Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya dan dapat menangkap arti yang dikandungnya!
Apa yang ditanyakan oleh Ahli Taurat yang mencobai Yesus?
Apa hukum yang terutama dan yang pertama menurut Yesus?
Apa hukum kedua yang sama dengan itu?
Pada hukum yang mana hukum Taurat dan kitab para nabi tergantung?
Sebagai suatu tubuh Kristus yang hidup dan bertumbuh dengan baik pada dasarnya kepala dan tubuh terhubung menjadi satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.
Hukum terutama dan yang pertama serta hukum kedua yang disampaikan Yesus memberikan arti suatu kesatuan yang saling diikat oleh kasih.
Kasih kepada Tuhan sebagai kepala dan kasih kepada sesama sebagai anggota tubuh Kristus.
Sama seperti kasih Bapa yang mengikat kita demikian juga hubungan kita sebagai anggoata tubuh disatukan dan disempurnakan oleh kasih.
“Sabarlah kamu seorang terhadap yang lain, dan ampunilah seorang akan yang lain apabila yang seorang menaruh dendam terhadap yang lain, sama seperti Tuhan telah mengampuni kamu, kamu perbuat jugalah demikian. Dan di atas semuanya itu: kenakanlah kasih, sebagai pengikat yang mempersatukan dan menyempurnakan.”(Kolose 3:13-14).
Dalam suatu tubuh Kristus di satu jemaat lokal, kita sebagai anggota pasti memiliki perbedaan dengan anggota jemaat lainnya.
Selain karunia yang berlainan kita juga memiliki juga temperamen yang berbeda, begitu juga tingkat pertumbuhan atau kedewasaan rohani yang tidak sama.
Seringkali perbedaan tersebut menimbulkan gesekan satu sama lain, dan bila tidak kita pahami dapat menjadi perpecahan.
Gereja sebagai tubuh Kristus tidak seharusnya mengalami perpecahan karena perbedaan.
Perbedaan karunia, perbedaan karakter dan temperamen seharusnya memberikan warna dan memperkuat fungsi gereja sebagai tubuhNya.
Sebagai tangan tidak mungkin berselisih dengan kaki karena cara kerja yang berbeda untuk membantu tubuh beraktifitas.
Masing-masing berfungsi dan memiliki cara kerja yang sangat berbeda dan jelas tidak boleh menjadi sama.
Seringkali tanpa disadari kita menjadi kesal bahkan gusar karena dalam satu pelayanan ada saudara kira memiliki cara berpikir dan cara kerja dalam pelayanan yang berbeda.
Mari kita komunikasikan dengan kasih sehingga kita bersama-sama dapat memastikan bahwa tujuan kita sama namun cara kita mencapai mungkin akan berbeda.
Mungkin juga dibutuhkan kesabaran karena kondisi saudara seiman belum sampai pada tahap pengetahuan seperti kita, Tuhan sedang membentuk kesabaran kita melalui peristiwa ini.
Saudara mungkin lebih berpengetahuan dari yang lain, tetapi apakah kita memiliki tingkat kesabaran dan penguasaan diri lebih dari yang lain?
Kelemahan kita ditutupi oleh kelebihan saudara yang lain begitu pula sebaliknya, bukankah itu perwujudan dari kasih kita kepada saudara yang lain?
Mari kita renungkan bersama dan lakukan dalam pelayanan.
Renungkan kebenaran Firman Tuhan hari ini, adakah yang Tuhan inginkan untuk Saudara lakukan? Diskusikan dengan kelompok PA dan Persekutuan.
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya dan dapat menangkap arti yang dikandungnya!
Pada sebatang pohon, Yesus diibaratkan sebagai apa dan kita diibaratkan sebagai apa?
Apa yang harus dilakukan agar ranting berbuah lebat?
Seorang petani ketika dia akan menanam pohon buah-buahan dan akan memanen buah pada saat buah dapat dipetik atau dipanen.
Maka dia akan memilih benih yang baik, menyiram tanaman tersebut agar pohon tersebut tidak kekurangan air dan mati.
Memberikan pupuk secukupnya, menghalau binatang yang berusaha untuk merudak tanaman tersebut.
Memotong ranting yang kering dan sebagainya.
Dan itulah yang dilakukan oleh Allah Bapa kepada kita umat tebusan. Kita yang telah dilahirkan baru, kita memiliki benih yang baik.
1 Petrus 1:23 “Karena kamu telah dilahirkan kembali bukan dari benih yang fana, tetapi dari benih yang tidak fana, oleh firman Allah, yang hidup dan yang kekal.”
Benih ini berpotensi untuk menjadi pohon yang baik dan menghasilkan buah-buah yang baik jika pohon dan ranting berada dalam satu kesatuan yang utuh.
Yesus diibaratkan sebagai pohon.
Dia sempurna, yang akan mengalirkan bahan-bahan makanan yang bergizi bagi pertumbuhan ranting, agar ranting dapat menghasilkan buah yang banyak dan berkualitas baik.
Ranting adalah kita, ya kita diibaratkan ranting yang menempel pada pokok pohon.
Tugas ranting adalah melekat pada pokok pohon agar zat-zat makanan guna pertumbuhan ranting dapat mengalir dari akar ke batang, ke ranting hingga ranting mengeluarkan buah.
Dengan analogi tersebut, maka kita harus menempel atau memiliki persekutuan pribadi yang erat atau intim dengan Allah Bapa, Allah Anak dan Allah Roh.
Secara rutin kita memiliki waktu yang teratur untuk berdoa, membaca dan merenungkan Firman, memuji dan menyembah Tuhan.
Ketika berdoa, kita tidak sekedar mengutarakan kebutuhan kita, tetapi kita berdialog, bercakap-cakap dengan Tuhan.
Ketika membaca Firman, kita juga merenungkannya, bertanya kepada diri sendiri, apakah ada Firman Tuhan yang menegur kita, mengingatkan kita akan kesalahan kita atau ada janji Tuhan yang dapat kita percayai bahwa itu akan terwujud dalam hidup kita.
Tidak kurang penting adalah pujian dan penyembahan, karena dengan memuji dan menyembah Tuhan, kita sedang menghadirkan Allah dalam batin kita.
Mazmur 22:4 “Padahal Engkaulah Yang Kudus yang bersemayam di atas puji-pujian orang Israel.”
Allah yang Maha Kudus bersemayam di atas puji-pujian kita umat tebusan-Nya.
Saudara, dalam kelompok pemuridan diskusikan bagaimana agar kita dapat konsisten bertumbuh dan berbuah lebat.
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya dan dapat menangkap arti yang dikandungnya!
Kita umat percaya diibaratkan apakah dalam tubuh Kristus?
Di dalam Kristus apakah ada perbedaan orang berdasarkan suku bangsa dan ras?
1 Korintus 12:13 ”Sebab dalam satu Roh kita semua, baik orang Yahudi, maupun orang Yunani, baik budak, maupun orang merdeka, telah dibaptis menjadi satu tubuh dan kita semua diberi minum dari satu Roh.”
Yesus mati bukan untuk orang Yahudi saja. Injil keselamatan diberitakan bagi semua orang dari berbagai bangsa.
Dan ketika seseorang menjadi percaya dan dibaptis, maka mereka akan berada dalam Jemaat Kristus atau Gereja yang universal.
Alkitab menyatakan bahwa kita menjadi bagian dari Tubuh Kristus.
Gereja lokal pertama yang dicatat dalam Alkitab adalah gereja di Yerusalem.
Kitab Kisah Para Rasul mencatat bahwa jemaat yang menjadi orang percaya setelah hari Pentakosta, mereka bertekun dalam pengajaran rasul-rasul dan dalam persekutuan.
Dan mereka selalu berkumpul untuk memecahkan roti dan berdoa -Kisah Para Rasul 2:42.
Ini adalah contoh dari gereja lokal pada masa jemaat yang mula-mula.
Oleh pemberitaan Injil yang dilakukan oleh para rasul, banyak orang percaya dan dibaptis di dunia yang dikenal pada masa tersebut.
Selain di wilayah Asia, juga Etiopia di Afrika, Makedonia di Eropa.
Saat ini Injil telah diberitakan ke seluruh bangsa di dunia, tetapi tetap masih ada suku-suku bangsa yang jumlah orang percaya masih sangat kecil, bahkan nihil.
Mereka ini lah yang disebut sebagai Suku Terabaikan atau STA. Sedangkan definisi resmi Suku Terabaikan adalah suku di mana jumlah orang percaya atau jemaat-jemaat belum mampu untuk menjangkau sukunya sendiri.
Jadi sekali lagi, siapa pun orang menerima Kristus dan dibaptis mereka adalah anggota dari Tubuh Kristus yang keanggotaannya dicatat bukan dibumi, tetapi dicatat dalam Kitab Kehidupan.
Memahami bahwa kita adalah bagian dari anggota tubuh Kristus yang ada di dunia, maka perlu sekali kita untuk saling menghormati, tidak menganggap bahwa gereja lokal dimana kita berada adalah yang terbaik atau ter… yang lainnya.
Kenyataannya kita saling membutuhkan satu dengan yang lain.
Sama seperti tangan membutuhkan mata untuk melihat, maka kita membutuhkan orang lain untuk mengerjakan hal yang tidak mampu kita lakukan seorang diri.
Gereja lokal juga saling membutuhkan untuk bersama-sama mengerjakan Amanat Agung Kristus.
Saudara, dalam kelompok pemuridan diskusikan bagaimana pengalamanmu dalam berinteraksi dengan anggota Tubuh Kristus di luar gereja lokal dimana engkau berada saat ini.
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya dan dapat menangkap arti yang dikandungnya!
Dimanakah saat ini Kristus berada?
Jika Yesus adalah Kepala, apa maknanya bagi umat percaya yang adalah bagian dari Tubuh Kristus?
Efesus 1:23 ”Jemaat yang adalah tubuh-Nya, yaitu kepenuhan Dia, yang memenuhi semua dan segala sesuatu.”
Kristus saat ini ada di sebelah kanan Allah Bapa.
Dia adalah Kepala dan dikatakan bahwa Jemaat adalah tubuh-Nya.
Siapa itu Jemaat? Jemaat adalah Gereja Tuhan, kumpulan orang yang sudah percaya, yang sudah ditebus oleh darah Kristus.
Kata Gereja berasal dari kata Yunani “Ekklesia”, yang terdiri dari kata “kaleo” yang artinya memanggil, dengan awalan “ek” yang artinya: keluar. Jadi, kata itu berarti “orang-orang yang dipanggil”.
Kita, umat percaya adalah orang-orang yang telah dipanggil, diselamatkan, dipindahkan dari maut ke dalam hidup, hidup yang kekal di dalam Kristus.
Efesus 1:22 ”Dan segala sesuatu telah diletakkan-Nya di bawah kaki Kristus dan Dia telah diberikan-Nya kepada jemaat sebagai Kepala dari segala yang ada.”
Efesus 1:22 ”Allah menaklukkan semuanya ke bawah kekuasaan Kristus, dan memberi Kristus kepada jemaat sebagai kepala dari segala sesuatu.” (versi BIS)
Jika Kristus adalah Kepala, Jemaat adalah Tubuh Kristus, dan jika Firman Allah menyatakan bahwa segala sesuatu telah diletakkan di bawah kaki Kristus.
Itu berarti bahwa segala sesuatu telah diletakkan di bawah Gereja.
Dan kita umat percaya telah diberikan anugerah untuk ikut menaklukkan segala sesuatu tersebut.
Siapa yang kita taklukkan? Musuh kita. Siapakah musuh kita? Tentu bukan teman atau orang yang tidak disukai.
Efesus 6:12 ”Sebab kita berjuang bukannya melawan manusia, melainkan melawan kekuatan segala setan-setan yang menguasai zaman yang jahat ini. Kita melawan kekuatan roh-roh jahat yang menguasai ruang angkasa.” (BIS)
Ya, mereka itulah musuh kita: setan, roh-roh jahat.
Mereka itu lah yang telah ditaklukkan di bawah kaki Kristus.
Dengan demikian pula, kita memiliki dasar iman untuk percaya bahwa sebagai anggota Tubuh Kristus, kita juga adalah bagian dari pemenang pertempuran melawan roh-roh jahat.
Saudara, dalam kelompok pemuridan diskusikan bagaimana sepatutnya hubungan kita dengan berbagai saudara seiman dari gereja-gereja lain.
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya dan dapat menangkap arti yang dikandungnya!
Tentang hal apa dunia tidak mengenal kita umat percaya?
Kapan kah seseorang bisa menjadi seperti Kristus?
Bertambah umur secara biologis akan dialami oleh semua orang.
Tetapi bertambah umur dan menjadi dewasa secara rohani hanya akan dialami oleh umat Tuhan yang memang mengusahakan kepada tujuan tersebut.
Menjadi dewasa hingga menyerupai Kristus dalam karakter harus diupayakan dengan segenap hati.
Filipi 2:12 ”Hai saudara-saudaraku yang kekasih, kamu senantiasa taat; karena itu tetaplah kerjakan keselamatanmu dengan takut dan gentar, bukan saja seperti waktu aku masih hadir, tetapi terlebih pula sekarang waktu aku tidak hadir,”
Kerjakan keselamatanmu dengan takut dan gentar. Ini adalah salah satu kunci menuju kedewasaan rohani.
Ini adalah makna dari hidup takut akan Tuhan.
Karena kita mengasihi Tuhan, maka kita menghormati Tuhan, taat kepada-Nya, mengasihi perintah-perintah-Nya.
1 Yohanes 3:2 ”…kita akan menjadi sama seperti Dia, sebab kita akan melihat Dia dalam keadaan-Nya yang sebenarnya.”
1 Yohanes 3:3 ”Setiap orang yang menaruh pengharapan itu kepada-Nya, menyucikan diri sama seperti Dia yang adalah suci.”
Tuhan menginginkan agar umat Tuhan bertumbuh menjadi seperti Kristus, dan bagi kita yang menaruh pengharapan itu, kita harus menyucikan diri, karena Allah adalah suci atau kudus.
Dengan begitu, setiap kita dituntut untuk mengerjakan keselamatan kita dengan takut dan gentar, menyucikan diri secara konsisten.
Apakah hal itu mudah? Kenyataannya tidak, betapa kita membutuhkan anugerah Tuhan agar kita dapat secara terus menerus hidup dalam kekudusan.
Bagaimana kita dapat menyucikan diri. Hal-hal praktis yang bisa kita lakukan:
Kita harus menyerahkan hidup kita kepada Tuhan.
Menyerahkan tubuh dan jiwa kita.
Memakai segenap anggota tubuh termasuk panca indera kita kepada Tuhan.
Menyerahkan pikiran, perasaan dan kehendak kita kepada Tuhan.
Pikiran kita hanya digunakan untuk memikirkan hal-hal yang mulia, yang adil, yang manis, yang sedap didengar… -Filipi 4:8.
Perasaan dan kehendak kita dan terutama ego kita, kita persembahkan kepada Tuhan.
Bukan kehendak ku, tetapi kehendak Tuhan yang terjadi.
Saudara, bagi yang tertarik untuk mendalami kematian ego, silahkan membaca sebuah buku yang baik, ditulis oleh Watchman Nee dengan judul “Remuknya Insan, Keluarnya Roh”.