Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Siapa yang melakukan tanda dan mujizat?
Berapa tanda dan mujizat yang dibuat oleh murid-murid?
Apa yang dilakukan semua orang yang percaya ketika mereka bersatu?
Apa yang dilakukan semua orang bersama-sama setiap hari?
Apa yang Tuhan tambahkan kepada mereka dengan semua hal yang mereka alami bersama?
Saudara-saudari..
Kisah Rasul menggambarkan awal mula kehidupan gereja yang dipenuhi Roh Kudus.
Setelah Roh Kudus dicurahkan di hari Pentakosta, murid-murid banyak melakukan mujizat dan tanda-tanda ajaib, yang membuat orang banyak merasa takut (kagum) dan takjub.
Kehidupan jemaat mula-mula berubah secara radikal.
Mereka tidak hanya mengalami pengalaman spiritual yang luar biasa.
Namun lebih dari itu, Roh Kudus membentuk suatu gaya hidup baru yang mencerminkan gaya hidup kerajaan Allah.
Gaya hidup ini ditandai dengan: persatuan yang erat antara orang percaya, kehidupan berbagi tanpa pamrih, kegembiraan dan ketulusan dalam kebersamaan, ketekunan dan kesehatian dalam ibadah dan persekutuan.
Mujizat dan tanda yang terjadi menjadi tanda kuasa Roh Kudus yang membuka hati banyak orang percaya kepada Yesus – sesuatu yang supernatural terjadi.
Roh Kudus melakukan sesuatu yang berbicara tentang hati yang dipulihkan, komunitas yang sehat yang melimpah dengan kasih, saling melayani dalam persekutuan dan cara hidup yang merefleksikan kerajaan Allah di bumi ini.
Saudara, seringkali kita hanya rindu mengalami mujizat secara fisik: kesembuhan, kelepasan, berkat keuangan.
Tetapi mujizat terbesar adalah saat hati yang hancur dipulihkan, hubungan yang rusak diperdamaikan, hidup yang kosong menjadi berarti, dan hidup kita berubah dan membawa perubahan bagi lingkungan kita.
Inilah bukti bahwa Roh Kudus bekerja nyata.
Kita semua dipanggil bukan hanya untuk menerima karya Roh Kudus dan mendapatkan mujizat tetapi menjadi alat Tuhan yang membawa gaya hidup kerajaan Allah; kasih, kesatuan, kebenaran dan kuasa Ilahi di manapun kita Tuhan menempatkan kita.
Tuhan Yesus memberkati.
Apa yang kita dapat lakukan hari ini untuk mengaplikasikan kebenaran Firman Tuhan ini? Ambil waktu doa dan bergantung kepada kuasa Roh Kudus untuk menyatakan mukjizat dan tanda kepada seseorang atau komunitasmu hari ini.
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya dan secara khusus hafalkanlah Kisah Para Rasul 8:26!
Siapakah yang berkata kepada Filipus dan membangunkan dia untuk memberitakan Injil kepada sida-sida dari Etiopia?
Siapakah yang berkata kepada Filipus untuk pergi dan mendekati sida-sida dari Etiopia yang berada dalam kereta?
Siapakah yang diberitakan oleh Filipus kepada sida-sida dari Etiopia?
Dalam hal memberitakan Injil maka kita akan mengalami penyertaan Tuhan sehingga banyak orang menjadi percaya melalui pemberitaan Injil dan disertai oleh tanda-tanda dan mukjizat.
”Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.”(Matius 28:19-20).
“Dan tangan Tuhan menyertai mereka dan sejumlah besar orang menjadi percaya dan berbalik kepada Tuhan.”(Kisah Para Rasul 11:21).
”Oleh Paulus Allah mengadakan mujizat-mujizat yang luar biasa.”(Kisah Para Rasul 19:11).
Penyertaaan Allah bagi kita dalam hal memberitakan Injil adalah diantaranya melalui pelayanan malaikat dan pelayanan Roh Kudus bagi kita dimana malaikat dapat berkata-kata dan demikian juga Roh Kudus, bahkan Roh Kudus dapat membuat orang-orang diyakinkan dan percaya serta menerima Injil Kerajaan Allah seperti yang dialami oleh Filipus.
Pelayanan dari malaikat dan Roh Kudus yang dialami oleh Filipus diantaranya adalah:
Malaikat berkata kepada Filipus untuk akhirnya dia bertemu dengan sida-sida dari Etiopia.”Kemudian berkatalah seorang malaikat Tuhan kepada Filipus, katanya: “Bangunlah dan berangkatlah ke sebelah selatan, menurut jalan yang turun dari Yerusalem ke Gaza.” Jalan itu jalan yang sunyi.”(Kisah Para Rasul 8:26). Bahkan bukan hanya kepada kita yang memberitakan Injil ada pelayanan malaikat tetapi juga bagi orang-orang yang akan menerima Injil seperti yang dialami oleh Kornelius.”Dalam suatu penglihatan, kira-kira jam tiga petang, jelas tampak kepadanya seorang malaikat Allah masuk ke rumahnya dan berkata kepadanya: “Kornelius!”(Kisah Para Rasul 10:3);
Roh Tuhan juga berkata kepada Filipus sehingga Injil diberitakan kepada sida-sida dari Etiopia.”Lalu kata Roh kepada Filipus: “Pergilah ke situ dan dekatilah kereta itu!” (Kisah Para Rasul 8:29).”Dan ketika Petrus sedang berpikir tentang penglihatan itu, berkatalah Roh: “Ada tiga orang mencari engkau.” (Kisah Para Rasul 10:19).
Pekerjaan dan pelayanan dari malaikat dan Roh Kudus membuat kita dan orang-orang yang diInjili mendapat tuntunan untuk menjadi percaya kepada Injil Yesus.
Oleh sebab itu marilah kita bergerak bersama pertolongan Roh Kudus serta malaikat Tuhan.
Diskusikanlah dalam komunitas saudara bagaimana pengalaman saudara memberitakan Injil disertai dengan pelayanan malaikat dan kuasa Roh Kudus!
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya dan secara khusus hafalkanlah I Korintus 9:17!
Mengapa Rasul Paulus tidak mempunyai alasan untuk memegahkan diri dalam hal memberitakan Injil?
Menurut kehendak siapakah Rasul Paulus memberitakan Injil?
Apakah upah bagi Rasul Paulus ketika dia memberitakan Injil?
Pemberitaan Injil adalah merupakan keharusan bagi orang-orang yang percaya, dan bukan karena menuntut sebuah upah bahkan tanpa upahnya adalah kita dilayakkan untuk memberitakan Injil.
Sebab keselamatan yang telah kita terima itu merupakan anugerah dari Tuhan dan tanpa membayar apapun, hanya karena kita percaya.
“Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah, dan oleh kasih karunia telah dibenarkan dengan cuma-cuma karena penebusan dalam Kristus Yesus.”(Roma 3:23-24).
”Pergilah dan beritakanlah: Kerajaan Sorga sudah dekat. Sembuhkanlah orang sakit; bangkitkanlah orang mati; tahirkanlah orang kusta; usirlah setan-setan. Kamu telah memperolehnya dengan cuma-cuma, karena itu berikanlah pula dengan cuma-cuma.”(Matius 10:7-8).
Itulah sebabnya Rasul Paulus menyatakan bahwa ia celaka jika tidak memberitakan Injil karena hal itu merupakan perintah Tuhan yang harus ditaati olehnya.
Pemberitaan Injil itu bukan karena dipaksa atau terpaksa tetapi merupakan sebuah kesadaran bahwa ini merupakan tugas yang harus kita lakukan di muka bumi karena ingin mengasihi Tuhan, sehingga tidak menuntut upah dan tidak menuntut hak kita.
”Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.”(Matius 28:19-20).
”Barangsiapa memegang perintah-Ku dan melakukannya, dialah yang mengasihi Aku. Dan barangsiapa mengasihi Aku, ia akan dikasihi oleh Bapa-Ku dan Aku pun akan mengasihi dia dan akan menyatakan diri-Ku kepadanya.”(Yohanes 14:21).
Oleh sebab itu agar kita tidak terjerat oleh upah dalam memberitakan Injil serta ketidaktaatan maka ada beberapa hal yang harus kita miliki, yaitu:
Kita harus memiliki hati yang rela untuk memberitakan Injil. ”Kakimu berkasutkan kerelaan untuk memberitakan Injil damai sejahtera.”(Efesus 6:15). Betapa indahnya kelihatan dari puncak bukit-bukit kedatangan pembawa berita, yang mengabarkan berita damai dan memberitakan kabar baik, yang mengabarkan berita selamat dan berkata kepada Sion: “Allahmu itu Raja!”(Yesaya 52:7).
Kita harus berangkat memberitakan Injil dengan penuh sukacita.”Sungguh, kamu akan berangkat dengan sukacita dan akan dihantarkan dengan damai; gunung-gunung serta bukit-bukit akan bergembira dan bersorak-sorai di depanmu, dan segala pohon-pohonan di padang akan bertepuk tangan.”(Yesaya 55:12).
Oleh sebab itu marilah kita tata kembali hati kita, tujuan hidup kita serta rencana-rencana kehidupan kita agar dikobarkan serta menyala kembali api pemberitaan Injil dalam kehidupan kita.
Diskusikanlah dalam komunitas saudara apakah yang dimaksudkan oleh Rasul Paulus tentang “Celakalah aku jika aku tidak memberitakan Injil” !
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya dan secara khusus hafalkanlah Kisah Para Rasul 11:19!
Apakah tujuan dari Allah agar jemaat mula-mula mengalami penganiayaan?
Selain kepada orang Yahudi maka kepada orang-orang apakah Injil juga diberitakan?
Siapakah yang menyertai jemaat mula-mula yang di dalam penganiayaan mereka melihat banyak orang yang percaya kepada Tuhan melalui Injil yang mereka beritakan?
Tuhan mengajarkan kepada kita bahwa untuk mengikut Dia kita harus rela menderita, menderita karena kita hidup di dalam kebenaran akan Injil Kerajaan Allah dan karena kita memberitakan Injil Kerajaan Allah.
“Sebab kepada kamu dikaruniakan bukan saja untuk percaya kepada Kristus, melainkan juga untuk menderita untuk Dia, dalam pergumulan yang sama seperti yang dahulu kamu lihat padaku, dan yang sekarang kamu dengar tentang aku.”(Filipi 1:29-30).
“Jadi janganlah malu bersaksi tentang Tuhan kita dan janganlah malu karena aku, seorang hukuman karena Dia, melainkan ikutlah menderita bagi Injil-Nya oleh kekuatan Allah.”(II Timotius 1:8).
Penderitaan yang dialami oleh gereja mula-mula adalah sebuah penganiayaan, namun penganiayaan tersebut tidak dapat menghalangi mereka untuk memberitakan Injil bahkan dengan penganiayaan tersebut Injil semakin disebarluaskan mulai dari Yerusalem, Yudea, Samaria dan sampai ke ujung bumi.
”Pada waktu itu mulailah penganiayaan yang hebat terhadap jemaat di Yerusalem. Mereka semua, kecuali rasul-rasul, tersebar ke seluruh daerah Yudea dan Samaria.”(Kisah Para Rasul 8:1b).
Beberapa hal yang harus kita pahami agar setiap penganiayaan yang kita alami karena memberitakan Injil tidak menghambat kita untuk terus memberitakan Injil adalah:
Yesus telah mengalahkan dunia ini sehingga penderitaan dan penganiayaan tidak dapat menghentikan kita untuk memberitakan Injil. ”Semuanya itu Kukatakan kepadamu, supaya kamu beroleh damai sejahtera dalam Aku. Dalam dunia kamu menderita penganiayaan, tetapi kuatkanlah hatimu, Aku telah mengalahkan dunia.” (Yohanes 16:33);
Penganiayaan karena memberitakan Injil merupakan anugerah dari Tuhan.”Rasul-rasul itu meninggalkan sidang Mahkamah Agama dengan gembira, karena mereka telah dianggap layak menderita penghinaan oleh karena Nama Yesus.” (Kisah Para Rasul 5:41);
Sekalipun kita mengalami penderitaan dan penganiayaan karena memberitakan Injil namun Firman Allah tidak terbelenggu.”Karena pemberitaan Injil inilah aku menderita, malah dibelenggu seperti seorang penjahat, tetapi firman Allah tidak terbelenggu.”(II Timotius 2:9).
Oleh sebab itu penderitaan dan penganiayaan apapun yang kita alami dalam pemberitaan Injil, hati kita tetap berkobar-kobar untuk Injil terus diberitakan, sebab Firman Allah tidak dapat terbelenggu.
Diskusikanlah dalam komunitas saudara tentang pengalaman saudara bahwa penderitaan penganiayaan tidak dapat menghambat saudara untuk tetap memberitakan Injil!
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya dan secara khusus hafalkanlahFilipi 1:5!
Coba sebutkan beberapa sikap yang benar yang dilakukan oleh rasul Paulus untuk pertumbuhan rohani jemaat di Filipi?
Hal apakah yang disyukuri oleh Rasul Paulus terhadap jemaat di Filipi?
Siapakah yang mengerjakan persekutuan dalam berita Injil bagi jemaat di Filipi sehingga mereka mengalami pertumbuhan yang luar biasa?
Injil adalah berita tentang apa yang Yesus telah lakukan buat manusia melalui kematian-Nya, kebangkitan-Nya serta naiknya Yesus ke surga dan duduk di sebelah kanan Bapa.
Dan jemaat di Filipi mengalami persekutuan dalam berita Injil sehingga mereka mengalami pertumbuhan yang luar biasa dan terhindar dari penyesatan dari Injil yang palsu.
Untuk kita mengalami persekutuan dalam berita Injil maka ketika kita lahir baru haruslah merupakan sebuah pewahyuan dari Allah tentang siapa Yesus buat kita.
“Dan meminta kepada Allah Tuhan kita Yesus Kristus, yaitu Bapa yang mulia itu, supaya Ia memberikan kepadamu Roh hikmat dan wahyu untuk mengenal Dia dengan benar.”(Efesus 1:17).
“Maka jawab Simon Petrus: “Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!” Kata Yesus kepadanya: “Berbahagialah engkau Simon bin Yunus sebab bukan manusia yang menyatakan itu kepadamu, melainkan Bapa-Ku yang di sorga.”(Matius 16:16-17).
Hal-hal apakah yang perlu kita pahami tentang Injil sehingga kita harus senantiasa mengalami persekutuan dalam berita Injil:
Pahami bahwa kematian Yesus telah memusnahkan kuasa iblis sehingga kita memiliki kehidupan Yesus.”Karena anak-anak itu adalah anak-anak dari darah dan daging, maka Ia juga menjadi sama dengan mereka dan mendapat bagian dalam keadaan mereka, supaya oleh kematian-Nya Ia memusnahkan dia, yaitu Iblis, yang berkuasa atas maut.”(Ibrani 2:14).”Dengan demikian kita telah dikuburkan bersama-sama dengan Dia oleh baptisan dalam kematian, supaya, sama seperti Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian juga kita akan hidup dalam hidup yang baru.”(Roma 6:4);
Pahami bahwa kebangkitan Yesus, Ia memusnahkan keberadaan iblis dan Yesus menghancurkan kuasa maut dan telah memegang kunci kerajaan maut sehingga kita memiliki kehidupan baru yaitu kehidupan Yesus.“Kamu juga, meskipun dahulu mati oleh pelanggaranmu dan oleh karena tidak disunat secara lahiriah, telah dihidupkan Allah bersama-sama dengan Dia, sesudah Ia mengampuni segala pelanggaran kita,dengan menghapuskan surat hutang, yang oleh ketentuan-ketentuan hukum mendakwa dan mengancam kita. Dan itu ditiadakan-Nya dengan memakukannya pada kayu salib.”(Kolose 2:13-14).
Dengan persekutuan dalam berita Injil yang kita bangun melalui diwahyukannya akan kematian dan kebangkitan Yesus bagi kita, maka pengenalan kita akan Tuhan menjadi berhasil dan tidak dapat digoncangkan dan disesatkan oleh ajaran-ajaran dunia ini.
Pada akhirnya kita akan mengalami kepenuhan Kristus sehingga rupa Kristus menjadi nyata dalam kita.
“Jemaat yang adalah tubuh-Nya, yaitu kepenuhan Dia, yang memenuhi semua dan segala sesuatu.” (Efesus 1:23).
Oleh sebab itu marilah kita senantiasa bersekutu dengan Yesus sampai kehidupan Yesus, Injil itu dicetak dalam batin, pikiran dan perbuatan kita.
Diskusikanlah dalam komunitas saudara bagaimana saudara membangun persekutuan dalam berita Injil yang membuat saudara tetap berkobar-kobar dalam mengikut Yesus!