita untuk memilih, apakah kita mau percaya pada janji keselamatan yang Dia berikan melalui kematian Kristus di kayu salib?
Allah yang sama juga akan membenarkan dan memuliakan kita.
Tetapi tidak semua hal tersebut akan terjadi secara otomatis, seolah kita adalah robot yang dikendalikan oleh Tuhan.
Ada proses yang terjadi di tiap tahapannya.
Dan kita tetap bisa memilih untuk menjadi taat atau tidak pada pimpinan dan arahan Tuhan.
Saudara, diskusikan dalam kelompok pemuridan, apakah engkau juga termasuk orang yang dipilih, dibenarkan dan dimuliakan?
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Apa yang kita terima sebagai ganti dari roh perbudakan?
Apa dampaknya ketika kita menjadi anak-anak Allah?
Apakah syarat untuk dipermuliakan bersama-sama dengan Kristus?
Setiap orang punya status sebagai anak.
Apa yang membedakan seorang anak dengan yang bukan anak?
Seorang anak memiliki keterikatan dengan orang tuanya.
Ada hubungan dan warisan yang dimiliki oleh anak karena statusnya yang adalah anak.
Bagi kita yang sudah Lahir baru, kita menjadi anak dari orang tua jasmani kita dan sekaligus menjadi anak Allah.
Paulus dengan jelas menyatakan bahwa ketika kita adalah anak Allah, kita berhak menerima janji-janji Allah, yaitu jika kita menderita bersama-sama dengan Dia, supaya kita juga dipermuliakan bersama-sama dengan Dia.
Banyak orang ingin dipermuliakan, tapi sangat sedikit jumlah orang yang dengan sengaja mau memilih penderitaan.
Namun, tahukah saudara kalau sesungguhnya penderitaan dan kemuliaan adalah satu paket?
Tidak ada kemuliaan, tanpa harga dan penderitaan atau ketidaknyamanan.
Bahkan, orang dunia pun paham akan hal ini.
Seorang atlet baru bisa menjadi juara ketika ia dengan konsisten berlatih sampai tubuhnya sungguh-sungguh lelah bahkan terluka akibat latihan yang berat.
Seorang penyanyi harus menahan keinginannya untuk makan goreng-gorengan dan minum es.
Ia berlatih setiap pagi hari di saat orang lain tidak berlatih.
Seorang pengusaha yang berhasil kebanyakan karena mengalami jatuh bangun, dan belajar mencukupkan diri dengan uang yang dimiliki supaya usahanya tetap berjalan.
Jika kita mengikuti gaya dunia hari ini yang “mager” alias malas gerak, bisa dipastikan kita tidak akan meraih apa-apa. Tidak ada kemuliaan yang dihasilkan hanya melalui kenyamanan!
Itu sebabnya, kalau hari ini Saudara mengalami kesulitan, maka pastikan bahwa kesulitan tersebut bukan diakibatkan oleh kelalaian atau ketidaktaatan kita kepada Firman.
Jika kesulitan itu memang ujian yang diizinkan Tuhan, maka yakinlah ada kemuliaan di balik penderitaan tersebut karena Tuhan selalu punya maksud yang baik dalam hidup kita.
Penderitaan apa yang sedang Saudara alami hari ini? Renungkanlah kemuliaan apa yang Allah mungkin akan sediakan bagi Saudara. Dapatkanlah janjinya dan terus pegang janji tersebut!
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Mengapa kita perlu menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat dalam Kristus Yesus?
Bagaimanakah pikiran dan perasaan Yesus yang digambarkan dalam perikop ini?
Apa akibat dari sikap hati Yesus?
Sebagai anak-anak Tuhan, hidup kita ditentukan untuk menjadi serupa dengan Kristus. Tapi dalam prakteknya, ini seringkali terasa tidak mudah.
Kitab Filipi menggambarkan dengan jelas bukan hanya apa yang Yesus lakukan, tapi juga apa yang Yesus pikirkan dan rasakan. Jika kita menyimpulkannya dalam satu kalimat, maka hal itu adalah “Yesus melepaskan hakNya dan taat sampai mati.”
Jarang sekali ada orang yang mau melepaskan haknya. Kalaupun seseorang terpaksa melepaskan haknya, seringkali jati dirinya ikut hilang, tetapi Yesus tidak.
Ia melepas hakNya dan tidak pernah kehilangan jati diriNya.
Banyak karyawan, yang seringkali menuntut gaji tinggi.
Ketika gaji tidak juga naik, mereka menjadi kecewa dan keluar dari pekerjaan dengan marah, atau terpaksa menerima kondisi itu sambil mengeluh dan akhirnya bekerja seadanya.
Banyak juga mereka yang berpasangan, seringkali saling menuntut untuk diperhatikan oleh pasangannya.
Dan ketika hal itu tidak terjadi, mereka mulai membenarkan diri untuk kompromi dengan hal-hal keliru yang tidak Tuhan sukai.
Apapun peran kita di dunia ini, kita pasti punya harapan akan sesuatu yang kita anggap sebagai hak kita dan ketika itu tidak terjadi, akan sangat mudah bagi untuk tenggelam dalam kekecewaan dan kompromi.
Lalu, bagaimana caranya agar kita bisa seperti Yesus: Melepaskan hak dan taat sampai mati?
Salah satu titik penting adalah kembali kepada kebenaran yang hakiki saat kita Lahir Baru, yaitu menjadikan Yesus sebagai Tuhan.
Ia bukan hanya Juru Selamat, Ia adalah Tuhan atas hidup kita. Yang berkuasa, berdaulat dan layak disembah dalam segala keadaan.
Menyadari hal ini akan menolong kita untuk tidak berfokus kepada diri sendiri.
Saudara, dalam hal apakah Saudara mengalami kesulitan dalam mengenakan pikiran dan perasaan Kristus? Apakah dalam hal keuangan? Dalam hal penggunaan waktu? atau saat tidak dihargai orang lain? Atau dalam berbagai kebiasaan buruk lainnya?
Maukah Saudara mempercayai firmanNya, bahwa justru saat kita melepas hak, justru kita mendapatkan yang lebih baik? -Matius 10:39.
Dalam hal apakah Saudara mengalami kesulitan untuk melepas hak? Carilah Firman yang berkaitan dengan hal tersebut agar Saudara memahami apa yang dipikiran oleh Tuhan tentang hal tersebut.
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Kita disebut sebagai milik Kristus karena apa?
Apa yang dilakukan oleh Roh Allah kepada tubuh kita melalui karya Yesus?
Bagaimana kita seharusnya hidup jika Roh Allah tinggal dalam kita?
“FANA”, sebuah kata yang jarang kita dengar dalam keseharian kecuali kalau kita pergi ke gereja atau pemakaman. Fana, artinya dapat rusak, hilang, mati, sementara dan tidak kekal.
Apa yang mengingatkan tentang yang fana?
Ya, biasanya hal-hal yang membuat kita sedih, seperti kematian dan kehilangan.
Kehilangan harta benda, kesehatan, kesempatan, dan hal lainnya.
Saat itu terjadi, kita baru semakin menyadari betapa sementaranya segala sesuatu yang kita miliki di dunia ini.
Tapi saat kita tidak mengalami kehilangan, dan keadaan baik-baik saja, biasanya kita tidak terlalu mengingat akan kefanaan.
Kita cenderung sibuk mengejar kenyamanan dan keamanan dengan cara-cara kita sendiri.
Hari ini, kita diingatkan melalui perkataan rasul Paulus bahwa sesungguhnya segala sesuatu adalah fana dan segala sesuatu yang berasal dari daging akan membawa pada kematian.
Tetapi Roh Allah yang tinggal di dalam kita berkuasa untuk menghidupkan apa yang fana.
Hal ini bukan berarti kita tidak akan mengalami kematian dan kehilangan.
Dengan cara yang ajaib, RohNya berkuasa untuk menghidupkan kita bahkan di tengah kematian dan kehilangan.
Terdengar mustahil? Ya, memang mustahil. Itu sebabnya kita perlu Allah yang sanggup mengerjakan hal-hal yang mustahil.
Apa yang dihidupkanNya? Pengharapan, kekuatan, kasih, iman, rasa syukur, kemampuan untuk melihat hal-hal yang baik dan positif di tengah badai.
Apa yang sedang Saudara alami hari ini? Maukah Saudara bersyukur untuk Roh Allah yang yang tinggal dalam hidup Saudara? Adakah pergumulan berat yang dapat menghalangimu untuk bersyukur?
Oleh karena RohNya, ada kepastian dan pengharapan bagi kita baik di masa sekarang maupun di kekekalan.
Alamilah kuasaNya yang bekerja dalam hidup Saudara!
Renungkanlah apa yang Allah mau kerjakan dalam hidup Saudara hari ini? Bagaimana Saudara bisa mendapatkan pengharapan di tengah kefanaan yang sedang dialami? Bagikanlah kepada rekan-rekan persekutuan Saudara.
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya dan secara khusus hafalkanlah Roma 6:3.
Dalam kematian siapakah kita yang percaya kepada Yesus telah dibaptis?
Hal-hal apakah yang kita alami ketika kita telah dibaptis dalam kematian Yesus?
Kehidupan yang bagaimanakah yang kita alami ketika kita telah dibaptis dalam kematian Yesus?
Alkitab berkata manusia telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah yang menyebabkan manusia mengalami maut.
Dosa yang membawa maut itu dikerjakan oleh iblis, namun kematian Yesus telah memusnahkan kuasa iblis.
“Karena anak-anak itu adalah anak-anak dari darah dan daging, maka Ia juga menjadi sama dengan mereka dan mendapat bagian dalam keadaan mereka, supaya oleh kematian-Nya Ia memusnahkan dia, yaitu Iblis, yang berkuasa atas maut; dan supaya dengan jalan demikian Ia membebaskan mereka yang seumur hidupnya berada dalam perhambaan oleh karena takutnya kepada maut.”(Ibrani 2:14-15).
Ketika Yesus memusnahkan kuasa iblis maka kuasa dosa atas manusia juga dibinasakan sehingga dapat hidup menang atas dosa dan hidup tidak bercela di hadapan Allah.
“Juga kamu yang dahulu hidup jauh dari Allah dan yang memusuhi-Nya dalam hati dan pikiran seperti yang nyata dari perbuatanmu yang jahat, sekarang diperdamaikan-Nya, di dalam tubuh jasmani Kristus oleh kematian-Nya, untuk menempatkan kamu kudus dan tak bercela dan tak bercacat di hadapan-Nya.”(Kolose 1:21-22).
Untuk mengalami karya kematian Yesus maka bagi setiap orang yang percaya harus memahami bahwa mereka harus dibaptis dalam kematian Yesus supaya ketika Yesus mati di kayu salib dan kemudian dibangkitkan maka kita dibangkitkan dan memiliki kehidupan dari Yesus sendiri.
“Atau tidak tahukah kamu, bahwa kita semua yang telah dibaptis dalam Kristus, telah dibaptis dalam kematian-Nya? Dengan demikian kita telah dikuburkan bersama-sama dengan Dia oleh baptisan dalam kematian, supaya, sama seperti Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian juga kita akan hidup dalam hidup yang baru.”(Roma 6:3-4).
“karena dengan Dia kamu dikuburkan dalam baptisan, dan di dalam Dia kamu turut dibangkitkan juga oleh kepercayaanmu kepada kerja kuasa Allah, yang telah membangkitkan Dia dari orang mati.”(Kolose 2:12).
Dan kita harus memahami bahwa ketika kita lahir baru dan percaya kepada Yesus maka hidup kita dimiliki oleh Yesus, artinya kita mati terhadap dosa, mati terhadap keinginan berbuat dosa dan sepenuhnya dimiliki oleh Yesus ketika kita dibaptis dalam kematian Yesus sehingga kita tidak diperhamba oleh dosa dan memiliki kehidupan Kristus dan memuliakan Allah.
Diskusikanlah dalam komunitas saudara bagaimana pengalaman saudara terhadap kematian Yesus dalam hidup saudara sehingga dapat menang atas dosa dan hidup tidak bercacat cela.
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya dan secara khusus hafalkanlah Filipi 3:17.
Di dalam kehidupan gereja maka siapakah yang harus kita teladani dan perhatikan?
Pemimpin yang bagaimanakah yang perlu kita waspadai dan hindari di dalam gereja?
Menurut saudara apakah ciri-ciri dari pemimpin yang harus kita teladani?
Di dalam gereja lokal atau rumah Tuhan selalu ada pemimpin jemaat dan jemaat.
Pemimpin tidak hanya memiliki posisi sebagai pemimpin tetapi mereka juga harus berfungsi.
Dan dalam hal fungsi maka pemimpin harus menjadi teladan bagi jemaat dan dalam teladan ini maka pemimpin harus sudah meneladani kehidupan dari Yesus.
“Jadilah pengikutku, sama seperti aku juga menjadi pengikut Kristus.”(I Korintus 11:1).
”Sebab itu aku menasihatkan kamu: turutilah teladanku!”(I Korintus 4:16).
Rasul Paulus mengajarkan bahwa seorang pemimpin yang menjadi teladan ketika mereka telah meneladani kehidupan Yesus dimana mereka telah menghidupi prinsip-prinsip yang dimiliki oleh Yesus, diantaranya:
Mereka hanya mau mengenal Yesus sebagai kebutuhan yang utama dalam hidup mereka. ”Yang kukehendaki ialah mengenal Dia dan kuasa kebangkitan-Nya dan persekutuan dalam penderitaan-Nya, di mana aku menjadi serupa dengan Dia dalam kematian-Nya.”(Filipi 3:10).
Mereka telah menghidupi kehidupan Yesus dalam segala aspek hidup mereka sehingga Yesus yang terlihat dalam hidup mereka. ”Namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku. Dan hidupku yang kuhidupi sekarang di dalam daging, adalah hidup oleh iman dalam Anak Allah yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku.”(Galatia 2:20).
Mereka telah mengalami kehidupan yang mengosongkan diri mereka dan telah diisi oleh pikiran dan perasaan Yesus. ”Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus, yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan,melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia.”(Filipi 2:5-7).
Pemimpin yang kita teladani yang telah menghidupi kehidupan Yesus maka mereka memiliki kehidupan Yesus dan teladan itulah yang kita tularkan kepada seluruh jemaat.
”Tetapi engkau telah mengikuti ajaranku, cara hidupku, pendirianku, imanku, kesabaranku, kasihku dan ketekunanku.”(II Timotius 3:10).
Diskusikanlah dalam komunitas saudara teladan apakah yang sudah saudara hidupi melalui pemimpinmu!