Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Pada malam waktu Yesus diserahkan, Yesus mengambil apa?
Setelah itu apa yang Yesus lakukan? Dan apa yang dilakukan dengan roti itu?
Apa yang Yesus katakan dengan roti itu?
Lalu Yesus mengambil apa?
Dan apa yang Yesus katakan dengan cawan itu?
Saudara-saudari..
Perjamuan Kudus bukan mengenai ritual yang dilakukan di dalam gereja sebulan sekali, momen yang sangat berharga ini untuk mengingat apa yang Yesus kerjakan bagi kita yaitu pengorbananNya di kayu salib untuk keselamatan kita.
Kata-kata dalam ayat hari ini menunjuk kepada tubuh Kristus yang diserahkan dalam kematian-Nya dan darah-Nya yang dicurahkan sebagai korban di kayu salib. Ketika Yesus berkata tentang roti “inilah tubuhku”.
Yesus bermaksud bahwa roti itu melambangkan tubuh-Nya.
“Cawan” melambangkan darah Kristus yang dicurahkan untuk mengesahkan “perjanjian baru”.
Makan roti dan minum cawan itu berarti mengumumkan dan menerima keuntungan dari korban kematian Yesus.
Rasul Paulus menekankan bahwa setiap kali kita makan roti dan minum cawan ini, kita sedang “mengingat kematian Kristus dan memberitakannya” sampai ia datang kembali.
Hal ini juga berarti panggilan untuk hidup dalam kesadaran bahwa kita ditebus dengan darah yang mahal.
Pada waktu terjadinya perjamuan kudus, murid-murid tidak sepenuhnya mengerti apa yang sedang terjadi ketika Yesus mengadakan perjamuan kudus.
Tetapi setelah kebangkitan-Nya, murid-murid menyadari betapa dalam makna dari roti dan anggur.
Sehingga sejak saat itu, murid-murid menjadi saksi yang radikal karena mereka mengingat akan pengorbanan Yesus.
Mari membangun budaya perjamuan kudus yang mengerti makna yang benar, sehingga kita menjadi saksi-Nya yang efektif di generasi ini sampai Tuhan Yesus datang untuk yang kedua kalinya.
Tuhan Yesus memberkati.
Apakah di kelompok PA, kelompok Pemuridan atau komunitas saudara, saudara terbiasa untuk berbicara tentang salib, pengorbanan dan kasih Kristus? Bagaimana membangun budaya Perjamuan Kudus dalam komunitas saudara?
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Hal apakah yang harus dijauhi oleh orang percaya?
Cawan pengucapan syukur melambangkan apa?
Roti yang kita pecah-pecahkan melambangkan apa?
Karena roti adalah satu, maka siapakah kita dan mendapatkan apakah kita?
Saudara saudari..
Orang percaya harus memilih antara Tuhan dan berhala (hal yang sebenarnya kosong, tidak ada apa-apanya, tetapi di belakangnya terdapat kekuatan iblis yang nyata).
Ikut serta mempersembahkan kurban kepada berhala sama seperti bermain api.
Paulus menegaskan kepada jemaat di Korintus supaya menjadi bijaksana dengan memilih Tuhan dan mempertimbangkan semua hal dalam kebenaran.
Secara khusus bahwa saat mereka makan roti dan minum anggur, mereka sedang masuk dalam persekutuan dengan tubuh dan darah Kristus.
Hal ini bukan hanya hal yang rutinitas yang dilakukan dan menjadi biasa, melainkan menjadi tindakan iman yang membentuk kasih dan kesatuan sebagai tubuh Kristus.
Dalam Kisah Rasul 2:46, jemaat mula-mula hidup dalam persekutuan yang erat.
Mereka bertekun dan dengan sehati kumpul tiap hari, tekun dalam pengajaran rasul-rasul, memecahkan roti dan berdoa bersama-sama.
Gaya hidup yang dihasilkan jemaat mula-mula ini adalah gaya hidup yang berpusat kepada Kristus dan saling peduli dengan tulus hati.
Jadi, mengakui bahwa kita adalah bagian dari tubuh Kristus yang lain membuat kita bisa menghormati perjamuan kudus.
Tubuh dan darah Kristus menyatukan kita. Yang artinya termasuk di dalamnya saling memiliki gaya hidup yang berpusat kepada Kristus yang saling menerima, mengasihi, dan mengampuni seperti Kristus.
Sehingga kita mengalami persekutuan yang erat dalam tubuh dan darah Kristus.
Tuhan Yesus memberkati.
Apakah kita menganggap perjamuan kudus adalah hal yang biasa dilakukan? Atau apakah perjamuan kudus menjadi suatu panggilan untuk bersekutu dengan tubuh dan darah Kristus? Berikan alasanmu untuk pertanyaan di atas.
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Apakah hasil ketika kita mengampuni orang yang bersalah pada kita?
Apa yang menjadi doa kita untuk hal pencobaan dan yang jahat?
Siapa yang memiliki kerajaan, kuasa dan kemuliaan?
Apa yang dilakukan oleh Bapa di surga ketika kita mengampuni orang yang bersalah kepada kita?
Apa yang dilakukan oleh Bapa di surga ketika kita “tidak” mengampuni orang yang bersalah pada kita?
Saudara saudari..
Motif, pikiran, tujuan, atau apapun yang terkandung di dalam hati seseorang adalah penting.
Dalam kisah Yusuf, Ia memiliki hati yang mengampuni saudara-saudaranya yang menjual dia sebagai budak.
Dia bisa saja membalas tapi ia sendiri memilih mengasihi mereka. Tuhan Yesus dalam penderitaan-Nya memiliki hati yang mau mengampuni -Lukas 23:34.
Tuhan Yesus mengajar kita mengingat pengorbanan dan memberitakan kematian-Nya sampai Ia datang melalui perjamuan kudus.
Perjamuan kudus bukan hanya soal roti dan anggur, termasuk di dalamnya adalah mengenai hubungan kita dengan Tuhan dan sesama.
Perjamuan kudus di dalamnya juga memperhatikan dosa dan ketersediaan manusia mengampuni mereka yang telah bersalah kepada sesama.
Jika tidak, semua orang yang percaya merupakan sasaran empuk iblis dalam maksudnya yang jahat.
Oleh karena itu kita sekali-kali tidak boleh lupa berdoa agar kita dibebaskan dari kuasa dan rencana jahatnya dengan tidak mengampuni.
Jadi, ketersediaan mengampuni orang yang bersalah kepada kepada kita adalah pengajaran yang Yesus berikan karena kita juga sudah diampuni oleh Bapa.
rinsip kerajaan Allah ini harus mengalir bukan hanya diterima.
Sebagai manusia kita mungkin disakiti oleh teman, keluarga, bahkan juga orang gereja.
Mungkin juga kita pernah dikhianati, difitnah, atau bahkan dilupakan.
Tetapi ketika kita menolak mengampuni, maka hati kita akan terasa pahit, dan kita memutus jalur komunikasi dengan Allah.
Saat kita ambil bagian dalam perjamuan kudus, kita mengingat darah Kristus yang menebus dosa kita dan kita diajak juga untuk punya relasi dengan Allah dan sesama yang semakin lebih baik lagi.
Tuhan Yesus memberkati.
Apakah kita sudah mengampuni sesama seperti Kristus mengampuni kita? Adakah relasi yang perlu dipulihkan? Sharingkan dengan kelompok PA atau persekutuan saudara.
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya dan secara khusus hafalkanlah 1 Korintus 11:29.
Terhadap siapakah kita berdosa jika kita makan roti dan minum cawan Tuhan dengan cara yang tidak layak?
Sikap yang bagaimanakah yang benar dan layak dimata Tuhan dalam makan roti dan minum cawan Tuhan?
Sebutkanlah beberapa contoh akibat bagi kita jika makan roti dan minum cawan Tuhan dengan cara yang salah?
Dalam mengambil bagian dalam Perjamuan Kudus, maka kita harus melakukannya dengan cara yang benar supaya kita mengalami kuasa Perjamuan Kudus.
Caranya adalah dengan mengakui bahwa roti dan anggur yang kita makan dan minum itu adalah tubuh Yesus.
“Karena itu hendaklah tiap-tiap orang menguji dirinya sendiri dan baru sesudah itu ia makan roti dan minum dari cawan itu. Karena barangsiapa makan dan minum tanpa mengakui tubuh Tuhan, ia mendatangkan hukuman atas dirinya.”(I Korintus 11:28-29).
Dan jika kita salah mengambil bagian dalam Perjamuan Kudus maka selain kita kita berdosa kepada Tuhan akan mendapat hukuman bahkan mengalami kematian.
”Jadi barangsiapa dengan cara yang tidak layak makan roti atau minum cawan Tuhan, ia berdosa terhadap tubuh dan darah Tuhan.Sebab itu banyak di antara kamu yang lemah dan sakit, dan tidak sedikit yang meninggal.”(I Korintus 11:27,30).
Karena dalam Perjamuan Kudus kita mengakui bahwa roti itu adalah tubuh Yesus dan anggur itu adalah darah Yesus maka kita tidak boleh menyimpan dosa kepada Tuhan dan juga tidak boleh menyimpan dosa terhadap orang lain.
”Ujilah aku, ya TUHAN, dan cobalah aku; selidikilah batinku dan hatiku. Sebab mataku tertuju pada kasih setia-Mu, dan aku hidup dalam kebenaran-Mu. Aku tidak duduk dengan penipu, dan dengan orang munafik aku tidak bergaul; aku benci kepada perkumpulan orang yang berbuat jahat, dan dengan orang fasik aku tidak duduk.”(Mazmur 26:2-5).
Hubungan yang salah terhadap orang lain yaitu membenci, tidak dapat mengampuni orang lain artinya menyimpan kesalahan orang lain harus dibereskan terlebih dahulu sebelum kita mengambil Perjamuan Kudus.
Sebab jika kita mengakui tubuh dan darah Yesus maka kita juga harus memiliki hubungan yang benar terhadap anggota tubuh Yesus.
”Tetapi barangsiapa membenci saudaranya, ia berada di dalam kegelapan dan hidup di dalam kegelapan. Ia tidak tahu ke mana ia pergi, karena kegelapan itu telah membutakan matanya.”(I Yohanes 2:11).
”Setiap orang yang membenci saudaranya, adalah seorang pembunuh manusia. Dan kamu tahu, bahwa tidak ada seorang pembunuh yang tetap memiliki hidup yang kekal di dalam dirinya.”(I Yohanes 3:15).
Agar kita melakukan Perjamuan Kudus dengan cara yang benar dan layak dengan mengakui tubuh dan darah Yesus maka kita tidak boleh menyimpan kesalahan atau dosa baik kepada Tuhan dan orang lain sehingga kita mengalami kuasa Perjamuan Kudus dan tidak mengalami kelemahan dan kematian.
Diskusikanlah dalam komunitas saudara bagaimana saudara dapat dan melakukan Perjamuan Kudus dengan cara yang benar dan layak.
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya dan secara khusus hafalkanlah Kisah Para Rasul 2:46.
Apakah yang dilakukan oleh murid-murid Yesus ketika mereka berkumpul di Bait Suci, demikan juga di rumah masing-masing?
Coba sebutkan sikap apakah yang mereka hidupi dalam memecahkan roti?
Hal apa sajakah yang dialami oleh murid-murid Yesus ketika mereka selalu memecahkan roti?
Yesus mengajarkan kepada kita agar melakukan Perjamuan Kudus seperti yang dilakukan oleh murid-murid-Nya, dimana mereka selalu melakukan Perjamuan Kudus baik di dalam Bait Allah maupun di rumah-rumah.
“Dengan bertekun dan dengan sehati mereka berkumpul tiap-tiap hari dalam Bait Allah. Mereka memecahkan roti di rumah masing-masing secara bergilir dan makan bersama-sama dengan gembira dan dengan tulus hati.”(Kisah Para Rasul 2:46).
Hal-hal yang harus kita pahami tentang Perjamuan Kudus agar kita mengalami kuasa Perjamuan Kudus adalah bahwa kita mengingat akan kematian Yesus juga sekaligus memberitakan kematian Yesus.
”Dan sesudah itu Ia mengucap syukur atasnya; Ia memecah-mecahkannya dan berkata: “Inilah tubuh-Ku, yang diserahkan bagi kamu; perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku!” Demikian juga Ia mengambil cawan, sesudah makan, lalu berkata: “Cawan ini adalah perjanjian baru yang dimeteraikan oleh darah-Ku; perbuatlah ini, setiap kali kamu meminumnya, menjadi peringatan akan Aku!” Sebab setiap kali kamu makan roti ini dan minum cawan ini, kamu memberitakan kematian Tuhan sampai Ia datang.”(I Korintus 11:24-26).
Hal apakah yang kita ingat? Bahwa kematian Yesus telah menghancurkan kuasa dosa, kuasa iblis, kutuk kemiskinan, kutuk kelemahan dan sakit penyakit bahkan maut sehingga kita beroleh kemerdekaan dari dosa dan memiliki hubungan yang dalam dengan Bapa sebagai anak Allah.
Selain itu, Perjamuan Kudus juga membuat kita memberitakan kematian Yesus.
”Sebab setiap kali kamu makan roti ini dan minum cawan ini, kamu memberitakan kematian Tuhan sampai Ia datang.”(I Korintus 11:26).
Hal apakah yang kita beritakan? Bahwa kematian Yesus telah memusnahkan iblis yang berkuasa atas maut.
”Karena anak-anak itu adalah anak-anak dari darah dan daging, maka Ia juga menjadi sama dengan mereka dan mendapat bagian dalam keadaan mereka, supaya oleh kematian-Nya Ia memusnahkan dia, yaitu Iblis, yang berkuasa atas maut; dan supaya dengan jalan demikian Ia membebaskan mereka yang seumur hidupnya berada dalam perhambaan oleh karena takutnya kepada maut.”(Ibrani 2:14-15).
Dengan Perjamuan Kudus kita memberitakan kepada dunia dan iblis bahwa iblis telah dikalahkan dan dimusnahkan untuk selama-lamanya melalui kematian Yesus dan dia tidak lagi berkuasa atas maut sehingga kita senantiasa mengalami hidup yang berkelimpahan dalam segalanya.
Itulah sebabnya kita harus mengambil Perjamuan Kudus dengan pengertian yang benar agar kita mengalami kuasa dari Perjamuan Kudus.
Diskusikanlah dalam komunitas saudara pengalaman saudara dalam kebenaran tentang kuasa Perjamuan Kudus karena mengingat dan memberitakan kematian Yesus.
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya dan secara khusus hafalkanlah Matius 18:19.
Hal apakah yang akan kita alami ketika dua orang sepakat untuk berdoa bersama?
Siapakah yang hadir jika dua atau tiga orang berkumpul dalam nama Yesus?
Selain Tuhan menjawab permintaan doa kita, otoritas apakah yang Tuhan berikan saat kita berdoa bersama-sama?
Yesus telah mengajarkan kepada kita bahwa ada kuasa yang Allah lepaskan ketika kita berdoa bersama-sama.
Bahkan ketika berdoa secara pribadi pun dalam secret place, Tuhan juga menyatakan kuasa-Nya.
Hal ini terjadi karena setiap kali kita berdoa pasti kita akan mengalami perjumpaan dengan Tuhan, karena Tuhan selalu hadir ketika kita berdoa baik secara pribadi maupun secara korporat.
“Tetapi jika engkau berdoa, masuklah ke dalam kamarmu, tutuplah pintu dan berdoalah kepada Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu.”(Matius 6:6).
“Dan ketika mereka sedang berdoa, goyanglah tempat mereka berkumpul itu dan mereka semua penuh dengan Roh Kudus, lalu mereka memberitakan firman Allah dengan berani.”(Kisah Para Rasul 4:31).
”Sedang mereka melemparinya Stefanus berdoa, katanya: “Ya Tuhan Yesus, terimalah rohku.” Sambil berlutut ia berseru dengan suara nyaring: “Tuhan, janganlah tanggungkan dosa ini kepada mereka!” Dan dengan perkataan itu meninggallah ia.”(Kisah Para Rasul 7:59-60).
”Tetapi Stefanus, yang penuh dengan Roh Kudus, menatap ke langit, lalu melihat kemuliaan Allah dan Yesus berdiri di sebelah kanan Allah. Lalu katanya: “Sungguh, aku melihat langit terbuka dan Anak Manusia berdiri di sebelah kanan Allah.”(Kisah Para Rasul 7:55-56).
Kehadiran Tuhan ketika kita berdoa dapat membuat terjadinya mukjizat-mukjizat dari Tuhan lewat doa-doa kita, seperti yang dialami oleh Hana, Elia dan murid-murid Tuhan Yesus.
”Untuk mendapat anak inilah aku berdoa, dan TUHAN telah memberikan kepadaku, apa yang kuminta dari pada-Nya.”(I Samuel 1:27).
”Elia adalah manusia biasa sama seperti kita, dan ia telah bersungguh-sungguh berdoa, supaya hujan jangan turun, dan hujan pun tidak turun di bumi selama tiga tahun dan enam bulan. Lalu ia berdoa pula dan langit menurunkan hujan dan bumi pun mengeluarkan buahnya.”(Yakobus 5:17-18).
”Dan setelah sadar akan dirinya, Petrus berkata: “Sekarang tahulah aku benar-benar bahwa Tuhan telah menyuruh malaikat-Nya dan menyelamatkan aku dari tangan Herodes dan dari segala sesuatu yang diharapkan orang Yahudi.”Dan setelah berpikir sebentar, pergilah ia ke rumah Maria, ibu Yohanes yang disebut juga Markus. Di situ banyak orang berkumpul dan berdoa.”(Kisah Para Rasul 12:11-12).
Oleh sebab itu marilah kita bertekun untuk berdoa dan mengalami perjumpaan dan kehadiran Tuhan sehingga kita mengalami mukjizat-mukjizat dalam pertemuan-pertemuan doa kita.
Diskusikanlah dalam komunitas saudara bagaimana pengalaman saudara dengan kehadiran Tuhan dalam pertemuan doa pribadi atau bersama-sama.