Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Apa yang perlu memerintah dalam hati kita?
Apa yang menyebabkan kita dapat mengajar dan menegur dengan hikmat?
Bagaimana seharusnya kita berkata-kata dan bertindak?
Pernahkah Saudara merasa kurang hikmat, dan tidak athu harus berkata atau berbuat apa dalam keadaan tertentu?
Saudara tidak sendiri. Kebanyakan orang pernah mengalaminya, sekalipun kedudukannya tinggi dan talentanya luar biasa.
Itu terjadi karena kita manusia yang terbatas di tengah dunia yang begitu luas dan tidak dapat kita kendalikan.
Seringkali kita merasa bahwa hikmat didapatkan ketika seseorang memiliki banyak pengetahuan dan pengalaman.
Ketika kita merasa tidak cukup berpengetahuan dan berpengalaman, kita menjadi tidak percaya diri karena merasa kurang berhikmat.
Betul, bahwa hikmat bisa didapatkan dari pengetahuan dan pengalaman, tetapi itu bukan satu-satunya.
Kalau betul hikmat hanya didapat dari pengetahuan dan pengalaman, maka tidak akan ada hamba Tuhan yang jatuh dalam dosa perzinahan.
Tidak ada pejabat yang sudah berpendidikan tinggi korupsi.
Puji Tuhan, bahwa hikmat yang sejati didapat dari persekutuan pribadi dengan Tuhan. Ketika perkataan Kristus diam dengan segala kekayaannya di dalam kita.
Ada sebuah harapan yang terbuka bagi semua orang, apapun latar belakangnya, untuk dapat memiliki hikmat.
Firman Tuhan katakan, hikmat dunia adalah kebodohan bagi Allah (1 Korintus 1:20-25).
Apa yang kita kejar dalam pencarian kita akan hikmat? Apakah perkataan Kristus menjadi yang utama dalam hidup kita?
Mari izinkan kekayaan Firman Tuhan menjadi dasar hikmat kita, sehingga kita tidak lagi pusing bagaimana harus berkata-kata, mengajar bahkan menegur, karena Tuhan sendiri yang menaruhkan perkataanNya dalam mulut orang-orang percaya yang berserah dan taat kepadaNya.
Satu perkataan Allah berbicara jauh lebih banyak dari ribuan perkataan manusia.
Apakah ada Firman Tuhan yang Saudara dapatkan secara spesifik hari-hari ini? Pastikan bahwa Saudara mendapatkan perkataan Allah secara spesifik untuk situasi Saudara dan bagikanlah kepada pembimbing Saudara.
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya dan secara khusus hafalkanlah Filipi 2:5.
Sebagai murid Kristus maka pikiran dan perasaan siapakah yang harus kita miliki?
Bagaimanakah caranya agar kita memiliki pikiran dan perasaan Kristus?
Menurut saudara apakah yang dimaksudkan dengan mengosongkan diri?
Sebagai murid Kristus pada akhirnya kita harus memiliki karakter yang serupa dengan Kristus.
Keserupaan Kristus itu dapat dimulai dengan cara memiliki pikiran dan perasaan Kristus.
Karena pikiran dan perasaan Kristus itu ada di dalam Firman Tuhan maka kita harus memiliki komitmen untuk diperbaharui dengan Firman Tuhan.
“Karena kamu telah mendengar tentang Dia dan menerima pengajaran di dalam Dia menurut kebenaran yang nyata dalam Yesus, yaitu bahwa kamu, berhubung dengan kehidupan kamu yang dahulu, harus menanggalkan manusia lama, yang menemui kebinasaannya oleh nafsunya yang menyesatkan, supaya kamu dibaharui di dalam roh dan pikiranmu.”(Efesus 4:21-23).
Pembaharuan yang akhirnya memiliki pikiran dan perasaan Kristus itu harus dimulai dengan membaca, merenungkan, serta memperkatakan Firman Tuhan yang membuat kita menjadi pelaku Firman Tuhan, yang sebelumnya hati kita harus dibersihkan dari segala kekotoran yang dapat menghambat bertumbuhnya Firman Tuhan dalam hati kita.
“Sebab itu buanglah segala sesuatu yang kotor dan kejahatan yang begitu banyak itu dan terimalah dengan lemah lembut firman yang tertanam di dalam hatimu, yang berkuasa menyelamatkan jiwamu.”(Yakobus 1:21).
Kemudian kita mulai mengambil Firman Tuhan sebagai dasar dan prinsip hidup di dalam pikiran kita dan hal-hal itu adalah pikiran-pikiran Tuhan.
“Jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu.”(Filipi 4:8).
“Karena itu, kalau kamu dibangkitkan bersama dengan Kristus, carilah perkara yang di atas, di mana Kristus ada, duduk di sebelah kanan Allah. Pikirkanlah perkara yang di atas, bukan yang di bumi. Sebab kamu telah mati dan hidupmu tersembunyi bersama dengan Kristus di dalam Allah. Apabila Kristus, yang adalah hidup kita, menyatakan diri kelak, kamu pun akan menyatakan diri bersama dengan Dia dalam kemuliaan.”(Kolose 3:1-4).
Produk akhir dari murid yang memiliki pikiran Kristus adalah bahwa kita akan memiliki perbuatan dan karakter Kristus juga perkataan Kristus. Kita menjadi pribadi-pribadi yang merepresentasikan Kristus.
”Saudara-saudaraku yang kekasih, sekarang kita adalah anak-anak Allah, tetapi belum nyata apa keadaan kita kelak; akan tetapi kita tahu, bahwa apabila Kristus menyatakan diri-Nya, kita akan menjadi sama seperti Dia, sebab kita akan melihat Dia dalam keadaan-Nya yang sebenarnya.”(I Yohanes 3:2).
Marilah kita mengisi pikiran dan perasaan kita dengan Firman Tuhan sampai kita memiliki pikiran dan perasaan Kristus.
Diskusikanlah dalam komunitas saudara bagaimana pikiran dan perasaan saudara diubahkan melalui Firman Tuhan sehingga memiliki pikiran Kristus.
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya dan secara khusus hafalkanlah Efesus 3:19.
Hal-hal apakah yang Rasul Paulus doakan bagi jemaat Tuhan yang ada di Efesus?
Coba sebutkan dimensi dari kasih Allah yang harus dipahami oleh jemaat Tuhan yang ada di Efesus?
Apakah yang akan dialami jemaat Efesus ketika mereka memahami kemuliaan Yesus dan kebesaran serta ketidakterbatasan kasih Kristus?
Allah telah menetapkan manusia pertama diciptakan segambar dan serupa dengan diri-Nya.
“Berfirmanlah Allah: “Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi.”(Kejadian 1:26).
Bahkan ketika manusia jatuh dalam dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah, maka Allah tetap memiliki rencana agar manusia menjadi serupa seperti Yesus.
“Sebab semua orang yang dipilih-Nya dari semula, mereka juga ditentukan-Nya dari semula untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya, supaya Ia, Anak-Nya itu, menjadi yang sulung di antara banyak saudara. Dan mereka yang ditentukan-Nya dari semula, mereka itu juga dipanggil-Nya. Dan mereka yang dipanggil-Nya, mereka itu juga dibenarkan-Nya. Dan mereka yang dibenarkan-Nya, mereka itu juga dimuliakan-Nya.”(Roma 8:29-30).
Hal tersebut pasti akan digenapi oleh Tuhan bagi setiap murid-murid Tuhan yang mengasihi Dia dimana Allah akan menyatakan kasih-Nya dan keberadaan-Nya bagi kita sehingga sebagai murid kita akan mengalami kepenuhan Kristus.
”Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.”(Roma 8:28).
Bagian kita adalah mengenal kasih Allah kepada kita dan memahami kasih Allah itu sehingga memampukan kita untuk mengasihi Allah.
Ketika kita mengasihi Dia maka Dia sendiri akan membawa kita untuk mengalami diri-Nya sendiri dan kepenuhan Kristus.
”Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.”(Yohanes 3:16).
”Aku berdoa, supaya kamu bersama-sama dengan segala orang kudus dapat memahami, betapa lebarnya dan panjangnya dan tingginya dan dalamnya kasih Kristus, dan dapat mengenal kasih itu, sekalipun ia melampaui segala pengetahuan. Aku berdoa, supaya kamu dipenuhi di dalam seluruh kepenuhan Allah.”(Efesus 3:18-19).
Dan ketika kita memiliki komitmen untuk memahami kasih Allah dan mau mengasihi Dia maka Dia yaitu Yesus akan menyatakan diri-Nya kepada kita.
”Barangsiapa memegang perintah-Ku dan melakukannya, dialah yang mengasihi Aku. Dan barangsiapa mengasihi Aku, ia akan dikasihi oleh Bapa-Ku dan Aku pun akan mengasihi dia dan akan menyatakan diri-Ku kepadanya.” (Yohanes 14:21).
Oleh sebab itu marilah kita untuk seterusnya lapar dan haus untuk mengasihi Dia dengan memahami akan kasih Allah kepada kita sampai kita mengalami kepenuhan Kristus.
Diskusikanlah dalam komunitas saudara bagaimana saudara membangun pengenalan akan Kristus untuk mengalami kepenuhan Kristus.
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya dan secara khusus hafalkanlah Efesus 1:17.
Apakah isi doa dari Rasul Paulus terhadap jemaat di Efesus?
Selain jemaat di Efesus beroleh Roh hikmat dan wahyu untuk mengenal Kristus dengan benar, hal-hal apakah yang menjadi permohonan dari Rasul Paulus?
Jemaat yang bagaimanakah dibangun oleh Tuhan melalui Rasul Paulus ketika mereka mengalami pewahyuan tentang kemuliaan Tuhan?
Tuhan sedang membangun jemaat-Nya dimana mereka adalah murid-murid Tuhan yang merupakan tubuh-Nya, yaitu kepenuhan Yesus, yang memenuhi semua dan segala sesuatu, yang merepresentasikan Kristus di muka bumi, serupa dengan Kristus serta mengalami kepenuhan Kristus.
Jemaat yang demikian haruslah murid-murid yang diwahyukan siapa Yesus bagi mereka, sehingga Rasul Paulus berdoa agar jemaat di Efesus beroleh Roh hikmat dan wahyu untuk mengenal Yesus dengan benar.
Pewahyuan tersebut membuat mereka memahami dan mengerti pengharapan apa yang terkandung dalam panggilan Tuhan serta memahami betapa kayanya kemuliaan yang ditentukan bagi mereka serta memahami hebatnya kuasa Yesus bagi mereka yang percaya kepada Tuhan, sehingga mereka memahami bahwa Yesus adalah Tuhan dan Yesus adalah satu-satunya milik mereka yang berharga.
Pewahyuan akan kemuliaan Tuhan ini dapat membuat jemaat memahami jati diri mereka serta peranan mereka di dalam kejemaatan serta mengalami kedewasaan seperti Kristus, sehingga mereka bukan lagi anak-anak yang diombang-ambingkan oleh rupa-rupa angin pengajaran, oleh permainan palsu manusia yang menyesatkan tetapi semakin berpegang di dalam kebenaran.
Beberapa hal yang menjadi bagian kita agar mengalami pewahyuan akan kemuliaan Tuhan adalah:
Kita harus membangun rasa haus dan lapar akan kebenaran sampai kebenaran itu memerdekakan batin kita dan mengenal keberadaan Yesus yang sudah mati dan bangkit bagi kita sampai pribadi Yesus dicetak dalam batin dan hati kita. “Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran, karena mereka akan dipuaskan.”(Matius 5:6).”Maka kata-Nya kepada orang-orang Yahudi yang percaya kepada-Nya: “Jikalau kamu tetap dalam firman-Ku, kamu benar-benar adalah murid-Ku dan kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu.”(Yohanes 8:31-32).”Kata mereka seorang kepada yang lain: “Bukankah hati kita berkobar-kobar, ketika Ia berbicara dengan kita di tengah jalan dan ketika Ia menerangkan Kitab Suci kepada kita?”(Lukas 24:32). Rasa lapar dan haus akan Tuhan membuat kita mengalami pewahyuan dan perjumpaan dengan Tuhan sehingga hati kita akan berkobar-kobar.
Kita harus berdoa dengan sungguh-sungguh agar Allah memberikan Roh hikmat kepada kita yaitu penyataan Allah seperti yang dialami oleh Rasul Petrus. “Tetapi apabila di antara kamu ada yang kekurangan hikmat, hendaklah ia memintakannya kepada Allah, — yang memberikan kepada semua orang dengan murah hati dan dengan tidak membangkit-bangkit —, maka hal itu akan diberikan kepadanya.”(Yakobus 1:5).
Marilah kita bersungguh-sungguh hati untuk mengalami pewahyuan akan kemuliaan Tuhan sampai kita mengalami Yesus yang hidup.
Diskusikanlah dalam komunitas saudara bagaimana saudara mengalami pewahyuan akan kemuliaan Yesus melalui doa dan perenungan Firman Tuhan.
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya dan secara khusus hafalkanlah Matius 16:16.
Menurut orang banyak siapakah Yesus menurut pandangan mereka?
Menurut Simon Petrus siapakah Yesus baginya? Dan siapakah sebenarnya yang menyatakan hal tersebut kepada Petrus?
Apakah akibatnya bagi Petrus pewahyuan tentang Anak Allah yang hidup?
Pewahyuan tentang siapa Yesus buat hidup kita pastilah sangat berpengaruh kepada jati diri dan keberadaan kita.
Bagi banyak orang pada zaman Yesus mereka memahami dan mengenal Yesus sebagai salah seorang dari nabi.
Maka mereka hanya mengalami bahwa Yesus sebagai manusia biasa bukan sebagai Anak Allah.
Akibatnya bahwa mereka tidak dapat mengalami keselamatan, pengampunan dosa dan hidup yang kekal, karena hal-hal tersebut hanya dapat dikerjakan atau mereka alami ketika mengakui dan memahami bahwa Yesus adalah Anak Allah yang hidup.
Petrus mengalami pewahyuan dari Bapa bahwa Yesus adalah Anak Allah yang hidup.
Dan hal tersebut dipahaminya bukan karena pemahaman pikirannya tetapi diwahyukan atau dinyatakan oleh Bapa.
Hal itu mengubah jati dirinya dimana karena Yesus adalah Anak Allah yang hidup maka kehidupan Petrus tidak dapat dikuasai oleh maut.
Pewahyuan bahwa Yesus adalah Anak Allah yang hidup berawal dari penyataan Bapa bahwa Yesus adalah Tuhan, Anak Allah yang hidup.
“Sesudah dibaptis, Yesus segera keluar dari air dan pada waktu itu juga langit terbuka dan Ia melihat Roh Allah seperti burung merpati turun ke atas-Nya, lalu terdengarlah suara dari sorga yang mengatakan: “Inilah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan.”(Matius 3:16-17).
“Sebab bukan Daud yang naik ke sorga, malahan Daud sendiri berkata: Tuhan telah berfirman kepada Tuanku: Duduklah di sebelah kanan-Ku, sampai Kubuat musuh-musuh-Mu menjadi tumpuan kaki-Mu. Jadi seluruh kaum Israel harus tahu dengan pasti, bahwa Allah telah membuat Yesus, yang kamu salibkan itu, menjadi Tuhan dan Kristus.”(Kisah Para Rasul 2:34-36).
Karena Yesus adalah Tuhan, Anak Allah yang hidup maka maut yang membelenggu manusia, karena upah dosa adalah maut tidak berkuasa atas manusia karena maut telah ditelan dengan kematian dan kebangkitan Yesus, sehingga jati diri Petrus dan kita yang adalah gereja-Nya tidak bisa dikuasai oleh maut, bahkan kita beroleh kuasa untuk hidup berkemenangan.
“Karena anak-anak itu adalah anak-anak dari darah dan daging, maka Ia juga menjadi sama dengan mereka dan mendapat bagian dalam keadaan mereka, supaya oleh kematian-Nya Ia memusnahkan dia, yaitu Iblis, yang berkuasa atas maut.”(Ibrani 2:14).
”Tetapi syukur kepada Allah, yang telah memberikan kepada kita kemenangan oleh Yesus Kristus, Tuhan kita.”(I Korintus 15:57).
Dengan pewahyuan tentang Yesus adalah Anak Allah yang hidup maka kita dibebaskan dari maut dan memiliki hidup yang berkemenangan dalam segala hal.
Dan diatas dasar hal itulah Yesus membangun gereja-Nya, yaitu kehidupan kita, yang memiliki kehidupan Yesus sendiri.
Diskusikanlah dalam komunitas saudara bagaimana pewahyuan tentang Yesus adalah Anak Allah yang hidup mempengaruhi kehidupan saudara.
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya dan secara khusus hafalkanlah Yakobus 1:22.
Hal-hal apakah yang harus kita buang agar kita dapat menerima seluruh kebenaran Firman Tuhan?
Ketika hati kita dibersihkan dari hal-hal duniawi sehingga dapat menerima Firman Tuhan, maka bagaimana sikap kita terhadap Firman Tuhan?
Coba sebutkan beberapa hal yang kita alami ketika kita menjadi pelaku Firman Tuhan?
Firman Tuhan yang kita baca dan renungkan dapat membuat kehidupan kita diubahkan menjadi seperti Yesus Kristus, bahkan kita mengalami kemudahan untuk melakukannya di dalam kehidupan sehari-hari.
Oleh sebab itu kita harus melakukan yang utama kepada Tuhan yaitu fokus untuk mengasihi Dia sehingga hati kita berkobar-kobar untuk mencintai Firman Tuhan.
“Dengarlah, hai orang Israel: TUHAN itu Allah kita, TUHAN itu esa! Kasihilah TUHAN, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu.”(Ulangan 6:4-5).
Ketika kita fokus untuk mengasihi Tuhan maka kita pun akan mencintai Firman Tuhan dan mau merenungkan setiap kebenaran Firman Tuhan yang kita terima.
”Lihatlah, betapa aku mencintai titah-titah-Mu! Ya TUHAN, hidupkanlah aku sesuai dengan kasih setia-Mu. Aku akan bergemar dalam ketetapan-ketetapan-Mu; firman-Mu tidak akan kulupakan.”(Mazmur 119:159, 16).
”Tetapi yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam.”(Mazmur 1:2).
Bagi setiap kita yang merenungkan Firman Tuhan maka kita selalu memperkatakan Firman Tuhan sehingga hidup kita tidak lagi memikirkan keinginan-keinginan daging tetapi keinginan Roh, sehingga Tuhan akan memberikan kepada kita telinga seorang murid untuk senantiasa memperkatakan Firman Tuhan.
”Janganlah engkau lupa memperkatakan kitab Taurat ini, tetapi renungkanlah itu siang dan malam, supaya engkau bertindak hati-hati sesuai dengan segala yang tertulis di dalamnya, sebab dengan demikian perjalananmu akan berhasil dan engkau akan beruntung.”(Yosua 1:8).
”Rohlah yang memberi hidup, daging sama sekali tidak berguna. Perkataan-perkataan yang Kukatakan kepadamu adalah roh dan hidup.”(Yohanes 6:63).
”Sebab mereka yang hidup menurut daging, memikirkan hal-hal yang dari daging; mereka yang hidup menurut Roh, memikirkan hal-hal yang dari Roh.”(Roma 8:5).
”Tuhan ALLAH telah memberikan kepadaku lidah seorang murid, supaya dengan perkataan aku dapat memberi semangat baru kepada orang yang letih lesu. Setiap pagi Ia mempertajam pendengaranku untuk mendengar seperti seorang murid.”(Yesaya 50:4).
Dimulai dengan mencintai atau mengasihi Tuhan maka kita akan mencintai Firman Tuhan dan dengan mencintai Firman Tuhan maka kita akan merenungkan Firman Tuhan dan memikirkan perkataan-perkataan Tuhan serta memperkatakan Firman Tuhan maka membuat kita menjadi pelaku-pelaku Firman Tuhan.
”Tetapi barangsiapa meneliti hukum yang sempurna, yaitu hukum yang memerdekakan orang, dan ia bertekun di dalamnya, jadi bukan hanya mendengar untuk melupakannya, tetapi sungguh-sungguh melakukannya, ia akan berbahagia oleh perbuatannya.”(Yakobus 1:25).
Diskusikanlah dalam komunitas saudara bagaimana saudara mengalami kemudahan untuk melakukan Firman Tuhan karena dimulai dari mencintai Tuhan dan Firman-Nya.