Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya memahaminya dan secara khusus hafalkanlah Yakobus 1:2!
Bagaimana sikap kita ketika mengalami berbagai-bagai pencobaan?
Apakah hasil dan ujian terhadap iman kita melalui pencobaan-pencobaan yang kita alami?
Apakah yang Tuhan janjikan bagi kita yang tekun dalam menghadapi ujian atau pencobaan?
Tuhan mengajar kita agar menganggap sebagai suatu kebahagiaan ketika kita mengalami berbagai-bagai macam pencobaan, karena pencobaan-pencobaan tersebut akan membawa kita naik level dalam pengenalan akan Tuhan, membuat kita semakin memiliki otoritas, kapasitas yang lebih besar dan akan menjadi orang kepercayaan Tuhan karena kita telah tahan uji.
Kebahagiaan tersebut sangat bergantung terhadap pemahaman kita terhadap pencobaan-pencobaan yang kita alami, diantaranya:
Kita berbahagia karena kita mendapat bagian dalam penderitaan yang dialami oleh Yesus Kristus. “Saudara-saudara yang kekasih, janganlah kamu heran akan nyala api siksaan yang datang kepadamu sebagai ujian, seolah-olah ada sesuatu yang luar biasa terjadi atas kamu. Sebaliknya, bersukacitalah, sesuai dengan bagian yang kamu dapat dalam penderitaan Kristus, supaya kamu juga boleh bergembira dan bersukacita pada waktu Ia menyatakan kemuliaan-Nya.”(I Petrus 4:12-13).
Tuhan sedang membawa kita naik level dalam segala hal ketika kita mengalami ujian lewat pencobaan yang ada supaya kita dimuliakan oleh Allah. “Dan jika kita adalah anak, maka kita juga adalah ahli waris, maksudnya orang-orang yang berhak menerima janji-janji Allah, yang akan menerimanya bersama-sama dengan Kristus, yaitu jika kita menderita bersama-sama dengan Dia, supaya kita juga dipermuliakan bersama-sama dengan Dia. Sebab aku yakin, bahwa penderitaan zaman sekarang ini tidak dapat dibandingkan dengan kemuliaan yang akan dinyatakan kepada kita.”(Roma 8:17-18).
Kita berbahagia karena Allah membawa kita mengalami keserupaan dengan Kristus dan pengenalan yang lebih dalam melalui ujian dalam pencobaan-pencobaan yang kita alami. “Yang kukehendaki ialah mengenal Dia dan kuasa kebangkitan-Nya dan persekutuan dalam penderitaan-Nya, di mana aku menjadi serupa dengan Dia dalam kematian-Nya, supaya aku akhirnya beroleh kebangkitan dari antara orang mati.”(Filipi 3:10-11).
Kita berbahagia karena Allah akan memberikan mahkota kehidupan ketika kita menang terhadap ujian melalui pencobaan-pencobaan yang kita alami. “Berbahagialah orang yang bertahan dalam pencobaan, sebab apabila ia sudah tahan uji, ia akan menerima mahkota kehidupan yang dijanjikan Allah kepada barangsiapa yang mengasihi Dia.”(Yakobus 1:12).
Itulah sebabnya Allah sendiri akan membawa kita kepada kemenangan-Nya saat kita mengalami pencobaan dan menganggap pencobaan-pencobaan tersebut sebagai suatu kebahagiaan.
Diskusikanlah dalam komunitas saudara bagaimana pengalaman saudara terhadap setiap pencobaan yang saudara alami adalah merupakan kebahagiaan!
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya memahaminya dan secara khusus hafalkanlah I Petrus 5:7!
Kepada siapakah kita harus menyerahkan segala kekuatiran kita? Mengapa?
Kepada siapakah kita harus merendahkan diri? Mengapa?
Bagaimana sikap kita terhadap iblis yang selalu melemparkan panah api kekuatiran kepada kita?
Tuhan telah menjanjikan kepada kita bahwa negeri ini dan ujung bumi adalah milik pusaka kita dan kita ditetapkan untuk membawa kemuliaan-Nya atas bangsa-bangsa, memberitakan Injil, memuridkan serta membangun gereja lokal.
Namun iblis mencoba menghalangi kita untuk menggenapi dengan cara melemparkan panah api kekuatiran kepada kita.
Sama seperti sepuluh pengintai yang merasa kuatir untuk masuk Kanaan karena penduduknya terlalu kuat buat mereka namun Kaleb dan Yosua penuh keberanian dan tidak kuatir untuk masuk Kanaan walaupun orang Kanaan terlalu kuat buat mereka.
Kita pun dapat mengalami kemenangan untuk menggenapi rencana Allah bagi negeri kita dan bangsa-bangsa.
Namun untuk menang atas kekuatiran maka kita harus memahami kebenaran yang membuat kita merdeka dari kekuatiran, diantaranya:
Kita harus bergantung penuh kepada kuasa dan otoritas Tuhan dalam seluruh kehidupan kita dan percaya kepada Dia. “Percayalah kepada TUHAN dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri. Akuilah Dia dalam segala lakumu,maka Ia akan meluruskan jalanmu. Janganlah engkau menganggap dirimu sendiri bijak, takutlah akan TUHAN dan jauhilah kejahatan.”(Amsal 3:5-7). “Percayalah kepada TUHAN dan lakukanlah yang baik, diamlah di negeri dan berlakulah setia, dan bergembiralah karena TUHAN; maka Ia akan memberikan kepadamu apa yang diinginkan hatimu.”(Mazmur 37:3-4).
Kita harus menyerahkan seluruh aspek kehidupan kita termasuk juga kekuatiran kita. “Serahkanlah hidupmu kepada TUHAN dan percayalah kepada-Nya, dan Ia akan bertindak;Ia akan memunculkan kebenaranmu seperti terang, dan hakmu seperti siang.”(Mazmur 37:5-6).”Serahkanlah kuatirmu kepada TUHAN, maka Ia akan memelihara engkau! Tidak untuk selama-lamanya dibiarkan-Nya orang benar itu goyah.” (Mazmur 55:23).“Karena itu Aku berkata kepadamu: Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan atau minum, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai. Bukankah hidup itu lebih penting dari pada makanan dan tubuh itu lebih penting dari pada pakaian?”(Matius 6:25).”Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu.”(I Petrus 5:7).
Kita harus menyatakan tentang apapun juga termasuk kekuatiran kita maka kita akan melihat Tuhan bertindak serta melawan setiap kekuatiran yang berasal dari kebohongan iblis. ”Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apa pun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur. Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus.”(Filipi 4:6-7).
Diskusikanlah dalam komunitas saudara bagaimana saudara bebas dari kekuatiran karena dimerdekakan oleh kebenaran Firman Tuhan!
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya memahaminya dan secara khusus hafalkanlah I Korintus 10:13!
Dalam kehidupan sehari-hari perjalanan hidup kita di dalam Tuhan, pencobaaan-pencobaan apakah yang kita alami?
Hal-hal apakah yang akan Allah lakukan bagi kita disaat kita mengalami pencobaan atau pergumulan?
Apakah yang akan kita alami saat kita mengalami pencobaan jika kita hidup dalam kebenaran Tuhan?
Karena kita adalah anak maka Allah menjadikan kita sebagai ahli waris yaitu orang-orang yang berhak dengan janji-janji Allah dan salah satu diantaranya kita membuat bumi ini penuh kemuliaan Tuhan dimana negeri ini dan bangsa-bangsa akan mengenal Tuhan.
Namun iblis mencoba untuk menghalangi langkah kita untuk mewujudkannya.
Halangan tersebut dilakukannya melalui persoalan, masalah serta pencobaan-pencobaan yang kita alami.
Tetapi kita harus tahu juga bahwa Allah telah memberikan kepada kita kemenangan melalui karya Yesus di kayu salib.
“Berbahagialah orang yang bertahan dalam pencobaan, sebab apabila ia sudah tahan uji, ia akan menerima mahkota kehidupan yang dijanjikan Allah kepada barangsiapa yang mengasihi Dia.” (Yakobus 1:12).
Oleh karena pencobaan tersebut datang dari keinginan kita yang tidak selaras dengan keinginan Tuhan maka kita harus menyerahkan seluruh keinginan kita kepada Tuhan supaya tidak perlu mengalami kejatuhan dan ketakutan dalam menghadapi setiap masalah-masalah yang Tuhan ijinkan kita alami.
“Apabila seorang dicobai, janganlah ia berkata: “Pencobaan ini datang dari Allah!” Sebab Allah tidak dapat dicobai oleh yang jahat, dan Ia sendiri tidak mencobai siapa pun. Tetapi tiap-tiap orang dicobai oleh keinginannya sendiri, karena ia diseret dan dipikat olehnya.”(Yakobus 1:13-14).
”Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu. Sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu, si Iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya.”(I Petrus 5:7-8).
Dengan demikian kita dapat berkata bahwa pencobaan-pencobaan yang kita alami adalah pencobaan-pencobaan biasa, tidak melebihi kekuatan kita sehingga kita tidak menggerutu dan mengeluh soal dalam kehidupan kita ada pergumulan, permasalahan, persoalan hidup yang diijinkan oleh Tuhan, persoalan keuangan, masalah keluarga, study, pekerjaan dan bisnis juga pelayanan dan kita tidak menjadi kecewa dan mundur secara rohani.
Tetapi mata kita terus memandang Tuhan yang selalu setia di dalam seluruh aspek kehidupan kita dan Dia membuat kita dapat menghadapi pencobaan tersebut dan dapat menanggungnya serta mengalami berkemenangan, sehingga kita dapat melewati masa-masa sukar, beban hidup yang mencoba menghalangi kita untuk menggenapi rencana Allah untuk membawa negeri ini dan bangsa-bangsa kepada kemuliaan Tuhan.
”Sebab aku yakin, bahwa penderitaan zaman sekarang ini tidak dapat dibandingkan dengan kemuliaan yang akan dinyatakan kepada kita.” (Roma 8:18).
”Tetapi dalam semuanya itu kita lebih dari pada orang-orang yang menang, oleh Dia yang telah mengasihi kita.”(Roma 8:37).
Diskusikanlah dalam komunitas saudara bagaimana saudara berkemenangan dalam pencobaan-pencobaan dalam kehidupan sehari-hari melalui kekuatan Firman Tuhan!
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya memahaminya dan secara khusus hafalkanlah Mazmur 103:3!
Apakah alasan bagi kita terhadap Tuhan sehingga kita harus memuji Dia dengan segenap batin kita?
Hal-hal apakah yang Tuhan lakukan kepada kita sehingga kita tdiak boleh melupakan kebaikan-Nya?
Apakah yang Tuhan lakukan terhadap segala penyakit kita?
Tuhan telah memberikan kepada kita bangsa-bangsa dan negeri ini menjadi warisan kita juga ujung-ujung bumi.
Dan kita harus membawa kemuliaan-Nya.
Dari pihak Allah memahami bahwa kita dapat mengerjakannya.
Tetapi iblis mencoba menghalangi kita melalui setiap kelemahan kita termasuk sakit penyakit.
Namun kita harus memahami bahwa Tuhanlah yang mengangkat kelemahan kita serta sakit penyakit yang kita alami.
”Mintalah kepada-Ku, maka bangsa-bangsa akan Kuberikan kepadamu menjadi milik pusakamu,
dan ujung bumi menjadi kepunyaanmu. Engkau akan meremukkan mereka dengan gada besi, memecahkan mereka seperti tembikar tukang periuk.”(Mazmur 2:8-9).
”Tetapi dia tertikam oleh karena pemberontakan kita, dia diremukkan oleh karena kejahatan kita;
ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepadanya, dan oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh.”(Yesaya 53:5).
Beberapa hal yang harus kita pahami sehingga kita dapat mengalami kesembuhan dari segala penyakit yang dapat menghalangi kita untuk membawa kemuliaan bagi dunia ini, yaitu:
Kematian Yesus di kayu salib menghancurkan setiap kelemahan dan sakit penyakit kita yang disebabkan oleh karena dosa. Dan Yesus telah menanggung sakit penyakit kita, sehingga kita berhak mengalami kesembuhan. ”Ia sendiri telah memikul dosa kita di dalam tubuh-Nya di kayu salib, supaya kita, yang telah mati terhadap dosa, hidup untuk kebenaran. Oleh bilur-bilur-Nya kamu telah sembuh.”(I Petrus 2:24).
Melalui kehidupan Yesus Ia membinasakan perbuatan iblis. Selama Yesus hidup di dunia ini, Ia membatalkan semua yang sedang dan sudah iblis lakukan atas kita dan dunia ini sehingga Ia membebaskan kita dan semua orang yang dicengkeram oleh iblis termasuk dari sakit penyakit. ”Yaitu tentang Yesus dari Nazaret: bagaimana Allah mengurapi Dia dengan Roh Kudus dan kuat kuasa, Dia, yang berjalan berkeliling sambil berbuat baik dan menyembuhkan semua orang yang dikuasai Iblis, sebab Allah menyertai Dia.” (Kisah Para Rasul 10:38).
Tubuh kita adalah bait Allah, tempat tinggal Roh Allah sehingga bukan tempat tinggal sakit penyakit dan kelemahan supaya hidup kita dapat memuliakan Tuhan, sehat roh, jiwa dan tubuh kita.”Tidak tahukah kamu, bahwa kamu adalah bait Allah dan bahwa Roh Allah diam di dalam kamu?”(I Korintus 3:16).”Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar: Karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu!”(I Korintus 6:20).
Dengan demikian dipastikan oleh karena karya Yesus di pastikan kita selalu mengalami kesembuhan.
Diskusikanlah dalam komunitas saudara pengalaman saudara dalam hal kesembuhan sakit penyakit melalui karya Yesus di salib!
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya memahaminya dan secara khusus hafalkanlah Roma 6:13!
Apa yang tidak boleh berkuasa lagi atas tubuh kita dan apakah tujuannya?
Karena dosa tidak berkuasa kepada siapakah tubuh kita diserahkan?
Apakah tujuan dari tubuh kita diserahkan kepada Allah?
Allah telah memberi negeri ini dan bangsa-bangsa sebagai warisan dan milik pusaka kita.
Kita harus mewujudkannya dan bersama dengan Yesus maka kita dapat mewujudkannya dimana kita akan melihat negeri ini dan bangsa-bangsa akan penuh kemuliaan Tuhan.
Namun iblis melalui kuasa dosa ingin menghambat kita untuk mewujudkannya dan kita harus menyerahkan seluruh anggota tubuh kita kepada Allah agar kita dapat melakukannya dengan penuh antusias dan berkobar-kobar, sehingga kita dengan penuh kerelaan hati dan memberi diri kita untuk mengerjakannya sehingga kita selalu berkemenangan.
Agar kita tidak perlu bergumul untuk menyerahkan seluruh anggota tubuh kita, maka beberapa hal yang harus kita pahami, diantaranya:
Kita telah mati terhadap dosa dan hidup bagi Kristus. Kita telah mati dari egois, mementingkan diri sendiri, kemalasan, ketakutan, kesombongan dan hidup kita tersembunyi di dalam Kristus saat kita menerima Dia sebagai Tuhan dan Juruselamat kita. Dan kita mampu menyerahkan tubuh kita hanya bagi Tuhan dan dosa tidak berkuasa lagi atas hidup kita. ”Karena kita tahu, bahwa manusia lama kita telah turut disalibkan, supaya tubuh dosa kita hilang kuasanya, agar jangan kita menghambakan diri lagi kepada dosa. Sebab siapa yang telah mati, ia telah bebas dari dosa. Jadi jika kita telah mati dengan Kristus, kita percaya, bahwa kita akan hidup juga dengan Dia.”(Roma 6:6-8).”Sebab kamu telah mati dan hidupmu tersembunyi bersama dengan Kristus di dalam Allah. Apabila Kristus, yang adalah hidup kita, menyatakan diri kelak, kamu pun akan menyatakan diri bersama dengan Dia dalam kemuliaan.”(Kolose 3:3-4).
Kita adalah milik Kristus, tubuh kita tempat tinggal Roh Kudus sehingga anggota tubuh kita dipakai untuk memuliakan Tuhan. “Atau tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah, — dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri? Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar: Karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu!” (I Korintus 6:19-20).
Dengan pemahaman yang benar tentang diri kita di dalam Kristus maka membuat kita dengan rela hati memberi anggota tubuh kita untuk Allah dan dipakai untuk senjata kebenaran agar bangsa-bangsa dan negeri ini dapat dibawa kepada Kristus.
”Dan serahkanlah anggota-anggota tubuhmu kepada Allah untuk menjadi senjata-senjata kebenaran.”(Roma 6:13b).
Diskusikanlah dalam komunitas saudara bagaimana pemahaman saudara tentang jati diri saudara dalam Kristus sehingga saudara mau menyerahkan seluruh anggota tubuh saudara kepada Allah!
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya memahaminya.
Jika tubuhmu adalah bait Allah, kebiasaan apa yang akan berubah?
Bagaimana fakta “tubuhmu bukan milikmu” mempengaruhi keputusanmu?
Bagaimana caramu memuliakan Allah dengan tubuhmu minggu ini?
“Atau tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah, –dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri?” (1 Korintus 6:19).
Jemaat di Korintus hidup dalam sebuah kota yang menjadikan kenikmatan jasmani, termasuk seks bebas, sebagai hal yang biasa.
Sebagian dari mereka yang telah percaya kepada Kristus masih terjebak dalam pemikiran lama yang memisahkan antara iman dan perilaku.
Mereka berpikir bahwa keselamatan di dalam Kristus hanya berkaitan dengan jiwa, sementara tubuh bebas untuk melakukan apa saja, termasuk percabulan.
Dalam konteks inilah Rasul Paulus menulis dengan sangat tegas untuk meluruskan kesalahan pandangan yang fatal tersebut.
Ia mengingatkan mereka bahwa anugerah keselamatan justru menuntut tanggung jawab yang lebih besar atas tubuh, bukan memberikan lisensi untuk berbuat dosa.
Paulus membuka kebenaran ini dengan sebuah pertanyaan yang menusuk: “Tidak tahukah kamu…?”
Ini menunjukkan bahwa kita sering lupa atau mengabaikan identitas kita yang sesungguhnya.
Dia menyatakan sebuah kebenaran yang mendebarkan: “Tubuhmu adalah bait Roh Kudus.”
Ini bukan sekadar metafora yang puitis, tetapi sebuah realitas spiritual. Bait Allah dalam Perjanjian Lama adalah tempat di mana kemuliaan Tuhan tinggal.
Sekarang, melalui Roh Kudus, Allah yang Mahakudus memilih untuk berdiam di dalam tubuh setiap orang percaya.
Tubuh kita bukan lagi sekadar daging dan darah, bukan lagi hanya instrumen untuk memuaskan nafsu, melainkan sebuah ruang maha kudus yang hidup, tempat di mana hadirat Allah bersemayam.
Kebenaran tentang bait Allah ini dilandasi oleh dua fakta mendasar.
Pertama, “kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar.” Kita, termasuk tubuh kita, adalah budak yang telah ditebus dari pasar budak dosa.
Harga tebusannya bukanlah emas atau perak, melainkan darah Kristus yang mahal -1 Petrus 1:18-19.
Karena itu, kepemilikan atas tubuh kita telah berpindah tangan.
Dia bukan lagi milik kita sendiri; kita adalah milik Kristus. Kedua, Roh Kudus yang diam di dalam kita “kamu peroleh dari Allah.”
Kehadiran-Nya adalah anugerah, sekaligus penegasan bahwa Allah adalah Pemilik yang sah.
Dasar inilah yang menghancurkan argumen “tubuhku adalah milikku, aku berhak berbuat apa saja.”
Lalu, bagaimana kita merespons kebenaran ini?
Panggilannya jelas: “Karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu.”
Ini adalah sebuah revolusi dalam cara kita memandang dan menggunakan tubuh.
Setiap tindakan yang melibatkan tubuh kita—apa yang kita lihat, dengar, sentuh, katakan, dan lakukan—adalah sebuah bentuk penyembahan.
Menjaga kemurnian seksual bukan lagi sekadar aturan agama, tetapi tindakan menghormati Bait Suci Allah.
Merawat kesehatan tubuh bukan lagi sekadar hidup sehat, tetapi pemeliharaan terhadap rumah Allah.
Melayani dengan tenaga fisik kita bukan lagi sekadar aktivitas, tetapi ibadah yang memuliakan Sang Empunya tubuh.
Setiap kali kita memilih untuk menguduskan tubuh, kita sedang mengakui bahwa kita bukan milik diri sendiri lagi, tetapi milik Dia yang telah membeli dan menguduskan kita bagi kemuliaan-Nya.
Diskusikan dalam kelompok PA, bagaimana supaya kehadiran Roh Kristus menjadi realita dalam kehidupan sehari-hari.