Kamis, 9 Oktober 2025

MANUSIA BATINIAH YANG DIBAHARUI

Penulis : Bernard Tagor

This image has an empty alt attribute; its file name is D1.png

Pembacaan Alkitab Hari ini : 

2 KORINTUS 4:14-18

Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.

This image has an empty alt attribute; its file name is D2.png
  1. Sebutkan dua hal yang membuat Paulus bersyukur? (ayat 14)
  2. Oleh karena siapa, penderitaan yang dialami oleh Paulus dan rekan sepelayanannya dalam memberitakan firman? (ayat 15)
  3. Ada kekhawatiran di dalam diri Paulus atas tugas beratnya. Apakah itu? (ayat 16)
  4. Apa yang membuat Paulus berbeda dari orang lain dalam hal menyebarkan firman Allah? (ayat 17)
This image has an empty alt attribute; its file name is D3.png

Latar belakang surat ini ditulis untuk menanggapi situasi yang rumit pada masa itu, di antara jemaat, termasuk serangan terhadap otoritas dan integritas Paulus sebagai rasul.

Paulus tidak ingin apa yang sudah dilakukan dan diajarkan selama ini membuat jemaat Korintus menjadi ragu.

Paulus ingin menjelaskan kembali untuk membela dan memperkuat otoritasnya sebagai rasul Kristus.

Paulus menggunakan bahasa dan metafora yang kuat untuk menjelaskan pelayanan dan penderitaannya sebagai hamba Kristus yang sejati.

Dia memahami betul atas apa yang Allah kerjakan buat Kristus, yaitu Allah yang telah membangkitkan Tuhan Yesus, Allah yang sama akan membangkitkan Paulus, juga orang-orang yang percaya kepada Dia.

Dengan kata lain, Paulus menekankan bahwa kebangkitan Yesus adalah jaminan bagi kebangkitan orang-orang percaya.

Dalam menyebarluaskan injil ke banyak daerah termasuk di Korintus, Paulus dan rekannya acap kali mengalami banyak penderitaan.

Tetapi hal itu bukan membuat mereka mundur dalam memberitakan Firman, namun sebaliknya mereka bersukacita, karena penderitaan mereka itu akhirnya membuat banyak orang menjadi percaya kepada Kristus.

Dalam mengemban tugas pelayanannya seiring waktu, Paulus sadar dan mengakui bahwa secara fisik, semua manusia (termasuk Paulus) dari hari ke hari terus mengalami kemerosotan manusia lahiriah atau fisik.

Dan hal itu wajar terjadi, karena setiap hari umur manusia terus bertambah.

Meskipun demikian ia tegaskan bahwa kemerosotan manusia lahiriah bukan berarti manusia batiniah mereka ikut merosot.

Justru sebaliknya Paulus menegaskan bahwa manusia batiniahnya semakin kuat dan diperbaharui dari hari ke hari.

Bahkan kemerosotan fisik atau manusia lahiriah, serta penderitaan yang dialami oleh Paulus dianggap ringan oleh Paulus.

Dia menganggap hal itu mulia dan berdampak kekal. Itu semua ia bisa lalui bukan karena kekuatan manusia, namun semata-mata oleh karena kuasa Roh Kudus yang bekerja di dalam hidup mereka.

Dari kisah perjalanan dan penderitaan Paulus dalam penyebarluasan injil Kristus diatas ada beberapa pelajaran yang kita bisa petik, diantaranya; Kita percaya bahwa kebangkitan Yesus adalah jaminan bagi kita orang-orang percaya bisa bangkit dari setiap masalah, pergumulan atau keterpurukan apapun itu yang hari ini mungkin kita sedang alami.

Kita terus mengalami kemerosotan fisik, tetapi itu bukan berarti secara rohaniah kita juga ikut merosot.

Hendaknya Roh kudus yang kita miliki, itulah yang menyegarkan serta memperbaharui hidup kita, sehingga kita bisa terus semangat, antusias mengiring Tuhan untuk menggenapi janjiNya.

Apa yang hari ini kita sedang alami dalam keseharian kita menjadi pengikut Kristus? Apakah Roh Kudus yang ada dalam hati kita membuat batin kita antusias mengiring Yesus dan terus diperbaharui atau sebaliknya? Diskusikan dengan kelompok PA atau Persekutuan kita.

Pembacaan Alkitab Setahun

Matius 18-19

Rabu, 8 Oktober 2025

PENDERITAAN YANG MENDAHULUI KEMULIAAN

Penulis : Anang Kristianto

This image has an empty alt attribute; its file name is D1.png

Pembacaan Alkitab Hari ini : 

ROMA 8:18-25

Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.

This image has an empty alt attribute; its file name is D2.png
  1. Apa yang diyakini Paulus mengenai penderitaan yang dialami pada zaman sekarang?
  2. Siapa sajakah yang mengeluh dan merasa sakit bersalin?
  3. Bagaimana dengan kita yang telah menerima karunia sulung Roh? Apakah juga mengeluh?
  4. Sesuai dengan ayat yang kita baca, apa yang terjadi jika kita mengharapkan apa yang tidak kita lihat?
This image has an empty alt attribute; its file name is D3.png

Surat ini dibuat dengan latar belakang kondisi saat dimana jemaat Roma hidup dalam tekanan politik dan sosial di bawah kekuasaan Romawi.

Konsep “kemuliaan” di dunia Romawi erat dengan kejayaan militer dan status sosial, tetapi Paulus menekankan kemuliaan surgawi yang akan datang.

Ia juga memakai gambaran penderitaan ciptaan seperti rasa sakit melahirkan, yang dikenal dalam budaya kuno sebagai penderitaan sementara menuju sukacita.

Dengan itu Paulus menegaskan bahwa penderitaan orang percaya hanyalah proses menuju pembaruan yang lebih besar.

Melalui teks ini Paulus menghibur jemaat Roma bahwa penderitaan bukanlah tanda ditinggalkan Allah, tetapi bagian dari perjalanan menuju kemuliaan.

Ia juga menunjukkan bahwa penderitaan bukan hanya milik manusia, melainkan seluruh ciptaan turut menderita dan menantikan pemulihan.

Di banyak bagian dunia, orang Kristen masih mengalami penganiayaan secara langsung.

Misalnya, dilarang beribadah, ditekan untuk meninggalkan iman, atau bahkan mendapat ancaman kekerasan.

Situasi ini mirip dengan penderitaan jemaat mula-mula, di mana iman kepada Kristus bertabrakan dengan otoritas politik atau agama mayoritas.

Penderitaan yang lain adalah orang-orang percaya hidup dalam sistem yang tidak adil— diskriminasi, penindasan ekonomi, atau politik yang korup.

Walau tidak selalu karena iman mereka, penderitaan ini tetap dirasakan dan menuntut orang percaya untuk hidup setia dan menjadi terang di tengah kegelapan.

Orang percaya juga menderita secara batin—melawan godaan, menghadapi intimidasi rasa bersalah, atau tekanan hidup modern seperti materialisme, individualisme, dan relativisme moral.

Pergumulan ini kadang tidak terlihat, tetapi nyata, dan menuntut ketekunan serta pengharapan dalam Kristus.

Bagaimana dengan kehidupan saudara saat ini?

Di tengah ketidakadilan yang mungkin kita alami di kantor, di lingkungan dimana kita berada, apakah kita menjadi putus asa tanpa pengharapan dan ikut mengeluh dengan situasi yang ada?

Firman Tuhan hari ini mengingatkan kita bahwa  penderitaan zaman sekarang ini tidak dapat dibandingkan dengan kemuliaan yang akan dinyatakan kepada kita ketika kita tetap setia. 

Penderitaan menguji keyakinan kita bahwa Allah tetap berkuasa atas situasi apapun yang Dia ijinkan terjadi atas hidup kita, atas keluarga kita, atas bangsa kita.

Penderitaan menguatkan otot rohani kita agar menjadi semakin kuat untuk menggenapi panggilan Ilahi dengan sempurna hingga akhir hidup kita.

Diskusikan dengan kelompok PA dan persekutuan kita, mengenai topik ini dengan lebih mendalam. Bagaimana kita bisa praktekkan dalam kehidupan sehari-hari dan berkat apa yang didapat dari melakukan Firman Tuhan ini.

Pembacaan Alkitab Setahun

Matius 15-17

Selasa, 7 Oktober 2025

DI DALAM KRISTUS TELAH MENGARUNIAKAN BERKAT ROHANI

Penulis : Anang Kristianto

This image has an empty alt attribute; its file name is D1.png

Pembacaan Alkitab Hari ini : 

EFESUS 1:3-11

Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.

This image has an empty alt attribute; its file name is D2.png
  1. Apa yang ditentukan Allah oleh Yesus Kristus sejak semula kepada kita?
  2. Apa yang menjadi dasar kita peroleh  penebusan yaitu pengampunan dosa?
  3. Apakah Tuhan telah menyatakan rahasia kehendakNya kepada kita?
  4. Di dalam siapakah Paulus dan murid di Efesus mendapat bagian yang dijanjikan?
This image has an empty alt attribute; its file name is D3.png

Dalam perikop yang kita baca hari ini Paulus membuka suratnya dengan sebuah pujian kepada Tuhan karena karya keselamatan di dalam Kristus yang seharusnya membuat kehidupan jemaat Efesus berbeda dengan lingkungannya.

Pada masa itu, jemaat di Efesus hidup di tengah budaya Romawi yang sarat dengan penyembahan kepada dewa dan mencari berkat melalui ritual-ritual duniawi.

Paulus menekankan bahwa berkat sejati bukanlah kekayaan materi atau keberuntungan nasib sesuai standar mereka, melainkan “segala berkat rohani di dalam sorga” yang sudah diberikan Allah di dalam Kristus.

Firman Tuhan melalui Paulus di Efesus 1:3-11 mengubah konsep gaya hidup yang sangat kontras dengan lingkungan sekitar: orang Efesus mencari “berkat” dari kuil Artemis, tetapi Paulus menegaskan bahwa berkat sejati datang dari Allah melalui Kristus.

Orang Efesus mencari berkat materi atau jimat, Paulus menegaskan berkat rohani yang kekal.

Paulus menekankan pengampunan, penebusan, pemilihan, dan warisan surgawi—sesuatu yang tidak bisa diberikan oleh dewa-dewi atau praktik magis.

Bukan nasib, melainkan rencana Allah.

Dunia ini dengan berbagai filsafatnya dibantu dengan kemajuan teknologi informasi dan media tanpa terasa telah membawa banyak pemahaman yang jauh dari kebenaran mengenai berkat.

Manusia jasmani memang membutuhkan materi untuk kebutuhan kehidupan, namun dunia mencoba menawarkan berbagai standar kebutuhan jasmani agar manusia hanya fokus dengan kebutuhan ini.

Keberhasilan hidup ditentukan oleh berkat dari sisi jasmani dan mengabaikan hal kekal yang lebih penting.

Selama kita hidup dalam dunia manusia jasmani kita memang perlu diperhatikan, namun fokus kita sejatinya adalah berkat rohani.

Transformasi kehidupan karena Kristus yang dimulai dari perubahan pola pikir (metanoia) tidak dapat diraih dengan kekayaan materi, itu adalah anugerah dari Tuhan khusus untuk murid-muridNya dan membutuhkan ketaatan untuk kita dapat mengalaminya.

Saudara, Firman Tuhan hari ini mengingatkan kita bersama, bahwa kita ditetapkan untuk mengalami berkat rohani dan sekaligus mengalirkan berkat rohani ini kepada banyak orang yang Tuhan anugerahkan.

Tantangan kita adalah banyak orang di dunia ini lebih fokus kepada berkat jasmani daripada berkat rohani, termasuk orang-orang percaya yang sudah mulai jauh dari kebenaran Firman Tuhan.

Kita membutuhkan kuasa dan hikmatNya.  

Diskusikan dengan kelompok PA dan persekutuan kita, mengenai topik ini dengan lebih mendalam. Bagaimana kita bisa praktekkan dalam kehidupan sehari-hari dan berkat apa yang didapat dari melakukan Firman Tuhan ini.

Pembacaan Alkitab Setahun

Matius 13-14

Senin, 6 Oktober 2025

KITA ADALAH AHLI WARIS

Penulis : Anang Kristianto

This image has an empty alt attribute; its file name is D1.png

Pembacaan Alkitab Hari ini : 

ROMA 8:12-17

Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.

This image has an empty alt attribute; its file name is D2.png
  1. Apa yang terjadi bila kita hidup menurut daging?
  2. Siapa yang disebut sebagai anak Allah?
  3. Siapakah yang disebut sebagai ahli waris?
  4. Apakah maksudnya ahli waris?
This image has an empty alt attribute; its file name is D3.png

Dalam budaya Yahudi, hukum Taurat menetapkan bahwa anak sulung mendapat bagian ganda dari warisan (Ulangan 21:17).

Warisan bukan hanya sekadar harta, tetapi juga hak untuk meneruskan nama keluarga, tanah pusaka, dan janji perjanjian Allah.

Jadi, menjadi ahli waris berarti memiliki identitas, kedudukan, dan tanggung jawab.

Dalam budaya Romawi, adopsi (huiothesia dalam bahasa Yunani, yang dipakai Paulus di Roma 8) sangat dikenal.

Seorang anak angkat mendapat hak penuh sebagai anak sah, sama seperti anak kandung.

Bahkan, adopsi sering dilakukan oleh keluarga bangsawan atau kaisar untuk memastikan ada penerus.

Artinya, status seorang ahli waris tidak bisa dibatalkan dan dilindungi hukum.

Ketika Paulus menulis bahwa kita adalah “ahli waris Allah” (Roma 8:17), ia memadukan kedua latar belakang budaya ini: kita diangkat sebagai anak sah oleh Allah melalui Kristus, bukan sekadar tamu atau pengikut.

Status ini tidak dapat digugurkan dan memberi kita hak penuh atas janji Allah.

Warisan yang dimaksud Paulus bukan berupa tanah, kekayaan, atau kedudukan duniawi, melainkan sesuatu yang jauh lebih besar: Hidup kekal (Yohanes 3:16; Roma 6:23). Roh Kudus yang tinggal dalam kita sebagai jaminan (Efesus 1:13-14).

Kemuliaan bersama Kristus—artinya kita akan mengambil bagian dalam kebangkitan dan kemuliaan-Nya (Roma 8:17, 2 Timotius 2:11-12).

Janji Allah dalam Perjanjian Lama yang digenapi dalam Kristus (Galatia 3:29).

Sebagai anak-anak Allah, kita dipanggil untuk hidup sesuai dengan identitas baru ini.

Menjadi “ahli waris” berarti kita memiliki suatu pola pikir yang berbeda, tidak lagi dikuasai oleh pola pikir dunia yang rusak.

Sebaliknya, kita mewarisi dan memiliki pola pikir yang diperlukan untuk mengalami kemuliaan Kristus dalam seluruh aspek kehidupan kita karena posisi sebagai anakNya.

Kemuliaan ini melebihi dari apa yang dunia dapat berikan, namun hal ini dapat kita alami ketika kita terus dibaharui.

Roh Kudus menolong dan memampukan kita untuk tidak hanya menerima apa yang dijanjikanNya tetapi juga mengerti bagaimana menggunakan seluruh berkat yang Tuhan berikan untuk menggenapi panggilan ilahi atas hidup kita.

Saudara, sebagai anak kita mewarisi juga karakter dan kemuliaanNya, selayaknya kita hidup sesuai dengan standar ilahi yang sempurna.

Sebagai ahli waris kita juga membawa nama baikNya.

Bertumbuhlah dalam pengenalan yang lebih dalam lagi akan Bapa dan kebenaranNya, sehingga hidup kita selalu akan lebih baik dari hari ke hari.

Diskusikan dengan kelompok PA dan persekutuan kita, mengenai topik ini dengan lebih mendalam. Bagaimana kita bisa praktekkan dalam kehidupan sehari-hari dan berkat apa yang didapat dari melakukan Firman Tuhan ini.

Pembacaan Alkitab Setahun

Matius 11-12

Minggu, 5 Oktober 2025

MENGANGKAT ENGKAU DIATAS SEGALA BANGSA

Penulis : Pramadya Wisnu

This image has an empty alt attribute; its file name is D1.png

Pembacaan Alkitab Hari ini : 

ULANGAN 28:1-5

Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.

This image has an empty alt attribute; its file name is D2.png
  1. Apa arti “mendengarkan suara TUHAN“ bagi umat Tuhan di jaman sekarang?
  2. Apa arti simbolis dari “kota” dan “ladang” dalam konteks kehidupan pada masa kini?
  3. Dalam masa kini, apa saja bentuk “buah kandungan“, “hasil bumi“, dan “hasil ternak“?
This image has an empty alt attribute; its file name is D3.png

Ulangan 28 adalah salah satu pasal yang paling kuat dalam Perjanjian Lama yang berisi berkat dan kutuk.

Ayat 1–5 menggambarkan berkat-berkat luar biasa yang dijanjikan Tuhan kepada umat-Nya jika mereka taat kepada firman-Nya.

Ulangan 28:1b  “…, maka TUHAN, Allahmu, akan mengangkat engkau di atas segala bangsa di bumi.”

“Tuhan akan mengangkat engkau” menunjukkan bahwa pengangkatan itu berasal dari Tuhan, bukan hasil ambisi pribadi atau kekuatan manusia.

Kenaikan posisi atau promosi orang percaya, baik di tempat kerja atau di lingkungan pelayanan di gereja misalnya, bukan karena hebatnya strategi, tetapi karena kesetiaan dalam mendengarkan dan melakukan firman Tuhan.

Dalam Perjanjian Baru, prinsip ini ditegaskan:

“Dan barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan.” (Matius 23:12).

Jadi, promosi yang dari Tuhan itu dimulai dengan sikap rendah hati dan taat.

Lalu berkat seperti apa yang Tuhan berikan kepada umat yang taat?

Berkat Tuhan bukan hanya bersifat rohani, tetapi juga menyentuh seluruh aspek kehidupan:

  • Berkat di kota dan di ladang, artinya berkat atas tempat tinggal dan pekerjaan
  • Berkat buah kandungan, artinya berkat atas keluarga dan keturunan kita
  • Berkat hasil bumi dan ternak, artinya berkat hasil usaha atau bisnis kita
  • Berkat bakul dan tempat adonan, artinya berkat atau kelimpahan atas kebutuhan sehari-hari

Tuhan ingin mengangkat umat-Nya, tetapi jalan ke sana bukan melalui ambisi duniawi, melainkan melalui ketaatan yang dilakukan secara terus menerus.

Tuhan mencari orang yang mendengar dan melakukan firman-Nya, yang bersedia dipimpin, dibentuk, dan dipakai untuk kemuliaan-Nya.

Ketika kita taat dan setia, Tuhan akan mengangkat kita, dalam waktu-Nya dan dengan cara-Nya, menjadi berkat bagi banyak orang.

Saudara, dalam kelompok pemuridan, diskusikan apakah engkau sungguh mendengarkan suara Tuhan, karena itu adalah jalan menuju perkenan Tuhan.

Pembacaan Alkitab Setahun

Matius 9-10

Sabtu, 4 Oktober 2025

KETURUNAN YANG DIBERKATI TUHAN

Penulis : Pramadya Wisnu

This image has an empty alt attribute; its file name is D1.png

Pembacaan Alkitab Hari ini : 

YESAYA 61:6-11

Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.

This image has an empty alt attribute; its file name is D2.png
  1. Bagaimana hidup kita mencerminkan sebagai pelayan Allah di tengah masyarakat saat ini?
  2. Apa yang dimaksud dengan “keturunan yang diberkati TUHAN”? Apakah ini berbicara tentang keturunan biologis atau rohani?
This image has an empty alt attribute; its file name is D3.png

Yesaya 61, adalah pasal yang berisi nubuat tentang pemulihan besar yang akan Tuhan kerjakan bagi umat-Nya.

Ayat-ayat ini menggambarkan akan adanya perubahan luar biasa: akan datangnya tahun rahmat Tuhan yang akan menghibur orang yang berkabung, akan dipulihkannya reruntuhan menjadi kota yang makmur.

“Keturunanmu akan terkenal di antara bangsa-bangsa, dan anak cucumu di tengah-tengah suku-suku bangsa, sehingga semua orang yang melihat mereka akan mengakui, bahwa mereka adalah keturunan yang diberkati TUHAN.” (Yesaya 61:9).

Janji ini bukan hanya untuk bangsa Israel secara fisik, tetapi juga untuk kita umat Allah yang telah ditebus oleh darah Kristus.

Lalu apa artinya menjadi keturunan yang diberkati Tuhan?

Bagaimana hal itu memengaruhi kehidupan kita dan generasi-generasi berikutnya?

“Tetapi kamu akan disebut imam TUHAN dan akan dinamai pelayan Allah kita. Kamu akan menikmati kekayaan bangsa-bangsa dan akan memegahkan diri dengan segala harta benda mereka.” (Yesaya 61:6).

Kemuliaan pertama dari keturunan yang diberkati Tuhan adalah pribadi kita yang diubahkan.

Kita bukan lagi orang yang terbuang, melainkan disebut sebagai imam-imam Tuhan, itu artinya kita sebagai perantara antara Allah dan dunia.

Dalam Perjanjian Baru, hal ini diteguhkan:

“Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri…” (1 Petrus 2:9a).

Kita bukan hanya umat yang diselamatkan, tetapi diangkat menjadi imamat yang rajani, orang-orang yang oleh karena anugerah Tuhan diberi kuasa atau otoritas untuk turut ambil bagian dalam pemerintahan Allah di muka bumi.

“…kamu akan mendapat warisan dua kali lipat di negerimu dan sukacita abadi akan menjadi kepunyaanmu.” (Yesaya 61:7b).

Tuhan menjanjikan pemulihan yang berlipat ganda atas luka, kehancuran, dan penghinaan yang pernah dialami umat-Nya.

Tuhan tidak hanya menyembuhkan luka, tetapi menggantikannya dengan sukacita abadi.

Sehingga keturunan yang diberkati Tuhan adalah mereka yang mengalami pemulihan ilahi, yang tidak hanya memulihkan masa lalu, tetapi juga mempersiapkan masa depan yang penuh kemuliaan.

Saudara, dalam kelompok pemuridan, diskusikan bagaimana wujud dari kemuliaan yang Tuhan berikan kepada kita itu dapat kita nikmati?

Pembacaan Alkitab Setahun

Matius 7-8