Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Setiap kali kita makan roti dan minum cawan dalam perjamuan, apa yang kita beritakan?
Sampai kapan kita beritakan kematian Tuhan?
Bagaimana keadaan kita yang seharusnya ketika kita mengambil bagian dalam perjamuan kudus?
Kalau kita dengan cara tidak layak makan roti dan minum cawan, kita berdosa terhadap apa?
Saudara Saudari..
Pada zaman gereja mula-mula, Perjamuan Kudus diadakan dalam suatu acara makan bersama.
Semua orang membawa makanan menurut kemampuan masing-masing, untuk dibagikan dan dimakan bersama.
Namun tidak demikian halnya di Korintus.
Di sana mereka bahkan tidak sabar menunggu sampai semua orang datang berkumpul untuk makan bersama-sama.
Malah beberapa orang minum-minum sampai mabuk, sementara yang lainnya kelaparan.
Tidak heran Paulus tidak mau memuji mereka, karena hal itu sungguh memalukan.
Paulus segera menegur dengan mengingatkan mereka pada peristiwa perjamuan Tuhan yang pertama kali, yang diadakan Tuhan Yesus sendiri.
Perbuatan mereka sangat tidak layak.
Rasul Paulus menegaskan kita, dalam melakukan Perjamuan Kudus harus melakukannya dengan cara yang layak (bukan asal-asalan, tanpa introspeksi, tanpa pengertian).
Sebenarnya tidak ada satupun orang Kristen yang “layak” memasuki hadirat Allah.
Yudas Iskariot duduk bersama Yesus dalam perjamuan terakhir. Tetapi hatinya sudah jauh.
Ia berpura-pura mengambil bagian tetapi akhirnya mengkhianati Tuhan Yesus.
Ini menjadi peringatan kepada kita. Jangan sampai kita hadir secara fisik dalam perjamuan kudus tetapi jauh secara rohani.
Kita ikut ambil bagian, tapi hati kita sedang sibuk dengan handphone, tugas, menyimpan dosa, luka atau kepahitan yang belum dibereskan dengan Tuhan dan sesama.
Jadi, mari selalu luangkan waktu untuk menyiapkan diri sebelum melakukan perjamuan kudus.
Ambil doa pribadi minta Roh Kudus menyelidiki hati kita, tidak asal ambil roti dan anggur.
Kita sedang memperingati kematian dan kebangkitan Tuhan sampai Tuhan Yesus datang.
Tuhan Yesus memberkati.
Mari diskusikan bersama, persiapan rohani apa yang perlu dilakukan sebelum melakukan perjamuan kudus? Bagaimana meng-edukasi teman-teman seiman bahwa perjamuan kudus bukan budaya yang kosong dan tidak bermakna.
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Pada malam waktu Yesus diserahkan, Yesus mengambil apa?
Setelah itu apa yang Yesus lakukan? Dan apa yang dilakukan dengan roti itu?
Apa yang Yesus katakan dengan roti itu?
Lalu Yesus mengambil apa?
Dan apa yang Yesus katakan dengan cawan itu?
Saudara-saudari..
Perjamuan Kudus bukan mengenai ritual yang dilakukan di dalam gereja sebulan sekali, momen yang sangat berharga ini untuk mengingat apa yang Yesus kerjakan bagi kita yaitu pengorbananNya di kayu salib untuk keselamatan kita.
Kata-kata dalam ayat hari ini menunjuk kepada tubuh Kristus yang diserahkan dalam kematian-Nya dan darah-Nya yang dicurahkan sebagai korban di kayu salib. Ketika Yesus berkata tentang roti “inilah tubuhku”.
Yesus bermaksud bahwa roti itu melambangkan tubuh-Nya.
“Cawan” melambangkan darah Kristus yang dicurahkan untuk mengesahkan “perjanjian baru”.
Makan roti dan minum cawan itu berarti mengumumkan dan menerima keuntungan dari korban kematian Yesus.
Rasul Paulus menekankan bahwa setiap kali kita makan roti dan minum cawan ini, kita sedang “mengingat kematian Kristus dan memberitakannya” sampai ia datang kembali.
Hal ini juga berarti panggilan untuk hidup dalam kesadaran bahwa kita ditebus dengan darah yang mahal.
Pada waktu terjadinya perjamuan kudus, murid-murid tidak sepenuhnya mengerti apa yang sedang terjadi ketika Yesus mengadakan perjamuan kudus.
Tetapi setelah kebangkitan-Nya, murid-murid menyadari betapa dalam makna dari roti dan anggur.
Sehingga sejak saat itu, murid-murid menjadi saksi yang radikal karena mereka mengingat akan pengorbanan Yesus.
Mari membangun budaya perjamuan kudus yang mengerti makna yang benar, sehingga kita menjadi saksi-Nya yang efektif di generasi ini sampai Tuhan Yesus datang untuk yang kedua kalinya.
Tuhan Yesus memberkati.
Apakah di kelompok PA, kelompok Pemuridan atau komunitas saudara, saudara terbiasa untuk berbicara tentang salib, pengorbanan dan kasih Kristus? Bagaimana membangun budaya Perjamuan Kudus dalam komunitas saudara?
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Hal apakah yang harus dijauhi oleh orang percaya?
Cawan pengucapan syukur melambangkan apa?
Roti yang kita pecah-pecahkan melambangkan apa?
Karena roti adalah satu, maka siapakah kita dan mendapatkan apakah kita?
Saudara saudari..
Orang percaya harus memilih antara Tuhan dan berhala (hal yang sebenarnya kosong, tidak ada apa-apanya, tetapi di belakangnya terdapat kekuatan iblis yang nyata).
Ikut serta mempersembahkan kurban kepada berhala sama seperti bermain api.
Paulus menegaskan kepada jemaat di Korintus supaya menjadi bijaksana dengan memilih Tuhan dan mempertimbangkan semua hal dalam kebenaran.
Secara khusus bahwa saat mereka makan roti dan minum anggur, mereka sedang masuk dalam persekutuan dengan tubuh dan darah Kristus.
Hal ini bukan hanya hal yang rutinitas yang dilakukan dan menjadi biasa, melainkan menjadi tindakan iman yang membentuk kasih dan kesatuan sebagai tubuh Kristus.
Dalam Kisah Rasul 2:46, jemaat mula-mula hidup dalam persekutuan yang erat.
Mereka bertekun dan dengan sehati kumpul tiap hari, tekun dalam pengajaran rasul-rasul, memecahkan roti dan berdoa bersama-sama.
Gaya hidup yang dihasilkan jemaat mula-mula ini adalah gaya hidup yang berpusat kepada Kristus dan saling peduli dengan tulus hati.
Jadi, mengakui bahwa kita adalah bagian dari tubuh Kristus yang lain membuat kita bisa menghormati perjamuan kudus.
Tubuh dan darah Kristus menyatukan kita. Yang artinya termasuk di dalamnya saling memiliki gaya hidup yang berpusat kepada Kristus yang saling menerima, mengasihi, dan mengampuni seperti Kristus.
Sehingga kita mengalami persekutuan yang erat dalam tubuh dan darah Kristus.
Tuhan Yesus memberkati.
Apakah kita menganggap perjamuan kudus adalah hal yang biasa dilakukan? Atau apakah perjamuan kudus menjadi suatu panggilan untuk bersekutu dengan tubuh dan darah Kristus? Berikan alasanmu untuk pertanyaan di atas.
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Apakah hasil ketika kita mengampuni orang yang bersalah pada kita?
Apa yang menjadi doa kita untuk hal pencobaan dan yang jahat?
Siapa yang memiliki kerajaan, kuasa dan kemuliaan?
Apa yang dilakukan oleh Bapa di surga ketika kita mengampuni orang yang bersalah kepada kita?
Apa yang dilakukan oleh Bapa di surga ketika kita “tidak” mengampuni orang yang bersalah pada kita?
Saudara saudari..
Motif, pikiran, tujuan, atau apapun yang terkandung di dalam hati seseorang adalah penting.
Dalam kisah Yusuf, Ia memiliki hati yang mengampuni saudara-saudaranya yang menjual dia sebagai budak.
Dia bisa saja membalas tapi ia sendiri memilih mengasihi mereka. Tuhan Yesus dalam penderitaan-Nya memiliki hati yang mau mengampuni -Lukas 23:34.
Tuhan Yesus mengajar kita mengingat pengorbanan dan memberitakan kematian-Nya sampai Ia datang melalui perjamuan kudus.
Perjamuan kudus bukan hanya soal roti dan anggur, termasuk di dalamnya adalah mengenai hubungan kita dengan Tuhan dan sesama.
Perjamuan kudus di dalamnya juga memperhatikan dosa dan ketersediaan manusia mengampuni mereka yang telah bersalah kepada sesama.
Jika tidak, semua orang yang percaya merupakan sasaran empuk iblis dalam maksudnya yang jahat.
Oleh karena itu kita sekali-kali tidak boleh lupa berdoa agar kita dibebaskan dari kuasa dan rencana jahatnya dengan tidak mengampuni.
Jadi, ketersediaan mengampuni orang yang bersalah kepada kepada kita adalah pengajaran yang Yesus berikan karena kita juga sudah diampuni oleh Bapa.
rinsip kerajaan Allah ini harus mengalir bukan hanya diterima.
Sebagai manusia kita mungkin disakiti oleh teman, keluarga, bahkan juga orang gereja.
Mungkin juga kita pernah dikhianati, difitnah, atau bahkan dilupakan.
Tetapi ketika kita menolak mengampuni, maka hati kita akan terasa pahit, dan kita memutus jalur komunikasi dengan Allah.
Saat kita ambil bagian dalam perjamuan kudus, kita mengingat darah Kristus yang menebus dosa kita dan kita diajak juga untuk punya relasi dengan Allah dan sesama yang semakin lebih baik lagi.
Tuhan Yesus memberkati.
Apakah kita sudah mengampuni sesama seperti Kristus mengampuni kita? Adakah relasi yang perlu dipulihkan? Sharingkan dengan kelompok PA atau persekutuan saudara.
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya dan secara khusus hafalkanlah 1 Korintus 11:29.
Terhadap siapakah kita berdosa jika kita makan roti dan minum cawan Tuhan dengan cara yang tidak layak?
Sikap yang bagaimanakah yang benar dan layak dimata Tuhan dalam makan roti dan minum cawan Tuhan?
Sebutkanlah beberapa contoh akibat bagi kita jika makan roti dan minum cawan Tuhan dengan cara yang salah?
Dalam mengambil bagian dalam Perjamuan Kudus, maka kita harus melakukannya dengan cara yang benar supaya kita mengalami kuasa Perjamuan Kudus.
Caranya adalah dengan mengakui bahwa roti dan anggur yang kita makan dan minum itu adalah tubuh Yesus.
“Karena itu hendaklah tiap-tiap orang menguji dirinya sendiri dan baru sesudah itu ia makan roti dan minum dari cawan itu. Karena barangsiapa makan dan minum tanpa mengakui tubuh Tuhan, ia mendatangkan hukuman atas dirinya.”(I Korintus 11:28-29).
Dan jika kita salah mengambil bagian dalam Perjamuan Kudus maka selain kita kita berdosa kepada Tuhan akan mendapat hukuman bahkan mengalami kematian.
”Jadi barangsiapa dengan cara yang tidak layak makan roti atau minum cawan Tuhan, ia berdosa terhadap tubuh dan darah Tuhan.Sebab itu banyak di antara kamu yang lemah dan sakit, dan tidak sedikit yang meninggal.”(I Korintus 11:27,30).
Karena dalam Perjamuan Kudus kita mengakui bahwa roti itu adalah tubuh Yesus dan anggur itu adalah darah Yesus maka kita tidak boleh menyimpan dosa kepada Tuhan dan juga tidak boleh menyimpan dosa terhadap orang lain.
”Ujilah aku, ya TUHAN, dan cobalah aku; selidikilah batinku dan hatiku. Sebab mataku tertuju pada kasih setia-Mu, dan aku hidup dalam kebenaran-Mu. Aku tidak duduk dengan penipu, dan dengan orang munafik aku tidak bergaul; aku benci kepada perkumpulan orang yang berbuat jahat, dan dengan orang fasik aku tidak duduk.”(Mazmur 26:2-5).
Hubungan yang salah terhadap orang lain yaitu membenci, tidak dapat mengampuni orang lain artinya menyimpan kesalahan orang lain harus dibereskan terlebih dahulu sebelum kita mengambil Perjamuan Kudus.
Sebab jika kita mengakui tubuh dan darah Yesus maka kita juga harus memiliki hubungan yang benar terhadap anggota tubuh Yesus.
”Tetapi barangsiapa membenci saudaranya, ia berada di dalam kegelapan dan hidup di dalam kegelapan. Ia tidak tahu ke mana ia pergi, karena kegelapan itu telah membutakan matanya.”(I Yohanes 2:11).
”Setiap orang yang membenci saudaranya, adalah seorang pembunuh manusia. Dan kamu tahu, bahwa tidak ada seorang pembunuh yang tetap memiliki hidup yang kekal di dalam dirinya.”(I Yohanes 3:15).
Agar kita melakukan Perjamuan Kudus dengan cara yang benar dan layak dengan mengakui tubuh dan darah Yesus maka kita tidak boleh menyimpan kesalahan atau dosa baik kepada Tuhan dan orang lain sehingga kita mengalami kuasa Perjamuan Kudus dan tidak mengalami kelemahan dan kematian.
Diskusikanlah dalam komunitas saudara bagaimana saudara dapat dan melakukan Perjamuan Kudus dengan cara yang benar dan layak.
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya dan secara khusus hafalkanlah Kisah Para Rasul 2:46.
Apakah yang dilakukan oleh murid-murid Yesus ketika mereka berkumpul di Bait Suci, demikan juga di rumah masing-masing?
Coba sebutkan sikap apakah yang mereka hidupi dalam memecahkan roti?
Hal apa sajakah yang dialami oleh murid-murid Yesus ketika mereka selalu memecahkan roti?
Yesus mengajarkan kepada kita agar melakukan Perjamuan Kudus seperti yang dilakukan oleh murid-murid-Nya, dimana mereka selalu melakukan Perjamuan Kudus baik di dalam Bait Allah maupun di rumah-rumah.
“Dengan bertekun dan dengan sehati mereka berkumpul tiap-tiap hari dalam Bait Allah. Mereka memecahkan roti di rumah masing-masing secara bergilir dan makan bersama-sama dengan gembira dan dengan tulus hati.”(Kisah Para Rasul 2:46).
Hal-hal yang harus kita pahami tentang Perjamuan Kudus agar kita mengalami kuasa Perjamuan Kudus adalah bahwa kita mengingat akan kematian Yesus juga sekaligus memberitakan kematian Yesus.
”Dan sesudah itu Ia mengucap syukur atasnya; Ia memecah-mecahkannya dan berkata: “Inilah tubuh-Ku, yang diserahkan bagi kamu; perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku!” Demikian juga Ia mengambil cawan, sesudah makan, lalu berkata: “Cawan ini adalah perjanjian baru yang dimeteraikan oleh darah-Ku; perbuatlah ini, setiap kali kamu meminumnya, menjadi peringatan akan Aku!” Sebab setiap kali kamu makan roti ini dan minum cawan ini, kamu memberitakan kematian Tuhan sampai Ia datang.”(I Korintus 11:24-26).
Hal apakah yang kita ingat? Bahwa kematian Yesus telah menghancurkan kuasa dosa, kuasa iblis, kutuk kemiskinan, kutuk kelemahan dan sakit penyakit bahkan maut sehingga kita beroleh kemerdekaan dari dosa dan memiliki hubungan yang dalam dengan Bapa sebagai anak Allah.
Selain itu, Perjamuan Kudus juga membuat kita memberitakan kematian Yesus.
”Sebab setiap kali kamu makan roti ini dan minum cawan ini, kamu memberitakan kematian Tuhan sampai Ia datang.”(I Korintus 11:26).
Hal apakah yang kita beritakan? Bahwa kematian Yesus telah memusnahkan iblis yang berkuasa atas maut.
”Karena anak-anak itu adalah anak-anak dari darah dan daging, maka Ia juga menjadi sama dengan mereka dan mendapat bagian dalam keadaan mereka, supaya oleh kematian-Nya Ia memusnahkan dia, yaitu Iblis, yang berkuasa atas maut; dan supaya dengan jalan demikian Ia membebaskan mereka yang seumur hidupnya berada dalam perhambaan oleh karena takutnya kepada maut.”(Ibrani 2:14-15).
Dengan Perjamuan Kudus kita memberitakan kepada dunia dan iblis bahwa iblis telah dikalahkan dan dimusnahkan untuk selama-lamanya melalui kematian Yesus dan dia tidak lagi berkuasa atas maut sehingga kita senantiasa mengalami hidup yang berkelimpahan dalam segalanya.
Itulah sebabnya kita harus mengambil Perjamuan Kudus dengan pengertian yang benar agar kita mengalami kuasa dari Perjamuan Kudus.
Diskusikanlah dalam komunitas saudara pengalaman saudara dalam kebenaran tentang kuasa Perjamuan Kudus karena mengingat dan memberitakan kematian Yesus.
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya dan secara khusus hafalkanlah Matius 18:19.
Hal apakah yang akan kita alami ketika dua orang sepakat untuk berdoa bersama?
Siapakah yang hadir jika dua atau tiga orang berkumpul dalam nama Yesus?
Selain Tuhan menjawab permintaan doa kita, otoritas apakah yang Tuhan berikan saat kita berdoa bersama-sama?
Yesus telah mengajarkan kepada kita bahwa ada kuasa yang Allah lepaskan ketika kita berdoa bersama-sama.
Bahkan ketika berdoa secara pribadi pun dalam secret place, Tuhan juga menyatakan kuasa-Nya.
Hal ini terjadi karena setiap kali kita berdoa pasti kita akan mengalami perjumpaan dengan Tuhan, karena Tuhan selalu hadir ketika kita berdoa baik secara pribadi maupun secara korporat.
“Tetapi jika engkau berdoa, masuklah ke dalam kamarmu, tutuplah pintu dan berdoalah kepada Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu.”(Matius 6:6).
“Dan ketika mereka sedang berdoa, goyanglah tempat mereka berkumpul itu dan mereka semua penuh dengan Roh Kudus, lalu mereka memberitakan firman Allah dengan berani.”(Kisah Para Rasul 4:31).
”Sedang mereka melemparinya Stefanus berdoa, katanya: “Ya Tuhan Yesus, terimalah rohku.” Sambil berlutut ia berseru dengan suara nyaring: “Tuhan, janganlah tanggungkan dosa ini kepada mereka!” Dan dengan perkataan itu meninggallah ia.”(Kisah Para Rasul 7:59-60).
”Tetapi Stefanus, yang penuh dengan Roh Kudus, menatap ke langit, lalu melihat kemuliaan Allah dan Yesus berdiri di sebelah kanan Allah. Lalu katanya: “Sungguh, aku melihat langit terbuka dan Anak Manusia berdiri di sebelah kanan Allah.”(Kisah Para Rasul 7:55-56).
Kehadiran Tuhan ketika kita berdoa dapat membuat terjadinya mukjizat-mukjizat dari Tuhan lewat doa-doa kita, seperti yang dialami oleh Hana, Elia dan murid-murid Tuhan Yesus.
”Untuk mendapat anak inilah aku berdoa, dan TUHAN telah memberikan kepadaku, apa yang kuminta dari pada-Nya.”(I Samuel 1:27).
”Elia adalah manusia biasa sama seperti kita, dan ia telah bersungguh-sungguh berdoa, supaya hujan jangan turun, dan hujan pun tidak turun di bumi selama tiga tahun dan enam bulan. Lalu ia berdoa pula dan langit menurunkan hujan dan bumi pun mengeluarkan buahnya.”(Yakobus 5:17-18).
”Dan setelah sadar akan dirinya, Petrus berkata: “Sekarang tahulah aku benar-benar bahwa Tuhan telah menyuruh malaikat-Nya dan menyelamatkan aku dari tangan Herodes dan dari segala sesuatu yang diharapkan orang Yahudi.”Dan setelah berpikir sebentar, pergilah ia ke rumah Maria, ibu Yohanes yang disebut juga Markus. Di situ banyak orang berkumpul dan berdoa.”(Kisah Para Rasul 12:11-12).
Oleh sebab itu marilah kita bertekun untuk berdoa dan mengalami perjumpaan dan kehadiran Tuhan sehingga kita mengalami mukjizat-mukjizat dalam pertemuan-pertemuan doa kita.
Diskusikanlah dalam komunitas saudara bagaimana pengalaman saudara dengan kehadiran Tuhan dalam pertemuan doa pribadi atau bersama-sama.
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya dan secara khusus hafalkanlah Efesus 6:18.
Kehidupan yang bagaimanakah yang harus kita bangun setiap waktu?
Terhadap siapakah kita harus berdoa setiap waktu?
Apakah tujuan dari kita berdoa untuk setiap orang-orang kudus di setiap waktu?
Tuhan berkata bahwa sebagai orang yang percaya kita selalu memiliki peperangan terhadap kuasa-kuasa si jahat yang mencoba untuk menipu kita melalui ketakutan, kekuatiran termasuk mengalihkan pandangan hidup kita dari tujuan Tuhan.
Oleh sebab itu kita harus senantiasa menggunakan selengkap senjata Allah, agar dalam setiap peperangan tersebut kita dapat bertahan bahkan mengalami kemenangan.
“Karena perjuangan kita bukanlah melawan darah dan daging, tetapi melawan pemerintah-pemerintah, melawan penguasa-penguasa, melawan penghulu-penghulu dunia yang gelap ini, melawan roh-roh jahat di udara. Sebab itu ambillah seluruh perlengkapan senjata Allah, supaya kamu dapat mengadakan perlawanan pada hari yang jahat itu dan tetap berdiri, sesudah kamu menyelesaikan segala sesuatu.”(Efesus 6:12-13).
“Akhirnya, hendaklah kamu kuat di dalam Tuhan, di dalam kekuatan kuasa-Nya. Kenakanlah seluruh perlengkapan senjata Allah, supaya kamu dapat bertahan melawan tipu muslihat Iblis.”(Efesus 6:10-11).
Iblis selalu bekerja setiap saat untuk menjatuhkan setiap orang-orang kudus bahkan iblis berjalan berkeliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan kita harus melawan dia.
”Sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu, si Iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya. Lawanlah dia dengan iman yang teguh, sebab kamu tahu, bahwa semua saudaramu di seluruh dunia menanggung penderitaan yang sama.”(I Petrus 5:8-9).
Perintah Tuhan bagi kita agar kita selalu menggunakan seluruh senjata Allah untuk melawan iblis setiap waktu yang selalu menyerang orang-orang kudus dan salah satu senjata Allah yang harus kita gunakan secara aktif adalah berdoa dan berdoa dengan tidak putus-putusnya.
Dan berdoa dengan tidak putus-putusnya selama 24 jam sehari adalah berdoa dengan bahasa roh.
Pada saat kita berdoa dengan bahasa roh maka kita akan merasakan roh kita terhubung aktif dengan Tuhan, tidak pasif.
Dan ketika terus menerus kita lakukan maka kita akan merasa dibangunkan kembali, diberi api dan gairah.
Karena ketika kita berbahasa roh kita sedang berbicara kepada Bapa dan hati kita tertuju kepada Bapa.
Ketika kita berdoa dalam bahasa roh maka Roh Kudus akan membawa kita kepada kehendak Bapa dan Bapa mengetahui apa maksud dari doa yang diinisiasi oleh Roh Kudus tersebut, sehingga doa-doa kita untuk seluruh orang kudus sesuai dengan kehendak Bapa.
Itulah sebabnya sebagai umat Tuhan kita harus saling mendoakan.
”Dan Allah yang menyelidiki hati nurani, mengetahui maksud Roh itu, yaitu bahwa Ia, sesuai dengan kehendak Allah, berdoa untuk orang-orang kudus.”(Roma 8:27).
Oleh sebab itu marilah kita senantiasa berdoa dalam roh untuk semua orang-orang kudus secara aktif.
Diskusikanlah dalam komunitas saudara bagaimana saudara senantiasa berdoa di dalam roh untuk orang-orang kudus atau umat Tuhan.
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya dan secara khusus hafalkanlah Roma 8:26.
Siapakah yang dapat membantu kita dalam berdoa, terutama ketika kita mengalami kelemahan?
Bagaimanakah cara Roh Kudus membantu kita untuk berdoa di dalam kelemahan kita?
Sesuai dengan kehendak siapakah jika kita berdoa dengan pimpinan Roh Kudus?
Kita harus memahami bahwa ketika kita mengalami kelahiran kembali Allah telah memberikan Roh Kudus untuk berdiam di dalam hati kita dan selalu menyertai kita.
Dan Roh Kudus itu akan menolong kita untuk masuk kepada kebenaran Bapa serta menolong kita untuk mengenal Bapa.
“Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya, yaitu Roh Kebenaran. Dunia tidak dapat menerima Dia, sebab dunia tidak melihat Dia dan tidak mengenal Dia. Tetapi kamu mengenal Dia, sebab Ia menyertai kamu dan akan diam di dalam kamu.”(Yohanes 14:16-17).
Dalam hal mengenal Bapa maka kita harus membangun kehidupan doa.
Namun harus diakui bahwa kadang kala kita mengalami kelemahan untuk taat dan konsisten dalam berdoa, diantaranya adalah kemalasan, kelemahan fisik dan keletihan termasuk pikiran yang tidak fokus.
Dan Roh Kudus sangat berperan bagi kehidupan doa kita karena Dia akan menolong kita dalam berdoa sehingga kita mengalami perjumpaan dengan Tuhan serta mengalami kehadiran Tuhan bahkan dapat memahami bahwa doa-doa kita sesuai kehendak Bapa dan berkenan kepada Bapa.
Doa yang demikian dapat kita bangun melalui berdoa dengan menggunakan bahasa roh.
Karena ketika kita berdoa menggunakan bahasa roh pada saat itu kita sedang membangun diri sendiri dan keluar dari segala kelemahan serta dapat berbicara dengan Bapa secara merdeka dan bebas dari intimidasi iblis.
”Siapa yang berkata-kata dengan bahasa roh, ia membangun dirinya sendiri, tetapi siapa yang bernubuat, ia membangun Jemaat.”(I Korintus 14:4).
”Siapa yang berkata-kata dengan bahasa roh, tidak berkata-kata kepada manusia, tetapi kepada Allah. Sebab tidak ada seorang pun yang mengerti bahasanya; oleh Roh ia mengucapkan hal-hal yang rahasia.”(I Korintus 14:2).
Doa yang kita panjatkan dengan bahasa roh akan sesuai dengan kehendak Bapa karena Roh Kudus sendiri yang akan membawa kita kepada keinginan dan kehendak Bapa dalam berdoa.
”Dan Allah yang menyelidiki hati nurani, mengetahui maksud Roh itu, yaitu bahwa Ia, sesuai dengan kehendak Allah, berdoa untuk orang-orang kudus.”(Roma 8:27).
Roh Kudus menolong kita untuk bersatu dengan Bapa ketika kita berdoa dengan menggunakan bahasa roh sehingga yang kita doakan adalah kehendak Allah dan sesuai dengan kehendak Allah.
Tuhan ingin agar kita membangun kehidupan doa di dalam segala situasi, dalam kesibukan kita dalam pekerjaan, studi, kehidupan rumah tangga melalui menggunakan bahasa roh sehingga tidak ada alasan bagi kita untuk tidak dapat berdoa karena Allah telah memberikan kepada kita Roh Kudus-Nya untuk menolong kita serta memimpin kita dalam hal berdoa sehingga kita semakin mengalami keintiman dengan Bapa.
Diskusikanlah dalam komunitas saudara bagaimana pengalaman saudara dalam hal berdoa yang dipimpin oleh Roh Kudus sehingga saudara mengalami doa yang penuh gairah.
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Apakah yang terjadi saat orang-orang percaya berdoa?
Apakah yang diberikan Roh Kudus kepada mereka yang sedang berdoa?
Apakah hubungan doa dan pemberitaan injil?
“Dan ketika mereka sedang berdoa, goyanglah tempat mereka berkumpul itu dan mereka semua penuh dengan Roh Kudus, lalu mereka memberitakan firman Allah dengan berani.” (Kisah Para Rasul 4:31).
Setelah Petrus dan Yohanes dilarang memberitakan tentang Yesus oleh pemimpin Yahudi (Kisah 4:18), mereka kembali ke jemaat dan menceritakan ancaman itu.
Para penguasa ingin menghentikan penyebaran Injil, tetapi jemaat mula-mula tidak takut.
Mereka justru berkumpul dan berdoa bersama.
Situasi ini menunjukkan bahwa ancaman dan tekanan tidak boleh menghentikan orang percaya.
Sebaliknya, itu menjadi alasan untuk bersatu dan memohon pertolongan Tuhan.
Dalam doa mereka, jemaat mengutip Mazmur 2 untuk mengingat bahwa Allah berkuasa atas segala penguasa dunia (ayat 26).
Mereka tidak meminta agar masalah hilang, tetapi memohon keberanian untuk tetap memberitakan Injil (ayat 29).
Doa mereka fokus pada misi, bukan kenyamanan.
Mereka sadar: tanpa kuasa Tuhan, tidak mungkin melawan tekanan.
Lalu, Roh Kudus menguatkan mereka, dan tempat mereka berkumpul pun berguncang (ayat 31)!
Setelah berdoa, Petrus dan jemaat lain diberi keberanian untuk terus bersaksi.
Mereka memberitakan Injil dengan berani, meski ada risiko ditangkap lagi.
Tuhan juga menguatkan mereka dengan tanda-tanda ajaib (ayat 30).
Ini membuktikan: doa yang lahir dari iman tidak sia-sia.
Ketika gereja berdoa untuk misi Tuhan, Dia akan memberi kekuatan dan membuka jalan.
Gereja saat ini harus meniru cara jemaat mula-mula.
Pertama, jadikan doa sebagai dasar sebelum bertindak.
Berdoalah bersama sebelum pelayanan atau penginjilan.
Kedua, minta keberanian untuk memberitakan injil.
Jangan takut diolok karena iman—mintalah agar Roh Kudus memberi kekuatan.
Ketiga, dukung orang yang aktif memberitakan Injil, baik melalui dana, doa, atau semangat.
Jika gereja berdoa dan bertindak dengan berani, Injil akan terus menyebar, bahkan di tengah tantangan.
Mari jadikan gereja tempat doa dan pemberitaan Injil berjalan beriringan.
Dari situ, kuasa Tuhan dinyatakan!
Diskusikan dalam kelompok PA, bagaimana mengalami keberanian untuk memberitakan injil.