Renungan Harian Kita Penulis : Pdt. Saul Rudy Nikson
Pembacaan Alkitab Hari ini : 1 KORINTUS 15:51-58
Bacalah Firman Tuhan di atas dan ulangi beberapa kali sampai saudara dapat memahami dan menangkap arti yang dikandungnya.
Apa yang terjadi Ketika nafiri terakhir dibunyikan saat kedatangan Tuhan Yesus kedua kali?
Apa yang dimaksud mengenakan yang tidak akan binasa?
Tubuh kemuliaan yang akan kita kenakan bersifat kekal. Maut tidak berkuasa lagi.
Saudara, Tuhan Yesus telah memberikan kita kemenangan atas maut.
Melalui kematian dan kebangkitan-Nya, kita sekarang terbebas dari maut selama-lamanya.
Saat kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kali, dalam sekejap tubuh lama kita digantikan dengan tubuh yang tidak binasa.
Sedangkan mereka yang sudah mati, mereka juga akan mengenakan juga tubuh yang tidak binasa.
Kita nanti tidak hanya terdiri dari roh saja, tetapi juga akan memiliki tubuh yang mulia, tubuh yang kekal, tubuh yang surgawi.
Betapa mulianya hidup kita di dalam Kristus.
Tidak ada lagi kematian.
Maut sudah kehilangan sengatnya.
Saudara, saat kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kali, selain menerima tubuh yang tidak binasa, kita juga akan memerintah bersama Tuhan Yesus selama 1000 tahun!
Itu terjadi sebelum langit baru dan bumi baru tiba.
Itulah sebabnya Paulus dalam I Korintus 15:58 menasihatkan supaya kita giat dalam pelayanan; “Karena itu, saudara-saudaraku yang kekasih, berdirilah teguh, jangan goyah, dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan! Sebab kamu tahu, bahwa dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia”
Paulus memperlihatkan kemuliaan yang akan diterima orang-orang percaya, supaya mereka teguh dan giat melayani Tuhan.
Oleh karena itu, marilah kita juga memandang masa depan yang tersedia dari Allah di dalam Yesus, kita teguh dan semakin giat melayani Dia.
Upah yang besar menantikan kita.
Diskusikan dalam kelompok PA, apakah janji kemuliaan yang akan datang memberikan motivasi untuk teguh dan giat melayani?
Renungan Harian Kita Penulis : Pdt. Saul Rudy Nikson
Pembacaan Alkitab Hari ini : GALATIA 3:10-14
Bacalah Firman Tuhan di atas dan ulangi beberapa kali sampai saudara dapat memahami dan menangkap arti yang dikandungnya.
Mengapa Taurat mendatangkan kutuk?
Bagaimana caranya Tuhan Yesus menebus kita dari kutuk hukum Taurat?
Ganti kutuk hukum Taurat, sekarang apakah yang diberikan Tuhan untuk kita?
Karena semua orang, yang hidup dari pekerjaan hukum Taurat, berada di bawah kutuk. Sebab ada tertulis: “Terkutuklah orang yang tidak setia melakukan segala sesuatu yang tertulis dalam kitab hukum Taurat.” Galatia 3:10.
Saudara, di luar Kristus kita adalah hamba dosa.
Seorang hamba tidak memiliki kuasa untuk menolak tuannya.
Oleh karena itu, seorang hamba dosa tidak mungkin dapat melakukan hukum Taurat 100%.
Hukum Taurat sifatnya sempurna, kegagalan melakukan 1 saja hukum, diperhitungkan gagal semuanya.
Semua orang di luar Kristus ada di bawah kutuk Taurat.
Kristus telah menebus kita dari kutuk hukum Taurat oleh kematian-Nya di kayu salib.
Dia telah menyerap semua kutuk hukum Taurat.
Dia terkutuk di kayu Salib, supaya kita bebas dari kutuk dan sebaliknya kita menerima berkat.
Lawan kutuk adalah berkat.
Kalau kutuk tidak ada lagi, yang tertinggal untuk kita adalah berkat.
Kita diberkati bukan karena melakukan hukum Taurat, tetapi karena telah menerima kelimpahan kasih karunia.
Kita diberkati karena Dia telah melayakkan kita menjadi anak-anakNya terkasih.
Saudara, sekarang ketaatan kita kepada firman Tuhan dan kepada pimpinan Tuhan bukan karena takut kepada kutuk, tetapi karena ingin membalas kasih Allah yang berlimpah-limpah.
Kita digerakkan oleh kasih Allah yang bekerja di dalam kita.
Motivasi kita melayani Tuhan bukan untuk mencari berkat atau mencari perkenanan Tuhan, tetapi karena kasih yang bekerja di dalam kita.
Renungkanlah, apa perbedaan orang yang melayani karena kasih dengan yang melayani karena ingin berkenan kepada Tuhan.
Renungan Harian Kita Penulis : Pdt. Saul Rudy Nikson
Pembacaan Alkitab Hari ini : 1 KORINTUS 15:1-4
Bacalah Firman Tuhan di atas dan ulangi beberapa kali sampai saudara dapat memahami dan menangkap arti yang dikandungnya.
Apakah yang menyelamatkan manusia?
Apakah yang menyebabkan kematian Yesus?
Apakah inti kabar baik atau injil itu?
Saudara Rasul Paulus menyebut dirinya rasul yang paling hina di antara para rasul lainnya dalam ayat 9 : “Karena aku adalah yang paling hina dari semua rasul, sebab aku telah menganiaya Jemaat Allah”.
Paulus sebelum bertobat terlibat langsung dalam penganiayaan jemaat.
Tangannya berlumur darah para martir.
Seumur hidupnya dia dihantui oleh trauma wajah-wajah para martir yang mati karena penganiayaan pada waktu itu.
Selain itu, Paulus adalah satu-satunya Rasul yang dipilih Tuhan setelah Tuhan Yesus naik ke surga.
Jadi, Paulus tidak secara langsung mendengar pengajaran-pangajaran dari Tuhan Yesus.
Lalu dari mana Paulus memperoleh begitu banyak pengajaran teologi?
Bukankah Rasul Paulus-lah yang menulis kitab-kitab perjanjian baru lebih dari setengahnya?
Dalam ayat 3, Paulus menuliskan bahwa dia sendiri mendapat pewahyuan dari Tuhan.
Paulus dengan latar belakang sebagai ahli kitab taurat, dipakai Tuhan untuk menyatakan wahyu kepada umatnya melalui surat-surat yang ditulisnya.
Tuhan memakai masa lalu Paulus sebagai ahli Taurat untuk menjadi penulis alkitab yang baik.
Saudara, inti dari injil keselamatan adalah kematian dan kebangkitan Tuhan Yesus.
Kepercayaan kepada kematian dan kebangkitannya itulah yang membuat kita diselamatkan.
Berita itu adalah kebodohan bagi yang akan binasa, tetapi bagi kita adalah kabar yang membebaskan.
Lalu apakah yang perlu kita lakukan setelah diselamatkkan?
Kita terus berpegang teguh kepada injil dan kita juga harus berdiri teguh dan terus giat dalam melayani Tuhan.
Renungkanlah, seandainya Yesus tidak dibangkitkan, seperti apa nasib kita
Renungan Harian Kita Penulis : Pdt. Saul Rudy Nikson
Pembacaan Alkitab Hari ini : IBRANI 10:19-23
Bacalah Firman Tuhan di atas dan ulangi beberapa kali sampai saudara dapat memahami dan menangkap arti yang dikandungnya.
Apakah yang menjadi dasar keberanian kita menghadap tahta kasih karunia Allah?
Saat menghadap Allah, apakah yang harus kita miliki?
Pengharapan seperti apa yang harus kita pegang teguh?
Saudara, surat Ibrani ditulis kepada orang-orang Kristen dari kalangan Yahudi yang sedang mengalami penganiayaan dan keputus-asaan.
Penulis mengharapkan jemaat tetap mempertahankan pengakuan iman mereka kepada Kristus, bertumbuh dalam kedewasaan rohani dan supaya mereka tidak Kembali kepada kehidupan di bawah Taurat.
Salah satu topik penulis kitab Ibrani menggunakan pola penyembahan dan pengorbanan dalam perjanjian lama untuk menjelaskan pengorbanan Yesus.
Hukum Taurat merupakan bayangan dari keselamatan dalam Kristus Yesus.
Dalam Perjanjian lama, seorang Imam Besar setiap tahun mempersembahkan korban binatang untuk dirinya dan untuk bangsanya dan masuk ruang maha kudus.
Dalam Perjanjian baru, Yesus yang adalah imam besar telah mempersembahkan korban, diri-Nya sendiri.
Satu kali untuk selamanya.
Tidak seperti imam besar Perjanjian lama, yang harus setiap tahun mempersembahkan korban, namun tetap sadar akan dosa-dosanya.
Kita sekarang tidak perlu mempersembahkan korban untuk menghadap Tahta kasih karunia Allah, karena Yesuslah Anak Domba yang telah menjadi korban sekali untuk selamanya.
Saudara, kita sekarang memiliki akses kepada Allah secara langsung, tidak seperti umat Tuhan dalam perjanjian lama yang harus melalui perantaraan seorang imam.
Kita seharusnya memanfaatkan dengan sungguh-sungguh kasih karunia tersebut untuk membangun persekutuan dengan Allah.
Seperti ajakan penulis Ibrani dalam Ibrani 4:16Sebab itu marilah kita dengan penuh keberanian menghampiri takhta kasih karunia, supaya kita menerima rahmat dan menemukan kasih karunia untuk mendapat pertolongan kita pada waktunya. Untuk membangun persekutuan dengan Allah, syaratnya harus penuh keberanian.
Hanya orang-orang yang yakin akan pengorbanan darah Yesus-lah yang punya keberanian menghadap Allah.
Selain keberanian, kita juga harus menghadap Allah dengan hati yang tulus dan keyakinan yang teguh.
Diskusikan dalam kelompok PA saudara, bagaimana caranya menghadap Allah dengan penuh keberanian.
Renungan Harian Kita Penulis : Pdt. Saul Rudy Nikson
Pembacaan Alkitab Hari ini : MATIUS 17:14-21
Bacalah Firman Tuhan di atas dan ulangi beberapa kali sampai saudara dapat memahami dan menangkap arti yang dikandungnya.
Mengapa waktu itu murid-murid tidak dapat menyembuhkan orang yang sakit ayan?
Apa teguran Tuhan Yesus kepada murid-murid dan orang banyak?
Apakah maksudnya iman sebesar biji sesawi?
Saudara, biji sesawi adalah biji yang paling kecil.
Saat itu Yesus menggunakan biji sesawi yang kecil untuk mengajarkan murid-murid dan orang banyak, bukan soal besar kecil iman, tetap ada atau tidak ada iman.
Kalau ada iman, sekecil apapun itu sanggup membuat mujizat. Jadi saat itu, Yesus menegur karena mereka tidak percaya atau kurang percaya. Mereka tidak punya iman.
Saudara, iman itu timbul dari pendengaran akan firman.
Iman itu muncul saat kita mendengar suara Tuhan.
Jadi iman itu adalah hasil dari dengar-dengaran kepada Firman Tuhan, baik yang tertulis maupun kita dapatkan dari suara Tuhan.
Secara sederhana langkah iman adalah mendengar firman, menyimpan dalam hati mempercayai firman itu (menjadi pikiran kita), dan terakhir taat atau melakukan firman.
Jadi, iman itu timbul atau muncul atau terbentuk dari pendengaran akan firman.
Kita tidak mungkin membangun iman tanpa firman Tuhan atau persekutuan dengan Tuhan.
Doa dan puasa adalah sarana untuk membangun persekutuan yang intim dengan Tuhan.
Saat doa dan puasa, hati, pikiran dan tubuh kita fokuskan kepada kehendak Tuhan.
Dalam hal-hal yang khusus, kita tidak cukup berdoa, tetapi juga perlu disertai berpuasa.
Gereja mula-mula melakukan doa dan puasa sebelum menetapkan utusan injil (Kisah Para Rasul 13) dan menentukan penatua gereja lokal (Kisah Para Rasul 14).
Jadi, doa dan puasa adalah bagian dari gaya hidup jemaat mula-mula.
Kita patut meneladaninya.
Diskusikan dengan pembimbingmu, bagaimana doa dan puasa yang efektif