Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Apa yang harus dipersiapkan dan bagaimana sikap kita dalam hidup kita?
Apa yang patut kita lakukan terhadap kasih karunia yang telah dianugerahkan kepada kita pada waktu pernyataan Yesus Kristus?
Hiduplah sebagai apa dan apa yang tidak boleh dilakukan?
Apa yang seharusnya terjadi pada kita seperti siapa kita harus hidup?
Saudara, Yesus Kristus pernah berkata kepada orang banyak, bahwa barangsiapa yang mau mengikuti Yesus, mereka:
Lukas 9:23”Kata-Nya kepada mereka semua: “Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku.”
Menyangkal diri, meniadakan keinginannya, dan memilih untuk mengikuti apa yang diperintahkan oleh Tuhan Yesus.
Setiap hari, memikul salib dengan rela untuk taat kepada Yesus Kristus, meskipun harus menderita karena melakukan kehendak Allah Bapa atau menaati Yesus Kristus.
Hal ini juga yang dikatakan oleh Rasul Paulus dalam:
Galatia 5:24”Barangsiapa menjadi milik Kristus Yesus, ia telah menyalibkan daging dengan segala hawa nafsu dan keinginannya.”
Saudara, Paulus juga menuliskan kepada jemaat Galatia:
Galatia 5:16-18”Maksudku ialah: hiduplah oleh Roh, maka kamu tidak akan menuruti keinginan daging. Sebab keinginan daging berlawanan dengan keinginan Roh dan keinginan Roh berlawanan dengan keinginan daging–karena keduanya bertentangan–sehingga kamu setiap kali tidak melakukan apa yang kamu kehendaki. Akan tetapi jikalau kamu memberi dirimu dipimpin oleh Roh, maka kamu tidak hidup di bawah hukum Taurat.”
Saudara, ketika seseorang percaya dan menyerahkan hidupnya untuk menjadi pengikut sejati Yesus Kristus, dia adalah seseorang yang rela mengikuti dan menaati semua perintah Yesus Kristus.
Saat ini, banyak orang yang percaya dan mengaku sebagai pengikut Yesus Kristus, namun sebenarnya mereka hanya mengetahui bahwa mereka harus percaya pada Yesus Kristus.
Namun, pada hakikatnya, mereka bukan murid Kristus. Yesus pernah berkata kepada orang-orang yang percaya kepada-Nya, dalam kitab:
Yohanes 8:30-32”Setelah Yesus mengatakan semuanya itu, banyak orang percaya kepada-Nya. Maka kata-Nya kepada orang-orang Yahudi yang percaya kepada-Nya: “Jikalau kamu tetap dalam firman-Ku, kamu benar-benar adalah murid-Ku dan kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu.”
Murid-murid Yesus Kristus adalah sekelompok orang yang percaya dan mengikuti Yesus setiap hari dengan menaati firman-Nya.
Murid-murid Yesus adalah orang percaya yang telah menjadi milik Yesus Kristus yaitu sekelompok orang yang percaya kepada Yesus yang hidup dengan menyalibkan keinginan daging mereka, dan tidak mengikuti hawa nafsu atau keinginan daging.
Mereka hidup oleh Roh dan mengikuti pimpinan Roh Kudus dalam kehidupan mereka.
Murid-murid Yesus Kristus adalah sekelompok orang yang hidup dengan mengikuti firman Kristus.
Perintah Yesus Kristus adalah sesuatu yang mereka taati dalam kehidupan mereka sehingga jelas terlihat bahwa mereka berbeda dari kebanyakan orang yang mengaku percaya kepada Yesus, tetapi mudah tersinggung, membenci orang lain, hidup dalam permusuhan, tidak akur dengan orang-orang tertentu, menolak bertemu dengan orang-orang tertentu, bahkan terkadang ada yang tidak mau berdamai dan sakit hati.
Inilah gaya hidup kebanyakan orang-orang, bahkan orang yang mengaku mengikut Yesus pun melakukan hal yang sama.
Rasul Yohanes menuliskan dalam suratnya:
1 Yohanes 4:19-21”Kita mengasihi, karena Allah lebih dahulu mengasihi kita. Jikalau seorang berkata: “Aku mengasihi Allah,” dan ia membenci saudaranya, maka ia adalah pendusta, karena barangsiapa tidak mengasihi saudaranya yang dilihatnya, tidak mungkin mengasihi Allah, yang tidak dilihatnya. Dan perintah ini kita terima dari Dia: Barangsiapa mengasihi Allah, ia harus juga mengasihi saudaranya.”
Saudara, ada banyak diantara orang yang mengaku sebagai pengikut Yesus, namun masih mengikuti hawa nafsu amarahnya dengan tidak mau menyelesaikan persoalan di antara mereka.
Padahal, Yesus pernah berkata ketika Yesus mengajarkan tentang berdoa:
Matius 5:23-26”Sebab itu, jika engkau mempersembahkan persembahanmu di atas mezbah dan engkau teringat akan sesuatu yang ada dalam hati saudaramu terhadap engkau, tinggalkanlah persembahanmu di depan mezbah itu dan pergilah berdamai dahulu dengan saudaramu, lalu kembali untuk mempersembahkan persembahanmu itu. Segeralah berdamai dengan lawanmu selama engkau bersama-sama dengan dia di tengah jalan, supaya lawanmu itu jangan menyerahkan engkau kepada hakim dan hakim itu menyerahkan engkau kepada pembantunya dan engkau dilemparkan ke dalam penjara. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya engkau tidak akan keluar dari sana, sebelum engkau membayar hutangmu sampai lunas.”
Saudara, ayolah kita bereskan berbagai persoalan yang digerakkan oleh hawa nafsu dan keinginan daging yang menjadi penyebab berbagai persoalan.
Marilah kita menyelesaikan berbagai persoalan yang ada supaya kita bisa menjadi murid-murid Kristus dan pengikut Yesus Kristus yang sejati.
Haleluya, Puji Tuhan, Amin!
Apa yang menyebabkan seseorang sulit menjadi murid Yesus Kristus?
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Apa artinya segala sesuatu halal bagi Paulus dalam suratnya kepada jemaat di Korintus ini?
Apakah semua yang halal pasti berguna?
Tahukah saudara bahwa Saudara adalah anggota Kristus?
Apakah Saudara akan menyerahkan anggota Kristus kepada percabulan?
Setelah kita percaya kepada Kristus dan menerima Dia sebagai Tuhan dan Juru Selamat maka kita tidak lagi diperbudak oleh apapun.
Pada prinsipnya kita telah menjadi manusia yang merdeka, tidak diikat oleh aturan apapun, kita memiliki kebebasan untuk memilih antara yang jahat ataupun yang baik dan yang berkenan kepada Tuhan.
Kebebasan adalah hal penting bagi manusia untuk dapat memutuskan dengan hati dan pikirannya apakah akan mengasihi Tuhan atau tetap mengasihi diri sendiri atau dunia ini.
Tuhan memberi kita kebebasan agar dengan sepenuh hati tanpa paksaan kita mengikut Yesus.
Kebebasan inilah yang dimaksud Paulus sebagai “segala sesuatu halal bagiku”.
Namun Paulus tidak hanya berhenti pada kalimat tersebut, dia melanjutkan dengan suatu pernyataan yang penting yaitu: “bukan semuanya berguna dan tidak membiarkan diperbudak oleh suatu apapun”.
Kebebasan yang Tuhan berikan di satu sisi memberikan suatu kemerdekaan, namun di sisi lain kebebasan itu dapat digunakan untuk memuaskan keinginan daging kita, daging memang membutuhkan makanan namun “bukan semuanya berguna”.
Jemaat Korintus diingatkan agar kebebasan itu tidak digunakan untuk memuaskan keinginan perut dan percabulan.
Semua keinginan daging yang terus dituruti membuat kita dapat diperbudak atau Paulus mengatakan diperhamba oleh suatu.
Paulus tidak membiarkan dirinya diperhamba oleh suatu apapun.
Bila kita lanjutkan membaca, maka Paulus juga mengingatkan bahwa tubuh kita adalah bait Roh Kudus.
Kita percaya bahwa Roh Kudus diberikan sebagai penolong agar kita memiliki kemampuan memilih dan memutuskan untuk segala hal yang baik dan berkenan kepada Tuhan.
Jadi pada dasarnya Tuhan tidak hanya memberikan kebebasan dari perbudakan dosa, tetapi juga memberikan penolong agar kita dituntun agar kita tidak lagi kembali diperhamba oleh apapun kecuali menjadi hamba Tuhan.
Ketika bangsa Israel menjadi nyaman setelah mengalami kejayaan pada masa Raja Daud dan Salomo, maka tanpa terasa mereka “diperbudak” oleh keinginan daging mereka sendiri.
Mereka melupakan Tuhan dan menyembah dewa-dewa suku lain yang berinteraksi dan ada di sekeliling mereka.
Seringkali orang yang dijajah mendambakan kebebasan agar mereka dapat merdeka, namun sejarah membuktikan bahwa kemerdekaan tanpa pimpinan Tuhan akan berakhir kembali dengan perbudakan.
Baiklah kita selalu mengingat bahwa segala sesuatu halal tetapi jangan diperbudak oleh suatu apapun.
Renungkan kebenaran Firman Tuhan yang kita baca hari ini. Pelajaran apa yang kita dapatkan dan komitmen apa yang akan kita lakukan di waktu dekat ini? Diskusikan dengan kelompok PA dan persekutuan.
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Apakah yang diminta oleh firman Tuhan yang kita baca hari ini tentang dunia dan apa yang ada di dalamnya?
Apa yang ada di dalam dunia menurut perikop yang kita baca hari ini?
Apa yang terjadi dengan dunia?
Apa yang terjadi dengan orang yang melakukan kehendak Allah?
Pada saat kebenaran ini dituliskan kondisi dunia belum seperti pada masa dimana kita hidup saat ini.
Tidak banyak yang mendengar atau membaca kebenaran Allah yang dituliskan oleh Yohanes ini, hanya mereka yang belajar dan membaca kitab-kitab dan juga yang mendengar dari pemberita Injil.
Kita bisa merenungkan bahwa pada masa kini perkataan firman Tuhan ini tetap relevan.
Kita bersyukur bahwa jauh hari Tuhan sudah mengingatkan kita akan dua hal yang saling bertentangan yaitu mengasihi dunia dan mengasihi Bapa.
Mengasihi dunia, “Kosmos” kata Yunani untuk “dunia”, dalam konteks tulisan Yohanes ini, “kosmos” bukan sekadar alam semesta fisik, tetapi sistem nilai dunia yang tidak sesuai dengan Allah, termasuk dosa, kejahatan, dan semua yang menolak kehendak dan kebenaran-Nya.
Berdasarkan referensi, pada masa itu kekristenan sedang berada di tengah kebudayaan Romawi yang sangat materialistis dan hedonistis.
Banyak hal dalam dunia Romawi dipenuhi dengan penyembahan berhala, pencarian kekayaan, dan pengejaran kekuasaan.
Kondisi ini bila kita renungkan masih relevan dengan dunia pada masa kita hidup hari ini, bahkan lebih terekspos dengan adanya media sosial yang bisa dilihat diseluruh penjuru dunia selama terhubung dengan internet.
Mengasihi Bapa berati melakukan apa yang Bapa firmankan, seperti Yesus mengasihi Bapa dengan melakukan apa yang menjadi kehendak Bapa.
Yesus menghadapi tekanan yang sama pada saat berhadapan dengan iblis setelah berpuasa.
Iblis menawarkan godaan yang prinispnya sama dengan apa yang dipesankan dalam ayat ini, keinginan daging, keinginan mata dan keangkuhan hidup.
Yesus berhasil melawan iblis dengan menggunakan firman tertulis. Iblis ingin Yesus melakukan apa yang menjadi pemikiran-pemikiran iblis yang mirip dengan kebenaran, namun kita tahu bahwa Yesus tidak mengikuti apa yang menjadi pemikiran iblis yang sekalipun terlihat sperti bukan sesuatu yang salah.
Hari ini kita harus hati-hati dengan pemikiran dunia yang mencoba mencemarkan hidup kita dengan pemikiran yang salah.
Marilah kita tetap membaca dan berpegang pada firmanNya sehingga kita dapat mengatasi pencemaran dunia, yang dapat menyeret kita untuk mengasihi dunia daripada Bapa.
Renungkan kebenaran Firman Tuhan yang kita baca hari ini. Pelajaran apa yang kita dapatkan dan komitmen apa yang akan kita lakukan di waktu dekat ini? Diskusikan dengan kelompok PA dan persekutuan.
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Sesuai dengan perikop yang dibaca, kepada siapa Yesus telah memberikan firmanNya?
Mengapa dunia membenci murid-murid Kristus?
Apa yang diminta Yesus kepada Bapa dalam doanya untuk murid-muridNya?
Dikuduskan dalam apa murid-murid Kristus?
Menjelang kematianNya diatas kayu salib untuk menuntaskan tugas yang Bapa berikan, Yesus berdoa kepada Bapa untuk murid-muridNya.
Beberapa hal yang menarik coba kita perhatikan mengenai apa yang menjadi doa Yesus kepada Bapa.
Pertama, Yesus menyadari bahwa ketika Dia naik ke sorga maka murid-murid akan ditinggalkan di dunia untuk melanjutkan apa yang menjadi perintahNya.
Yesus berdoa bahwa Dia telah melakukan apa yang menjadi tanggung jawabNya yaitu memberikan firmanNya.
Yesus telah menyampaikan semua yang dikatakan Bapa kepada murid-muridNya.
Yesus dalam doaNya memberi pertanggung jawaban kepada Bapa atas apa yang telah dilakukanNya.
Ketika kita berdoa seharusnya juga merupakan komunikasi kepada Bapa bahwa kita telah melakukan kehendakNya.
Doa bukanlah sekedar permohonan tetapi juga pertangungjawaban, kata ini yang sering kita lupakan.
Tentu saja pertanggungjawaban yang kita sampaikan di ruang doa pribadi kita, dan hanya Bapa yang mendengar, bukan di persekutuan doa yang dihadiri banyak orang.
Kedua, dalam doanya Yesus juga meminta kepada Bapa untuk melindungi murid-murid dari yang jahat.
Yesus sangat tahu bahwa ketika Dia meninggalkan dunia ini maka murid-muridNya, baik ke-12 murid maupun seluruh murid-murid yang percaya kepada pemberitaan ke-12 muridNya akan menghadapi kejahatan.
Apakah kita punya orang-orang dimuridkan? Sudah pasti kita harus mendoakan mereka sama seperti apa yang dilakukan Yesus. Yesus tidak berdoa untuk semua orang secara umum, Dia berdoa kepada Bapa khusus untuk murid-muridNya dan orang-orang yang nanti mendengar dan percaya akan pemberitaan Injil murid-muridNya.
Ketiga, Yesus minta supaya seluruh murid-muridNya dikuduskan dalam kebenaran dan firmanNya adalah kebenaran.
Firman Tuhan adalah perkataan-perkataan Tuhan yang terus menerus harus masuk dalam hati dan pikiran murid-muridNya.
Yesus menyadari bahwa dunia ini akan banyak mempengaruhi murid-muridNya melalui pemikiran yang mencoba untuk menentang pengenalan akan Allah dan kebenaranNya.
Yesus dalam doanya memberikan pelajaran kepada kita bahwa hanya firman atau perkataan-perkataan dari Bapa yang akan membersihkan hati dan pikiran kita dari pikiran-pikiran dunia.
Pikiran dunia ini tanpa kita sadari masuk melalui apa yang kita lihat dan dengar melalui orang-orang di sekitar kita, melalui media sosial.
Mari kita jaga hati dan pikiran kita dengan firmanNya.
Renungkan kebenaran Firman Tuhan yang kita baca hari ini. Pelajaran apa yang kita dapatkan dan komitment apa yang akan kita lakukan di waktu dekat ini? Diskusikan dengan kelompok PA dan persekutuan.
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Bolehkah kita membalas kejahatan dengan kejahatan, atau caci maki dengan caci maki?
Apa yang harus kita lakukan agar kita bisa melihat hari hari baik? (ayat 10)
Kepada siapa mata Tuhan tertuju?
Siapa yang harus dikuduskan di dalam hati kita sebagai Tuhan?
Petrus menulis surat kepada umat Allah yang tersebar, agar mereka terus berbuat baik dan tidak takut kepada orang-orang yang berbuat jahat kepada mereka.
Petrus menyadari naluri seseorang, jika mereka disakiti atau dijahati oleh seseorang cenderung untuk membalaskan kejahatan itu kepada orang yang sudah membuat kejahatan itu.
Tetapi di ayat 9 yang kita baca hari ini, Petrus meminta agar kita jangan membalas kejahatan dengan kejahatan atau caci maki dibalas dengan caci maki.
Bahkan di ayat selanjutnya, justru kita di minta untuk memberkati mereka yang berbuat jahat.
Dalam realita sehari-hari tidak mudah untuk melakukan apa yang di tuliskan di ayat 9 tadi, namun bagi orang yang sudah percaya kepada Kristus, hal tersebut bisa kita lakukan karena dasarnya adalah “Kuduskanlah Kristus di dalam hatimu sebagai Tuhan”.
Dengan kata lain, jika kita menguduskan Kristus dalam hati sebagai Tuhan itu artinya kita betul-betul tunduk kepada Dia yang memerintah sepenuhnya dalam seluruh aspek kehidupan kita.
Sehingga kita mampu untuk terus berbuat baik.
Tidak ada yang bisa menjamin jika kita rajin berbuat baik kepada seseorang maka kita pasti akan menerima kembali kebaikan yang kita lakukan tersebut.
Dalam kenyataanya sering kali kita melakukan hal-hal yang baik, kita malah diperlakukan tidak baik dari orang-orang.
Sekalipun kita harus menderita karena melakukan kebaikan dan kebenaran, kita akan tetap berbahagia oleh karena Kristus yang sudah lebih dahulu berbuat baik kepada kita tanpa syarat apapun.
Meskipun balasan atas kebaikan tersebut tidak sesuai dengan harapan kita.
Kita harus terus rajin berbuat baik, karena Kristuslah yang mengajarkan kita untuk berbuat kasih dan tidak ada hak kita untuk membalas kejahatan seseorang.
Dalam suratnya, Petrus juga menuliskan, bahwa kita harus menjauhi kejahatan dan melakukan yang baik, mencari perdamaian dan berusaha mendapatkannya, bukan sebaliknya kita mencari pertikaian dan permusuhan.
Karena mata Tuhan tertuju kepada orang-orang benar, sebaliknya wajah Tuhan menentang orang-orang yang berbuat jahat.
Jadi marilah kita terus rajin berbuat baik, karena kita tahu, bahwa ada upah yang kita terima dari Dia untuk segala perbuatan baik kita.
Diskusikan dengan kelompok PA dan persekutuan kita. Jika kita berbuat baik, namun yang kita terima sebaliknya, apakah yang kita harus lakukan? Apakah kita berhenti untuk berbuat baik?
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Siapa orang yang dimaksud bangsa yang terpilih?
Apa tujuan kita menjadi bangsa yang terpilih imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri?
Bagaimana caranya kita menjadi umat Allah? (ayat 10)
Apa yang menjadi nasehat Petrus kepada orang pendatang dan perantau? (ayat 11-12)
Ayat yang kita baca diatas adalah isi serangkaian surat Petrus kepada orang pendatang dan perantau yang ada di negeri orang, tentang identitas mereka sebagai orang yang sudah percaya dengan penebusan Kristus dan tentang bagaimana cara mereka bergaul dan hidup ditengah-tengah orang yang belum percaya kepada Kristus.
Surat Petrus ini juga masih relevan dan berlaku kepada kita orang yang percaya dengan Kristus saat ini.
Kita harus mengetahui bahwa setelah menjadi orang percaya, identitas kita otomatis berubah, kita menjadi imamat Rajani, hal itu berarti secara rohani kita adalah Raja dan kita melayani Raja diatas segala Raja yaitu Tuhan Yesus Kristus.
Kita adalah bangsa yang kudus artinya kita berbeda dengan orang-orang yang belum percaya.
Kita menjadi umat kepunyaan Allah sendiri, hal tersebut membuktikan kita adalah umat yang memiliki keistimewaan yang begitu luar biasa dibandingkan dengan umat yang belum percaya lainnya.
Setelah kita mengetahui tentang identitas kita, perlu disadari bahwa ada “tuntutan” yang berlaku atas kita orang yang sudah percaya, yaitu menunjukkan cara hidup yang baik, pola pikir yang benar, perkataan yang baik, karakter serta perbuatan yang baik di kehidupan sosial di tengah masyarakat.
Jika kita seorang pelajar atau mahasiswa, maka kita harus memiliki cara hidup, cara belajar dan memberikan teladan yang baik sebagai seorang pelajar di sekolah atau mahasiswa di kampus.
Jika kita sebagai pekerja atau sebagai profesi di kantor, pabrik atau di marketplace dimana kita ditempatkan, maka kita harus memiliki cara hidup, cara kerja dan teladan yang baik di lingkungan kita bekerja.
Jika kita sebagai pengusaha, itu artinya kita juga harus memiliki cara berbisnis yang baik, mengelola bisnis yang baik. Apabila kita pengusaha memiliki sejumlah karyawan, maka kita harus memberikan teladan yang baik kepada setiap karyawan yang Tuhan percayakan kepada kita.
Begitu pula kita yang hidup bertetangga harus memiliki cara hidup teladan yang baik dengan tetangga kita. Intinya jangan sampai keberadaan kita orang percaya, menjadi trouble maker (pembuat masalah), namun seharusnya keberadaan kita haruslah menjadi pembawa damai.
Nasehat rasul Petrus di dalam suratnya di 1 Petrus 2:11-12, kepada kita sebagai pendatang dan perantau, bukan saja kita cukup memiliki cara hidup yang baik, namun kita juga harus menjauhkan diri dari keinginan-keinginan daging yang berjuang melawan jiwa.
Apa itu keinginan daging? Yaitu: Percabulan, dan sebagainya seperti dalam Galatia 5:19-21a.
Apa yang menjadi tujuan kita untuk melakukan hal-hal baik diatas?
Tentu supaya orang-orang yang belum percaya, bisa melihat karakter dan kemuliaan Kristus dari perbuatan-perbuatan yang kita lakukan sehingga kelak melalui keteladanan dan cara hidup kita yang baik, oleh AnugrahNya mereka juga bisa percaya kepada Kristus.
Diskusikan dengan kelompok PA dan persekutuan kita. Apa yang menjadi status kita hari? Sebagai pelajar, mahasiswa? Sebagai pekerja atau profesi? Sebagai pengusaha atau pekerja bebas? Sebagai ibu rumah tangga atau pekerja rumah tangga?orang yang hidup di tengah tetangga yang majemuk? Apapun status kita hari ini, semuanya sama dihadapan Tuhan dan kita memiliki tanggungjawab yang sama yaitu kita harus terus menerus memiliki cara hidup yang baik. Sudahkan kita melakukannya dengan konsisten?
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Apakah hal-hal yang praktis yang dapat kita lakukan sebagai perwujudan tindakan kasih?
Jika ada seorang yang memusuhi kita, apa yang harus kita lakukan?
Di Alkitab banyak terdapat nasehat untuk saling mengasihi.
Definisi kasih yang paling terkenal mungkin yang terdapat dalam 1 Korintus 13, seluruh pasal ini secara khusus menguraikan definisi kasih.
Sedangkan di Kitab Roma yang sudah kita baca, Paulus lebih menekankan bagaimana kasih bisa dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari.
Enam hal praktis yang bisa dilakukan, adalah:
Hendaklah kasih itu jangan pura-pura! : Kita mengasihi bukan karena ingin dilihat orang, kita mengasihi karena memang sungguh-sungguh mengasihi!
Hendaklah kamu saling mengasihi sebagai saudara dan saling mendahului dalam memberi hormat: saling mendahului dalam memberikan salam, ketika bertemu. Saling mendahului memaafkan ketika sedang berselisih paham.
Bantulah dalam kekurangan orang-orang kudus dan usahakanlah dirimu untuk selalu memberikan tumpangan! Banyak pelayan Tuhan, umat Tuhan yang perlu dibantu khususnya dalam hal keuangan. Dan yang jarang dipraktikkan adalah: memberi tumpangan! Ini dilakukan misalnya untuk memberi tumpangan para hamba Tuhan dari luar kota yang sedang berkunjung ke kota kita. Menyediakan kamar tidur, menyiapkan makanan dan minuman.
Berkatilah siapa yang menganiaya kamu, berkatilah dan jangan mengutuk! Kasih Allah itu kasih Agape, kasih yang tanpa syarat, unconditional love. Tentu ini bukan hal yang mudah untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Tetapi Tuhan memang menghendaki agar kita jangan membalas kejahatan dengan kejahatan. ”Barangsiapa menampar pipimu yang satu, berikanlah juga kepadanya pipimu yang lain, dan barangsiapa yang mengambil jubahmu, biarkan juga ia mengambil bajumu.” (Lukas 6:29).
Janganlah membalas kejahatan dengan kejahatan; lakukanlah apa yang baik bagi semua orang!Tidak hanya dilarang membalas kejahatan dengan kejahatan, Tuhan ingin agar kita melakukan apa yang baik. Dijauhkanlah dari kita untuk mereka-reka hal yang buruk kepada orang lain, siapa pun itu!
Saudara-saudaraku yang kekasih, janganlah kamu sendiri menuntut pembalasan, tetapi berilah tempat kepada murka Allah, sebab ada tertulis: Pembalasan itu adalah hak-Ku. Akulah yang akan menuntut pembalasan, firman Tuhan.Bahkan ketika ada orang yang dengan sengaja melukai kita secara fisik dan psikis, misalnya kita difitnah. Tuhan menghendaki agar kita tidak menuntut balas! Firman Tuhan mengatakan: Pembalasan itu haknya Tuhan!
Saudara, diskusikan dalam kelompok pemuridan, dari berbagai nasehat tentang kasih yang telah kita pelajari, nasehat mana kah yang paling sukar untuk diterapkan.
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Mengapa tubuh kita perlu dipersembahkan kepada Tuhan?
Seberapa pentingkah seseorang untuk mengetahui kehendak Allah?
1 Tesalonika 5:23 ”Semoga Allah damai sejahtera menguduskan kamu seluruhnya dan semoga roh, jiwa dan tubuhmu terpelihara sempurna dengan tak bercacat pada kedatangan Yesus Kristus, Tuhan kita.”
Allah menghendaki agar roh, jiwa dan tubuh kita terpelihara sempurna dengan tak bercacat.
Roh terdapat dalam manusia batiniah kita, dimana Roh Allah juga berada.
Sedangkan jiwa dan tubuh terdapat dalam manusia lahiriah kita. Tubuh adalah tempat dimana roh dan jiwa kita berada.
Di dalam jiwa terdapat pikiran, perasaan dan tekad atau kehendak.
Dan kombinasi dari itu semua terbentuklah kepribadian kita.
Roh penurut tapi daging lemah-Matius 26:41. Manusia batiniah kita penurut, tetapi manusia lahiriah kita lemah.
Itulah sebab, kita perlu untuk mempersembahkan tubuh kita kepada Tuhan dan melatihnya dengan disiplin agar tubuh kita takluk kepada keinginan roh.
Di dalam tubuh kita terdapat panca indra: mata, telinga, hidung, lidah dan kulit.
Betapa pentingnya kita mempersembahkan itu semua kepada Tuhan, sehingga semua panca indra kita, tidak digunakan untuk hal-hal yang najis yang mengakibatkan pencobaan dan dosa.
Roma 6:6 ”Karena kita tahu, bahwa manusia lama kita telah turut disalibkan, supaya tubuh dosa kita hilang kuasanya, agar jangan kita menghambakan diri lagi kepada dosa.”
Sebelum kita dilahirkan baru, manusia lama kita akan sangat dominan, tetapi Firman Tuhan dengan tegas menyatakan bahwa manusia lama kita telah turut disalibkan, sehingga tubuh dosa kita hilang kuasanya.
Kita adalah ciptaan baru, hal ini lah yang menyebabkan kita mampu untuk hidup kudus dan berkemenangan.
Selain kita mempersembahkan panca indra kita, maka kita juga patut mempersembahkan pikiran, perasaan dan kehendak kita kepada Tuhan.
Pikiran kita hanya memikirkan:semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji -Filipi 4:8.
Emosi kita, kita persembahkan kepada Tuhan dalam pujian, penyembahan dan merespon dengan empati kebutuhan orang lain.
Daud adalah seorang yang mengasihi Tuhan, tetapi dia yang juga adalah raja, Daud tidak malu untuk menari bagi Tuhan.
Dan itu adalah contoh yang benar bagaimana kita merespon kehendak Roh dengan emosi kita.
Selanjutnya, sangat penting bagi kita untuk menyerahkan kehendak atau tekad kita kepada Tuhan.
Sehingga ketika ada konflik dalam batin kita, kita tahu apa yang harus kita putuskan.
Saudara, diskusikan dalam kelompok pemuridan, tentang bagaimana praktis dalam mempersembahkan mata, pikiran dan perasaan kita, kepada Tuhan.
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Apakah perbedaan manusia lahiriah dan manusia batiniah?
Apakah yang menjadi alasan atau motivasi Paulus sehingga dia rela untuk menderita?
Watchman Nee dalam bukunya yang berjudul “Remuknya Insan Keluarnya Roh”, menjelaskan dengan sangat jelas apa perbedaan manusia lahiriah dan manusia batiniah.
Dalam buku tersebut, istilah manusia disebut sebagai “insan”.
Di buku tersebut antara lain ditulis, manusia dibagi menjadi manusia batiniah dan manusia lahiriah.
Tempat yang Allah diami adalah manusia batiniah, sedang tempat di luar kediaman Allah adalah manusia lahiriah.
Dengan kata lain, roh kita ada di manusia batiniah, sedang bagian dari manusia yang dapat kita rasakan adalah manusia lahiriah.
Allah telah menaruh Roh-Nya di dalam kita, Allah juga telah menaruh kehidupan-Nya dan kekuatan-Nya di dalam kita, yakni di dalam manusia batiniah kita.
Di luar manusia batiniah ini ada pikiran kita, emosi kita, tekad kita dan yang paling luar adalah tubuh kita.
Manusia batiniah kita menyukai hal-hal yang dari Roh, sebaliknya manusia lahiriah kita menyukai hal-hal yang bersifat kedagingan.
Apa itu sifat daging: percabulan, kecemaran, hawa nafsu, penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah, kedengkian, kemabukan, pesta pora -Galatia 5:19-21.
Galatia 5:17 ”Sebab keinginan daging berlawanan dengan keinginan Roh dan keinginan Roh berlawanan dengan keinginan daging–karena keduanya bertentangan–sehingga kamu setiap kali tidak melakukan apa yang kamu kehendaki.”
Penghambat sehingga keinginan daging yang tersembunyi dalam manusia lahiriah kita tampak seperti dominan atau sukar ditaklukkan, karena kita tidak senantiasa hidup di dalam Roh dan hidup dipimpin Roh.
Watchman Nee menyatakan bahwa hambatan itu karena manusia batiniah kita, dimana Roh Allah berada tidak dapat keluar.
Karena ada lapisan tebal yang menyelubungi. Hal itu seperti biji gandum yang harus pecah terlebih dulu agar ia dapat berbuah.
Salah satu lapisan tebal penyebab Roh Kudus tidak mampu mengintervensi kehidupan kita yang buruk adalah pikiran, emosi dan kehendak kita yang terlalu kuat.
Kecerdasan dan pengetahuan yang sangat luas, itu bisa menjadikan kita lebih mengandalkan kepintaran kita, dibandingkan mengandalkan Tuhan.
Emosi atau perasaan kita yang terlalu kuat atau terlalu lemah, bisa membuat kita diombang-ambingkan oleh perasaan, sehingga Roh Kudus sukar untuk “berbicara” kepada kita.
Kehendak kita yang terlalu kuat juga bisa membuat ego kita sangat kuat, sehingga kita menjadi tinggi hati dan sulit untuk mendengar suara Roh.
Yohanes 12:24 ”Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya jikalau biji gandum tidak jatuh ke dalam tanah dan mati, ia tetap satu biji saja; tetapi jika ia mati, ia akan menghasilkan banyak buah.”
Marilah kita merelakan Roh Kudus untuk menghancurkan semua penghambat yang menjadi perintang kemajuan rohani kita.
Saudara, diskusikan dalam kelompok pemuridan, makna biji gandum yang harus jatuh ke tanah dan mati.
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Apa yang dimaksud dengan bejana tanah liat?
Apa yang dimaksud dengan “maut yang bekerja dalam diri kami”?
2 Korintus 4:10 ”Kami senantiasa membawa kematian Yesus di dalam tubuh kami, supaya kehidupan Yesus juga menjadi nyata di dalam tubuh kami.”
Terdapat dua hal dalam pernyataan Firman di atas: Kematian dan Kehidupan.
Paulus menyatakan bahwa dia selalu membawa kematian Yesus.
Kematian Yesus di kayu salib adalah lambang kasih-Nya yang sempurna.
Kasih yang menyebabkan Yesus rela hidup sementara di dunia, hingga mati dan terpisah sejenak dengan Bapa.
Oleh karena kematian-Nya, maka kita beroleh penebusan kekal atas dosa kita.
Dengan selalu mengingat kematian Yesus, maka kita diingatkan untuk hidup dalam kasih kepada Tuhan dan kepada sesama.
Kita juga diingatkan atas janji penebusan, janji keselamatan kekal bagi kita yang percaya.
Yesus mati di kayu salib, dan bukankah Firman Tuhan juga menyatakan agar kita juga turut memikul salib-Nya.
Matius 16:24 “Lalu Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: “Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku.”
Memikul salib adalah wujud kerelaan untuk ikut menderita sebagai pengikut Kristus.
Kita bukan menderita karena kita melakukan kejahatan sehingga kemudian dihukum, kita juga bukan menderita karena kecerobohan yang kita lakukan di tempat kerja misalnya, sehingga atasan kita menegur kita dengan keras.
Tetapi kita menderita ketika kita hidup benar, misalnya kita sebagai seorang tenaga pemasaran, menolak melakukan suap kepada calon pelanggan, sehingga sebagai akibatnya kita dimutasi ke luar kota atau ke tempat kerja yang fasilitasnya lebih buruk.
Bagian kedua dari ayat 2 Korintus 4:10 ”…supaya kehidupan Yesus juga menjadi nyata di dalam tubuh kami.”
Kehidupan Yesus menjadi nyata adalah akibat dari bagian pertama yang kita lakukan, yaitu “membawa kematian Yesus”.
Dengan demikian ada janji yang mulia bagi orang yang bersedia untuk “membawa kematian Yesus”, yaitu buah-buah kehidupannya akan menjadi semakin nyata dan itu adalah buah kehidupan Yesus.
Artinya kita akan diubah menjadi semakin serupa dengan Kristus.
Sekali lagi, jalan menjadi semakin serupa dengan Kristus adalah hasil atau buah kehidupan dari perilaku yang senantiasa “membawa kematian Yesus”.
Saudara, kapan engkau terakhir menderita bagi Yesus sebagai konsekuensi ketika engkau melakukan kebenaran.