Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Apa yang harus kita buang dalam hidup kita dan apa yang harus kita terima dengan lembut didalam hati? (ayat 21)
Apa yang rasul Yakobus mau untuk kita lakukan? (ayat 22)
Jika seorang hanya mendengar Firman dan tidak melakukannya, kita diumpamakan seperti apa?
Orang yang melakukan apa yang disebut orang yang berbahagia? (ayat 25)
Di era digital sekarang ini banyak orang Kristen gampang sekali menemukan judul-judul khotbah yang bagus, menarik dan keren yang kita ingin nonton/dengarkan.
Tidak mengenal batas usia, baik itu anak-anak, orang muda sampai dengan orang tua, siapapun bisa mengaksesnya, dimanapun kita berada dan kapanpun waktunya kita bisa dengan mudah mendengar atau menontonnya, baik itu di youtube, Tiktok, IG, facebook dan media digital lainnya.
Apalagi yang berkhotbah adalah orang yang terkenal, pengkhotbah besar atau pengkhotbah yang menjadi idolanya, yang mana Firman Tuhan yang disampaikan oleh mereka sesuai dengan realitas hidup hari ini, khotbah yang ringan “easy listening”, jelas, tidak bertele-tele, khotbah yang sesekali disisipi kalimat-kalimat humor.
Khotbah yang berdurasi panjang pun akan terasa waktunya sebentar.
Pertanyaanya apakah boleh? Ya siapapun berhak dan tidak ada yang melarangnya.
Apakah semangat untuk mendengarkan khotbah ini membuktikan bahwa kita sangat giat mengasihi Firman Allah? Jawabannya tentu “tidak selalu.”
“Tidak selalu” bukan berarti kita tidak perlu giat mendengar Firman Tuhan lewat media digital atau media lainnya dan kita tidak perlu belajar Firman Tuhan.
Tentu bukan! Kita harus selalu rindu mendengarkan Firman Tuhan dan mau belajar mendalami Firman Tuhan dengan sungguh-sungguh.
Tetapi jangan sampai kita menjadi seperti orang farisi yang mengetahui banyak sekali pengetahuan Firman dikepalanya, namun sedikit dalam melakukan apa yang diketahuinya
Surat rasul Yakobus 1:22 tidak menyangkal arti penting dari mendengarkan Firman Tuhan.
Tetapi tidak cukup hanya sebatas pendengar Firman saja. Kita harus melakukan Firman yang kita dengar atau dengan kata lain kita harus menjadi pelaku Firman.
Jika kita tidak melakukan Firman, surat Yakobus mencatat bahwa kita menipu diri sendiri.
Orang yang tidak melakukan Firman diumpamakan seseorang yang sedang mengamat-amati mukanya yang sebenarnya di depan cermin.
Baru saja ia memandang dirinya, ia sudah pergi atau ia segera lupa bagaimana wajahnya (ayat 23b-24).
Perlu diketahui, jangan pernah mengandalkan pengalaman, kekuatan pikiran dan pengetahuan kita untuk mengerti tentang FirmanNya!
Jadi, bagaimana caranya supaya kita menjadi pelaku Firman sejati?
Perlu sekali dalam mendengarkan Firman Tuhan kita harus membuka hati, merendahkan dan mengosongkan hati dan pikiran kita, meminta Roh kudus untuk menuntun dan melembutkan hati kita, meminta pertolongan Roh kudus agar Dia memampukan kita untuk memahami apa yang menjadi “keinginan Dia untuk kita lakukan”.
Kita terus belajar menggali Firman Tuhan. Tidak perlu harus selalu spektakuler dalam melakukan Firman, kita harus selalu rindu bergaul dan bersekutu dengan Tuhan setiap saat.
Mulailah dengan langkah pertama, sederhana atau langkah kecil dalam melakukannya, jangan anggap sepele, jangan malas apalagi ditunda untuk melakukannya dan yang penting kita harus konsisten dan tekun untuk melakukan langkah-langkah itu.
Ingat! kita akan disebut orang yang berbahagia apabila kita mendengar dan melakukan Firman Tuhan.
Diskusikan dengan kelompok PA dan persekutuan kita, seberapa sering kita mendengarkan khotbah selama ini? Apakah dengan khotbah yang sering kita dengar membuat kita mengalami perubahan hidup? Jika Iya, diskusikan contoh-contoh praktisnya. Jika belum, bagaimana caranya agar kita mengalami perubahan yang baik dalam hidup kita?
FIRMAN TUHAN MENYEGARKAN JIWA LEBIH INDAH DARI EMAS
Penulis : Anang Kristianto
Pembacaan Alkitab Hari ini :
MAZMUR 19:8-11
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Apa yang menyegarkan jiwa menurut pemazmur?
Apa yang membuat mata bercahaya?
Apa yang adil semuanya?
Apa yang lebih indah dari emas?
Daud, penulis Mazmur dalam perikop ini adalah pribadi yang mengalami perjalanan hidup yang luar biasa.
Kisah keberhasilan dan sekaligus beberapa kegagalan Daud memberikan pelajaran berharga bagi kita bila dipelajari dengan baik.
Sejarah mencatat bagaimana perjalanan hidup Daud dari seorang anak gembala, mengalahkan Goliath, masuk ke lingkaran istana dengan menjadi pembawa senjata raja Saul, sampai menjadi raja dengan segala keberhasilan dan juga kegagalan di tengah keluarganya.
Daud bukan hanya tercatat seorang pemimpin suatu kerajaan tetapi juga sebagai pribadi yang senang menyembah dan memuji Tuhan.
Setidaknya ada beberapa hal penting yang pemazmur sampaikan sesuai pewahyuan yang didapatkan dari Tuhan mengenai Titah TUHAN atau Firman Tuhan.
Pertama, titah Tuhan memberikan hikmat, hikmat merupakan hal penting dalam menghadapi berbagi dinamika pergumulan hidup bagi orang yang tidak berpengalaman.
Pengalaman adalah hal penting, namun tidak semua kita memiliki pengalaman dalam berbagai keadaan atau dalam menghadapi tantangan masa depan yang tidak pasti, dalam hal ini kita sangat membutuhkan hikmat, Daud memiliki pengalaman bagaimana hikmat Tuhan memimpinnya.
Firman Tuhan juga menyukakan hati, lebih indah daripada emas, bahkan dari pada banyak emas tua; Dalam budaya Perjanjian Lama, emas melambangkan kekayaan, kemurnian, dan sesuatu yang bernilai tinggi.
“Emas tua” adalah emas murni atau emas yang telah teruji kualitasnya melalui proses pemurnian, sehingga nilainya sangat tinggi.
Firman Tuhan bagi pemazmur lebih bernilai daripada kekayaan materi yang paling berharga sekalipun.
Ini menunjukkan bahwa hikmat dan ajaran dalam firman Tuhan tidak dapat digantikan oleh harta duniawi.
Di zaman Daud, emas adalah simbol tertinggi dari kemakmuran dan kekayaan.
Namun, Daud menyatakan bahwa firman Tuhan melampaui nilai material ini karena firman Tuhan membawa kehidupan rohani, hikmat, dan pengertian yang tidak dapat dibeli dengan emas.
Saudara, Daud bukanlah orang miskin yang tidak pernah memiliki emas, kekayaannya sangat melimpah, Daud memiliki kekayaan melimpah secara materi, namun dia memberi kesaksian bahwa Firman Tuhan jauh lebih tinggi nilainya daripada emas banyak yang dipunyainya, titahNya menyegarkan jiwa yang tidak dapat digantikan oleh emas atau kekayaan lainnya.
Jadi, masihkah kita meragukan keberhargaan firmanNya yang bisa kita baca setiap waktu?
Diskusikan dengan kelompok PA dan persekutuan kita apakah kita sudah menjadi orang yang sudah dipanggil dan dibenarkanNya sejak dari semula? Apa tandanya bahwa kita adalah orang yang sudah ditentukan untuk menjadi serupa dengan Kristus?
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Siapa pokok anggur yang benar?
Bagaimana ranting mendapatkan makanan dan berbuah?
Apakah kita dapat berbuah jika tidak tinggal dalam Kristus?
Apa maksud tinggal dalam Kristus?
Berbuah adalah tujuan pohon ditanam oleh pengusaha atau petani buah, tidak ada pengusaha kebun buah yang hanya menginginkan pohon-pohonnya sekedar ditanam, diberi pupuk, disiram hanya untuk sekedar dinikmati keindahannya dan dipakai untuk berteduh.
Para petani anggur berusaha untuk memastikan bahwa pohon anggur yang ditanamnya harus berbuah dengan memotong setiap ranting yang tidak berbuah dan membersihkan ranting yang berbuah.
Para petani ini bekerja setiap hari untuk merawat pohon-pohon anggur agar menghasilkan buah dengan baik pada waktunya.
Banyak dari umat Tuhan yang tidak menyadari bahwa kita diberi pertumbuhan dan dirawat bukan sekedar tumbuh dengan subur namun juga untuk berbuah.
Yesus mengingatkan bahwa Dia adalah pokok anggur dan Bapa adalah pengusahanya.
Bapa kita sudah menyediakan banyak hal yang kita butuhkan dan juga perlindungan untuk kita bisa bertumbuh dengan baik dan tujuan akhirnya adalah berbuah banyak.
Berbuah bukanlah proses yang sederhana namun prinsipnya selama ranting tetap tertancap pada pokok anggur yang subur maka ranting pasti akan berbuah.
Jadi bila ada salah satu ranting yang tidak berbuah sementara ranting lainnya berbuah maka itu adalah masalah ranting bukan masalah pohon atau pokok anggur.
Pertanyaan selanjutnya adalah apakah buah itu? Dan bagaimana kita bisa berbuah.
Buah di dalam Alkitab seringkali merupakan manifestasi dari beberapa hal, yaitu karakter Kristus (buah roh) dan jiwa-jiwa yang kekal karena mendengar injil, menjadi orang percaya dan dimuridkan.
Seringkali umatNya sudah puas hanya karena sudah merasa tumbuh diberi makanan dan perlindungan sehingga lupa bahwa itu bukan tujuan utama, cukup ikut berbagai aktivitas ibadah dan rohani lainnya tetapi karakter tidak berubah atau tidak ada jiwa yang dimuridkannya.
Ada pula yang tidak puas dengan makanan rohani yang diberikan karena berbagai alasan kemudian kecewa, namun hidupnya tidak pernah berbuah.
Saudara, mari kita renungkan ulang perumpamaan tentang pokok anggur dan ranting yang berbuah dari Tuhan Yesus ini, sejauh mana kita telah berbuah bagi dia?
Seberapa besar berkat yang Bapa berikan bagi hidup kita untuk kita bertumbuh telah kita nikmati.
Bagaimana dengan buah yang kita hasilkan untuk dipersembahkan kepada Bapa?
Diskusikan dengan kelompok PA dan persekutuan kita, bahwa adakah manusia yang tidak pernah berbuat dosa? Siapakah yang sanggup menebus dosa kita? Dan diskusikan hal apa yang harus kita lakukan agar dosa kita ditebus dan kita beroleh keselamatan.
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Apakah yang dimaksud dengan manusia lama?
Dan apa yang dimaksud dengan manusia baru?
Sebelum seseorang menerima Kristus sebagai Juru Selamat, dia tinggal di dalam “manusia lama, yang menemui kebinasaannya oleh nafsunya yang menyesatkan” (Efesus 4:22).
Tanpa pertobatan dan kelahiran kembali, semua orang akan binasa, bukan hanya tubuhnya saja yang binasa, tetapi jiwanya pun akan binasa.
Setelah kelahiran kembali, manusia akan mengenakan “manusia baru, yang telah diciptakan menurut kehendak Allah di dalam kebenaran dan kekudusan yang sesungguhnya” (Efesus 4:24).
Setelah kelahiran baru, maka ada perubahan yang sangat berarti dalam diri kita, di Kitab 1 Korintus 3:16 “Tidak tahukah kamu, bahwa kamu adalah bait Allah dan bahwa Roh Allah diam di dalam kamu”.
Roh Allah tinggal di dalam kita, dan ini yang menyebakan kita menjadi “manusia baru”
Tetapi bukan berarti tugas kita selesai dan kita hanya pasif menunggu untuk kembali kepada Allah Bapa.
Efesus 4:23 “supaya kamu dibaharui di dalam roh dan pikiranmu”. Ada sesuatu yang harus diperbarui.
Dalam terjemahan lain dikatakan:
King James Version: And be renewed in the spirit of your mind; (Diterjemahkan: Dan diperbaruilah roh pikiranmu).
Good News Bible: Your hearts and minds must be made completely new, (Diterjemahkan: Hati dan pikiranmu harus diperbarui sepenuhnya).
International Standard Version: to be renewed in your mental attitude, (Diterjemahkan: Diperbarui sikap mentalmu).
Kesimpulan dari berbagai versi terjemahan tersebut. Tuhan menghendaki agar hati, pikiran, mental, perilaku kita diperbarui.
Tubuh kita akan binasa dan akan kembali kepada tanah.
Roh kita sudah diperbarui. Tetapi jiwa yang di dalamnya terdapat pikiran, perasaan dan kehendak.
Itulah yang perlu diperbarui. Sehingga kita memiliki pikiran yang terus diperbarui, mental dan perilaku yang terus diperbarui.
Hasil pembaruan itu akan terlihat ketika, cita-cita kita yang selfish atau semata-mata hanya untuk kepentingan diri sendiri, berubah menjadi cita-cita yang mulia ketika kita bersedia menerima panggilan Allah bagi kita pribadi.
Hasil pembaruan yang lain, misalnya: karakter atau sifat kita pun berubah, kita tidak lagi menyukai hal-hal yang cemar dan tidak kudus, kita menjadi rajin, mudah mengampuni orang yang bersalah, menjadi senang membaca Firman dan senang untuk melakukan apa yang kita pahami dari Firman yang kita baca.
Saudara, dalam kelompok pemuridan, tanyakan perubahan apakah yang temanmu sudah lihat terjadi dalam karaktermu.
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Apakah yang harus kita persembahkan kepada Tuhan?
Mengapa hal tersebut dikatakan sebagai ibadah yang sejati?
Firman Tuhan sangat tegas menyatakan agar umat Allah tidak menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budi kita.
Karena dunia ini sudah menjadi korup atau rusak sejak Adam dan Hawa jatuh dalam dosa.
Tanah menjadi terkutuk sehingga dengan susah payah Adam harus mencari rezeki sepanjang hidupnya.
Manusia menjadi jahat, sehingga Kain yang iri hati kepada adiknya, tega membunuh Habil, pembunuhan pertama yang dicatat dalam Alkitab.
Bintang Timur atau Lucifer yang dibuang ke bumi oleh karena kejahatannya, dia juga menyeret sepertiga malaikat untuk ikut menjadi roh-roh jahat yang bekerja siang dan malam untuk menarik umat manusia menjauhi Tuhan. (lihat Yesaya 14:12; Wahyu 12:4; 1 Petrus 5:8).
Roh jahat telah berhasil untuk membuat orang menjadi sangat jahat hingga mampu untuk membunuh orang lain seperti membunuh semut saja.
Syukur kepada Tuhan, oleh anugerah-Nya, sehingga kita saat ini yang telah menjadi percaya kepada karya keselamatan Kristus, kita telah beroleh keselamatan kekal.
”Kita sudah dipindah dari maut ke dalam kehidupan yang kekal” (Yohanes 5:24).
Tetapi karena kita masih tinggal di dunia, maka mutlak kita untuk mempersembahkan tubuh kita sebagai persembahan yang hidup dan yang berkenan kepada Allah.
Kita mempersembahkan semua panca indera kita, khususnya mata dan telinga kita.
Kita juga mempersembahkan tangan, kaki dan semua anggota tubuh kita.
Selanjutnya kita persembahkan perasaan, pikiran dan kehendak kita kepada Tuhan.
Agar pikiran kita, digunakan untuk ”memikirkan semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar” (Filipi 4:8).
Kita menggunakan mulut kita, perasaan kita untuk memuji dan menyembah Tuhan. Kita menggunakan kehendak kita, bukan untuk mengikuti kehendak daging yang berdosa, tetapi untuk melakukan kehendak Allah Bapa.
Sehingga kita dapat berkata, bukan kehendakku Tuhan, tetapi kehendak-Mu saja yang kulakukan.
Dengan demikian kita akan berjalan dalam ketaatan kepada Tuhan dari waktu ke waktu.
Dan jika kita lakukan ini terus menerus, maka kita tidak sedang menuruti keinginan duniawi, kita akan terhindar dari menjadi serupa dengan dunia.
Sehingga perilaku kita pun akan menjadi semakin baik dan benar sesuai dengan nilai-nilai Firman Tuhan.
Saudara, dalam kelompok pemuridan, ceritakan pengalamanmu di sekolah atau di tempat kerja, dan bagaimana pergumulan untuk tidak menjadi serupa dengan teman-temanmu.
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Siapakah yang membawa Yesus ke padang gurun untuk bertemu Iblis?
Apakah tujuan Iblis memerintahkan Yesus untuk mengubah batu menjadi roti?
Roti adalah makanan yang dibutuhkan oleh manusia untuk memberikan nutrisi yang dibutuhkan guna pertumbuhan sel tubuh.
Nutrisi yang baik dapat meningkatkan kesehatan, sistem kekebalan, dan umur panjang.
”Akan tetapi Yesus mengatakan bahwa manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah” (Matius 4:4).
Jika tubuh kita membutuhkan nutrisi dan gizi yang sehat agar tubuh kita dapat berkembang secara sehat, maka ada bagian dari diri kita yang lain yang perlu juga untuk diberi makanan yang bergizi, bagian diri yang manakah itu.
1 Tesalonika 5:23 “Semoga Allah damai sejahtera menguduskan kamu seluruhnya dan semoga roh, jiwa dan tubuhmu terpelihara sempurna dengan tak bercacat pada kedatangan Yesus Kristus, Tuhan kita.”
Roh kita sudah diperbarui oleh kelahiran baru, tubuh kita membutuhkan nutrisi dari makanan dan minuman.
Sedang jiwa kita membutuhkan nutrisi yang lain, apakah itu: Firman Allah. Jiwa kita dimana terdapat perasaan atau emosi, akal budi atau pikiran dan tekad atau kehendak adalah pusat percabangan apakah secara rohani kita akan menjadi semakin benar atau menjadi semakin salah.
Tuhan memberikan kepada kita kehendak bebas, bebas untuk memilih yang benar dan yang salah.
Sebelum kita memutuskan, ada perasaan dan pikiran yang bekerja.
Perempuan lebih dipengaruhi oleh perasaan, sedangkan laki-laki lebih dipengaruhi oleh pikiran.
Perasaan dan pikiran yang benar akan menghasilkan keputusan yang benar.
Dan di titik inilah peran firman Tuhan, yaitu untuk memperbarui akal budi kita agar akal budi kita diperbarui hari demi hari, sehingga cara kita berpikir, cita-cita kita, keinginan kita diperbarui dan dikuduskan.
“Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran.” (2 Timotius 3:16).
Firman Tuhan mampu untuk mengajar kita dalam membuat keputusan, agar keputusan yang kita buat, adalah keputusan yang benar.
Sama seperti Iblis yang mencobai Yesus, Iblis pun saat ini bekerja keras untuk berusaha menggoda, menawarkan hal-hal yang buruk untuk dilakukan oleh umat Tuhan.
Firman Tuhan membantu kita mengenali apa yang benar dan apa yang salah, sehingga kelakuan atau perilaku kita pun akan terus menerus diperbaiki.
Saudara, dalam kelompok pemuridan, ceritakan pengalamanmu, ditegur melalui pembacaan Firman, dan hal itu mengubah perilakumu.