Senin, 19 Mei 2025

BERKUMPULNYA SEMUA ORANG PERCAYA

Penulis : Pdt. Saul Rudy Nikson

This image has an empty alt attribute; its file name is D1.png

Pembacaan Alkitab Hari ini : 

KISAH PARA RASUL 2:1-6

Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.

This image has an empty alt attribute; its file name is D2.png
  1. Apakah yang dimaksud dengan hari raya pentakosta saat itu?
  2. Mengapa Allah menggunakan hari raya pentakosta sebagai penggenapan pencurahan Roh Kudus?
  3. Saat murid-murid dan semua orang percaya berkumpul, apakah yang mereka lakukan?
This image has an empty alt attribute; its file name is D3.png

“Ketika tiba hari Pentakosta, semua orang percaya berkumpul di satu tempat..” (Kisah Para Rasul 2:1).

Setelah Yesus naik ke surga, murid-murid-Nya tetap berkumpul di Yerusalem seperti yang Dia perintahkan (Kisah Para Rasul 1:4).

Saat itu, hari Pentakosta tiba—sebuah hari raya Yahudi yang dirayakan 50 hari setelah Paskah.

Banyak orang Yahudi dari berbagai negara datang ke Yerusalem untuk beribadah.

Murid-murid, sekitar 120 orang, sedang berkumpul di satu tempat yang sama.

Mereka tidak tahu apa yang akan terjadi, tetapi mereka taat menunggu janji Roh Kudus yang dijanjikan Yesus.

Latar belakang ini menunjukkan bahwa ketaatan untuk tetap bersatu menjadi kunci terjadinya mukjizat.

Tiba-tiba, ada suara seperti angin kencang memenuhi ruangan, dan lidah-lidah api muncul di atas kepala mereka (ayat 2-3).

Roh Kudus memberi mereka kemampuan untuk berbicara dalam bahasa-bahasa asing yang tidak pernah mereka pelajari.

Saat itu juga, orang-orang dari berbagai bangsa di sekitar Yerusalem mendengar para murid berbicara dalam bahasa mereka sendiri (ayat 6).

Peristiwa ini bukan kebetulan: berkumpulnya orang percaya menjadi cara Tuhan memulai gereja-Nya.

Tanpa persatuan, mukjizat ini tidak mungkin terjadi.

Orang-orang yang mendengar para murid langsung terheran-heran.

Mereka bertanya, “Bagaimana mungkin kita masing-masing mendengar bahasa kita sendiri?” (ayat 8).

Melalui persekutuan murid-murid yang taat, Roh Kudus memecahkan hambatan bahasa dan budaya.

Inilah awal gereja terbentuk, dan Injil mulai tersebar ke seluruh dunia.

Berkumpulnya orang percaya bukan sekadar acara biasa—itu menjadi pintu bagi Tuhan bekerja secara luar biasa.

Kita saat ini perlu mencontoh murid-murid yang setia berkumpul.

Pertama, jangan remehkan kebersamaan.

Hadirilah ibadah, persekutuan, PA atau doa dengan rutin, meski terasa biasa.

Kedua, mintalah untuk Roh Kudus bekerja.

Sediakan waktu untuk doa bersama dan dengarkan pimpinan-Nya.

Ketiga, jadikan gereja terbuka, seperti Pentakosta yang menjangkau banyak bahasa.

Jika gereja bersatu dan terbuka, kuasa Tuhan akan nyata, dan banyak orang tertarik pada Kristus.

Mari jadikan gereja tempat orang berkumpul bukan hanya untuk sosialisasi, tetapi untuk mengalami kuasa Tuhan bersama-sama!

Diskusikan dalam kelompok PA saudara, mengapa Roh Kudus dicurahkan saat orang-orang percaya berkumpul di hari pentakosta.

Pembacaan Alkitab Setahun

2 Tawarikh 32-34

Minggu, 18 Mei 2025

BERTEKUN DENGAN SEHATI DALAM DOA BERSAMA

Penulis : Pdt. Saul Rudy Nikson

This image has an empty alt attribute; its file name is D1.png

Pembacaan Alkitab Hari ini : 

KISAH PARA RASUL 1:12-14

Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.

This image has an empty alt attribute; its file name is D2.png
  1. Setelah Tuhan Yesus naik ke surga, apakah yang murid-murid lakukan?
  2. Mengapa mereka memutuskan untuk bertekun dalam doa bersama?
This image has an empty alt attribute; its file name is D3.png

Mereka semua bertekun dengan sehati dalam doa bersama-sama…” (Kisah Para Rasul 1:14).

Setelah Yesus naik ke surga, murid-murid-Nya kembali ke Yerusalem seperti yang diperintahkan-Nya (Kisah Para Rasul 1:12).

Mereka berkumpul di sebuah ruang atas, bersama Maria (ibu Yesus) dan beberapa perempuan lain, total sekitar 120 orang (ayat 14).

Saat itu, mereka sedang menantikan janji Roh Kudus yang akan diberikan oleh Yesus.

Situasi mereka tidak mudah: Yesus sudah tidak ada secara fisik, dan masa depan mereka belum jelas.

Namun, alih-alih panik atau berselisih, mereka memilih untuk bersatu, bertekun, dan berdoa bersama.

Latar belakang ini menunjukkan bahwa doa bersama adalah respon iman di tengah ketidakpastian, sekaligus bentuk ketaatan pada perintah Tuhan.

Kisah Para Rasul 1:14 menekankan bahwa mereka semua “sehati dan sejiwa dalam doa.”

Ini bukan sekadar berkumpul atau membaca doa rutin, tetapi sebuah persekutuan yang intim dan tulus.

Mereka berbeda karakter (ada Petrus yang bersemangat, Tomas yang ragu, Maria yang setia), tapi perbedaan itu tidak menghalangi kesatuan hati.

Doa menjadi alat untuk menyelaraskan tujuan, menguatkan iman, dan mengingat janji Tuhan.

Kebersamaan mereka juga inklusif: perempuan dan laki-laki, mantan penjahat seperti Petrus, dan keluarga Yesus—semua sama di hadapan Tuhan.

Selama 10 hari, mereka terus-menerus berdoa dengan tekun.

Hasilnya? Pada hari Pentakosta, Roh Kudus turun dengan kuasa (Kisah Para Rasul 2:1-4), dan gereja lahir.

Doa bersama bukan hanya ritual, tetapi persiapan hati untuk mengalami karya Allah.

Ketika umat Tuhan bersatu dalam doa, ketakutan berubah menjadi keberanian, keraguan menjadi keyakinan, dan kelemahan menjadi kekuatan.

Doa sehati mereka menjadi fondasi gereja yang perkasa.

Kita saat ini perlu mencontoh ketekunan jemaat mula-mula dalam doa bersama.

Pertama, jadikan doa sebagai prioritas, bukan sekadar “acara tambahan.

Kedua, jaga kesatuan hati meski ada perbedaan pendapat.

Doa bersama bisa menjadi tempat untuk saling mengampuni dan menguatkan.

Ketiga, libatkan semua orang, agar doa mencerminkan keragaman tubuh Kristus.

Jika gereja bertekun dalam doa dengan sehati, kuasa Allah akan nyata, dan dunia melihat kasih-Nya melalui hidup kita.

Mari bangun gereja yang tak hanya sibuk beraktivitas, tetapi berakar dalam doa bersama—seperti murid-murid dulu—supaya Roh Kudus berkarya lebih dahsyat!

Diskusikan dengan pembimbingmu, bagaimana caranya doa yang sehati.

Pembacaan Alkitab Setahun

2 Tawarikh 28-31

Sabtu, 17 Mei 2025

PERSEKUTUAN YANG DI SUKAI SEMUA ORANG

Penulis : Pdt. Saul Rudy Nikson

This image has an empty alt attribute; its file name is D1.png

Pembacaan Alkitab Hari ini : 

KISAH PARA RASUL 2:45-47

Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.

This image has an empty alt attribute; its file name is D2.png
  1. Apakah yang dilakukan dengan harta yang mereka miliki?
  2. Mengapa dalam jemaat mula-mula tidak ada yang kekurangan?
  3. Apakah dampaknya kepada masyarakat sekitar?
This image has an empty alt attribute; its file name is D3.png

“….Dan mereka disukai semua orang. Dan tiap-tiap hari Tuhan menambah jumlah mereka dengan orang yang diselamatkan.” (Kisah Para Rasul 2:47).

Kisah Para Rasul 2:45-47 menggambarkan kehidupan jemaat mula-mula setelah turunnya Roh Kudus pada hari Pentakosta.

Setelah Petrus berkhotbah dan banyak orang bertobat, terbentuklah komunitas yang radikal dalam kasih dan persekutuan.

Masyarakat saat itu penuh dengan kesenjangan sosial, namun gereja mula-mula justru memilih hidup dalam kesatuan, saling memperhatikan, dan mengutamakan kebersamaan.

Mereka bukan hanya berkumpul untuk ibadah, tetapi menciptakan budaya di mana kepemilikan pribadi diserahkan untuk kebaikan bersama.

Latar belakang ini menunjukkan bahwa persekutuan yang sejati lahir dari respon iman akan karya Kristus dan kuasa Roh yang mengubah hati.

Ayat-ayat ini menekankan bahwa persekutuan jemaat mula-mula tidak berpusat pada kegiatan ibadah, melainkan pada tindakan nyata: berbagi harta, makan bersama, berdoa, dan bersukacita dengan tulus.

Mereka menjual harta untuk memastikan tidak ada yang kekurangan, menunjukkan bahwa persekutuan sejati menghancurkan batasan ekonomi dan status.

Kebersamaan mereka bersifat holistik—rohani, sosial, dan praktis.

Sukacita yang terpancar dari cara hidup ini membuat orang-orang di sekitar mereka “berbaik hati” (ayat 47).

Persekutuan seperti inilah yang menarik banyak orang, karena mencerminkan kasih Kristus yang terbuka bagi semua dan mengubahkan.

Kisah Para Rasul 2:47 mencatat bahwa gereja mula-mula “disukai semua orang,” dan Tuhan menambahkan jiwa-jiwa setiap hari.

Persekutuan mereka menjadi kesaksian hidup yang tak terbantahkan.

Ketika gereja hidup dalam kerendahan hati, kejujuran, dan kepedulian, dunia melihat perbedaan yang tak biasa.

Bukan program atau strategi yang menarik orang, tetapi ketulusan hubungan antar jemaat.

Mereka menjadi komunitas yang tidak hanya berbicara tentang kasih, tetapi menghidupinya, sehingga Injil menjadi relevan dan berkuasa.

Kita semua dipanggil untuk merefleksikan persekutuan yang sama. Ini berarti menciptakan ruang di mana anggota jemaat berani hidup transparan, saling mempercayai, dan aktif menanggung beban satu sama lain—baik secara materi, emosional, maupun rohani.

Gereja perlu melampaui rutinitas ibadah dengan membangun persekutuan yang intim, menggalang dana sosial untuk yang membutuhkan.

Persekutuan yang “disukai semua orang” hanya mungkin terjadi ketika gereja menjadi tanda kerajaan Allah: terbuka, penuh sukacita, dan menjawab pergumulan masyarakat.

Dengan demikian, gereja tidak hanya bertumbuh secara kuantitas, tetapi menjadi mercusuar kasih yang memuliakan Tuhan.

Mari kita wujudkan gereja yang tidak hanya berkumpul, tetapi seperti jemaat mula-mula, sehingga dunia melihat Kristus melalui cara kita mengasihi.  

Diskusikan dalam kelompok PA, bagaimana caranya memberi membangun budaya gereja seperti gereja mula-mula.

Pembacaan Alkitab Setahun

2 Tawarikh 25-27

Jumat, 16 Mei 2025

PERSEKUTUAN DENGAN BAPA DAN ANAK-NYA

Penulis : Pdt. Robinson Saragih

This image has an empty alt attribute; its file name is D1.png

Pembacaan Alkitab Hari ini : 

1 YOHANES 1:1-4

Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.

This image has an empty alt attribute; its file name is D2.png
  1. Apa yang dimaksud dengan Firman yang hidup, yang sudah ada sejak semula, yang telah kami dengar, yang telah kami lihat dengan mata kami, yang telah kami saksikan dan yang telah kami raba dengan tangan kami?
  2. Apa yang dilakukan para rasul terhadap Firman hidup itu?
  3. Apa tujuan para rasul bersaksi tentang Firman hidup itu?
  4. Persekutuan seperti apa yang dialami para rasul dan mereka ingin supaya semua orang yang mendengar kesaksian mereka juga mengalaminya?
This image has an empty alt attribute; its file name is D3.png

Saudara, pada suatu hari Yesus berkata kepada murid-murid-Nya bahwa setiap orang yang percaya akan masuk dalam persekutuan, yaitu menjadi satu atau bersatu dengan Bapa dan Yesus Kristus:

Yohanes 14:20 “Pada waktu itulah kamu akan tahu, bahwa Aku di dalam Bapa-Ku dan kamu di dalam Aku dan Aku di dalam kamu.”

Efesus 3:17 “sehingga oleh imanmu Kristus diam di dalam hatimu dan kamu berakar serta berdasar di dalam kasih.”

Oleh karena itu Saudara, kesatuan orang percaya dengan Bapa dan dengan Anak-Nya, Yesus Kristus, terjadi karena iman dari orang-orang percaya itu.

Rasul Yohanes menuliskan hal ini kepada jemaat mula-mula dalam suratnya:

1 Yohanes 1:3 “Apa yang telah kami lihat dan yang telah kami dengar itu, kami beritakan kepada kamu juga, supaya kamupun beroleh persekutuan dengan kami. Dan persekutuan kami adalah persekutuan dengan Bapa dan dengan Anak-Nya, Yesus Kristus.”

Oleh karena itu, jika kita ingin agar bangsa kita dipenuhi dengan kemuliaan Tuhan, maka tidak ada cara lain selain pergi dan memberitakan Kabar Baik kepada orang-orang di sekitar kita sehingga kita dapat membangun persekutuan dengan mereka.

Persekutuan kita dengan Bapa dan dengan Anak-Nya dapat kita bawa kepada orang-orang di sekitar kita sehingga mereka pun bersekutu dengan kita.

Akhirnya, mereka masuk ke dalam persekutuan dengan Bapa.

Haleluya, Puji Tuhan, Amin.

Apa yang menyebabkan bangsa kita sampai saat ini belum mengenal Yesus Kristus, Anak Allah yang hidup?

Pembacaan Alkitab Setahun

2 Tawarikh 21-24

Kamis, 15 Mei 2025

PERSEKUTUAN YANG MEMBAWA KABAR BAIK

Penulis : Pdt. Robinson Saragih

This image has an empty alt attribute; its file name is D1.png

Pembacaan Alkitab Hari ini : 

ROMA 10:12-15

Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.

This image has an empty alt attribute; its file name is D2.png
  1. Mengapa tidak ada perbedaan antara orang Yahudi dan non-Yahudi?
  2. Apa yang akan dialami oleh orang-orang yang berseru kepada nama Tuhan?
  3. Apa yang bisa menyebabkan seseorang berseru kepada nama Yesus Kristus?
  4. Setiap orang percaya telah diutus oleh Yesus Kristus. Oleh perintah siapa mereka diutus, dan ke mana mereka diutus oleh Yesus Kristus?
This image has an empty alt attribute; its file name is D3.png

Saudara, ketika Yesus Kristus hendak meninggalkan murid-muridNya, Dia telah menyiapkan mereka dan mengeluarkan perintah-Nya kepada mereka, yaitu perintah untuk pergi mengabarkan Injil keselamatan.

Kisah Para Rasul 1:8 “Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi.”

Perintah ini dikenal sebagai Amanat Agung Kristus, perintah penting dan utama dalam perluasan Kerajaan Allah.

Perintah ini juga berkaitan dengan hari kedatangan Kristus yang kedua kalinya.

Matius 24:14 “Dan Injil Kerajaan ini akan diberitakan di seluruh dunia menjadi kesaksian bagi semua bangsa, sesudah itu barulah tiba kesudahannya.”

Perluasan dan pelebaran Kerajaan Allah sangat bergantung pada ketaatan para murid dalam mengikuti dan mentaati perintah Yesus Kristus.

Rasul Paulus adalah seorang rasul yang sangat giat dalam meluaskan Kerajaan Allah.

Dia memulai ketika Dia berada di Damsyik, saat baru menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat.

Sejak mengenal dan menerima Yesus Kristus, dia terus aktif memberitakan kematian dan kebangkitan Yesus untuk menyelamatkan seluruh dunia.

Saudara, untuk memberitakan Injil sangat diperlukan pemahaman tentang Injil Kristus, agar kita bisa menyampaikannya kepada banyak orang dan juga dibutuhkan keberanian, belas kasihan dan kuasa Roh Kudus.

Ketika seseorang dipenuhi Roh Kudus, maka ia akan digerakkan untuk memberitakan Injil karena belas kasihan Allah menguasai dirinya.

Saudara, masih banyak orang yang belum mendengar Injil kebenaran dan keselamatan.

Hal ini terbukti dari fakta bahwa ada sekitar dua ratus juta jiwa di Indonesia yang belum percaya kepada Yesus Kristus.

Nabi Yesaya pernah menuliskan firman Tuhan Yahwe bagi hamba-Nya yang saat itu hanya melayani orang-orang Yahudi.

Mereka mencurahkan segalanya hanya untuk melayani orang Yahudi saja. Tentang hal ini, Yesaya menuliskan:

Yesaya 49:6 “Terlalu sedikit bagimu hanya untuk menjadi hamba-Ku, untuk menegakkan suku-suku Yakub dan untuk mengembalikan orang-orang Israel yang masih terpelihara. Tetapi Aku akan membuat engkau menjadi terang bagi bangsa-bangsa supaya keselamatan yang dari pada-Ku sampai ke ujung bumi.”

Tuhan Yahwe menghendaki agar bukan hanya orang Yahudi atau bangsa Israel saja yang mengenal Dia, tetapi Dia ingin memperkenalkan keselamatan dari-Nya kepada semua bangsa, suku, kaum dan bahasa.

Untuk mencapai apa yang Allah Bapa (Yahwe) kehendaki dan rencanakan, maka sangatlah penting bagi gereja di Indonesia dan setiap orang percaya untuk memahami rencana dan kerinduan kehendak-Nya.

Dengan demikian, seluruh orang percaya dapat bersekutu untuk melakukan memberitakan Injil keselamatan atau kabar baik agar kerinduan hati Bapa dapat terlaksana.

Saudara, apa yang Tuhan Allah rencanakan atau kehendaki pasti akan terealisasi dan terjadi sesuai dengan kehendak-Nya.

Entah saudara ikut atau tidak dalam persekutuan itu, Tuhan tetap akan menggenapi rencana dan kehendak-Nya.

Rasul Yohanes dalam penglihatannya di Pulau Patmos telah diberi penglihatan tentang apa yang akan terjadi pada akhir zaman.

Dia melihat bahwa di surga nanti akan berkumpul sejumlah orang yang tidak terhitung jumlahnya berdiri di hadapan takhta Anak Domba berasal dari segala bangsa, suku, kaum dan bahasa.

Hal ini dituliskannya dalam kitab Wahyu kepada jemaat Yesus Kristus:

Wahyu 7:9 “Kemudian dari pada itu aku melihat: sesungguhnya, suatu kumpulan besar orang banyak yang tidak dapat terhitung banyaknya, dari segala bangsa dan suku dan kaum dan bahasa, berdiri di hadapan takhta dan di hadapan Anak Domba, memakai jubah putih dan memegang daun-daun palem di tangan mereka.”

Saudara, itulah sebabnya Tuhan menghendaki agar kita membangun persekutuan-persekutuan orang percaya (gereja atau jemaat) untuk memberitakan Kabar Baik.

Haleluya, Puji Tuhan, Amin.

Mengapa setelah lebih dari dua ribu tahun, Kabar Baik belum juga sampai kepada seluruh bangsa, suku dan bahasa di negeri kita ini?

Pembacaan Alkitab Setahun

2 Tawarikh 18-20

Rabu, 14 Mei 2025

BUKAN LAGI ORANG ASING TETAPI ANGGOTA KELUARGA ALLAH

Penulis : Pdt. Robinson Saragih

This image has an empty alt attribute; its file name is D1.png

Pembacaan Alkitab Hari ini : 

EFESUS 2:17-22

Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.

This image has an empty alt attribute; its file name is D2.png
  1. Siapa yang menyatukan orang-orang yang jauh, yaitu orang yang tidak mengenal Yahwe dengan orang-orang yang dekat yang mengenal Yahwe seperti orang-orang Yahudi dan non-Yahudi?
  2. Dimana kedua pihak memperoleh penyatuan tersebut?
  3. Orang-orang non-Yahudi tidak lagi disebut sebagai orang asing atau pendatang. Lalu, apa status mereka sekarang di hadapan Allah?
  4. Apa tujuan mereka bersama setelah menjadi satu keluarga Allah? Dan apa dasar pengharapan mereka?
This image has an empty alt attribute; its file name is D3.png

Saudara, ketika umat Tuhan memasuki tanah Kanaan, berkali-kali Tuhan mengingatkan orang Israel untuk tidak mengambil anak perempuan asing dan tidak memberikan anak gadisnya untuk dipersunting oleh orang-orang Kanaan.

Hal ini karena orang-orang Kanaan adalah penyembah berhala.

Sampai hari ini hal yang sama berlaku, mereka menganggap orang-orang di luar keyahudian sebagai penyembah berhala dan dilarang untuk mengawinkan anak laki-laki atau perempuan mereka dengan anak mereka.

Namun, setelah zaman Yesus turun ke dunia, maka terbentuklah kelompok murid-murid Yesus yang dianggap sebagai kelompok sesat oleh orang-orang Yahudi.

Mereka juga menjadi kelompok yang dikucilkan dari masyarakat Yahudi atau Israel.

Akhirnya, murid-murid Yesus disebut sebagai kelompok Kristus kecil dan disebut dengan sebutan kelompok pengikut Kristus atau Kristen.

Kisah Para Rasul 11:25-26 “Lalu pergilah Barnabas ke Tarsus untuk mencari Saulus; dan setelah bertemu dengan dia, ia membawanya ke Antiokhia. Mereka tinggal bersama-sama dengan jemaat itu satu tahun lamanya, sambil mengajar banyak orang. Di Antiokhialah murid-murid itu untuk pertama kalinya disebut Kristen.”

Murid-murid Yesus kemudian disebut orang Kristen atau pengikut Kristus.

Sebagai jemaat mula-mula, mereka dikenal sebagai kelompok orang-orang baik dan kehidupan mereka menarik bagi banyak orang Yahudi  maupun non-Yahudi.

Gaya hidup pengikut Yesus Kristus sangat menarik karena mereka saling mengasihi.

Mereka menjadi kelompok unik di Yerusalem dan dimanapun mereka berada menjadi kelompok eksklusif yang sangat menonjol karena cara hidup mereka:

Kisah Para Rasul 2:41-47 “Orang-orang yang menerima perkataannya itu memberi diri dibaptis dan pada hari itu jumlah mereka bertambah kira-kira tiga ribu jiwa. Mereka bertekun dalam pengajaran rasul-rasul dan dalam persekutuan. Dan mereka selalu berkumpul untuk memecahkan roti dan berdoa. Maka ketakutanlah mereka semua, sedang rasul-rasul itu mengadakan banyak mujizat dan tanda. Dan semua orang yang telah menjadi percaya tetap bersatu, dan segala kepunyaan mereka adalah kepunyaan bersama, dan selalu ada dari mereka yang menjual harta miliknya, lalu membagi-bagikannya kepada semua orang sesuai dengan keperluan masing-masing. Dengan bertekun dan dengan sehati mereka berkumpul tiap-tiap hari dalam Bait Allah. Mereka memecahkan roti di rumah masing-masing secara bergilir dan makan bersama-sama dengan gembira dan dengan tulus hati, sambil memuji Allah. Dan mereka disukai semua orang. Dan tiap-tiap hari Tuhan menambah jumlah mereka dengan orang yang diselamatkan.”

Kelompok murid-murid Yesus inilah yang disebut sebagai jemaat mula-mula dan kehidupan mereka sangat diperhatikan oleh banyak orang di Yerusalem.

Murid-murid Yesus inilah yang kemudian menimbulkan kecemburuan dan kebencian dari orang-orang Farisi, Saduki dan orang-orang Yahudi.

Saudara, ketika Yesus naik ke sorga, Dia berpesan agar para murid Yesus Kristus ini pergi untuk memberitakan Injil keselamatan ke seluruh dunia.

Kisah Para Rasul 1:8 “Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi.”

Dengan gaya hidup mereka yang unik itu, jemaat mula-mula menjadi sangat aman meskipun dimusuhi oleh banyak orang Yahudi:

Kisah Para Rasul 4:32-37 “Adapun kumpulan orang yang telah percaya itu, mereka sehati dan sejiwa, dan tidak seorangpun yang berkata, bahwa sesuatu dari kepunyaannya adalah miliknya sendiri, tetapi segala sesuatu adalah kepunyaan mereka bersama. Dan dengan kuasa yang besar rasul-rasul memberi kesaksian tentang kebangkitan Tuhan Yesus dan mereka semua hidup dalam kasih karunia yang melimpah-limpah. Sebab tidak ada seorangpun yang berkekurangan di antara mereka; karena semua orang yang mempunyai tanah atau rumah, menjual kepunyaannya itu, dan hasil penjualan itu mereka bawa dan mereka letakkan di depan kaki rasul-rasul; lalu dibagi-bagikan kepada setiap orang sesuai dengan keperluannya. Demikian pula dengan Yusuf, yang oleh rasul-rasul disebut Barnabas, artinya anak penghiburan, seorang Lewi dari Siprus. Ia menjual ladang, miliknya, lalu membawa uangnya itu dan meletakkannya di depan kaki rasul-rasul.”

Saudara, cara hidup jemaat mula-mula ini menimbulkan kecemburuan dan kebencian dari orang-orang Yahudi sehingga para rasul mulai sering mendapat gangguan.

Ketika orang percaya ini mulai bersaksi di Yerusalem, maka mereka sering mengalami aniaya.

Pemberitaan Injil kasih karunia menyulut kemarahan di antara para tua-tua Israel, dan mereka mulai menunjukkan kebencian serta melarang rasul-rasul untuk mengajarkan nama Yesus dan menyembuhkan orang sakit dengan mengusir setan penyebab sakit mereka.

Karena itu, para rasul mulai mendapat gangguan.

Meskipun demikian, dengan kuasa yang diberikan kepada mereka, para rasul terus memberitakan dan mengajarkan ajaran dalam nama Yesus Kristus yang membuat orang-orang Yahudi semakin kejam menganiaya orang percaya.

Rasul-rasul terus berkobar-kobar karena kuasa Roh Kudus untuk bersaksi dan mengajar di Yerusalem.

Karena kecemburuan orang-orang Yahudi, mereka melarang para rasul untuk mengajar dalam nama Yesus Kristus dan aniaya mulai diarahkan kepada para rasul.

Kisah Para Rasul 5:17-20 “Akhirnya mulailah Imam Besar dan pengikut-pengikutnya, yaitu orang-orang dari mazhab Saduki, bertindak sebab mereka sangat iri hati. Mereka menangkap rasul-rasul itu, lalu memasukkan mereka ke dalam penjara kota. Tetapi waktu malam seorang malaikat Tuhan membuka pintu-pintu penjara itu dan membawa mereka ke luar, katanya: “Pergilah, berdirilah di Bait Allah dan beritakanlah seluruh firman hidup itu kepada orang banyak.”

Untuk menaati pesan malaikat Tuhan, maka para rasul pergi ke Bait Allah pagi-pagi dan mengajar disana.

Sementara itu, Imam Besar dan pengikut-pengikutnya mengundang Mahkamah Agama untuk berkumpul guna menyidangkan rasul-rasul tersebut.

Mereka menjemput para rasul di penjara, namun ternyata para rasul sudah tidak ada di dalam penjara.

Seseorang memberitahukan kepada kelompok Imam Besar bahwa rasul-rasul yang dipenjarakan itu sudah berada di Bait Allah untuk mengajar orang banyak.

Kisah Para Rasul 5:26-33 “Maka pergilah kepala pengawal serta orang-orangnya ke Bait Allah, lalu mengambil kedua rasul itu, tetapi tidak dengan kekerasan, karena mereka takut, kalau-kalau orang banyak melempari mereka. Mereka membawa keduanya dan menghadapkan mereka kepada Mahkamah Agama. Imam Besar mulai menanyai mereka, katanya: “Dengan keras kami melarang kamu mengajar dalam Nama itu. Namun ternyata, kamu telah memenuhi Yerusalem dengan ajaranmu dan kamu hendak menanggungkan darah Orang itu kepada kami.” Tetapi Petrus dan rasul-rasul itu menjawab, katanya: “Kita harus lebih taat kepada Allah dari pada kepada manusia. Allah nenek moyang kita telah membangkitkan Yesus, yang kamu gantungkan pada kayu salib dan kamu bunuh. Dialah yang telah ditinggikan oleh Allah sendiri dengan tangan kanan-Nya menjadi Pemimpin dan Juruselamat, supaya Israel dapat bertobat dan menerima pengampunan dosa. Dan kami adalah saksi dari segala sesuatu itu, kami dan Roh Kudus, yang dikaruniakan Allah kepada semua orang yang mentaati Dia.” Mendengar perkataan itu sangatlah tertusuk hati mereka dan mereka bermaksud membunuh rasul-rasul itu.”

Kecemburuan, iri hati, dan kemarahan orang-orang Farisi, ahli-ahli Taurat dan kelompok Saduki menyebabkan aniaya terhadap orang percaya di Yerusalem.

Meskipun demikian, para rasul dan orang-orang percaya tetap tinggal di Yerusalem karena jumlah mereka terus bertambah.

Namun, timbullah sungut-sungut di antara jemaat karena pembagian hasil penjualan harta jemaat tidak merata.

Ada kelompok yang mulai mempertanyakan mengenai pembagian kepada para janda.

Para rasul dan jemaat memilih para diaken untuk melayani kebutuhan para janda agar jemaat tidak lagi bersungut-sungut.

Dengan demikian, para rasul dapat kembali fokus pada pemberitaan Injil, bersaksi dan terus memimpin jemaat melalui pengajaran rasul-rasul serta memimpin jemaat untuk berdoa.

Aniaya semakin keras dilakukan oleh pengikut Imam Besar dan tua-tua Yahudi.

Stefanus, salah seorang diaken yang baru terpilih, ditangkap, dianiaya dan dilempari sampai mati.

Jemaat dan para rasul terus berkegiatan di dalam kota Yerusalem, meskipun pesan Yesus adalah untuk pergi memberitakan Injil ke Yudea, Samaria, dan sampai ke ujung bumi.

Kisah Para Rasul 8:1-3 “Saulus juga setuju, bahwa Stefanus mati dibunuh. (8-1b) Pada waktu itu mulailah penganiayaan yang hebat terhadap jemaat di Yerusalem. Mereka semua, kecuali rasul-rasul, tersebar ke seluruh daerah Yudea dan Samaria. Orang-orang saleh menguburkan mayat Stefanus serta meratapinya dengan sangat. Tetapi Saulus berusaha membinasakan jemaat itu dan ia memasuki rumah demi rumah dan menyeret laki-laki dan perempuan ke luar dan menyerahkan mereka untuk dimasukkan ke dalam penjara.”

Aniaya di Yerusalem mendorong jemaat keluar dari kota itu dan mereka menyebar ke daerah Yudea dan Samaria.

Penyebaran jemaat ini menyebabkan penyebaran Injil keselamatan juga terjadi karena jemaat-jemaat tersebut pindah ke kota-kota di seluruh Yudea dan Samaria, sambil bersaksi dan memberitakan Injil Kerajaan serta Injil kasih karunia sehingga ajaran Yesus menyebar kemanapun jemaat itu pindah.

Ketika Saulus, seorang Farisi dari mazhab Saduki dengan antusias mengejar jemaat Yesus Kristus ke kota Damaskus, maka Yesus memperlihatkan diri-Nya kepada Saulus sehingga Saulus bertobat dan percaya kepada Yesus serta menerima visi langsung dari Yesus.

Sejak itu, Saulus giat memberitakan kabar baik dan kebenaran yaitu Injil keselamatan dan kemudian disebut sebagai rasul Paulus.

Dia pergi ke beberapa kota dan mulai merintis jemaat-jemaat di Asia hingga Eropa.

Meskipun banyak orang Yahudi yang berlatar belakang agama Yahudi bertobat dan menjadi pengikut Yesus, namun mereka tetap berusaha menjaga dan menaati aturan-aturan agama Yahudi, seperti beribadah pada hari Sabat dan bersunat.

Namun, rasul Paulus dengan berani dan tegas mengajarkan ajaran Yesus Kristus yang diwahyukan oleh Roh Kudus kepadanya.

Rasul Paulus terus menaati perintah Yesus untuk memberitakan Injil, merintis jemaat di kota-kota Asia dan kemudian menyeberang ke Eropa.

Terjadi perbedaan pandangan akibat pengajaran dari kelompok-kelompok jemaat yang berbahasa Ibrani, terutama mereka yang berlatar belakang Yahudi dan teguh dengan pengajaran mengenai hari Sabat dan sunat.

Perbedaan-perbedaan ini menimbulkan kelompok-kelompok yang dapat menyebabkan masalah, seolah-olah mereka bukan satu tubuh atau satu jemaat Yesus Kristus.

Oleh karena itu, Roh Kudus mewahyukan pengajaran-pengajaran dan firman Tuhan melalui rasul Paulus.

Dalam suratnya kepada jemaat di Efesus, rasul Paulus menuliskan:

Efesus 2:11-19 “Karena itu ingatlah, bahwa dahulu kamu–sebagai orang-orang bukan Yahudi menurut daging, yang disebut orang-orang tak bersunat oleh mereka yang menamakan dirinya “sunat”, yaitu sunat lahiriah yang dikerjakan oleh tangan manusia, –bahwa waktu itu kamu tanpa Kristus, tidak termasuk kewargaan Israel dan tidak mendapat bagian dalam ketentuan-ketentuan yang dijanjikan, tanpa pengharapan dan tanpa Allah di dalam dunia. Tetapi sekarang di dalam Kristus Yesus kamu, yang dahulu “jauh”, sudah menjadi “dekat” oleh darah Kristus. Karena Dialah damai sejahtera kita, yang telah mempersatukan kedua pihak dan yang telah merubuhkan tembok pemisah, yaitu perseteruan, sebab dengan mati-Nya sebagai manusia Ia telah membatalkan hukum Taurat dengan segala perintah dan ketentuannya, untuk menciptakan keduanya menjadi satu manusia baru di dalam diri-Nya, dan dengan itu mengadakan damai sejahtera, dan untuk memperdamaikan keduanya, di dalam satu tubuh, dengan Allah oleh salib, dengan melenyapkan perseteruan pada salib itu. Ia datang dan memberitakan damai sejahtera kepada kamu yang “jauh” dan damai sejahtera kepada mereka yang “dekat”, karena oleh Dia kita kedua pihak dalam satu Roh beroleh jalan masuk kepada Bapa. Demikianlah kamu bukan lagi orang asing dan pendatang, melainkan kawan sewarga dari orang-orang kudus dan anggota-anggota keluarga Allah”

Dengan kematian Yesus Kristus di atas kayu salib, maka Yesus telah membatalkan hukum Taurat.

Karena itu, tidak ada lagi sekatan atau tembok pembatas sehingga semua bangsa bisa bersekutu dan bersatu dengan Allah Bapa.

Hukum Taurat adalah peraturan yang Tuhan berikan kepada bangsa pilihan-Nya yaitu Israel, untuk membangun bangsa itu menjadi umat-Nya.

Tuhan ingin supaya bangsa Israel menjadi bangsa yang dapat memperkenalkan Tuhan Allah Yahwe kepada dunia ini sebagai satu-satunya Tuhan yang menciptakan semesta.

Namun, Israel berkhianat dan seringkali menyembah berhala serta dewa-dewi dari bangsa-bangsa di sekitar mereka.

Akibatnya, Tuhan Yahwe marah dan membuang Israel dari tanah Perjanjian dan berdiaspora ke bangsa-bangsa lain. Tuhan kemudian memilih pengikut Yesus Kristus sebagai Israel rohani yang melanjutkan ajaran Yesus Kristus yang dikenal sebagai kekristenan.

Yesus Kristus mengutus Roh Kudus yaitu Roh Allah sendiri untuk memimpin orang percaya dalam memberitakan ajaran Yesus Kristus di muka bumi ini.

Pengikut Yesus Kristus menjadikan diri mereka sebagai satu tubuh Kristus dan keluarga Allah.

Ketika seseorang percaya kepada Yesus Kristus dan menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat, maka Tuhan Allah mengutus Roh-Nya untuk tinggal dalam batin mereka.

Roh Kudus berfungsi sebagai penolong, pengajar, dan yang mengingatkan orang percaya akan apa yang diajarkan oleh Yesus.

Roh Kudus juga memimpin hidup orang yang percaya, memberi mereka kuasa untuk memberitakan Injil keselamatan, menjadikan mereka saksi Kristus, dan menjadi alat Bapa untuk menjangkau dunia dengan ajaran Yesus Kristus.

Haleluya, puji Tuhan, Amin.

Apa yang menyebabkan orang Kristen atau orang percaya Yesus terpecah-pecah ke dalam berbagai organisasi dan kelompok yang berbeda-beda bahkan, pernah terjadi bahwa sesama orang Kristen saling membunuh, bukannya saling mengasihi?

Pembacaan Alkitab Setahun

2 Tawarikh 13-17

Selasa, 13 Mei 2025

JEMAAT YANG SEMAKIN LAMA SEMAKIN KUAT

Penulis : Pdt. Robinson Saragih

This image has an empty alt attribute; its file name is D1.png

Pembacaan Alkitab Hari ini : 

MAZMUR 84:8-13

Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.

This image has an empty alt attribute; its file name is D2.png
  1. Apa yang menyebabkan mereka berjalan semakin lama semakin kuat?
  2. Apa tujuan mereka datang menghadap Tuhan di pelataran-Nya?
  3. Apa yang Tuhan perbuat bagi mereka yang hidup tidak bercela?
  4. Siapakah yang akan selalu berbahagia?
This image has an empty alt attribute; its file name is D3.png

Saudara, dalam Perjanjian Lama, orang-orang Israel memiliki kebanggaan yang besar terhadap bangsa-bangsa lain di sekitar mereka yaitu Kemah Suci atau Bait Allah, tempat mereka dapat melihat dan merasakan kehadiran Allah.

Setiap laki-laki Israel diwajibkan hadir di Bait Allah tiga kali setahun.

Itulah sebabnya, hingga saat ini orang-orang yang menganut agama Yahudi dari apapun bangsa mereka, selalu berziarah ke Yerusalem tiga kali setahun.

Yerusalem menjadi kiblat bagi orang Yahudi yang sedang berdoa:

Daniel 6:11 “Demi didengar Daniel, bahwa surat perintah itu telah dibuat, pergilah ia ke rumahnya. Dalam kamar atasnya ada tingkap-tingkap yang terbuka ke arah Yerusalem; tiga kali sehari ia berlutut, berdoa serta memuji Allahnya, seperti yang biasa dilakukannya.”

Mengapa ke Yerusalem? Karena di sana terletak Bait Allah terakhir yang telah dihancurkan oleh Jenderal Titus dari Romawi.

Hal ini menjadi kegirangan besar bagi orang-orang Yahudi yang berziarah ke Yerusalem.

Namun, dalam Perjanjian Baru, Yesus tidak menetapkan suatu tempat sebagai kiblat untuk sembahyang.

Yohanes 4:21-24 “Kata Yesus kepadanya: “Percayalah kepada-Ku, hai perempuan, saatnya akan tiba, bahwa kamu akan menyembah Bapa bukan di gunung ini dan bukan juga di Yerusalem. Kamu menyembah apa yang tidak kamu kenal, kami menyembah apa yang kami kenal, sebab keselamatan datang dari bangsa Yahudi. Tetapi saatnya akan datang dan sudah tiba sekarang, bahwa penyembah-penyembah benar akan menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran; sebab Bapa menghendaki penyembah-penyembah demikian. Allah itu Roh dan barangsiapa menyembah Dia, harus menyembah-Nya dalam roh dan kebenaran.”

Saudara, rasul Paulus pernah menulis nasihat kepada jemaat di Kolose:

Kolose 2:6-7 “Kamu telah menerima Kristus Yesus, Tuhan kita. Karena itu hendaklah hidupmu tetap di dalam Dia. Hendaklah kamu berakar di dalam Dia dan dibangun di atas Dia, hendaklah kamu bertambah teguh dalam iman yang telah diajarkan kepadamu, dan hendaklah hatimu melimpah dengan syukur.”

Saudara, dalam Perjanjian Lama, ibadah berkiblat ke Yerusalem.

Namun saat ini, kita tidak lagi berkiblat ke suatu tempat, melainkan kita berkiblat kepada Yesus Kristus yang ada dalam hati kita:

Efesus 3:17 “sehingga oleh imanmu Kristus diam di dalam hatimu dan kamu berakar serta berdasar di dalam kasih.”

Rasul Paulus mengajarkan agar jemaat Kristus yang telah percaya dan menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat, tetap hidup di dalam Kristus.

Mereka harus berakar di dalam Kristus, hidup dari Kristus, dan makan dari Firman yang keluar dari mulut Allah.

Yohanes 1:1 “Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah.”

Yohanes 6:53-57Maka kata Yesus kepada mereka: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jikalau kamu tidak makan daging Anak Manusia dan minum darah-Nya, kamu tidak mempunyai hidup di dalam dirimu. Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia mempunyai hidup yang kekal dan Aku akan membangkitkan dia pada akhir zaman. Sebab daging-Ku adalah benar-benar makanan dan darah-Ku adalah benar-benar minuman. Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia. Sama seperti Bapa yang hidup mengutus Aku dan Aku hidup oleh Bapa, demikian juga barangsiapa yang memakan Aku, akan hidup oleh Aku.”

Sangat jelas bahwa jemaat seharusnya makan Firman, yaitu makan Yesus Kristus.

Melalui makan Firman, jemaat akan bertumbuh dan hidup oleh Firman atau hidup oleh Yesus Kristus.

Mereka akan dibangun di atas Firman Yesus Kristus dan inilah yang membuat jemaat bertumbuh yaitu dibangun di atas Kristus.

Itulah yang menyebabkan jemaat hidup dan bertumbuh di dalam Kristus.

Kehidupan yang bersekutu dengan Yesus Kristus melalui memakan atau merenungkan dan menjadi pelaku Firman adalah kehidupan yang berbahagia.

Hal ini akan menyebabkan jemaat terus bertumbuh, semakin lama semakin kuat.

Haleluya, Puji Tuhan, Amin.

Banyak anak-anak Allah yang sudah lama mengikut Kristus, namun tidak bertumbuh dan tidak semakin kuat bahkan banyak yang semakin lemah. Apa penyebabnya?

Pembacaan Alkitab Setahun

2 Tawarikh 9-12

Senin, 12 Mei 2025

AKTIF MELAYANI SESUAI KARUNIA DALAM IBADAH

Penulis : Pdt. Robinson Saragih

This image has an empty alt attribute; its file name is D1.png

Pembacaan Alkitab Hari ini : 

1 KORINTUS 14:26-28

Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.

This image has an empty alt attribute; its file name is D2.png
  1. Ketika kita berkumpul, maka apa yang seharusnya kita lakukan?
  2. Apa tujuan dari dilakukannya pelayanan?
  3. Berapa banyak orang yang dapat melakukan pelayanan dengan bahasa Roh? Bagaimana mereka melakukannya?
  4. Karunia bahasa Roh harus dilakukan dengan tertib, seorang demi seorang yang disertai dengan ada yang menafsirkan. Jika tidak ada yang menafsirkan, maka apa yang seharusnya dilakukan?
This image has an empty alt attribute; its file name is D3.png

Saudara, rasul Paulus mengajarkan bagaimana seharusnya jemaat berkumpul.

Mereka sepatutnya melakukannya sesuai dengan ajaran yang tertulis dalam Kitab Efesus:

Efesus 2:19-21 “Demikianlah kamu bukan lagi orang asing dan pendatang, melainkan kawan sewarga dari orang-orang kudus dan anggota-anggota keluarga Allah, yang dibangun di atas dasar para rasul dan para nabi, dengan Kristus Yesus sebagai batu penjuru. Di dalam Dia tumbuh seluruh bangunan, rapih tersusun, menjadi bait Allah yang kudus, di dalam Tuhan.”

Anggota komunitas atau jemaat Tuhan yang ikut dalam persekutuan adalah bagian dari satu keluarga, bukan orang asing.

Karena itu, jangan sampai dalam ibadah ada orang-orang yang merasa terasing, sehingga mereka tidak tahu atau tidak mengerti apa yang kita katakan hanya karena kita berbahasa yang lain.

Maka dari itu, diperlukan adanya terjemahan agar setiap yang dikatakan oleh seorang pemimpin ibadah dapat dipahami oleh semua yang hadir sehingga tidak ada yang merasa terasing.

Dalam ibadah, setiap orang sepatutnya aktif melakukan pelayanan sesuai dengan karunia rohani masing-masing.

1 Korintus 14:26-33 “Jadi bagaimana sekarang, saudara-saudara? Bilamana kamu berkumpul, hendaklah tiap-tiap orang mempersembahkan sesuatu: yang seorang mazmur, yang lain pengajaran, atau penyataan Allah, atau karunia bahasa roh, atau karunia untuk menafsirkan bahasa roh, tetapi semuanya itu harus dipergunakan untuk membangun. Jika ada yang berkata-kata dengan bahasa roh, biarlah dua atau sebanyak-banyaknya tiga orang, seorang demi seorang, dan harus ada seorang lain untuk menafsirkannya. Jika tidak ada orang yang dapat menafsirkannya, hendaklah mereka berdiam diri dalam pertemuan Jemaat dan hanya boleh berkata-kata kepada dirinya sendiri dan kepada Allah. Tentang nabi-nabi–baiklah dua atau tiga orang di antaranya berkata-kata dan yang lain menanggapi apa yang mereka katakan. Tetapi jika seorang lain yang duduk di situ mendapat penyataan, maka yang pertama itu harus berdiam diri. Sebab kamu semua boleh bernubuat seorang demi seorang, sehingga kamu semua dapat belajar dan beroleh kekuatan. Karunia nabi takluk kepada nabi-nabi. Sebab Allah tidak menghendaki kekacauan, tetapi damai sejahtera.”

Saudara, firman Tuhan ini sangat jelas sebagai petunjuk tentang bagaimana ibadah seharusnya dijalankan.

Dengan demikian, dalam pertemuan ibadah tidak ada seorang pun yang merasa terasing, karena semua orang dapat mengerti apa yang disampaikan oleh setiap orang yang bersuara dalam ibadah.

Bahkan rasul Paulus menuliskan bahwa dia sendiri tidak akan menggunakan bahasa roh dalam pertemuan ibadah:

1 Korintus 14:18-19 “Aku mengucap syukur kepada Allah, bahwa aku berkata-kata dengan bahasa roh lebih dari pada kamu semua. Tetapi dalam pertemuan Jemaat aku lebih suka mengucapkan lima kata yang dapat dimengerti untuk mengajar orang lain juga, dari pada beribu-ribu kata dengan bahasa roh.”

Pertemuan jemaat atau pertemuan ibadah adalah suatu perkumpulan dimana setiap anggota jemaat dapat membangun dan dibangun.

Oleh karena itu, rasul Paulus menuliskan tata ibadah yang bertujuan untuk membangun setiap anggota tubuh Kristus:

1 Korintus 14:1-17 “Kejarlah kasih itu dan usahakanlah dirimu memperoleh karunia-karunia Roh, terutama karunia untuk bernubuat. Siapa yang berkata-kata dengan bahasa roh, tidak berkata-kata kepada manusia, tetapi kepada Allah. Sebab tidak ada seorangpun yang mengerti bahasanya; oleh Roh ia mengucapkan hal-hal yang rahasia. Tetapi siapa yang bernubuat, ia berkata-kata kepada manusia, ia membangun, menasihati dan menghibur. Siapa yang berkata-kata dengan bahasa roh, ia membangun dirinya sendiri, tetapi siapa yang bernubuat, ia membangun Jemaat. Aku suka, supaya kamu semua berkata-kata dengan bahasa roh, tetapi lebih dari pada itu, supaya kamu bernubuat. Sebab orang yang bernubuat lebih berharga dari pada orang yang berkata-kata dengan bahasa roh, kecuali kalau orang itu juga menafsirkannya, sehingga Jemaat dapat dibangun. Jadi, saudara-saudara, jika aku datang kepadamu dan berkata-kata dengan bahasa roh, apakah gunanya itu bagimu, jika aku tidak menyampaikan kepadamu penyataan Allah atau pengetahuan atau nubuat atau pengajaran? Sama halnya dengan alat-alat yang tidak berjiwa, tetapi yang berbunyi, seperti seruling dan kecapi–bagaimanakah orang dapat mengetahui lagu apakah yang dimainkan seruling atau kecapi, kalau keduanya tidak mengeluarkan bunyi yang berbeda? Atau, jika nafiri tidak mengeluarkan bunyi yang terang, siapakah yang menyiapkan diri untuk berperang? Demikianlah juga kamu yang berkata-kata dengan bahasa roh: jika kamu tidak mempergunakan kata-kata yang jelas, bagaimanakah orang dapat mengerti apa yang kamu katakan? Kata-katamu sia-sia saja kamu ucapkan di udara! Ada banyak–entah berapa banyak–macam bahasa di dunia; sekalipun demikian tidak ada satupun di antaranya yang mempunyai bunyi yang tidak berarti. Tetapi jika aku tidak mengetahui arti bahasa itu, aku menjadi orang asing bagi dia yang mempergunakannya dan dia orang asing bagiku. Demikian pula dengan kamu: Kamu memang berusaha untuk memperoleh karunia-karunia Roh, tetapi lebih dari pada itu hendaklah kamu berusaha mempergunakannya untuk membangun Jemaat. Karena itu siapa yang berkata-kata dengan bahasa roh, ia harus berdoa, supaya kepadanya diberikan juga karunia untuk menafsirkannya. Sebab jika aku berdoa dengan bahasa roh, maka rohkulah yang berdoa, tetapi akal budiku tidak turut berdoa. Jadi, apakah yang harus kubuat? Aku akan berdoa dengan rohku, tetapi aku akan berdoa juga dengan akal budiku; aku akan menyanyi dan memuji dengan rohku, tetapi aku akan menyanyi dan memuji juga dengan akal budiku. Sebab, jika engkau mengucap syukur dengan rohmu saja, bagaimanakah orang biasa yang hadir sebagai pendengar dapat mengatakan “amin” atas pengucapan syukurmu? Bukankah ia tidak tahu apa yang engkau katakan? Sebab sekalipun pengucapan syukurmu itu sangat baik, tetapi orang lain tidak dibangun olehnya.”

Saudara, Tuhan Yesus menginginkan agar kita, sebagai jemaat-Nya, dapat saling mengasihi.

Lalu, dengan apa kita mengasihi saudara-saudara kita? Mari kita saling melayani dengan karunia Roh yang telah dianugerahkan kepada kita.

Karunia Roh adalah anugerah yang menyatakan bahwa di dalam diri kita ada Roh Allah.

1 Korintus 12:7 “Tetapi kepada tiap-tiap orang dikaruniakan penyataan Roh untuk kepentingan bersama.”

Yesus menginginkan agar semua jemaat bertumbuh sehingga dapat berfungsi dan tidak ada penonton dalam jemaat.

Oleh karena itu, marilah kita saling mengasihi dengan melayani dan membangun saudara-saudara kita, jemaat Yesus Kristus agar tidak ada yang tersesat, semua akan terbentuk dan berfungsi untuk membangun.

Haleluya, puji Tuhan. Amin.

Bahasa roh yang ditafsirkan akan menjadi nubuatan atau pengajaran, dapatkah ini terjadi?

Pembacaan Alkitab Setahun

2 Tawarikh 6-8

Minggu, 11 Mei 2025

ANTUSIAS MENGIKUTI PERTEMUAN IBADAH

Penulis : Pdt. Robinson Saragih

This image has an empty alt attribute; its file name is D1.png

Pembacaan Alkitab Hari ini : 

IBRANI 10:23-25

Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.

This image has an empty alt attribute; its file name is D2.png
  1. Apa yang harus kita pegang dengan teguh?
  2. Mengapa kita harus berpegang teguh?
  3. Mengapa kita harus saling memperhatikan?
  4. Apa yang tidak boleh kita lakukan?
This image has an empty alt attribute; its file name is D3.png

Saudara, Yesus Kristus telah menasihatkan para murid-Nya untuk saling mengasihi:

Yohanes 13:34-35 “Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi; sama seperti Aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi. Dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-murid-Ku, yaitu jikalau kamu saling mengasihi.”

Ketika para murid saling mengasihi, maka mereka akan saling memperhatikan.

Dan ketika kita saling memperhatikan, maka kita akan mengetahui bahwa ada saudara kita yang sedang sakit, sedih atau mengalami kesusahan.

Dalam keadaan seperti itu, maka saudara kita itu membutuhkan pertolongan.

Karena itulah, Yesus menasihatkan kita untuk saling mengasihi agar kita masing-masing dapat berperan dalam membantu atau menolong saudara kita yang sedang membutuhkan pertolongan.

Itulah sebabnya, penulis Kitab Ibrani menuliskan nasihatnya:

Ibrani 10:24-25Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik. Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasihati, dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat.”

Saudara, ketika kita saling memperhatikan, maka kita dapat melihat dan merasakan kebutuhan saudara kita.

Karena itu, kita dinasihatkan untuk tidak meninggalkan pertemuan ibadah.

Bahkan, kita dianjurkan untuk semakin sering bertemu serta saling memberi dan menerima nasihat dari saudara kita.

Oleh karena itu, janganlah menjauhi ibadah, tetapi marilah kita semakin giat beribadah serta semakin giat dalam menerima dan memberi nasihat supaya kita bisa tetap terpelihara dalam komunitas atau jemaat tempat kita bergabung.

Oleh Injil atau oleh pembapaan rohani yang benar, dimana kita telah hidup bersama dalam waktu yang lama dengan komunitas atau jemaat dimana kita beribadah.

Ada juga hal penting lainnya mengapa kita tidak boleh menjauhi pertemuan ibadah kita:

Ibrani 10:26-29 “Sebab jika kita sengaja berbuat dosa, sesudah memperoleh pengetahuan tentang kebenaran, maka tidak ada lagi korban untuk menghapus dosa itu. Tetapi yang ada ialah kematian yang mengerikan akan penghakiman dan api yang dahsyat yang akan menghanguskan semua orang durhaka. Jika ada orang yang menolak hukum Musa, ia dihukum mati tanpa belas kasihan atas keterangan dua atau tiga orang saksi. Betapa lebih beratnya hukuman yang harus dijatuhkan atas dia, yang menginjak-injak Anak Allah, yang menganggap najis darah perjanjian yang menguduskannya, dan yang menghina Roh kasih karunia?”

Karena itu, sangat penting bagi kita untuk tidak meninggalkan pertemuan ibadah, melainkan semakin antusias mengikutinya supaya kita dapat saling memperhatikan dan semakin saling mengasihi agar tidak ada di antara kita yang melakukan dosa dengan sengaja (murtad).

Sebab tidak ada lagi pengampunan bagi mereka yang murtad atau menghina Yesus Kristus dengan menginjak-injak kasih karunia Allah.

Bagi mereka yang murtad atau menghujat Roh Kudus, tidak ada pengampunan.

Selain itu, untuk setiap dosa yang terjadi karena kelalaian atau ketidakpahaman kita, saat kita jatuh dalam dosa, maka berlaku apa yang dinyatakan oleh Firman Tuhan berikut ini:

1 Yohanes 1:9 “Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan.”

Oleh karena itu, marilah kita semakin antusias mengikuti pertemuan ibadah karena kita dapat belajar Firman Tuhan, saling mengasihi dan saling memperhatikan bagaimana Firman Tuhan dikerjakan dalam komunitas atau jemaat tempat kita bergabung.

Saudara, ketika kita memperhatikan saudara kita yang sedang menghadapi persoalan, maka sudah sepatutnya kita mengasihi dia sebagai bukti ketaatan kita kepada perintah Yesus yaitu agar para murid saling mengasihi.

Melalui perhatian itu, kita pun dapat lebih mudah menasihati saudara kita agar tidak frustrasi, depresi atau kehilangan sukacita karena masalah yang dialami.

Dengan tidak meninggalkan pertemuan ibadah, maka kita memiliki kesempatan untuk saling melindungi, saling membantu  dan saling menolong.

Oleh karena itu, marilah kita saling mendorong satu sama lain agar tidak ada saudara kita yang meninggalkan pertemuan ibadah dan akhirnya terjerat oleh musuh sehingga mengalami berbagai masalah yang dapat membuatnya kehilangan sukacita.

Saudara, marilah kita saling mengasihi dengan saling mendoakan, saling melindungi dan saling menasihati.

Pertemuan ibadah adalah sarana bagi kita untuk bertumbuh secara rohani, tempat dimana kita saling mengasihi, saling mendorong dalam kasih dan pekerjaan baik sehingga kita terhindar dari berbagai cobaan yang dapat menyesatkan dan membawa kita kepada kemurtadan.

Marilah kita menerapkan Firman Tuhan yang mendorong kita untuk saling menguatkan dan berbuat kebaikan.

Haleluya, Puji Tuhan, Amin.

Apa penyebab orang percaya melakukan penghujatan terhadap Roh Kudus?

Pembacaan Alkitab Setahun

2 Tawarikh 2-5

Sabtu, 10 Mei 2025

JEMAAT YANG MENGALAMI MUJIZAT TUHAN

Penulis : Bernard Tagor

This image has an empty alt attribute; its file name is D1.png

Pembacaan Alkitab Hari ini : 

KISAH PARA RASUL 5:12-16

Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.

This image has an empty alt attribute; its file name is D2.png
  1. Siapa yang melakukan banyak tanda-tanda mujizat?
  2. Adakah yang berani bergabung dengan para rasul-rasul pada saat mereka mengadakan mujizat?
  3. Ketika para rasul mengadakan tanda-tanda mujizat, apakah berdampak kepada pertambahan jumlah orang yang percaya? (ayat 14)
This image has an empty alt attribute; its file name is D3.png

Kita pernah melihat dan membaca tulisan yang berisi ajakan ”Hadirilah kebaktian kesembuhan Ilahi”, “Mujizat Allah masih ada”. 

Biasanya tulisan-tulisan tersebut, bagi kita mengalami sakit yang tidak kunjung sembuh dan yang memerlukan mujizat sangat antusias untuk mengikuti acara tersebut.

Ajakan-ajakan tersebut bukan salah atau benar, tetapi kita harus tahu bahwa tidak harus dengan mujizat untuk mempertobatkan orang!

Tetapi setidaknya mujizat bisa menarik banyak orang untuk datang melihat dan mendengar tentang Injil.

Agar pemberitaan Injil yang mereka dengar oleh karena kasih karunia Tuhan, maka mereka turut diselamatkan.

Demikian juga para Rasul masa itu, mereka sadar betul, bahwa kuasa mujizat yang mereka dapatkan bukan berasal dari diri mereka, para rasul juga bukan sedang mempertontonkan tentang kehebatan diri mereka, tetapi kuasa itu datang dari Roh Kudus yang membuat mereka berani memberitakan Firman Allah.

Tujuan akhir dari perbuatan-perbuatan mujizat yang dilakukan oleh para rasul adalah semakin bertambah banyak jumlah orang yang percaya kepada Tuhan.

Tidak semua orang bisa melakukan banyak mujizat, bukan berarti bahwa orang tersebut tidak memiliki iman, tetapi mujizat itu sepenuhnya merupakan otoritas Allah terhadap seseorang atau kelompok orang.

Tidak semua orang dapat mengalami mujizat-mujizat tertentu, misal: Mujizat kesembuhan.

Tuhan Allah tidak bisa diikat oleh kewajiban untuk melakukan mujizat seperti yang kita inginkan.

Tuhan tidak selalu menolong manusia dengan cara-cara supranatural. Peristiwa natural sering dipakai Tuhan untuk menolong manusia.

Tuhan punya banyak cara untuk menolong manusia, baik itu secara natural maupun supranatural.

Dia tidak bisa didikte oleh apapun dan siapapun!

Tahukah kita bahwa mujizat Tuhan terbesar yang dibutuhkan bagi diri kita?

Kita termasuk salah satu orang dari sekian milyar orang dimuka bumi ini, yang dipilih oleh Kristus untuk memperoleh keselamatan dengan cuma-cuma, keselamatan adalah mukjizat terbesar yang Tuhan berikan.

Kita harus memiliki pengertian yang benar dan seimbang tentang mujizat itu.

Fokus utama jemaat yang sudah percaya kepada Dia, bukan lagi mencari-cari mujizat, jangan fokus kepada orang-orang tertentu yang melakukan mujizat, tetapi Injil yang tertulis dalam Alkitablah yang terutama dan menjadi fokus kita saat ini.

Firman Tuhan menuliskan “mereka memberitakan injil ke segala penjuru dan Tuhan bekerja dan meneguhkan Firman itu dengan tanda-tanda mujizat” (lihat Lukas 16:20).

Dengan kata lain tujuan akhir dari tanda-tanda mujizat itu terjadi agar nama Tuhan dapat diberitakan bagi semua orang.

Diskusikan dengan kelompok PA dan persekutuan kita. Jika kita tidak mengalami mujizat, apakah Tuhan wajib melakukan mujizat untuk kita? Apakah fokus kita masih mencari-cari mujizat dibandingkan dengan mau belajar tentang pribadi dan kebaikan Tuhan yang sudah tertulis dalam Alkitab?

Pembacaan Alkitab Setahun

1 Tawarikh 28-2 Tawarikh 1