Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Siapa yang melakukan banyak tanda-tanda mujizat?
Adakah yang berani bergabung dengan para rasul-rasul pada saat mereka mengadakan mujizat?
Ketika para rasul mengadakan tanda-tanda mujizat, apakah berdampak kepada pertambahan jumlah orang yang percaya? (ayat 14)
Kita pernah melihat dan membaca tulisan yang berisi ajakan ”Hadirilah kebaktian kesembuhan Ilahi”, “Mujizat Allah masih ada”.
Biasanya tulisan-tulisan tersebut, bagi kita mengalami sakit yang tidak kunjung sembuh dan yang memerlukan mujizat sangat antusias untuk mengikuti acara tersebut.
Ajakan-ajakan tersebut bukan salah atau benar, tetapi kita harus tahu bahwa tidak harus dengan mujizat untuk mempertobatkan orang!
Tetapi setidaknya mujizat bisa menarik banyak orang untuk datang melihat dan mendengar tentang Injil.
Agar pemberitaan Injil yang mereka dengar oleh karena kasih karunia Tuhan, maka mereka turut diselamatkan.
Demikian juga para Rasul masa itu, mereka sadar betul, bahwa kuasa mujizat yang mereka dapatkan bukan berasal dari diri mereka, para rasul juga bukan sedang mempertontonkan tentang kehebatan diri mereka, tetapi kuasa itu datang dari Roh Kudus yang membuat mereka berani memberitakan Firman Allah.
Tujuan akhir dari perbuatan-perbuatan mujizat yang dilakukan oleh para rasul adalah semakin bertambah banyak jumlah orang yang percaya kepada Tuhan.
Tidak semua orang bisa melakukan banyak mujizat, bukan berarti bahwa orang tersebut tidak memiliki iman, tetapi mujizat itu sepenuhnya merupakan otoritas Allah terhadap seseorang atau kelompok orang.
Tidak semua orang dapat mengalami mujizat-mujizat tertentu, misal: Mujizat kesembuhan.
Tuhan Allah tidak bisa diikat oleh kewajiban untuk melakukan mujizat seperti yang kita inginkan.
Tuhan tidak selalu menolong manusia dengan cara-cara supranatural. Peristiwa natural sering dipakai Tuhan untuk menolong manusia.
Tuhan punya banyak cara untuk menolong manusia, baik itu secara natural maupun supranatural.
Dia tidak bisa didikte oleh apapun dan siapapun!
Tahukah kita bahwa mujizat Tuhan terbesar yang dibutuhkan bagi diri kita?
Kita termasuk salah satu orang dari sekian milyar orang dimuka bumi ini, yang dipilih oleh Kristus untuk memperoleh keselamatan dengan cuma-cuma, keselamatan adalah mukjizat terbesar yang Tuhan berikan.
Kita harus memiliki pengertian yang benar dan seimbang tentang mujizat itu.
Fokus utama jemaat yang sudah percaya kepada Dia, bukan lagi mencari-cari mujizat, jangan fokus kepada orang-orang tertentu yang melakukan mujizat, tetapi Injil yang tertulis dalam Alkitablah yang terutama dan menjadi fokus kita saat ini.
Firman Tuhan menuliskan “mereka memberitakan injil ke segala penjuru dan Tuhan bekerja dan meneguhkan Firman itu dengan tanda-tanda mujizat” (lihat Lukas 16:20).
Dengan kata lain tujuan akhir dari tanda-tanda mujizat itu terjadi agar nama Tuhan dapat diberitakan bagi semua orang.
Diskusikan dengan kelompok PA dan persekutuan kita. Jika kita tidak mengalami mujizat, apakah Tuhan wajib melakukan mujizat untuk kita? Apakah fokus kita masih mencari-cari mujizat dibandingkan dengan mau belajar tentang pribadi dan kebaikan Tuhan yang sudah tertulis dalam Alkitab?
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Ketika Roh kudus turun, apa yang terjadi atas kumpulan orang yang telah percaya itu? (ayat 32)
Apa dampak yang terjadi dalam kumpulan jemaat, pada saat itu (ayat 33)
Adakah diantara kumpulan jemaat yang kekurangan, pada saat jemaat saling berbagi? (ayat 34a)
Mengapa pemberian yang diperoleh diantara jemaat diserahkan pada rasul-rasul? (ayat 35)
Pada saat peristiwa pentakosta terjadi, dimana terjadi pencurahan Roh Kudus turun atas para Rasul, mereka dengan berani memberitakan Firman Allah yang kemudian berdampak kepada pertambahan jumlah jemaat yang percaya kepada Kristus Yesus.
Kepercayaan kepada Firman Allah-lah yang membuat jemaat mula-mula bisa sehati dan sejiwa diantara mereka.
Apakah zaman sekarang sehati dan sejiwa diantara jemaat yang percaya kepada Kristus masih relevan? Ya, masih relevan.
Namun kita dengan jujur mengatakan bahwa hal tersebut tidak mudah dan tidak banyak kita temukan sekelompok orang beriman atau jemaat yang sehati dan sejiwa seperti kehidupan jemaat mula-mula.
Kita harus paham dan sadar bahwa Firman Allah-lah yang mempersatukan kita.
Kita tidak lagi fokus kepada perbedaan, seperti beda usia, beda jenis kelamin, beda senioritas dalam ikut Tuhan, perbedaan ekonomi, perbedaan status sosial.
Tetapi kita harus lebih fokus kepada kesatuan tubuh, roh, satu Tuhan, satu iman, satu baptisan, satu Allah dan Bapa dari semua (Lihat Efesus 4:4-6).
Jika kita mengetahui bahwa Firman Allah yang sudah mempersatukan kita, maka jemaat otomatis memiliki gaya hidup memberi.
Memberi dengan apa yang kita miliki. Itu adalah salah satu tanda perwujudan kesehatian dalam jemaat.
Jadi tidak mungkin orang benar atau jemaat yang percaya kepada Firman Allah tidak mau berbagi kepada jemaat yang tidak mampu.
Namun perlu diingat, prinsip cara hidup berbagi pada era jemaat mula-mula bukan merupakan suatu keharusan atau sesuatu yang dipaksakan tetapi murni berdasarkan hati yang sukarela.
Dan prinsip berbagi tersebut bukan berbicara “kesamarataan, tetapi berbicara keseimbangan.”
Artinya biarpun ada jemaat yang kaya menjual harta miliknya, namun itu tidak berarti seluruh harta miliknya juga di jual untuk orang yang membutuhkan, tetap orang kaya tersebut masih memiliki harta lainnya.
Begitu pula dengan orang yang kurang mampu tidak menuntut agar orang yang mampu atau orang kaya memberi dan membagikan seluruh harta mereka, agar orang yang kurang mampu itu menjadi sama dengan orang yang mampu.
Orang yang memiliki banyak harta harus ingat, bahwa mereka harus juga memberi lebih banyak dibandingkan orang yang kurang mampu.
Agar terjadi “keseimbangan, tidak ada seorangpun yang berkekurangan diantara mereka” (lihat Kisah Para Rasul 4:34a).
Kemana sebaiknya kita membagikan atau menyerahkan harta milik kita?
Bisa langsung kepada orang, jemaat yang membutuhkan disekitar kita, anggota PA, anggota persekutuan atau jemaat kita.
Namun pada konteks ayat yang kita baca (lihat Kisah Para Rasul 4:35) jemaat mula-mula meletakkan di depan kaki rasul-rasul.
Hal itu dimaksudkan bukan untuk memperkaya para rasul atau hamba Tuhan, gereja, namun agar pemberian seluruh jemaat dapat dikelola dengan baik, bijaksana dan rapi untuk dibagikan kepada setiap orang sesuai dengan keperluan jemaat.
Selain itu juga untuk menghindari “dominasi dan ketergantungan” si pemberi terhadap orang yang di beri.
Jadi dengan demikian terhindarkan orang-orang yang memiliki harta banyak untuk dianggap “orang yang paling berjasa” untuk jemaat yang kurang mampu.
Diskusikan dengan kelompok PA dan persekutuan kita. Sesuai dengan perikop ayat renungan yang kita baca hari ini, apakah kita sudah belajar dan rela hati memberi dengan harta yang kita miliki, sebagai perwujudan bahwa kita sudah sehati dan sejiwa dengan anggota tubuh Kristus yang memerlukan?
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Menjadi teladan dalam hal apa saja kita harus senantiasa?
Apa yang harus kita tekuni sesuai surat Paulus ini?
Apa yang harus kita lakukan dengan karunia yang Tuhan berikan?
Timotius adalah seorang pemimpin muda gereja di Efesus yang menjadi murid dan mitra pelayanan Paulus (Kisah Para Rasul 16:1-3).
Sebagai pemimpin muda, Timotius mungkin merasa dirinya kurang berpengalaman atau tidak dihormati oleh jemaat yang lebih tua.
Oleh karena itu, Paulus menulis surat ini untuk memberikan arahan dan dorongan kepada Timotius.
Paulus menekankan bahwa kepemimpinan rohani tidak hanya soal usia atau status, tetapi tentang karakter dan integritas.
Timotius harus menjadi teladan dalam lima aspek utama: perkataan, tingkah laku, kasih, kesetiaan, dan kesucian.
Tugas utama Timotius adalah membaca, mengajar, dan memberitakan firman Tuhan.
Ini menunjukkan bahwa firman Tuhan adalah fondasi utama pelayanan gereja.
Paulus juga mengingatkan Timotius untuk tidak melalaikan karunia rohani yang telah diberikan kepadanya melalui nubuat dan penumpangan tangan.
Ini menunjukkan bahwa setiap pemimpin gereja memiliki tanggung jawab untuk mengembangkan potensi spiritualnya.
Setiap orang percaya, terutama pemimpin gereja, harus terus mengembangkan karunia rohani yang telah diberikan Allah.
Ini membutuhkan disiplin dan kerja keras.
Kita harus menjaga integritas pribadi sambil memastikan bahwa ajaran yang disampaikan sesuai dengan firman Tuhan.
Kedua hal ini sangat penting untuk pertumbuhan rohani gereja.
Secara khusus, karunia rohani adalah pemberian dari Tuhan untuk membangun tubuh Kristus atau gereja lokal dimana kita ditempatkan.
Karunia-karunia yang diberikan kepada kita adalah bentuk kepercayaan Allah kepada kita gerejaNya.
Tentunya kita harus menggunakannya seperti yang dikehendakiNya.
Ingatlah akan perumpamaan hamba dengan talenta yang diberikan tuannya.
Tuhan kita ingin semua talenta yang dipercayakan digunakan dan dilipatgandakan, bukan untuk disimpan sendiri.
Suatu saat Tuhan akan meminta pertanggungjawaban kepada kita, sama seperti tuan yang meminta pertanggungjawaban atas setiap talenta yang dipercayakannya.
Bagaimana dengan kita hari ini? Sudahkah kita melayani sesuai talenta dan karunia yang Tuhan percayakan?
Apakah kita setia dengan sedikit talenta yang Tuhan percayakan?
Tidak masalah kecil atau besar, suatu waktu Tuhan akan mempercayakan lebih banyak lagi karena kesetiaan kita mulai dari hal sederhana untuk menggunakan talenta tersebut bagi rencanaNya.
Diskusikan dengan kelompok PA dan persekutuan kita, bahwa adakah manusia yang tidak pernah berbuat dosa? Siapakah yang sanggup menebus dosa kita? Dan diskusikan hal apa yang harus kita lakukan agar dosa kita ditebus dan kita beroleh keselamatan.
RAHASIA YANG DINYATAKAN DI DALAM ROH KEPADA PAULUS
Penulis : Anang Kristianto
Pembacaan Alkitab Hari ini :
EFESUS 3:1-6
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Apakah yang dipercayakan Allah kepada Paulus (ayat 2)?
Bagaimana rahasia Kristus dinyatakan kepada Paulus?
Apakah yang sekarang dinyatakan di dalam Roh kepada rasul dan nabiNya?
Apakah orang-orang bukan Yahudi seperti kita turut menjadi ahli waris dan janji yang diberikan dalam Kristus Yesus?
Jemaat Efesus adalah komunitas Kristen mula-mula yang terletak di kota Efesus, sebuah pusat perdagangan dan kebudayaan besar di wilayah Asia Kecil.
Jemaat ini didirikan oleh Paulus selama pelayanannya di sana (Kisah Para Rasul 19).
Salah satu tantangan utama dalam gereja mula-mula adalah ketegangan antara orang Yahudi dan bukan Yahudi mengenai status mereka di dalam Kerajaan Allah.
Banyak orang Yahudi merasa bahwa mereka memiliki hak istimewa lebih tinggi sebagai “umat pilihan Tuhan” berdasarkan hukum Taurat dan tradisi mereka.
Sementara itu, orang-orang bukan Yahudi sering kali merasa diri mereka inferior atau kurang layak dibandingkan dengan orang Yahudi.
Paulus menulis surat ini untuk menegaskan bahwa baik Yahudi maupun bukan memiliki kedudukan yang sama di dalam Kristus melalui anugerah Allah.
“Rahasia tentang Kristus” (ayat 4): Kata “rahasia” (mysterion) dalam bahasa Yunani berarti sesuatu yang sebelumnya tersembunyi tetapi sekarang dinyatakan oleh Tuhan.
Dalam konteks ini, “rahasia” merujuk pada rencana ilahi bahwa bangsa-bangsa bukan Yahudi juga termasuk dalam keselamatan melalui Kristus.
Paulus menegaskan bahwa melalui Kristus, semua orang adalah setara dalam hal keselamatan.
Tidak ada lagi perbedaan status atau hak istimewa berdasarkan etnisitas atau tradisi.
Ayat 6 (“turut menjadi ahli waris”) menunjukkan bahwa semua orang percaya, tanpa memandang latar belakang mereka, memiliki bagian yang sama dalam janji-janji Allah.
Dalam gereja lokal, kita harus menolak segala bentuk diskriminasi berdasarkan ras, etnisitas, gender, atau status sosial.
Semua orang percaya adalah anggota tubuh Kristus yang setara.
Untuk memahami kebenaran rohani, kita membutuhkan bimbingan Roh Kudus.
Firman Tuhan harus dibaca dan dipelajari dengan hati yang terbuka terhadap penyataan ilahi.
Persoalannya adalah bagaimana kita terus mempelajari kebenaran Firman Tuhan agar semakin memahami kebenaran demi kebenaran yang Roh Kudus terus nyatakan dalam kehidupan kita?
Kelompok pemuridan dan persekutuan membuat kita terus mempelajari FirmanNya.
Tentunya tidak hanya rahasia mengenai status kita dihadapan Tuhan, tetapi juga banyak “rahasia” lain untuk bagaimana kita menggenapi janjiNya.
Diskusikan dengan kelompok PA dan persekutuan kita, mengenai topik ini dengan lebih mendalam. Bagaimana kita bisa praktekkan dalam kehidupan sehari-hari dan berkat apa yang didapat dari melakukan Firman Tuhan ini.
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Apakah Injil yang kita beritakan atau diberitakan Paulus adalah injil manusia?
Melalui apa Paulus menerima Injil yang diberitakannya?
Seperti apa kehidupan Paulus pada waktu dalam agama Yahudi?
Menurut Paulus sejak kapan Tuhan memilihnya?
Jemaat Galatia adalah komunitas Kristen mula-mula yang tinggal di wilayah Galatia (sekarang Turki modern).
Mereka terdiri dari orang-orang non-Yahudi yang telah menerima Injil Kristus melalui pemberitaan Paulus.
Mengapa surat ini ditulis?
Menurut referensi setelah Paulus meninggalkan Galatia, kelompok “pengajar palsu” datang dan mulai mengajarkan bahwa untuk diselamatkan, orang Kristen harus menaati hukum Taurat, termasuk sunat dan aturan ritual Yahudi.
Paulus menulis surat ini untuk membela keabsahan Injil yang ia beritakan dan menegaskan bahwa keselamatan hanya berasal dari iman kepada Kristus, bukan dari ketaatan terhadap hukum Taurat.
Paulus menekankan bahwa kabar baik yang ia sampaikan bukan berasal dari manusia, tetapi langsung dari Tuhan.
Kata “penyataan” (apokalypsis) mengacu pada wahyu ilahi yang diberikan secara langsung oleh Tuhan.
Ini menunjukkan bahwa Injil Paulus bersifat supernatural, bukan hasil pemikiran manusia.
Dalam ayat-ayat ini, Paulus menceritakan bagaimana hidupnya dahulu dan bagaimana Allah memanggilnya untuk membuktikan validitas panggilannya sebagai rasul. Ia menjelaskan latar belakangnya sebagai musuh gereja sebelum bertobat, kemudian menegaskan bahwa perubahan drastis dalam hidupnya hanya bisa dijelaskan oleh intervensi ilahi.
Pesan utama bagi jemaat Galatia adalah untuk tetap setia pada Injil murni yang berpusat pada Kristus, tanpa mencampuradukkan dengan hukum Taurat atau tradisi manusia.
Saudara, melalui bacaan kita hari ini kita bisa merenungkan ulang tidak hanya kehidupan Saulus yang kemudian menjadi Paulus karena intervensi ilahi.
Sama seperti Paulus mengalami perjumpaan Ilahi yang mengubahkan hidupnya, begitu juga kita seharusnya mengalami perjumpaan secara pribadi dengan Allah yang mengasihi kita.
Perjumpaan pribadi kita dengan Allah pada saat kelahiran kembali kita tentunya tidak akan sama seperti yang terjadi pada Paulus.
Allah memiliki cara yang unik dan spesial untuk menyatakan diriNya kepada kita secara pribadi.
Satu hal yang harus kita ingat bahwa sejak saat itu seharusnya kita mengalami suatu perubahan hidup karena mengalami penyataan Ilahi.
Bagaimana dengan hari ini?
Apakah penyataan Ilahi yang kita terima masih berkobar untuk dapat kita sampaikan kepada orang lain?
Apakah autobiografi kita (catatan kehidupan kita) mengalami perubahan seperti Paulus?
Injil yang mengubah hidup kita itulah yang harus kita beritakan kepada banyak orang.
Diskusikan dengan kelompok PA dan persekutuan kita, mengenai topik ini dengan lebih mendalam. Bagaimana kita bisa praktekkan dalam kehidupan sehari-hari dan berkat apa yang didapat dari melakukan Firman Tuhan ini.
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Berapa jumlah orang yang ditambahkan dalam satu hari?
Tindakan apa yang dilakukan oleh para rasul untuk membimbing orang-orang yang telah menjadi percaya?
Setelah hari Pentakosta dimana Roh Kudus dicurahkan.
Banyak orang yang kemudian mengalami lawatan Tuhan, mereka rindu untuk mengenal Tuhan.
Dari berbagai tempat mereka datang untuk mendengarkan para rasul berkhotbah.
Setelah mendengar Firman yang disampaikan oleh para rasul, mereka sangat terharu, lalu mereka bertanya kepada Petrus dan rasul-rasul yang lain: “Apakah yang harus kami perbuat, saudara-saudara?” (Kisah Para Rasul 2:37).
Para rasul yang kebanyakan adalah orang-orang yang sederhana, diberi hikmat oleh Roh bagaimana sepatutnya mereka melayani ribuan orang yang Tuhan tambahkan dalam jemaat.
Petrus dan saudara-saudaranya yang berprofesi sebagai nelayan, tiba-tiba harus melayani ribuan orang jemaat baru.
ika hal itu terjadi di masa kini, para rasul bisa dibantu dengan teknologi multimedia yang bisa membantu mereka mengajar kepada banyak orang secara sekaligus.
Tetapi pada saat itu, tentu hal tersebut belum ada dan Roh Kudus memberikan hikmat bagaimana mereka harus melayani.
Para rasul meminta mereka beribadah di rumah-rumah, mungkin ada tigapuluh orang yang sekaligus beribadah di satu rumah.
Mungkin seperti ibadah persekutuan di masa kini.
Kemudian para rasul akan berkeliling untuk mengajar dari rumah ke rumah.
Bisa dibayangkan bahwa pada waktu itu belum ada Alkitab yang dicetak seperti saat ini.
Jadi sistem pengajaran yang disampaikan sebagian besar melalui lisan.
Misalnya mereka menceritakan bagaimana Tuhan menolong Daud dan mengokohkan takhta Daud melalui berbagai pertempuran yang dialami oleh Daud.
Para rasul juga bisa menceritakan nubuat-nubuat kedatangan Mesias dan bagaimana hal itu kemudian digenapi oleh kedatangan Yesus sebagai Anak Tunggal Allah Bapa.
Tetapi di samping pengajaran lisan dari para rasul, Roh Kudus juga membantu meneguhkan pengajaran-pengajaran tersebut dengan mukjizat dan tanda-tanda.
Seperti tertulis dalam Kisah Para Rasul 2:43 “Maka ketakutanlah mereka semua, sedang rasul-rasul itu mengadakan banyak mujizat dan tanda.”
Pengajaran lisan, kesaksian para rasul ditambah dengan mukjizat dan tanda-tanda, itu semua semakin meneguhkan jemaat untuk mereka semakin mengenal Allah, semakin mengenal Yesus yang diutus oleh Bapa untuk memberitakan keselamatan bagi bangsa-bangsa.
Jika duaribu tahun yang lalu, mereka dalam segala keterbatasan, tetapi dengan haus dan rindu bertekun dalam pengajaran rasul.
Bukankah sepantasnya jika saat ini, dimana Alkitab dan buku-buku rohani banyak tersedia baik di toko buku rohani maupun yang bisa kita peroleh melalui online.
Sepatutnya kita bisa lebih bertekun dalam belajar Firman dan kemudian melakukannya.
Saudara, diskusikan dalam kelompok pemuridan, sudah berapa lama engkau menerima Kristus sebagai Juruselamat, sudah berapa kali engkau membaca Alkitab dari awal hingga akhir?
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Apa yang terjadi setelah Ishak menabur?
Apa saja bukti pemeliharaan Allah atas Ishak?
Pada masa Perjanjian Lama, sumber air di wilayah dimana umat Israel tinggal tampaknya sangat terbatas.
Sehingga menemukan sumber air adalah anugerah dan jika orang tidak bisa menemukan sumber air, mereka akan menggali sumur.
Tetapi menggali sumur pun bukan hal yang mudah.
Pada saat itu belum ada alat bor seperti saat ini dan belum ada juga teknologi yang membantu mencari sumber air di tanah yang tandus.
Alkitab tidak mencatat jumlah sumur yang telah digali oleh Abraham, tetapi Alkitab mencatat bahwa sumur-sumur tersebut telah ditutup dan ditimbun oleh orang Filistin.
Alkitab juga tidak menjelaskan alasan orang Filistin menutup sumur tersebut, namun mengingat bahwa sumur adalah sumber air yang penting bagi semua orang dan juga hewan.
Alasannya mungkin semata karena iri hati dengan berkat yang Allah berikan kepada Abraham yang memiliki begitu banyak ternak, maka dengan menutup sumur yang dimiliki Abraham, orang Filistin berharap bahwa Abraham akan kesulitan untuk memperoleh air bagi ternak-ternaknya.
Setelah Abraham meninggal, Ishak mencari tahu sumur-sumur mana saja yang pernah dimiliki oleh ayahnya, dan setelah ditemukan sumur tersebut digali sehingga mereka tidak kekurangan air, baik bagi mereka maupun bagi ternak mereka.
Kejadian 26:19 “Ketika hamba-hamba Ishak menggali di lembah itu, mereka mendapati di situ mata air yang berbual-bual airnya.”
Ishak memperoleh air yang berlimpah, mata air yang berbual-bual.
Sehingga ternaknya pun menjadi sangat banyak, Ishak menjadi sangat kaya, sehingga Abimelekh yang adalah raja orang Filistin menjadi cemburu dan takut dengan Ishak yang sangat diberkati oleh Tuhan.
Seperti tertulis dalam Kitab Kejadian 26:16“Lalu kata Abimelekh kepada Ishak: “Pergilah dari tengah-tengah kami sebab engkau telah menjadi jauh lebih berkuasa dari pada kami.”
Sumur dapat melambangkan kehidupan dan kesuburan. Jadi ketika Ishak memutuskan untuk menggali sumur yang pernah digali ayahnya.
Ishak sedang meneladani iman ayahnya dengan sungguh bersandar kepada Allah.
Dan tindakan tersebut diganjar dengan berkat yang berlimpah sehingga Ishak pun menjadi sangat kaya seperti halnya Abraham ayahnya.
Pada saat ini, menggali sumur dapat dimaknai sebagai menemukan kembali sumber-sumber berkat Allah yang pernah menjadi alat Allah untuk memberkati pelayanan para pemimpin rohani di masa yang lalu.
Mempelajari hal-hal yang baik dari orang-orang yang pernah dipakai oleh Tuhan di masa yang lalu, bukanlah tindakan yang salah.
Bahkan tindakan ini sesungguhnya membutuhkan kerendahan hati kita untuk mau belajar pada para hamba Tuhan yang pernah Tuhan pakai di masa-masa yang lalu.
Saudara, diskusikan dalam kelompok pemuridan, hal-hal baik apakah yang engkau lihat dari para pemimpin khususnya di masa yang lalu, yang engkau bisa gali dan pelajari.
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Mengapa tanah Gosyen menjadi istimewa?
Peristiwa apa yang terjadi di istana Firaun?
Keluaran 8:23 ”Sebab Aku akan mengadakan perbedaan antara umat-Ku dan bangsamu. Besok tanda mujizat ini akan terjadi.”
Ketika Allah memerintah Musa untuk membawa umat Israel keluar dari Mesir, ada sepuluh tulah yang menimpa rakyat Mesir.
Dan setiap kali tulah terjadi, maka tulah itu hanya menimpa rakyat Mesir.
Tuhan dengan jelas menyatakan: “Sebab Aku akan mengadakan perbedaan antara umat-Ku dan bangsamu.”
Tuhan akan mengadakan perbedaan antara umat Israel dan bangsa Mesir.
Hal yang serupa dinyatakan oleh Maleakhi, seperti yang terdapat dalam Kitab Maleakhi 3:18 “Maka kamu akan melihat kembali perbedaan antara orang benar dan orang fasik, antara orang yang beribadah kepada Allah dan orang yang tidak beribadah kepada-Nya.”
Allah membuat atau melakukan perbedaan antara orang benar dan orang fasik, lebih tegas antara antara orang yang beribadah kepada Allah dan orang yang tidak beribadah kepada-Nya.
Bagi kita umat Allah yang beribadah kepada Allah: hidup berkenan kepada Tuhan, hidup kudus dalam takut akan Tuhan.
Maka Tuhan menjanjikan bahwa hidup kita akan dibuat berbeda.
Kita dan orang yang belum mengenal Tuhan bisa mengalami hal-hal yang sama.
Seperti saat ini ketika banyak orang mengatakan bahwa Indonesia sedang tidak baik-baik saja.
Ketika banyak terjadi pemutusan hubungan kerja (PHK) oleh karena produksi dan penjualan menurun, sehingga banyak perusahaan bangkrut.
Tuhan menjanjikan bahwa Dia akan melakukan hal yang berbeda bagi umat-Nya, bagi orang yang beribadah kepada-Nya.
Makna beribadah kepada Tuhan, tentu bukan sekedar kita hadir setiap Minggu di gereja.
Ibadah yang hakiki adalah ketika kita hidup berkenan kepada Tuhan. Kita membaca Firman dan melakukan perintah Firman.
Kita hidup bersandar kepada Tuhan dan bukan pada kekuatan sendiri.
Yeremia 17:5,7 ”Beginilah firman TUHAN: “Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, yang mengandalkan kekuatannya sendiri, dan yang hatinya menjauh dari pada TUHAN!. Diberkatilah orang yang mengandalkan TUHAN, yang menaruh harapannya pada TUHAN!”
Saudara, diskusikan dalam kelompok pemuridan, apakah engkau pernah mengalami perbedaan yang Tuhan lakukan, oleh karena engkau beribadah kepada Tuhan, dibandingkan dengan temanmu yang belum mengenal Tuhan?
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Sejak kapan Allah memilih kita sebagai umat yang ditebus oleh darah Kristus?
Apakah tujuan penebusan Tuhan bagi kita?
Allah telah memilih kita sebelum dunia dijadikan, supaya kita kudus dan tak bercacat di hadapan-Nya.
Dan untuk tujuan tersebut kepada kita telah dikaruniakan segala berkat rohani. (lihat Efesus 1:3,4).
Bukankah ini sebuah janji yang begitu hebat dan mulia bagi kita umat tebusan Tuhan.
Kepada kita Allah memberikan arah yang jelas, kemana seharusnya kita berjalan secara rohani.
Tujuan akhirnya jelas: supaya kita kudus dan tak bercacat di hadapan-Nya.
Kita memiliki latar belakang yang berbeda, profesi yang berbeda, ada yang saat ini sebagai pelajar, mahasiswa atau milenial yang sedang bekerja di perusahaan atau instansi pemerintah.
Firman Tuhan menyatakan bahwa kita disatukan oleh tujuan yang sama: menjadi kudus dan tak bercacat di hadapan-Nya.
Agar dengan demikian kita semakin serupa dengan Kristus dalam karakter dan perilaku.
Dan untuk tujuan tersebut, Allah mengaruniakan segala berkat rohani.
Lalu apa saja berkat rohani yang Allah telah sediakan:
Berkat pertama adalah pengampunan dosa: kematian Kristus di kayu salib telah memberikan pengampunan dosa sehingga kita dibebaskan dari hukuman dosa.
Berkat kedua adalah kasih Allah, dimana Allah memberikan kasih yang tidak bersyarat kepada umat-Nya, dan kasih Allah ini yang memberikan kepada kita dasar untuk percaya dan berharap.
Yang memberikan kepada kita rasa aman di tengah gelombang kehidupan yang kadang menerpa dalam berbagai wujudnya, antara lain: kesulitan ekonomi, atau masalah-masalah dalam rumah tangga.
Berkat ketiga adalah Roh Kudus, yang kita terima baik melalui baptisan atau penumpangan tangan.
Roh Kudus adalah Penghibur yang memberikan kekuatan, hikmat yang menjadi Penolong bagi kita dalam menempuh kehidupan sehari-hari.
Roh Kudus yang juga akan membantu kita untuk berdoa kepada Allah Bapa dengan keluhan-keluhan yang tidak terucapkan.
Allah menghendaki umat-Nya bertumbuh semakin dewasa secara rohani, Allah juga telah menyediakan peta jalan untuk dilalui dan mengaruniakan berkat rohani yang akan memampukan kita untuk melangkah di jalan-jalan yang Allah sudah siapkan untuk kita lalui.
Jalan menuju kedewasaan rohani itu bisa tampak sempit dan terjal.
Tetapi justru jalan-jalan yang seperti itu yang akan membuat iman kita teruji, karakter kita pun akan diuji melalui kesulitan-kesulitan yang Tuhan izinkan untuk kita hadapi.
Saudara, diskusikan dalam kelompok pemuridan, apakah karunia rohani yang engkau miliki?
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Seperti apakah kebiasaan jemaat di Filipi dalam memberi?
Bagaimanakah agar janji kelimpahan itu bisa terwujud dalam kehidupan umat Tuhan?
Filipi 4:19 ”Allahku akan memenuhi segala keperluanmu menurut kekayaan dan kemuliaan-Nya dalam Kristus Yesus.”
Allah berjanji untuk memenuhi segala keperluan atau kebutuhan umat-Nya.
Ini adalah janji Allah bagi kita yang percaya, pertama percaya kepada Allah dan percaya pada perkataan-Nya yang dinyatakan melalui para penulis Firman di Alkitab.
Percaya melahirkan iman, dan “Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat.” (Ibrani 11:1).
Kita belum melihat, tapi ada keyakinan yang tinggi bahwa apa yang kita percayai itu akan terwujud.
Dalam Filipi 4:19, yang Allah janjikan untuk dipenuhi adalah keperluan atau kebutuhan kita.
Bukan keinginan kita. Oleh karenanya perlu dipahami perbedaan antara kebutuhan dan keinginan.
Kebutuhan dan keinginan adalah dua hal yang berbeda, meskipun sering kali digunakan secara bergantian.
Berikut adalah perbedaan antara kebutuhan dan keinginan.
Kebutuhan:
Kebutuhan dasar adalah hal-hal yang diperlukan untuk kelangsungan hidup, seperti makanan, air, tempat tinggal, dan kesehatan.
Kebutuhan emosional adalah hal-hal yang diperlukan untuk memenuhi emosi kita, seperti kasih, perhatian, dan pengakuan.
Kebutuhan rohani adalah hal-hal yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan rohani, seperti iman dan harapan.
Keinginan:
Keinginan pribadi adalah hal-hal yang diinginkan oleh seseorang, tetapi tidak selalu diperlukan untuk kelangsungan hidup, seperti memiliki rumah atau mobil mewah, liburan ke luar negeri.
Keinginan sosial adalah hal-hal yang diinginkan oleh seseorang untuk meningkatkan status atau pengakuan dari orang lain, seperti memiliki gelar atau penghargaan.
Jadi, keperluan kita dijamin oleh Tuhan tetapi keinginan kita bisa kita uji dan doakan.
Jika keinginan kita itu baik, Tuhan bisa saja segera memberi.
Terhadap doa yang berdasarkan keinginan, pedoman umumnya adalah:
Ya, Tuhan akan segera memberi.
Tidak, kita harus ubah keinginan kita.
Ya, tapi tunggu dulu, waktunya bisa saja cukup lama.
Untuk itu dibutuhkan kepekaan kita untuk mengerti kehendak Tuhan.
Dan kepekaan bisa dilatih dengan cara bergaul intim dengan Roh.
Saudara, diskusikan dalam kelompok pemuridan, apakah kebutuhanmu dan keinginanmu. Minta pendapat dari rekanmu untuk ikut menilai khususnya untuk keinginan-keinginanmu.