Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya dan dapat menangkap arti yang dikandungnya dan secara khusus hafalkanlah Yeremia 29:11!
Siapakah yang mengetahui rancangan Ilahi seluruh kehidupan kita?
Seperti apakah rancangan Ilahi yang Tuhann sudah rancangkan dalam kehidupan kita?
Bagaimanakah caranya agar kita dapat mengetahui rancangan Ilahi tersebut serta dapat kita wujudkan?
Allah memiliki rancangan Ilahi untuk kehidupan setiap umat Tuhan dan rancangan tersebut adalah rancangan damai sejahtera, bukan rancangan kecelakaan untuk memberikan kepada kita hari depan yang penuh harapan.
Rancangan itu dimulai di dalam dan melalui Yesus Kristus.
Itulah sebabnya kita harus memulainya serta membangunnya di dalam Yesus.
”Sebab di dalam Dia Allah telah memilih kita sebelum dunia dijadikan, supaya kita kudus dan tak bercacat di hadapan-Nya. Dalam kasih Ia telah menentukan kita dari semula oleh Yesus Kristus untuk menjadi anak-anak-Nya, sesuai dengan kerelaan kehendak-Nya; sebab di dalam Dia dan oleh darah-Nya kita beroleh penebusan, yaitu pengampunan dosa, menurut kekayaan kasih karunia-Nya.”(Efesus 1:4-5,7).
”Aku katakan “di dalam Kristus”, karena di dalam Dialah kami mendapat bagian yang dijanjikan — kami yang dari semula ditentukan untuk menerima bagian itu sesuai dengan maksud Allah, yang di dalam segala sesuatu bekerja menurut keputusan kehendak-Nya.” (Efesus 1:11).
Bukan hanya sebelum dunia ada Tuhan sudah menetapkan rancangan Ilahi buat kehidupan kita tetapi juga ketika kita di dalam kandungan ibu kita.
”Sebab Engkaulah yang membentuk buah pinggangku, menenun aku dalam kandungan ibuku.
Aku bersyukur kepada-Mu oleh karena kejadianku dahsyat dan ajaib; ajaib apa yang Kaubuat,
dan jiwaku benar-benar menyadarinya.”(Mazmur 139:13-14).
”Mata-Mu melihat selagi aku bakal anak, dan dalam kitab-Mu semuanya tertulis hari-hari yang akan dibentuk, sebelum ada satu pun dari padanya.”(Mazmur 139:16).
Oleh sebab itu, untuk memahami rancangan Ilahi tersebut serta mewujudkannya maka kita perlu berdoa dan bertanya kepada Tuhan agar kita berjalan dalam tuntunan Tuhan dan tidak salah melangkah untuk mewujudkan rancangan Ilahi yang Tuhan berikan sehingga hari-hari yang telah ditetapkan Tuhan dapat kita jalani dengan cara-cara Tuhan.
Melalui perenungan Firman Tuhan dan doa dalam keintiman dengan Bapa maka kita dapat memahami dan mewujudkan rancangan Ilahi dari Bapa.
”Dan apabila kamu berseru dan datang untuk berdoa kepada-Ku, maka Aku akan mendengarkan kamu; apabila kamu mencari Aku, kamu akan menemukan Aku; apabila kamu menanyakan Aku dengan segenap hati.”(Yeremia 29:12-13).
Diskusikanlah dalam komunitas saudara bagaimana saudara dapat memahami rancangan Ilahi yang Tuhan berikan dan mewujudkannya.
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya dan dapat menangkap arti yang dikandungnya dan secara khusus hafalkanlah Matius 6:10!
Dalam Doa Bapa Kami apakah yang ingin Bapa datangkan ke bumi ini?
Jika Kerajaan Allah datang ke bumi maka kehendak siapakah yang harus jadi di muka bumi?
Coba sebutkan hal-hal yang akan kita alami untuk kehendak Allah dimanifestasikan melalui hidup kita?
Tuhan ingin agar bumi ini penuh dengan kemuliaan-Nya dimana orang-orang penuh dengan pengenalan akan Tuhan.
”Dalam tahun matinya raja Uzia aku melihat Tuhan duduk di atas takhta yang tinggi dan menjulang, dan ujung jubah-Nya memenuhi Bait Suci. Para Serafim berdiri di sebelah atas-Nya, masing-masing mempunyai enam sayap; dua sayap dipakai untuk menutupi muka mereka, dua sayap dipakai untuk menutupi kaki mereka dan dua sayap dipakai untuk melayang-layang. Dan mereka berseru seorang kepada seorang, katanya: “Kudus, kudus, kuduslah TUHAN semesta alam,
seluruh bumi penuh kemuliaan-Nya!” (Yesaya 6:1-3).
”Sesungguhnya, bukankah dari TUHAN semesta alam asalnya, bahwa bangsa-bangsa bersusah-susah untuk api dan suku-suku bangsa berlelah untuk yang sia-sia? Sebab bumi akan penuh dengan pengetahuan tentang kemuliaan TUHAN, seperti air yang menutupi dasar laut.” (Habakuk 2:13-14).
”Tidak ada yang akan berbuat jahat atau yang berlaku busuk di seluruh gunung-Ku yang kudus,
sebab seluruh bumi penuh dengan pengenalan akan TUHAN, seperti air laut yang menutupi dasarnya.”(Yesaya 11:9).
Namun Tuhan membutuhkan kita untuk membuat kehendak-Nya dinyatakan di bumi sama seperti Yesus datang untuk menyatakan kehendak Bapa.
”Sebab sesungguhnya telah berkumpul di dalam kota ini Herodes dan Pontius Pilatus beserta bangsa-bangsa dan suku-suku bangsa Israel melawan Yesus, Hamba-Mu yang kudus, yang Engkau urapi, untuk melaksanakan segala sesuatu yang telah Engkau tentukan dari semula oleh kuasa dan kehendak-Mu.”(Kisah Para Rasul 4:27-28).
Untuk memanifestasikan kehendak Tuhan di bumi maka kita harus memahami kehendak Tuhan bagi kita selama di bumi yaitu kita harus menjadikan seluruh bangsa menjadi murid Tuhan, orang-orang yang memiliki pengenalan yang benar akan Tuhan sehingga bumi ini dipenuhi dengan orang-orang yang mengalami keserupaan dengan Kristus.
Dan kita juga harus membuat musuh-musuh Yesus diletakkan di bawah kaki Yesus.
Hal itu dapat diwujudkan melalui keberadaan umat Tuhan di bumi lewat pekerjaan, rumah tangga, serta sekolah dan kuliah kita serta pelayanan yang kita kerjakan.
”Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus.”(Matius 28:19).
”Semoga Allah, sumber damai sejahtera, segera akan menghancurkan Iblis di bawah kakimu. Kasih karunia Yesus, Tuhan kita, menyertai kamu!” (Roma 16:20).
Diskusikanlah dalam komunitas saudara bagaimana saudara memanifestasikan kehendak Allah dalam kehidupan sehari-hari.
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya dan dapat menangkap arti yang dikandungnya dan secara khusus hafalkanlah Roma 8:37!
Oleh karena Yesus telah mengasihi kita maka hal apakah yang Dia berikan kepada kita dalam menghadapi segala situasi yang kita alami?
Coba sebutkan kekuatan serta kekuasaan apakah yang akan menghambat kehidupan kita di dalam Tuhan?
Adakah kekuatan dan kuasa yang dapat memisahkan kita dari kasih Allah?
Tuhan menjadikan kita Rumah-Nya yang kuat dan berkarakter Kristus yang tidak dapat dihentikan.
Hal ini direalisasikan melalui setiap janji-janji Tuhan bagi kita.
Ada banyak hal yang kita alami yang dapat menghentikan kita baik pergumulan-pergumulan hidup, dosa, bahkan kuasa si jahat.
Tetapi Tuhan memberi jaminan bahwa kita lebih dari pemenang.
”Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya.”(1 Korintus 10:13).
”TUHAN menetapkan langkah-langkah orang yang hidupnya berkenan kepada-Nya; apabila ia jatuh, tidaklah sampai tergeletak, sebab TUHAN menopang tangannya.”(Mazmur 37:23-24).
”Tetapi dalam semuanya itu kita lebih dari pada orang-orang yang menang, oleh Dia yang telah mengasihi kita.” (Roma 8:37)
Kunci kemenangan kita terhadap setiap hal yang ingin menghentikan kita adalah kasih Allah yang melimpah kepada kita.
Kita harus memahami bahwa Allah sangat mengasihi kita dengan kasih yang tidak terbatas sehingga tidak ada ketakutan, kekuatiran terhadap apapun yang kita alami baik pencobaan, kuasa si jahat termasuk dosa sekalipun.
Kasih Allah yang memenuhi kita memampukan kita untuk menang terhadap persoalan yang kita hadapi.
”Sebab Allah memberikan kepada kita bukan roh ketakutan, melainkan roh yang membangkitkan kekuatan, kasih dan ketertiban.”(2 Timotius 1:7).
”Di dalam kasih tidak ada ketakutan: kasih yang sempurna melenyapkan ketakutan; sebab ketakutan mengandung hukuman dan barangsiapa takut, ia tidak sempurna di dalam kasih.” (1 Yohanes 4:18).
Selain kita memahami bahwa kasih Allah melimpah kepada kita, kita juga harus hidup yang senantiasa memiliki Firman Tuhan dalam setiap persekutuan kita dengan-Nya karena Firman Tuhan yang kita terima dan deklarasikan akan menghasilkan iman dan iman yang Tuhan berikan membuat kita dapat mengalahkan dunia ini sehingga hidup kita tidak terhentikan.
”Sebab semua yang lahir dari Allah, mengalahkan dunia. Dan inilah kemenangan yang mengalahkan dunia: iman kita. Siapakah yang mengalahkan dunia, selain dari pada dia yang percaya, bahwa Yesus adalah Anak Allah?”(1 Yohanes 5:4-5).
Diskusikanlah dalam komunitas saudara bagaimana saudara senantiasa hidup dalam nilai kehidupan yang tidak dapat dihentikan.
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya dan dapat menangkap arti yang dikandungnya dan secara khusus hafalkanlah 1 Petrus 3:15!
Hal apakah yang harus kita bangun di dalam hati kita untuk mendeklarasikan bahwa Yesus adalah Tuhan?
Jika kita menguduskan Kristus di dalam hati kita maka hati yang bagaimanakah yang selalu terpancar dari kehidupan kita?
Bagaimana sikap perbuatan dan perkataan kita jika kita selalu menguduskan Kristus dalam hati kita?
Untuk menjadi Rumah Tuhan yang kuat dan berkarakter Kristus, maka kita harus membangun nilai hidup dalam kekudusan.
Dan kekudusan dimulai dari dalam hati kita, dimana hati kita sepenuhnya dimiliki oleh Kristus dimana ketika lahir baru kita memiliki hati yang bersatu dengan Roh Tuhan.
”Tetapi siapa yang mengikatkan dirinya pada Tuhan, menjadi satu roh dengan Dia.”(1 Korintus 6:17).
Hati kita menjadi tempat bersemayamnya Tuhan pencipta langit dan bumi dan Dia satu-satunya pemiliki kehidupan kita, sehingga kita senantiasa memiliki hati nurani yang murni.
Oleh karena itu kita tidak boleh menodai hati kita dan senantiasa menjaga hati kita.
”Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan.”(Amsal 4:23).
Kita dapat menjagai hati kita dengan kebenaran-kebenaran Firman Tuhan sehingga kita tidak berbuat dosa dan tetap hidup dalam kekudusan Allah.
”Dalam hatiku aku menyimpan janji-Mu, supaya aku jangan berdosa terhadap Engkau.”(Mazmur 119:11).
Ketika kita senantiasa membangun nilai kekudusan yang dimulai dari hati kita maka kita akan memancarkan kekudusan hidup terhadap orang lain baik melalui perkataan maupun perbuatan.
”Tetapi kuduskanlah Kristus di dalam hatimu sebagai Tuhan! Dan siap sedialah pada segala waktu untuk memberi pertanggungan jawab kepada tiap-tiap orang yang meminta pertanggungan jawab dari kamu tentang pengharapan yang ada padamu, tetapi haruslah dengan lemah lembut dan hormat.”(1 Petrus 3:15).
”Milikilah cara hidup yang baik di tengah-tengah bangsa-bangsa bukan Yahudi, supaya apabila mereka memfitnah kamu sebagai orang durjana, mereka dapat melihatnya dari perbuatan-perbuatanmu yang baik dan memuliakan Allah pada hari Ia melawat mereka.”(1 Petrus 2:12).
Hal inilah yang Tuhan inginkan karena rumah Tuhan harus merepresentasikan kekudusan Allah yang dapat dilihat oleh semua orang bahkan dunia melihat Allah sendiri di dalam kehidupan kita.
”Hiduplah sebagai anak-anak yang taat dan jangan turuti hawa nafsu yang menguasai kamu pada waktu kebodohanmu, tetapi hendaklah kamu menjadi kudus di dalam seluruh hidupmu sama seperti Dia yang kudus, yang telah memanggil kamu, sebab ada tertulis: Kuduslah kamu, sebab Aku kudus.”(1 Petrus 1:14-16).
Kekudusan akan memancarkan terang Kristus dan terang Kristus membawa kita hidup saling mengasihi yang merupakan wujud kehadiran Tuhan.
Diskusikanlah dalam komunitas saudara bagaimana saudara membangun nilai kekudusan untuk menjadi Rumah Tuhan yang kuat dan berkarakter Kristus.
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya dan dapat menangkap arti yang dikandungnya dan secara khusus hafalkanlah 1 Yohanes 1:7!
Sebagai orang yang beriman maka persekutuan terhadap siapakah yang paling utama yang harus kita bangun?
Bagaimanakah kehidupan kita jika kita memiliki persekutuan dengan Allah Bapa dan Anak dan Roh Kudus?
Jika kita hidup di dalam terang dan bukan dalam kegelapan maka terhadap siapakah kita beroleh persekutuan?
Membangun hubungan adalah inti di dalam Kekristenan termasuk juga kehidupan di dalam Rumah Tuhan, karena hubungan merupakan sifat Allah yang tertinggi dalam konteks kasih.
Dan Tuhan ingin agar kita membangun dan memiliki nilai hubungan untuk menjadi Rumah Tuhan yang sesuai dengan keinginan Tuhan.
Dalam membangun nilai hubungan dalam Rumah Tuhan harus dimulai dari hubungan setiap jemaat kepada Tuhan.
Dan pada dasarnya memang Tuhan ingin agar kita memiliki kesatuan dengan Dia.
“Supaya mereka semua menjadi satu, sama seperti Engkau, ya Bapa, di dalam Aku dan Aku di dalam Engkau, agar mereka juga di dalam Kita, supaya dunia percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku.”(Yohanes 17:21).
”Apa yang telah kami lihat dan yang telah kami dengar itu, kami beritakan kepada kamu juga, supaya kamu pun beroleh persekutuan dengan kami. Dan persekutuan kami adalah persekutuan dengan Bapa dan dengan Anak-Nya, Yesus Kristus.”(1 Yohanes 1:3).
Bukti dari bahwa kita memiliki hubungan dan persekutuan dengan Tuhan adalah bahwa kita hidup di dalam terang, karena di dalam Tuhan tidak ada kegelapan; tidak ada dosa dan tidak menyimpan dosa dalam bentuk apapaun, hidup di dalam kekudusan, baik di dalam pikiran, perasaan, kehendak juga perkataan dan perbuatan.
”Jika kita katakan, bahwa kita beroleh persekutuan dengan Dia, namun kita hidup di dalam kegelapan, kita berdusta dan kita tidak melakukan kebenaran.”(1 Yohanes 1:6).
Ketika kita memiliki hubungan yang benar dengan Tuhan maka kita dapat memiliki hubungan yang benar terhadap orang lain, dan hal inilah yang Tuhan inginkan terbangun di dalam Rumah Tuhan dimana setiap jemaat Tuhan memiliki hubungan yang benar satu dengan yang lain dan kita memiliki kuasa persekutuan yang membuat hidup kita selalu mengalami hadirat Tuhan serta berkat Tuhan yang melimpah.
”Tetapi jika kita hidup di dalam terang sama seperti Dia ada di dalam terang, maka kita beroleh persekutuan seorang dengan yang lain, dan darah Yesus, Anak-Nya itu, menyucikan kita dari pada segala dosa.”(1 Yohanes 1:7).
Dengan demikian untuk dibangunnya nilai hubungan yang benar di dalam Rumah Tuhan haruslah dibangun kasih yang dalam kepada Tuhan dan kasih yang dalam kepada sesama kita dengan demikian kita memenuhi hukum kasih seperti dalam Matius 22:37-39.
Diskusikanlah di dalam komunitas saudara bagaimana saudara membangun nilai hubungan dalam persekutuan di dalam membangun rumah Tuhan.