Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya dan secara khusus hafalkanlah Yesaya 40:9.
Siapakah yang ditetapkan oleh Tuhan untuk membawa Kabar Baik?
Menurut saudara, siapakah Sion yang Tuhan maksudkan?
Apakah pokok berita yang harus dikabarkan oleh kita kepada dunia ini?
Tuhan telah menetapkan bahwa dari Sion akan keluar pengajaran yang dibutuhkan oleh dunia ini bahkan hal itu merupakan ajaran yang dapat menyelamatkan dunia ini.
“Dan banyak suku bangsa akan pergi serta berkata: “Mari, kita naik ke gunung TUHAN, ke rumah Allah Yakub, supaya Ia mengajar kita tentang jalan-jalan-Nya, dan supaya kita berjalan menempuhnya; sebab dari Sion akan keluar pengajaran dan firman TUHAN dari Yerusalem.” (Yesaya 2:3).
Siapakah yang dimaksudkan oleh Tuhan yang adalah Sion itu?
Karena Sion adalah tempat kehadiran Tuhan dan Tuhan hadir dalam kehidupan kita maka Tuhan sendiri menetapkan kita sebagai Sion.
“Tetapi kamu sudah datang ke Bukit Sion, ke kota Allah yang hidup, Yerusalem sorgawi dan kepada beribu-ribu malaikat, suatu kumpulan yang meriah, dan kepada jemaat anak-anak sulung, yang namanya terdaftar di sorga, dan kepada Allah, yang menghakimi semua orang, dan kepada roh-roh orang-orang benar yang telah menjadi sempurna, dan kepada Yesus, Pengantara perjanjian baru, dan kepada darah pemercikan, yang berbicara lebih kuat dari pada darah Habel.” (Ibrani 12:22-24).
Sebagai Sion, kita memiliki berita Kabar Baik yaitu Yesus Kristus dan Dia adalah kehidupan ilahi yang ada di dalam kita dan kita harus menceritakan-Nya dan mengabarkan-Nya dengan penuh keyakinan dan wibawa sorga.
“Tetapi kamu tidak hidup dalam daging, melainkan dalam Roh, jika memang Roh Allah diam di dalam kamu. Tetapi jika orang tidak memiliki Roh Kristus, ia bukan milik Kristus. Tetapi jika Kristus ada di dalam kamu, maka tubuh memang mati karena dosa, tetapi roh adalah kehidupan oleh karena kebenaran. Dan jika Roh Dia, yang telah membangkitkan Yesus dari antara orang mati, diam di dalam kamu, maka Ia, yang telah membangkitkan Kristus Yesus dari antara orang mati, akan menghidupkan juga tubuhmu yang fana itu oleh Roh-Nya, yang diam di dalam kamu.”(Roma 8:9-11).
Tuhan juga menetapkan gereja sebagai rumah rohani-Nya sebagai Sion untuk membawa Kabar Baik kepada dunia ini.
“Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib.” (I Petrus 2:9).
Kita harus sadar bahwa kita adalah Sion dan ditetapkan oleh Tuhan untuk menyampaikan Kabar Baik, dan Kabar Baik itu adalah tentang Yesus di dalam kehidupan kita.
Oleh karena itu, kita perlu bersekutu dengan Yesus agar kehidupan Yesus itu senantiasa meluap dan mengalir dalam hidup kita dan kita senantiasa mengalirkan Kabar Baik itu melalui perkataan dan perbuatan kita.
Diskusikanlah dalam komunitas saudara bagaimana kehidupan Kristus dalam saudara sebagai Kabar Baik senantiasa diceritakan kepada dunia ini.
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Apakah yang dilakukan Petrus dan Yohanes saat menerima ancaman untuk tidak memberitakan injil?
Apakah yang terjadi ketika mereka berdoa?
Apakah yang dilakukan murid-murid dan orang percaya?
“Dan ketika mereka sedang berdoa, goyanglah tempat mereka berkumpul itu dan mereka semua penuh dengan Roh Kudus, lalu mereka memberitakan firman Allah dengan berani”. (Kisah Para Rasul 4:31).
Jemaat mula-mula menghadapi ancaman mematikan: Petrus dan Yohanes baru saja dipenjara, dilarang memberitakan Injil, dan diancam hukuman mati (Kisah Para Rasul 4:1-3, 17-18).
Dalam ketakutan, mereka tidak meminta keamanan atau pembebasan, tetapi berdoa memohon keberanian (ayat 29).
Doa mereka didasarkan pada penggenapan Mazmur 2:1-2 di mana pemberontakan bangsa-bangsa terhadap Mesias justru membuktikan kedaulatan Allah.
Ini menjadi pola doa umat Tuhan di tengah penindasan: “Lihatlah ancaman mereka…” (ayat 29a), lalu mintalah apa yang dibutuhkan Kerajaan Allah!
Apakah Sumber Keberanian orang percaya? Kedaulatan Allah dan Janji Firman:
Pengakuan atas kedaulatan Allah: Mereka menyebut Herodes, Pilatus, dan bangsa-bangsa yang bersekongkol melawan Yesus sebagai alat di tangan Tuhan yang berdaulat. Ini menghancurkan mentalitas korban.
Berpegang pada janji Firman (ayat 25-26): Dengan mengutip Mazmur 2, mereka percaya bahwa pemberontakan manusia tidak mampu menggagalkan rencana Allah bagi bangsa-bangsa. Keberanian sejati lahir ketika kita memahami bahwa Allah mengendalikan bahkan perlawanan terkejam sekalipun.
Murid-murid tidak meminta diselamatkan dari aniaya atau tekanan, tetapi mereka meminta kuasa untuk Bersaksi:
“Berikanlah kepada hamba-hamba-Mu keberanian untuk memberitakan firman-Mu” (bukan: “hentikan penganiayaan!”).
“Ulurkanlah tangan-Mu untuk menyembuhkan…” (permintaan tanda kuasa ilahi).
Keberanian bukan soal keteguhan hati, tetapi pengalaman akan penyertaan Tuhan (ayat 31: “Tempat itu goyang”).
Saudara, apabila sedang menghadapi ancaman, berdoalah dengan pola doa Jemaat mula-mula:
1) Akui kedaulatan Allah atas situasi sulit.
2) Mohon keberanian spesifik, bukan penghindaran masalah.
3) Minta Tuhan menyatakan kuasa-Nya melalui hidupmu (mujizat, hikmat, atau kesaksian yang tak terbantahkan).
4) Hidup sebagai Pembawa Terang di Zaman Gelap: Youth : Berani tolak nyontek meski seluruh kelas melakukannya. Gunakan medsos untuk posting ayat Alkitab + kisah iman, bukan hanya tren.
Orang Tua: Tegakkan kebenaran di RT/RW atau kantor yang korup, dengan bijak dan tanpa kebencian.
Ajak keluarga berdoa untuk bangsa tiap malam.
Keberanian memberitakan Firman adalah kunci merebut warisan bangsa-bangsa (Mazmur 2:8).
Dimulai dari satu langkah iman.
Diskusikan dalam kelompok PA, bagaimana langkah iman merebut bangsa-bangsa?
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Apakah yang dimaksud dengan pergilah?
Apakah beda murid Kristus dan murid denominasi gereja?
Apakah saudara sudah pergi menjalankan amanat agung?
“Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.” (Matius 28:19-20).
Setelah kebangkitan-Nya, Yesus mengumpulkan murid-murid-Nya di bukit Galilea.
Dalam otoritas sebagai Sang Penguasa langit dan bumi, Ia memberikan amanat Agung: “Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku” (ayat 19).
Kata “bangsa” (Yunani: ethnē) merujuk pada kelompok etnis, budaya, dan negara—genap menggenapi janji warisan bangsa-bangsa dalam Mazmur 2:8.
Ini bukan sekadar ajakan berkhotbah, tetapi perintah untuk mentransformasi identitas setiap suku menjadi pengikut Kristus yang taat.
Proses Pemuridan yang Holistik. Tuhan merinci tiga langkah pemuridan:
“Pergilah” (Inisiatif): Allah yang berinisiatif, kini memanggil kita meninggalkan zona nyaman untuk menjangkau “bangsa” di sekitar—mulai dari teman, para tetangga hingga suku terpencil.
“Baptislah mereka” (Identitas): Baptisan adalah peneguhan identitas baru dalam nama Tritunggal. Ini simbol penyerahan seluruh bangsa kepada otoritas Bapa (Pencipta), Anak (Penebus), dan Roh Kudus.
“Ajarlah mereka melakukan… perintah-Ku” (Transformasi): Fokusnya bukan pengetahuan agama, tetapi ketaatan praktis. Seperti Rasul Paulus memuridkan Efesus (Kisah Para Rasul 19:9-10), kita dipanggil membentuk komunitas yang menghidupi nilai Kerajaan Allah di setiap bidang (7 mountains).
Bagaimana Menjadi Agen Pemuridan di Generasimu? Mulailah dengan “Bangsa” Terdekat:
Youth: muridkan teman sekelas melalui kelompok PA kecil. Gunakan game, musik, atau diskusi isu remaja sebagai pintu masuk kebenaran.
Orang Tua: Jadikan keluarga “tempat pemuridan”. Ajarkan anak menghidupi iman di sekolah dan media sosial. Berdoa untuk tetangga, keluarga besar dan kabarkan injil kepada mereka.
Bangun Komunitas yang Mentaati Kristus: Bangun persekutuan-persekutuan sebagai tindak lanjut pemberitaan injil.
Jangkau Suku bangsa Secara Kreatif: Gunakan TikTok/Instagram untuk konten Alkitab kreatif;
Profesional: Jadikan profesi (dokter, guru, pedagang) sebagai platform pemuridan
Pemuridan bangsa dimulai dari ketaatan pribadi.
Seperti kata Dietrich Bonhoeffer: “Hanya dia yang taat yang bisa percaya; hanya dia yang percaya yang bisa taat.”
Ketika kita memuridkan bangsa-bangsa, kita “mengklaim” warisan yang Tuhan janjikan dan menggenapi nubuat bahwa bumi akan dipenuhi pengenal kemuliaan-Nya.
Diskusikan dalam kelompok PA, bagaimana caranya membuka persekutuan.
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Mengapa perintah memberitakan injil disebut amanat Agung?
Apakah tanda-tanda pemberitaan injil?
Apakah Saudara masih memberitakan Injil?
“Lalu Ia berkata kepada mereka: “Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk..” (Markus 16:15).
Setelah kebangkitan-Nya, Yesus mengumpulkan murid-murid yang masih diliputi keraguan (Markus 16:11, 14) dan memberikan mandat tertinggi: “Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk!”.
Perintah ini bukan untuk para rasul saja, tetapi bagi semua pengikut-Nya, termasuk kita hari ini.
Kata “seluruh dunia” (Yunani: kosmon) menegaskan bahwa warisan bangsa-bangsa (Mazmur 2:8) harus direbut melalui pemberitaan Injil, bukan kekuatan politik atau militer.
Injil adalah Kuasa yang mengubah Bangsa-Bangsa Tuhan tidak hanya memerintahkan pemberitaan, tetapi juga menjanjikan otoritas ilahi yang menyertai;
1) Tanda ajaib (mengusir setan, berbicara bahasa baru, kesembuhan) bukanlah tujuan, tetapi konfirmasi bahwa Kerajaan Allah hadir di tengah bangsa-bangsa.
2) Perlindungan supranatural (ayat 18: tidak celaka oleh racun/serangan) menjamin bahwa misi ini dijamin oleh Sang Penakluk maut.
3) Injil adalah “kekuatan Allah yang menyelamatkan” (Roma 1:16)—kuasa yang mampu mentransformasi budaya, sistem, dan hati manusia.
Saudara, apakah seharusnya respon kita? Ketaatan Tanpa Syarat.
Yesus menggunakan frasa “barangsiapa percaya dan dibaptis akan diselamatkan” sebagai fondasi misi.
Ini menuntut:
1) Percaya tanpa reserve bahwa Injil adalah satu-satunya harapan bangsa-bangsa.
2) Mewujudkan iman dalam tindakan: “Pergi” (ayat 15): Sikap proaktif menjangkau lingkungan yang tidak terjamah.
“Beritakan”: Berani menyuarakan kebenaran, sekalipun bertentangan dengan nilai dunia.
“Dibaptis”: Komitmen hidup yang radikal sebagai warga Kerajaan.
Tanpa ketaatan ini, kita hanya menjadi penonton dalam penggenapan janji warisan bangsa-bangsa.
Menjadi Agen Transformasi di Dunia. Kita mulai dari “Yerusalem”-mu (Kisah Para Rasul 1:8):
Youth: Jadilah misionaris di sekolah/kampus. Gunakan media sosial untuk membagikan pengharapan Injil—bukan hanya tren.
Orang Tua: Bangun “altar” doa, berdoa untuk tetangga dan pemimpin bangsa. Undang tetangga ke persekutuan.
Jalankan otoritas ilahimu: kunjungi yang sakit, doakan mereka yang terbelenggu. Jangan takut pada intimidasi!
Percayai tanda penyertaan Tuhan: Ketika Injil diberitakan, kuasa gelap pasti tersingkir. Fokus pada buah, bukan rasa takut. Jangan berkecil hati jika ada penolakan.
Ingat: Tugas kita memberitakan; hasilnya adalah urusan Roh Kudus).
Diskusikan dengan pembimbingmu, bagaimana menjadi menjadikan aku adalah misi, misi adalah aku.
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Apakah janji Tuhan untuk Bangsa Israel?
Apakah yang harus dilakukan oleh Yosua?
Apakah saudara sudah masuk negeri perjanjian?
“Kuatkan dan teguhkanlah hatimu, sebab engkaulah yang akan memimpin bangsa ini memiliki negeri yang Kujanjikan dengan bersumpah kepada nenek moyang mereka untuk diberikan kepada mereka.” (Yosua 1:6).
Setelah kematian Musa, Tuhan memanggil Yosua untuk memimpin Israel memasuki Kanaan—”negeri perjanjian” yang diwariskan kepada mereka.
Konteks ini penuh tekanan: Yosua menggantikan pemimpin legendaris, bangsa itu gentar menghadapi musuh, dan janji Tuhan terasa seperti mimpi yang mustahil.
Namun, di tengah ketidakpastian, Tuhan menegaskan: “Setiap tempat yang akan diinjak oleh telapak kakimu, Kuberikan kepada kamu” (ayat 3).
Ini bukan sekadar janji tanah, melainkan simbol otoritas ilahi untuk menduduki warisan yang sudah disediakan.
Dasar Penggenapan Janji: Firman dan Penyertaan Tuhan Tuhan memberi dua jaminan kepada Yosua:
1) Penyertaan Ilahi: “Aku akan menyertai engkau… tidak akan membiarkan engkau.”
2) Firman yang Hidup; “Janganlah engkau lupa memperkatakan kitab Taurat ini… merenungkannya siang dan malam.”
Kunci keberhasilan bukan terletak pada kehebatan strategi atau jumlah pasukan, melainkan pada ketergantungan mutlak pada Tuhan dan kesetiaan kepada firman-Nya.
Tanpa ini, Israel hanya akan melihat Kanaan dari kejauhan—seperti generasi sebelumnya di padang gurun.
Tiga kali Tuhan berfirman: “Kuatkan dan teguhkanlah hatimu!”. Ini adalah seruan untuk:
1) Berani mengambil langkah iman meski situasi menakutkan.
2) Setia pada prinsip firman di tengah kompromi dunia ( “janganlah menyimpang ke kanan atau ke kiri”).
3) Percaya pada janji Tuhan lebih dari keadaan
4) Iman tanpa keberanian adalah teori; keberanian tanpa kesetiaan adalah kesombongan.
Bagi kita, “negeri perjanjian” adalah bidang pengaruh yang Tuhan percayakan—keluarga, dunia pendidikan, dunia agama, pemerintahan, media, seni, ekonomi (7 mountains).
Bagaimana cara melakukannya?
1) Kalahkan ketakutan dengan iman. Jadilah garam dan terang dengan hidup yang berintegritas dan prestasi atau keahlian.
2) Jadikan firman Tuhan “kompas hidup”. Bangun disiplin baca Alkitab & renungkan tiap hari. Catatlah ayat yang Tuhan tekankan bagimu. Saat ada keputusan sulit, tanyakan: “Apa yang firman Tuhan katakan?”.
3) Percayai penyertaan-Nya. Ketika merasa tidak mampu, ingat: “Bukan oleh keperkasaan, tetapi oleh Roh-Ku!”. “Keberhasilanmu terletak pada ketaatanmu, bukan pada kondisi ideal.”
Saudara, mulailah berdoa untuk satu dari tujuh gunung pengaruh dimana engkau sudah Tuhan tempatkan.
Kalau ada di dunia usaha, biarlah usahamu menjadi contoh bagi pengusaha lain.
Kalau engkau seorang guru, berdoalah supaya lewat hidupmu banyak murid yang menjadi orang hebat.
Bila engkau seorang siswa atau mahasiswa, biarlah kehadiranmu disana membawa perubahan positif.
Diskusikan dengan pembimbingmu, bagaimana caranya menjadi pengaruh di salah satu gunung pengaruh (7 mountains).