Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Apa yang diminta dan diharapkan Paulus dan dan rekan-pelayanannya pada jemaat Tesalonika?
Siapa yang memanggil kita adalah setia dan juga pasti menggenapinya? (ayat 24)
Seperti kita ketahui, Yesus Kristus yang memanggil kita adalah kudus, maka Dia juga ingin hidup kita kudus.
Apakah sebagai manusia biasa kita bisa hidup kudus? Tentu bisa!
Tetapi bukan karena kekuatan dan kemampuan kita, namun semata-mata oleh karena Dia yang sudah menguduskan kita dengan mati di kayu salib.
Persoalannya adalah apakah kita bersedia dan rela dituntunNya setiap hari untuk hidup kudus.
Jika kita adalah umat yang sudah dipilihNya, seharusnya kita mau dan rela hidup dipimpin oleh Roh Tuhan, bukan hidup dipimpin oleh kedagingan kita.
Hal itu jugalah yang diharapkan oleh Paulus dan rekan-rekan sepelayanan untuk jemaat di Tesalonika, agar Allah menguduskan seluruh roh, jiwa dan tubuh mereka terpelihara sempurna dengan tak bercacat pada kedatangan Yesus kedua kali.
Bagaimana menjaga dan memelihara hidup kudus seluruh roh, jiwa dan tubuh agar terpelihara sempurna?
Untuk roh dan jiwa utamanya adalah senantiasa bersekutu dengan Dia dengan membaca, merenungkan Firman Tuhan serta melakukan penyembahan.
Selain itu kita juga harus memiliki komunitas orang-orang yang memberikan dampak positif.
Jauhilah komunitas negatif yang tidak sehat yang akan berdampak buruk kepada roh dan jiwa kita.
Perlu diingat juga bahwa pergaulan dan lingkungan yang sehat itu tidak selalu identik dengan seagama, sesuku, seiman dengan kita.
Masih saja terjadi di lingkungan rohani banyak orang yang masih sakit hati dan iri hati, penuh dengan menggosipi orang lain, tidak bisa dipercaya, hidupnya tidak pernah bersyukur.
Satu perkataan yang kita sering dengar, dengan siapa kita sering bergaul hari ini, akan menentukan karakter dan pribadi kita pada masa depan.
Pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yang baik -1 Korintus 15:33.
Kita perlu juga memiliki tubuh yang terpelihara sempurna dengan menjaga pola makan dan teratur berolahraga.
Pola makan yang sehat mencakup penguasaan diri untuk menyeleksi apapun yang masuk ke mulut kita, juga pemilihan makanan sehat dan bergizi yang diperlukan oleh tubuh kita.
Makanan atau sesuatu yang merusak tubuh tidak seharusnya kita konsumsi. Sekali lagi kita perlu pimpinanNya setiap hari.
Diskusikan dengan kelompok PA dan persekutuan kita. Adakah contoh sederhana lain yang dapat kita lakukan, bagaimana menjaga dan memelihara hidup kudus seluruh roh, jiwa dan tubuh terpelihara sempurna.
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Siapa yang menjadi pintu ke domba-domba?
Yesus datang untuk memberikan apa kepada kita domba-dombaNya? (ayat 10)
Apa yang dimaksud Yesus dengan kata “mempunyai hidup dalam segala kelimpahan”?
Seperti kita ketahui pada saat akan memasuki sebuah rumah maka pintu adalah akses utama supaya kita bisa masuk ke rumah tersebut, bukan lewat jendela atau lewat atap.
Hal yang sama mengenai ilustrasi keselamatan, barangsiapa masuk melalui pintu yaitu Yesus maka kita akan beroleh keselamatan dan kita akan menemukan padang rumput atau menemukan kebaikan-kebaikan Tuhan.
Sementara pencuri biasanya datang untuk mencuri bukan lewat pintu, melainkan memanjat tembok atau lewat jendela ataupun lewat atap.
Selain memberikan keselamatan, Dia juga datang memberikan kita hidup dalam segala kelimpahan.
Wow rasanya enak ya, ketika kita percaya bahwa Ia juga akan memberikan kita “hidup kelimpahan?”.
Kata “hidup” yang dimaksud dalam konteks ayat tersebut, bukan hidup dalam hal jasmani (kata Yunani: ‘bios’) tetapi ayat ini berbicara hidup dalam konteks rohani (dari kata Yunani ‘zoe’).
Sebelum menjadi orang percaya kita dibawah kuasa Iblis yang menipu, mengintimidasi, menghancurkan gambar diri, potensi-potensi diri, serta mencuri damai sejahtera kita.
Setelah kita percaya kepada Dia, maka Yesus ingin mengembalikan gambar diri kita yang telah rusak, memberikan karunia-karunia rohani, membangkitkan potensi-potensi Ilahi dalam diri kita serta memberikan damai sejahtera.
Dengan kata lain ketika kita percaya kepada Dia, Yesus ingin mengembalikan hidup rohani (kata Yunani: zoe) kita seutuhnya kepada posisi kita semula pada awal manusia diciptakan yaitu segambar dan serupa dengan Allah.
Itulah yang Yesus maksudkan dengan memberikan hidup dalam segala “kelimpahan” secara rohani (kata Yunani: ‘perissos’).
Jadi setelah kita percaya kepadaNya, Ia tidak pernah menjanjikan bahwa hidup kita tidak akan kekurangan, hidup kita akan menjadi kaya, hidup kita pasti lebih enak.
Hal ini bukan berarti bahwa kita sebagai orang percaya tidak boleh kaya secara materi, tidak boleh hidup enak, tidak boleh hidup berkelimpahan, namun konteks yang dimaksudkan di dalam ayat yang kita baca adalah Yesus memberikan “hidup berlimpah” bersifat rohani, bukan jasmani.
Namun sebaliknya, Yesus pernah bersabda jika ingin mengikuti Dia syaratnya kita harus menyangkal diri, memikul salib setiap hari -Matius 16:24.
Diskusikan dengan kelompok PA dan persekutuan kita. Dengan hidup banyak mengeluh, menggerutu, hidup penuh kekuatiran, ketakutan, sulit menerima diri sendiri, dapat dikatakan hidup kita dalam berkelimpahan? Bagaimana caranya kita mengetahui bahwa kita sudah hidup berkelimpahan?
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Kapankah Israel akan dipulihkan?
Kapan murid Kristus akan menerima kuasa?
Allah ingin agar Injil Keselamatan diberitakan ke seluruh dunia, agar penduduk dunia mendengar Kabar Baik, kabar keselamatan bagi jiwa mereka.
Kita tentu pernah mendengar tentang Amanat Agung: ”Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus” (Matius 28:19).
Disebut Amanat Agung karena ini adalah perintah yang mulia, yang Tuhan amanatkan untuk kita lakukan.
Menceritakan karya keselamatan Kristus bagi umat yang berdosa, yang bisa dimulai dengan bercerita atas keselamatan yang kita percaya, yang kita miliki dalam iman dan yang telah mengubahkan kehidupan kita.
Selanjutnya kita memiliki sikap hati yang terbuka, belajar peka agar Roh Kudus dapat menuntun kita untuk bertindak, kapan kita akan mulai bersaksi dan kepada siapa.
Kisah Para Rasul 1:8 “Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi.”
Sikap hati yang terbuka pada pimpinan Roh dan kerinduan untuk memenangkan jiwa bagi Tuhan, akan menyebabkan kita memahami arahan Roh dan mendapatkan pengurapan Roh Kudus.
Pengurapan yang memberikan kita keberanian dan kuasa untuk mulai menjadi saksi Yesus di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi.
Dalam konteks individu, Yerusalem itu adalah orang-orang yang tinggal di rumah kita, keluarga kita.
Yudea orang-orang di sekolah, kampus, di tempat kerja. Samaria adalah orang yang tidak kita kenal yang ada di kota dimana kita tinggal.
Dan ujung bumi adalah orang asing baik di luar negeri, atau mereka yang sedang berkunjung di kota kita.
Ketika kita merespon dengan bertindak, kita akan merasakan bagaimana Roh Kudus yang akan menolong kita mulai berdiskusi, memberikan gagasan awal, darimana kita memulai pembicaraan.
Yohanes 14:26 ”tetapi Penghibur, yaitu Roh Kudus, yang akan diutus oleh Bapa dalam nama-Ku, Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu.”
Ketika kita siap, maka Roh Kudus yang akan mengajarkan dan mengingatkan kita, apa yang patut kita bicarakan, apa yang patut kita ucapkan.
Saudara, diskusikan dalam kelompok pemuridan, apakah engkau pernah memberitakan Injil. Kalau belum buat komitmen untuk memberitakan Injil, minimal kepada satu orang pada tahun ini.
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Kepada siapa saja Yesus diutus?
Untuk apakah Yesus diutus?
Pengurapan adalah menuangkan atau mengoleskan minyak kepada seseorang atau sesuatu.
Kita bisa menemukan berbagai Tindakan pengurapan, baik di Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru.
Ketika umat Israel keluar dari Mesir dan Tuhan memerintahkan Musa untuk membangun Kemah Suci, maka Tuhan memerintahkan agar para imam mengurapi peralatan, kemah dan lembu yang dipersembahkan.
Tujuannya agar semua perkakas dan lembu sebagai korban penghapus dosa, semuanya dikuduskan. (lihat Keluaran 40: 9-11)
Samuel juga diperintah Tuhan untuk menemukan calon raja Israel dan ketika Samuel berjumpa dengan Daud, Samuel mengurapi Daud di tengah-tengah saudara-saudaranya.
Sejak hari itu dan seterusnya berkuasalah Roh TUHAN atas Daud. (lihat 1 Samuel 16: 12-13)
Makna rohani dari pengurapan adalah pengudusan atas benda atau orang yang diurapi.
Namun dari kisah Samuel mengurapi Daud dan sejak itu Roh Tuhan berkuasa atas Daud, ini memberikan pemahaman bahwa pengurapan juga adalah menyalurkan kuasa Tuhan kepada seseorang.
Yesaya 61:1 adalah nubuat nabi Yesaya tentang Yesus yang diurapi, Yesus Anak Manusia yang diurapi sebagai Mesias dalam bahasa Ibrani dan Kristus dalam bahasa Yunani.
Keduanya memiliki makna yang sama: “The Anointed One” atau yang diurapi.
Apakah di masa kini tindakan pengurapan masih ada?
Jawabnya; Ya. Yakobus 5:14 “Kalau ada seorang di antara kamu yang sakit, baiklah ia memanggil para penatua jemaat, supaya mereka mendoakan dia serta mengolesnya dengan minyak dalam nama Tuhan.”
Jelas bahwa ini adalah petunjuk di Alkitab yang sepatutnya masih dilaksanakan hingga saat ini.
Pengurapan juga bisa dilakukan oleh penatua jemaat kepada orang yang akan diutus atau diangkat untuk menjabat pelayanan tertentu.
Tujuannya agar para pelayan tersebut dikuduskan dan diberi kuasa untuk melaksanakan tugas pelayanannya, sesuai dengan peran dalam tugas pelayanannya.
Misalnya, para pelayan ibadah, baik itu pembicara, worship leader dan pemain musik diurapi agar mereka dikuduskan dan diberikan hikmat, kemampuan untuk dapat melayani dengan kuasa Roh Kudus.
Bagi kita yang hadir dalam ibadah, kita akan dapat merasakan perbedaan apakah pengurapan Allah ada atau tidak dalam ibadah tersebut.
Hadirat Allah yang bisa kita rasakan adalah bukti pengurapan Tuhan atas keseluruhan ibadah tersebut.
Secara pribadi, kita juga bisa mohon agar Roh Kudus mengurapi kita: baik untuk melaksanakan tugas pelayanan atau tugas kita di tempat kerja.
Sehingga siapa pun kita: guru, pegawai administrasi, perawat, pedagang, kita mohon pengurapan agar apa yang kita lakukan, itu semua mendatangkan kemuliaan bagi Tuhan.
Saudara, diskusikan dalam kelompok pemuridan, apakah engkau pernah diurapi untuk menjalankan tugas pelayanan atau pekerjaanmu saat ini.
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Apakah empat hal penting yang Yesus lakukan ketika Dia hidup di bumi?
Apakah yang dimaksud dengan tuaian?
Ketika Yesus sebagai Anak Manusia Dia hidup di bumi, maka kita akan melihat bagaimana Yesus memiliki belas kasihan yang besar bagi orang-orang yang terhilang, orang yang sakit, orang yang lemah.
Yesus berbelas kasihan ketika melihat orang banyak seperti domba yang tidak memiliki gembala, sehingga Yesus datang dan mengajar mereka.
Yesus berbelas kasihan ketika melihat orang kelaparan ketika mereka mendengar Dia berkhotbah, sehingga memerintahkan murid-murid-Nya untuk membeli makanan.
Dan ada begitu banyak kisah di Alkitab, bagaimana Yesus yang menyembuhkan orang sakit karena didorong oleh belas kasihannya.
Kolose 3:12 ”Karena itu, sebagai orang-orang pilihan Allah yang dikuduskan dan dikasihi-Nya, kenakanlah belas kasihan, kemurahan, kerendahan hati, kelemahlembutan dan kesabaran.”
Ayat ini menyatakan bahwa kita sebagai orang-orang pilihan Allah patut untuk melakukan lima hal: berbelas kasihan, kemurahan, kerendahan hati, kelemahlembutan dan kesabaran.
Dan yang disebut pertama adalah belas kasihan. Itu artinya belas kasihan itu sangat penting.
Dalam hal apa saja kita bisa menunjukkan belas kasihan kita?
Memberikan penghiburan kepada mereka yang mengalami musibah, kematian anggota keluarga dan berbagai pergumulan yang mendalam. Jika kita pernah mengalami hal yang serupa dan mampu melewatinya dengan pertolongan Tuhan, maka penghiburan kita akan memiliki makna yang dalam.
Memberikan dana bagi yang sangat membutuhkan. “Barangsiapa mempunyai harta duniawi dan melihat saudaranya menderita kekurangan tetapi menutup pintu hatinya terhadap saudaranya itu, bagaimanakah kasih Allah dapat tetap di dalam dirinya?” (1 Yohanes 3:17). Ada orang yang mengalami musibah banjir, di PHK dan mengalami kesulitan ekonomi oleh berbagai sebab, dibutuhkan kepekaan kita dan kemauan dari kita untuk memberi, termasuk uang kita.
Galatia 6:2 ”Bertolong-tolonganlah menanggung bebanmu! Demikianlah kamu memenuhi hukum Kristus.”
Tuhan tidak ingin kita menjadi orang yang hanya mementingkan diri sendiri, dengan saling menolong kita sedang mengerjakan atau memenuhi hukum Kristus.
Saudara, diskusikan dalam kelompok pemuridan, kapan terakhir engkau menolong orang lain dan kapan terakhir engkau ditolong oleh seseorang.
KITA DIBERIKAN KUNCI KERAJAAN SORGA UNTUK BERTINDAK
Penulis : Pramadya Wisnu
Pembacaan Alkitab Hari ini :
MATIUS 16:16-19
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Apakah arti kata Mesias?
Apakah arti kata Petrus?
Matius 16:19 “Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Sorga. Apa yang kauikat di dunia ini akan terikat di sorga dan apa yang kaulepaskan di dunia ini akan terlepas di sorga.”
Ayat ini sesungguhnya sangat luar biasa, bagaimana Tuhan memberikan otoritas yang begitu besar bagi murid-murid-Nya waktu itu dan murid Tuhan di masa kini, otoritas untuk mengikat dan melepaskan!
Ini adalah doa yang sangat kuat, karena seruan doa ini akan dijawab oleh Tuhan.
Doa mengikat apa pun yang di bumi. Mengikat berarti membatasi, mengunci, menahan, mencegah sesuatu terjadi.
Kita mengikat rencana-rencana roh jahat yang akan datang kepada kita.
Godaan-godaan, ancaman-ancaman, awal-awal malapetaka atau musibah sebelum peristiwa tersebut terjadi.
Doa ini juga sangat kuat karena memberikan otoritas kepada kita untuk melepaskan sesuatu.
Melepas berarti membuka, mengizinkan, membebaskan. Itu bisa berarti doa untuk membebaskan kita dari ikatan: kebiasaan yang buruk, perilaku yang buruk, kecanduan hal-hal yang buruk dan yang menghancurkan.
Bukan hanya bagi diri kita, kita bisa berdoa untuk keluarga kita, orang-orang yang kita kasihi, agar Tuhan mengikat hal-hal yang buruk yang kita lihat pada seseorang dan melepaskan berkat Allah atas orang tersebut.
Berkat keselamatan jiwa, berkat kesembuhan, berkat dalam masalah ekonomi.
Dengan bersyafaat bagi orang lain, kita juga sedang berproses untuk menjadi pribadi yang tidak egois, hanya mementingkan diri sendiri.
Karena tujuan akhir dari doa dan harapan kita, adalah Tuhan yang dipermuliakan dan ditinggikan, bukan nama kita, bukan ego kita.
Awal tahun ini negeri kita sedang mengalami ujian ketika banyak orang yang menyatakan Indonesia sedang tidak baik-baik saja, Indonesia gelap, kabur aja dulu, ditambah musibah banjir terjadi dimana-mana.
Kita bisa berdoa dan bersyafaat untuk mengikat pekerjaan “musuh” yang berupaya untuk menjadikan Indonesia menjadi semakin buruk.
Kita juga bisa berdoa untuk melepaskan berkat bagi bangsa dan negara, bagi para pemimpin bangsa, bagi para kepala daerah: Gubernur, Bupati, Walikota — yang baru saja dilantik.
Dan tentu saja kita bisa berdoa bagi diri kita, sesuai dengan apa yang menjadi kebutuhan kita pada saat ini, doa mengikat dan melepaskan ini juga dapat kita lakukan misalnya bagi kita yang sedang mencari pekerjaan.
Kita bisa berdoa untuk Tuhan melepaskan satu tempat, satu posisi bagi kita, apakah itu sebagai pegawai negeri, sebagai pegawai BUMN atau perusahaan swasta.
Doa mengikat dan melepaskan ini sekali lagi, sangatlah kuat, karena Tuhan akan mendukung pengikatan dan pelepasan yang sah.
Dan apa pun yang Tuhan ikat dan lepaskan, benar-benar terikat dan terlepas! Itu sebab kita juga perlu meyakini bahwa apa yang kita mohon kepada Tuhan ini adalah hal-hal yang baik dan benar.
Saudara, diskusikan dalam kelompok pemuridan, apakah yang menjadi hal yang sangat mendesak untuk terwujud, doakan itu secara bersama-sama.