Jumat, 15 November 2024

PAHLAWAN YANG MEMBANGUN RERUNTUHAN

Penulis : Pdt. Robinson Saragih

This image has an empty alt attribute; its file name is D1.png

Pembacaan Alkitab Hari ini : 

YESAYA 61:1-4

Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.

This image has an empty alt attribute; its file name is D2.png
  1. Apa yang menyebabkan Roh Tuhan Allah ada pada seseorang?
  2. Apa tujuan Tuhan Allah mengurapi seseorang?
  3. Berita apa yang harus dikabarkan kepada orang banyak?
  4. Mengapa reruntuhan itu perlu dibangun kembali?
This image has an empty alt attribute; its file name is D3.png

Saudara, ketika seseorang mendengarkan kabar baik, seperti berita bahwa Tahun Rahmat Tuhan telah datang, maka anak-anak manusia beroleh keselamatan karena kasih karunia Tuhan Allah.

Berita ini menimbulkan iman percaya kepada janji-janji Tuhan sehingga orang-orang menjadi percaya, beriman dan menerima keselamatan yang mengakibatkan peristiwa kelahiran kembali serta proses penciptaan kembali pun terjadi.

Rasul Paulus menulis kepada jemaat Efesus:

Efesus 1:13-14 ”Di dalam Dia kamu juga–karena kamu telah mendengar firman kebenaran, yaitu Injil keselamatanmu–di dalam Dia kamu juga, ketika kamu percaya, dimeteraikan dengan Roh Kudus, yang dijanjikan-Nya itu. Dan Roh Kudus itu adalah jaminan bagian kita sampai kita memperoleh seluruhnya, yaitu penebusan yang menjadikan kita milik Allah, untuk memuji kemuliaan-Nya.”

Saudara, Roh Kudus inilah yang mengubah seseorang dari hidup oleh daging menjadi hidup oleh Roh.

Ketika kita mengizinkan Roh Kudus bekerja di dalam diri kita dan kita merespons kerja-Nya, maka akan terjadi pemulihan, perbaikan, pembentukan dan perubahan hidup.

Roh Kudus akan mengantar kita menjadi sepenuhnya milik Allah.

Dia mengajar kita untuk membangun diri kita agar menjadi seperti Yesus.

Yesus mengajarkan bahwa Roh Kudus adalah penolong, pengajar kebenaran, penghibur, dan yang memberitahukan kepada kita apa yang akan terjadi kelak dalam hidup kita atau keadaan di sekitar kita.

Tuhan Allah mengurapi kita dengan Roh Kudus.

Pengurapan itu membawa kita masuk ke dalam kodrat Ilahi, sehingga kita bisa bergaul dengan Tuhan Allah Bapa, Putra Tunggal Allah Yesus Kristus, dan Roh Kudus.

Kehidupan rohani atau kodrat Ilahi ini membawa kita lebih dekat atau intim dengan Bapa, Anak, dan Roh Kudus.

Pergaulan yang intim dengan Bapa melalui Roh Kudus menyebabkan kita dapat memiliki hati Bapa yang sangat mengasihi dunia ini yaitu hati Bapa yang berbelas kasihan melihat orang berdosa.

Tuhan Allah tidak menginginkan kematian orang berdosa. Tuhan Allah merindukan pertobatan orang berdosa.

Bapa menginginkan agar tujuannya semula dikembalikan, yaitu rencana-Nya yang menciptakan manusia untuk hidup kekal.

Tuhan ingin merealisasikan hal ini supaya manusia diselamatkan dan dapat hidup dalam kekekalan bersama Tuhan Allah di sorga.

Bapa mengurapi anak-anak manusia agar mereka dapat memiliki karunia-karunia Roh untuk membangun tubuh Kristus.

Dengan demikian, wadah-wadah tempat anak-anak Tuhan atau murid-murid Yesus dapat dibangun kembali sehingga mereka mengalami pembentukan kehidupan dalam rohnya.

Tuhan Allah ingin agar orang-orang inilah yang membangun tubuh Kristus.

Kesatuan-kesatuan yang rusak akibat perbedaan perlu dilayani oleh anak-anak Tuhan yang memiliki keintiman dengan Allah Bapa, Anak Allah, dan Roh Kudus.

Dengan karunia-karunia Roh Kudus, proses pemulihan dan pembentukan akan menjadi lebih tepat sehingga lahir anak-anak Bapa yang menerima tugas-tugas dalam pembangunan tubuh Kristus menjadi sekelompok anak-anak Bapa yang memiliki beban Bapa untuk memulihkan dan membangun reruntuhan.

Kita sangat berharap munculnya anak-anak Tuhan yang bertujuan untuk membangun kembali reruntuhan tersebut menjadi penyembah-penyembah yang benar, menjadi alat Bapa untuk menjangkau daerah-daerah yang sunyi sepi dimana tidak ada pujian dan penyembahan atau menjadi ingin membangun rumah-rumah di tempat dimana dulu ada pekerjaan Roh dalam karunia-karunia Roh itu bekerja tetapi saat ini sudah tidak ada lagi.

Mari, kita bangun kembali gereja atau tubuh Kristus yang berkobar dan menyala kembali sehingga banyak anak-anak Tuhan dapat dikobarkan dan digairahkan kembali oleh pengurapan Roh Kudus.

Dengan demikian, karunia-karunia itu dapat dikobarkan kembali untuk menjangkau, menanam benih firman Tuhan atau menuai jiwa-jiwa melalui pekerjaan Roh Kudus.

Mari, kita memulihkan anak-anak Tuhan yang sudah lesu, tidak bersemangat dan tidak lagi rindu untuk memenangkan jiwa dengan pengurapan Roh Kudus supaya mereka kembali bersemangat untuk berdoa, bersyafaat, bersaksi, dan memberitakan bahwa tahun rahmat Tuhan sudah datang.

Haleluya, Puji Tuhan, Amin.

Apa yang menyebabkan timbulnya kebosanan dan tidak bergairah terhadap hal-hal rohani?

Pembacaan Alkitab Setahun

Kisah para Rasul 7-8

Kamis, 14 November 2024

MENGGERAKKAN PARA PAHLAWAN ALLAH

Penulis : Pdt. Robinson Saragih

This image has an empty alt attribute; its file name is D1.png

Pembacaan Alkitab Hari ini : 

YOEL 3:9-14

Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.

This image has an empty alt attribute; its file name is D2.png
  1. Apa yang harus dimaklumkan kepada segala bangsa?
  2. Alat apa yang harus diubah menjadi senjata perang?
  3. Siapa yang harus diturunkan Tuhan ke medan laga?
  4. Lembah Yosafat juga disebut Lembah apa?
This image has an empty alt attribute; its file name is D3.png

Saudara, ketika bangsa Israel dibuang atau dikalahkan oleh bangsa asing, Tuhan seringkali murka kepada musuh-Israel atau bangsa asing tersebut.

Tuhan sering menggerakkan suatu bangsa untuk menekan bangsa Israel, namun seringkali bangsa-bangsa asing itu melakukannya dengan sangat keras.

Bangsa-bangsa asing tersebut melakukan penindasan yang berlebihan, jauh lebih keras daripada yang seharusnya dilakukan dalam menghukum bangsa Israel karena kemarahan mereka terhadap Israel.

Keadaan ini menyebabkan Tuhan marah kepada bangsa yang menekan Israel.

Contohnya, orang Israel Utara yang merupakan pecahan dari bangsa Israel, mereka dikalahkan oleh Kerajaan Asyur.

Bangsa Asyur menawan bangsa Israel Utara, yang ibu kotanya adalah Samaria, dan membuang mereka ke daerah orang Yunani.

Akibatnya, orang Israel terlalu menderita sehingga Allah marah terhadap bangsa Asyur.

Begitu juga ketika orang-orang Yahudi dari Yerusalem dikalahkan dan ditawan oleh bangsa Babilonia, banyak di antara mereka dibuang ke daerah sebelah timur.

Tuhan Allah marah terhadap Asyur karena menurut Tuhan, bangsa Asyur melakukan perbuatan yang sangat kejam terhadap Israel Utara.

Oleh karena itu, Tuhan menggerakkan bangsa lain untuk mengalahkan bangsa Asyur.

Demikian pula, Tuhan marah terhadap bangsa Babilonia yang menawan dan berbuat sangat kejam terhadap orang Yahudi, maka Tuhan menggerakkan bangsa Mongol untuk mengalahkan dan menawan orang-orang Babel.

Orang Mongol bertindak sangat kejam terhadap bangsa Babilonia.

Saudara, Tuhan sangat mengasihi Israel, dan melalui Israel lah Tuhan Allah datang ke dalam dunia sebagai manusia, yaitu Yesus Kristus.

Itu adalah berkat terbesar bagi Israel dan dunia ini.

Namun, Israel menolak Dia dan bahkan membunuh dengan menyalibkan Yesus, Anak Daud.

Meskipun demikian, Bapa yang setia, tetap berbuat baik dan memenuhi nubuatan dari Yoel.

Yoel 2:28-29 “Kemudian dari pada itu akan terjadi, bahwa Aku akan mencurahkan Roh-Ku ke atas semua manusia, maka anak-anakmu laki-laki dan perempuan akan bernubuat; orang-orangmu yang tua akan mendapat mimpi, teruna-terunamu akan mendapat penglihatan-penglihatan. Juga ke atas hamba-hambamu laki-laki dan perempuan akan Kucurahkan Roh-Ku pada hari-hari itu.”

Nubuat ini terealisasi ketika seratus dua puluh murid-murid Yesus menaati perintah Yesus untuk tidak pergi sebelum Bapa memenuhi janji-Nya dengan mencurahkan Roh yang dijanjikan untuk mengurapi mereka.

Kisah Para Rasul 1:8 “Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi.”

Gereja lahir di Yerusalem, tetapi bangsa Yahudi menolak untuk mempercayai Yesus Kristus sebagai Mesias yang dijanjikan.

Mereka terus tidak percaya bahkan menganiaya para rasul Yesus Kristus sehingga banyak rasul yang pergi ke luar Israel. Yakobus menjadi martir di Israel, sedangkan Paulus dipenjara di Israel sebelum akhirnya dipancung dengan dipenggal kepalanya di Roma.

Bapa yang Maha Baik yang kasih-Nya tak terbatas dan tak bersyarat terus melakukan kebaikan kepada bangsa pilihan-Nya.

Namun, mereka selalu menolak berkat Allah dan terus melakukan kejahatan terhadap kebaikan dan rencana Allah. Tanpa sadar, bangsa itu melakukan pemberontakan terhadap Tuhan Allah.

Terjadi pemberontakan orang Yahudi terhadap kekaisaran Roma, sehingga Kaisar Roma pada waktu itu memerintahkan untuk memadamkan pemberontakan Yahudi, maka Jenderal Titus datang untuk menghancurkan Yerusalem.

Saudara, ketika terjadi pemberontakan Yahudi, apa yang mereka katakan saat menyalibkan Yesus?

Matius 27:25 “Dan seluruh rakyat itu menjawab: “Biarlah darah-Nya ditanggungkan atas kami dan atas anak-anak kami!”

Kutuk inilah yang menyebabkan nubuatan Yesus tergenapi pada tahun tujuh puluh Masehi.

Jenderal Titus, anak Kaisar Romawi, datang meluluhlantakkan Yerusalem, menghancurkan seluruh Israel dan membuang orang Yahudi berdiaspora ke seluruh penjuru bumi.

Apa yang dinubuatkan Yoel?

Yoel 3:4-8 ”Lagi apakah sangkut pautmu dengan Aku, hai Tirus dan Sidon dan seluruh wilayah Filistin? Apakah kamu ini hendak membalas perbuatan-Ku? Apabila kamu melakukan sesuatu terhadap Aku, maka dengan cepat, dengan segera Aku akan membalikkan perbuatanmu itu kepadamu sendiri. Oleh karena kamu telah mengambil perak-Ku dan emas-Ku dan telah membawa barang-barang-Ku yang berharga yang indah-indah ke tempat-tempat ibadahmu, dan telah menjual orang-orang Yehuda dan orang-orang Yerusalem kepada orang Yunani dengan maksud menjauhkan mereka dari daerah mereka. Sesungguhnya Aku akan menggerakkan mereka dari tempat ke mana kamu menjual mereka, dan Aku akan membalikkan perbuatanmu itu ke atas kepalamu sendiri. Aku akan menjual anak-anakmu laki-laki dan perempuan kepada orang-orang Yehuda dan mereka akan menjual anak-anakmu itu kepada orang-orang Syeba, kepada suatu bangsa yang jauh, sebab TUHAN telah mengatakannya.”

Namun, Tuhan Allah yang sangat baik dan setia tetap menepati janji-Nya.

Dia selalu berbuat kebaikan kepada bangsa-bangsa, terutama kepada bangsa pilihan-Nya, Israel.

Tuhan Allah yang setia itu memenuhi janji-Nya sehingga pada tahun 1948, Israel menjadi bangsa merdeka dan terus mengalami kemajuan yang luar biasa karena Tuhan Allah setia.

Sampai hari ini, bangsa ini merupakan suatu bangsa istimewa karena Tuhan Allah ingin menyatakan diri-Nya kepada orang Yahudi bahwa Dialah Allah, satu-satunya Tuhan.

Saudara, dengan kesetiaan Tuhan, maka gereja lahir untuk menjadi umat pilihan Tuhan.

Saat ini, Tuhan Allah memilih kita, orang percaya, sebagai Yahudi atau Israel rohani.

Tuhan mau supaya gereja menjadi saksi agar dunia mengenal Tuhan Allah Israel sebagai satu-satunya Tuhan yang benar.

Ayo, saudara! Inilah zaman di mana orang-orang percaya, oleh Roh Kudus bisa berkata: Kami kuat, kami kaya, kami pahlawan.

Untuk apa? Supaya kita pergi memberitakan Injil Kerajaan Allah kepada dunia ini, sehingga Kerajaan Allah nyata ada di dunia ini.

Haleluya, Puji Tuhan, Amin.

Siapakah yang disebut sebagai Israel rohani, dan mengapa mereka disebut demikian?

Pembacaan Alkitab Setahun

Kisah para Rasul 4-6

Rabu, 13 November 2024

PAHLAWAN IMAN

Penulis : Pdt. Robinson Saragih

This image has an empty alt attribute; its file name is D1.png

Pembacaan Alkitab Hari ini : 

IBRANI 11:32-34

Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.

This image has an empty alt attribute; its file name is D2.png
  1. Mengapa penulis Kitab Ibrani mengatakan bahwa ia akan kekurangan waktu untuk menuliskan cerita-cerita tentang pahlawan iman?
  2. Apa yang dialami oleh Daud sebagai seorang yang beriman dan percaya kepada Tuhan?
  3. Apa yang dialami oleh pahlawan-pahlawan  iman dalam kehidupan mereka?
  4. Mengapa para ibu-ibu menerima kembali anak-anak mereka yang sudah mati?
This image has an empty alt attribute; its file name is D3.png

Saudara, dalam Kitab Ibrani pasal sebelas, diceritakan bagaimana para pahlawan iman hidup berdasarkan iman mereka dan bagaimana Tuhan Allah sangat mengasihi mereka.

Apa yang dituliskan oleh penulis Kitab Ibrani adalah benar.

Ibrani 11:1 ”Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat.”

Ibrani 11:6 ”Tetapi tanpa iman tidak mungkin orang berkenan kepada Allah. Sebab barangsiapa berpaling kepada Allah, ia harus percaya bahwa Allah ada, dan bahwa Allah memberi upah kepada orang yang sungguh-sungguh mencari Dia.”

Tanpa iman, tidak ada seorang pun yang dapat berkenan kepada Allah.

Karena imannya, manusia sangat dihargai dan dicintai oleh Tuhan Allah.

Seorang pahlawan iman yang dikenal sebagai bapak orang beriman adalah Abraham.

Ketika Tuhan Allah memerintahkannya untuk keluar dari rumah ayahnya dan dari sanak keluarganya, bahkan untuk meninggalkan negerinya dia tidak berdiskusi atau mengajukan pertanyaan kepada Tuhan Allah, dia keluar dan pergi mengembara ke negeri yang belum dikenalnya.

Kejadian 12:1-3 ”Berfirmanlah TUHAN kepada Abram: “Pergilah dari negerimu dan dari sanak saudaramu dan dari rumah bapamu ini ke negeri yang akan Kutunjukkan kepadamu; Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar, dan memberkati engkau serta membuat namamu masyhur; dan engkau akan menjadi berkat. Aku akan memberkati orang-orang yang memberkati engkau, dan mengutuk orang-orang yang mengutuk engkau, dan olehmu semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat.”

Saudara, tanpa berdiskusi atau bertanya kepada keluarganya maupun kolega-koleganya, Abram pergi meninggalkan sanak familinya.

Oleh karena janji-janji Tuhan Allah dan perintah untuk pergi, Abraham menaati perintah Tuhan.

Apa yang mendorongnya untuk menaati perintah Tuhan Allah?

Seorang laki-laki yang sudah berumur tujuh puluh lima tahun akan menjadi bangsa yang besar, tetapi istrinya, Sara adalah seorang perempuan mandul.

Apa yang mendorong Abram untuk bertindak keluar dari negeri dan sanak keluarganya?

Rasul Paulus menuliskan suratnya kepada jemaat di Roma, mengungkapkan suatu kebenaran yang menjadi dasar tindakan Abram:

Roma 4:18-21 ”Sebab sekalipun tidak ada dasar untuk berharap, namun Abraham berharap juga dan percaya, bahwa ia akan menjadi bapa banyak bangsa, menurut yang telah difirmankan: “Demikianlah banyaknya nanti keturunanmu.” Imannya tidak menjadi lemah, walaupun ia mengetahui, bahwa tubuhnya sudah sangat lemah, karena usianya telah kira-kira seratus tahun, dan bahwa rahim Sara telah tertutup. Tetapi terhadap janji Allah ia tidak bimbang karena ketidakpercayaan, malah ia diperkuat dalam imannya dan ia memuliakan Allah, dengan penuh keyakinan, bahwa Allah berkuasa untuk melaksanakan apa yang telah Ia janjikan.”

Saudara, oleh karena iman, Abraham dibenarkan oleh Tuhan Allah, meskipun kita tahu bagaimana Abraham berbohong dan mengawini pembantu istrinya yaitu Hagar.

Namun, di hadapan Tuhan Allah dia sangat dimuliakan oleh Tuhan Allah.

Miliaran manusia hari ini mengaku sebagai anak Abraham. Semua orang yang percaya kepada keesaan Tuhan atau ketunggalan-Nya disebut orang beriman.

Tuhan Allah yang sangat baik itu sangat menghargai Abraham.

Tuhan Allah memilih Abraham karena dia mempercayai Tuhan.

Kita dapat belajar mengenai proses pertumbuhan iman Abraham yang jelas dituliskan oleh Tuhan Allah melalui nabi dan para rasul-Nya.

Musa menuliskan kisah Abraham dengan Firaun, raja Mesir:

Kejadian 12:10-20 ”Ketika kelaparan timbul di negeri itu, pergilah Abram ke Mesir untuk tinggal di situ sebagai orang asing, sebab hebat kelaparan di negeri itu. Pada waktu ia akan masuk ke Mesir, berkatalah ia kepada Sarai, isterinya: “Memang aku tahu, bahwa engkau adalah seorang perempuan yang cantik parasnya. Apabila orang Mesir melihat engkau, mereka akan berkata: Itu isterinya. Jadi mereka akan membunuh aku dan membiarkan engkau hidup. Katakanlah, bahwa engkau adikku, supaya aku diperlakukan mereka dengan baik karena engkau, dan aku dibiarkan hidup oleh sebab engkau.” Sesudah Abram masuk ke Mesir, orang Mesir itu melihat, bahwa perempuan itu sangat cantik, dan ketika punggawa-punggawa Firaun melihat Sarai, mereka memuji-mujinya di hadapan Firaun, sehingga perempuan itu dibawa ke istananya. Firaun menyambut Abram dengan baik-baik, karena ia mengingini perempuan itu, dan Abram mendapat kambing domba, lembu sapi, keledai jantan, budak laki-laki dan perempuan, keledai betina dan unta. Tetapi TUHAN menimpakan tulah yang hebat kepada Firaun, demikian juga kepada seisi istananya, karena Sarai, isteri Abram itu. Lalu Firaun memanggil Abram serta berkata: “Apakah yang kauperbuat ini terhadap aku? Mengapa tidak kauberitahukan, bahwa ia isterimu? Mengapa engkau katakan: dia adikku, sehingga aku mengambilnya menjadi isteriku? Sekarang, inilah isterimu, ambillah dan pergilah!” Lalu Firaun memerintahkan beberapa orang untuk mengantarkan Abram pergi, bersama-sama dengan isterinya dan segala kepunyaannya.”

Musa juga menuliskan kisah Abraham dengan Abimelek, raja Gerar:

Kejadian 20:1-7 ”Lalu Abraham berangkat dari situ ke Tanah Negeb dan ia menetap antara Kadesh dan Syur. Ia tinggal di Gerar sebagai orang asing. Oleh karena Abraham telah mengatakan tentang Sara, isterinya: “Dia saudaraku,” maka Abimelekh, raja Gerar, menyuruh mengambil Sara. Tetapi pada waktu malam Allah datang kepada Abimelekh dalam suatu mimpi serta berfirman kepadanya: “Engkau harus mati oleh karena perempuan yang telah kauambil itu; sebab ia sudah bersuami.” Adapun Abimelekh belum menghampiri Sara. Berkatalah ia: “Tuhan! Apakah Engkau membunuh bangsa yang tak bersalah? Bukankah orang itu sendiri mengatakan kepadaku: Dia saudaraku? Dan perempuan itu sendiri telah mengatakan: Ia saudaraku. Jadi hal ini kulakukan dengan hati yang tulus dan dengan tangan yang suci.” Lalu berfirmanlah Allah kepadanya dalam mimpi: “Aku tahu juga, bahwa engkau telah melakukan hal itu dengan hati yang tulus, maka Akupun telah mencegah engkau untuk berbuat dosa terhadap Aku; sebab itu Aku tidak membiarkan engkau menjamah dia. Jadi sekarang, kembalikanlah isteri orang itu, sebab dia seorang nabi; ia akan berdoa untuk engkau, maka engkau tetap hidup; tetapi jika engkau tidak mengembalikan dia, ketahuilah, engkau pasti mati, engkau dan semua orang yang bersama-sama dengan engkau.”

Saudara, pergumulan Abraham mengenai anaknya juga menghasilkan riwayat yang sangat panjang.

Sejak kasus itu hingga hari ini, selalu ada suasana yang memicu keributan.

Riwayat Abraham dengan gundiknya, Hagar, yang menghasilkan anak Ismael juga dituliskan oleh Musa dalam kitabnya:

Kejadian 16:1-16 ”Adapun Sarai, isteri Abram itu, tidak beranak. Ia mempunyai seorang hamba perempuan, orang Mesir, Hagar namanya. Berkatalah Sarai kepada Abram: “Engkau tahu, TUHAN tidak memberi aku melahirkan anak. Karena itu baiklah hampiri hambaku itu; mungkin oleh dialah aku dapat memperoleh seorang anak.” Dan Abram mendengarkan perkataan Sarai. Jadi Sarai, isteri Abram itu, mengambil Hagar, hambanya, orang Mesir itu, –yakni ketika Abram telah sepuluh tahun tinggal di tanah Kanaan–,lalu memberikannya kepada Abram, suaminya, untuk menjadi isterinya. Abram menghampiri Hagar, lalu mengandunglah perempuan itu. Ketika Hagar tahu, bahwa ia mengandung, maka ia memandang rendah akan nyonyanya itu. Lalu berkatalah Sarai kepada Abram: “Penghinaan yang kuderita ini adalah tanggung jawabmu; akulah yang memberikan hambaku ke pangkuanmu, tetapi baru saja ia tahu, bahwa ia mengandung, ia memandang rendah akan aku; TUHAN kiranya yang menjadi Hakim antara aku dan engkau.” Kata Abram kepada Sarai: “Hambamu itu di bawah kekuasaanmu; perbuatlah kepadanya apa yang kaupandang baik.” Lalu Sarai menindas Hagar, sehingga ia lari meninggalkannya. Lalu Malaikat TUHAN menjumpainya dekat suatu mata air di padang gurun, yakni dekat mata air di jalan ke Syur. Katanya: “Hagar, hamba Sarai, dari manakah datangmu dan ke manakah pergimu?” Jawabnya: “Aku lari meninggalkan Sarai, nyonyaku.” Lalu kata Malaikat TUHAN itu kepadanya: “Kembalilah kepada nyonyamu, biarkanlah engkau ditindas di bawah kekuasaannya.” Lagi kata Malaikat TUHAN itu kepadanya: “Aku akan membuat sangat banyak keturunanmu, sehingga tidak dapat dihitung karena banyaknya.” Selanjutnya kata Malaikat TUHAN itu kepadanya: “Engkau mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan akan menamainya Ismael, sebab TUHAN telah mendengar tentang penindasan atasmu itu. Seorang laki-laki yang lakunya seperti keledai liar, demikianlah nanti anak itu; tangannya akan melawan tiap-tiap orang dan tangan tiap-tiap orang akan melawan dia, dan di tempat kediamannya ia akan menentang semua saudaranya.” Kemudian Hagar menamakan TUHAN yang telah berfirman kepadanya itu dengan sebutan: “Engkaulah El-Roi.” Sebab katanya: “Bukankah di sini kulihat Dia yang telah melihat aku?” Sebab itu sumur tadi disebutkan orang: sumur Lahai-Roi; letaknya antara Kadesh dan Bered. Lalu Hagar melahirkan seorang anak laki-laki bagi Abram dan Abram menamai anak yang dilahirkan Hagar itu Ismael. Abram berumur delapan puluh enam tahun, ketika Hagar melahirkan Ismael baginya.”

Saudara, pertumbuhan iman Abraham diuji oleh Tuhan. Tuhan meminta agar Ishak, anaknya, dipersembahkan sebagai korban bakaran dan Abraham menaati perintah Tuhan Allah tersebut.

Abraham menyediakan segala sesuatu untuk upacara persembahan korban bakaran termasuk kayu bakar, api, dan belati.

Pengorbanan ini dilakukan di sebuah gunung di daerah Moria yang berjarak tiga hari perjalanan.

Kejadian 22:7-19 ”Lalu berkatalah Ishak kepada Abraham, ayahnya: “Bapa.” Sahut Abraham: “Ya, anakku.” Bertanyalah ia: “Di sini sudah ada api dan kayu, tetapi di manakah anak domba untuk korban bakaran itu?” Sahut Abraham: “Allah yang akan menyediakan anak domba untuk korban bakaran bagi-Nya, anakku.” Demikianlah keduanya berjalan bersama-sama. Sampailah mereka ke tempat yang dikatakan Allah kepadanya. Lalu Abraham mendirikan mezbah di situ, disusunnyalah kayu, diikatnya Ishak, anaknya itu, dan diletakkannya di mezbah itu, di atas kayu api. Sesudah itu Abraham mengulurkan tangannya, lalu mengambil pisau untuk menyembelih anaknya. Tetapi berserulah Malaikat TUHAN dari langit kepadanya: “Abraham, Abraham.” Sahutnya: “Ya, Tuhan.” Lalu Ia berfirman: “Jangan bunuh anak itu dan jangan kauapa-apakan dia, sebab telah Kuketahui sekarang, bahwa engkau takut akan Allah, dan engkau tidak segan-segan untuk menyerahkan anakmu yang tunggal kepada-Ku.” Lalu Abraham menoleh dan melihat seekor domba jantan di belakangnya, yang tanduknya tersangkut dalam belukar. Abraham mengambil domba itu, lalu mengorbankannya sebagai korban bakaran pengganti anaknya. Dan Abraham menamai tempat itu: “TUHAN menyediakan”; sebab itu sampai sekarang dikatakan orang: “Di atas gunung TUHAN, akan disediakan.” Untuk kedua kalinya berserulah Malaikat TUHAN dari langit kepada Abraham, kata-Nya: “Aku bersumpah demi diri-Ku sendiri–demikianlah firman TUHAN–:Karena engkau telah berbuat demikian, dan engkau tidak segan-segan untuk menyerahkan anakmu yang tunggal kepada-Ku, maka Aku akan memberkati engkau berlimpah-limpah dan membuat keturunanmu sangat banyak seperti bintang di langit dan seperti pasir di tepi laut, dan keturunanmu itu akan menduduki kota-kota musuhnya. Oleh keturunanmulah semua bangsa di bumi akan mendapat berkat, karena engkau mendengarkan firman-Ku.” Kemudian kembalilah Abraham kepada kedua bujangnya, dan mereka bersama-sama berangkat ke Bersyeba; dan Abraham tinggal di Bersyeba.”

Saudara, suatu teladan yang bisa kita ambil dari pahlawan iman ini adalah kejujuran dan kepercayaannya yang total, karena Abraham telah mengenal Tuhan Allah yang Maha Baik yang kasih-Nya tidak terbatas dan tidak bersyarat.

Haleluya, Puji Tuhan, Amin!

Bagaimana pertumbuhan imanmu? Apakah ada kekuatiran, kecemasan, atau bahkan ketakutan? Apa penyebab munculnya persoalan tersebut?

Pembacaan Alkitab Setahun

Kisah para Rasul 1-3

Selasa, 12 November 2024

PAHLAWAN YANG DISERTAI TUHAN

Penulis : Pdt. Robinson Saragih

This image has an empty alt attribute; its file name is D1.png

Pembacaan Alkitab Hari ini : 

HAKIM-HAKIM 6:11-16

Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.

This image has an empty alt attribute; its file name is D2.png
  1. Siapa yang mengirik gandum di tempat pemerasan anggur, dan mengapa?
  2. Siapa yang dimaksud oleh Malaikat Tuhan dan disebut-Nya sebagai pahlawan yang gagah berani?
  3. Mengapa Gideon mempertanyakan pernyataan Malaikat Tuhan yang mengatakan, “Tuhan menyertai kami”?
  4. Apa yang diperintahkan oleh Tuhan kepada Gideon?
  5. Apa jawaban Gideon?
This image has an empty alt attribute; its file name is D3.png

Saudara, ketika Tuhan Allah ingin mengangkat seseorang menjadi alat-Nya, sering kali orang tersebut akan mengalami sesuatu yang sulit.

Hal ini juga terjadi pada Gideon ketika Tuhan ingin menjadikannya sebagai hakim di Israel.

Saat itu, Gideon sedang mengirik gandum di tempat pemerasan anggur agar bisa bersembunyi dari orang-orang Midian.

Mengapa Gideon bersembunyi? Tentu saja karena ia merasa takut.

Di tengah ketakutannya, Malaikat Tuhan menyapanya:

Hakim-hakim 6:11-12 ”Kemudian datanglah Malaikat TUHAN dan duduk di bawah pohon tarbantin di Ofra, kepunyaan Yoas, orang Abiezer itu, sedang Gideon, anaknya, mengirik gandum dalam tempat pemerasan anggur agar tersembunyi bagi orang Midian. Malaikat TUHAN menampakkan diri kepadanya dan berfirman kepadanya, demikian: “TUHAN menyertai engkau, ya pahlawan yang gagah berani.”

Gideon, yang sedang ketakutan, disapa oleh Tuhan Allah dengan sebutan “Pahlawan yang Gagah Berani.”

Tuhan ingin memperlihatkan diri-Nya kepada Gideon dan memperkenalkan diri-Nya kepadanya.

Ketika seseorang bertemu dengan Tuhan, maka Tuhan akan memperkenalkan diri-Nya.

Jika seseorang mengenal Tuhan dengan benar, maka akan terjadi perubahan dalam diri orang tersebut.

Orang yang mengenal Tuhan dengan benar akan menjadi berani, berkuasa dan benar, serta mengalami pembaharuan bahkan mengalami kelahiran baru, pemulihan, dan pengurapan baru.

Ketika terjadi dialog dengan Tuhan, maka Tuhan Allah akan berfirman untuk meyakinkan, memerintah, atau mengajar.

Nah, itulah yang mengubah sikap dan pandangan, serta apa yang Tuhan ingin lakukan melalui orang tersebut.

Tuhan ingin supaya Gideon menjadi hakim di Israel, seorang penguasa sebelum zaman raja-raja di Israel.

Tuhan menetapkan Gideon sebagai hakim di Israel dan memerintahkannya untuk melepaskan Israel dari cengkeraman orang Midian.

Hakim-hakim 6:13-17 ”Jawab Gideon kepada-Nya: “Ah, tuanku, jika TUHAN menyertai kami, mengapa semuanya ini menimpa kami? Di manakah segala perbuatan-perbuatan-Nya yang ajaib yang diceritakan oleh nenek moyang kami kepada kami, ketika mereka berkata: Bukankah TUHAN telah menuntun kita keluar dari Mesir? Tetapi sekarang TUHAN membuang kami dan menyerahkan kami ke dalam cengkeraman orang Midian.” Lalu berpalinglah TUHAN kepadanya dan berfirman: “Pergilah dengan kekuatanmu ini dan selamatkanlah orang Israel dari cengkeraman orang Midian. Bukankah Aku mengutus engkau!” Tetapi jawabnya kepada-Nya: “Ah Tuhanku, dengan apakah akan kuselamatkan orang Israel? Ketahuilah, kaumku adalah yang paling kecil di antara suku Manasye dan akupun seorang yang paling muda di antara kaum keluargaku.” Berfirmanlah TUHAN kepadanya: “Tetapi Akulah yang menyertai engkau, sebab itu engkau akan memukul kalah orang Midian itu sampai habis.” Maka jawabnya kepada-Nya: “Jika sekiranya aku mendapat kasih karunia di mata-Mu, maka berikanlah kepadaku tanda, bahwa Engkau sendirilah yang berfirman kepadaku.”

Dialog inilah yang sering mengubah pandangan seseorang yang sedang dipersiapkan oleh Allah untuk menjadi pemimpin atas kehendak Allah.

Gideon meminta beberapa tanda untuk meyakinkan dirinya bahwa ia telah mendapatkan anugerah kasih karunia Tuhan untuk memimpin bangsa Israel dan melepaskan mereka dari cengkeraman orang Midian.

Hakim-hakim 6:33-35 ”Seluruh orang Midian dan orang Amalek dan orang-orang dari sebelah timur telah berkumpul bersama-sama; mereka telah menyeberang dan berkemah di lembah Yizreel. Pada waktu itu Roh TUHAN menguasai Gideon; ditiupnyalah sangkakala dan orang-orang Abiezer dikerahkan untuk mengikuti dia. Juga dikirimnya pesan kepada seluruh suku Manasye dan orang-orang inipun dikerahkan untuk mengikuti dia. Dikirimnya pula pesan kepada suku Asyer, Zebulon dan Naftali, dan orang-orang inipun maju untuk menggabungkan diri dengan mereka.”

Saudara, banyak orang yang ingin bergabung dengan seseorang yang ditunjuk Tuhan untuk menjadi pemimpin.

Hakim-hakim 7:1-7 ”Adapun Yerubaal–itulah Gideon–bangun pagi-pagi dengan segala rakyat yang bersama-sama dengan dia, lalu mereka berkemah dekat mata air Harod; perkemahan orang Midian itu ada di sebelah utaranya, dekat bukit More, di lembah. Berfirmanlah TUHAN kepada Gideon: “Terlalu banyak rakyat yang bersama-sama dengan engkau itu dari pada yang Kuhendaki untuk menyerahkan orang Midian ke dalam tangan mereka, jangan-jangan orang Israel memegah-megahkan diri terhadap Aku, sambil berkata: Tanganku sendirilah yang menyelamatkan aku. Maka sekarang, serukanlah kepada rakyat itu, demikian: Siapa yang takut dan gentar, biarlah ia pulang, enyah dari pegunungan Gilead.” Lalu pulanglah dua puluh dua ribu orang dari rakyat itu dan tinggallah sepuluh ribu orang. Tetapi TUHAN berfirman kepada Gideon: “Masih terlalu banyak rakyat; suruhlah mereka turun minum air, maka Aku akan menyaring mereka bagimu di sana. Siapa yang Kufirmankan kepadamu: Inilah orang yang akan pergi bersama-sama dengan engkau, dialah yang akan pergi bersama-sama dengan engkau, tetapi barangsiapa yang Kufirmankan kepadamu: Inilah orang yang tidak akan pergi bersama-sama dengan engkau, dialah yang tidak akan pergi.” Lalu Gideon menyuruh rakyat itu turun minum air, dan berfirmanlah TUHAN kepadanya: “Barangsiapa yang menghirup air dengan lidahnya seperti anjing menjilat, haruslah kaukumpulkan tersendiri, demikian juga semua orang yang berlutut untuk minum.” Jumlah orang yang menghirup dengan membawa tangannya ke mulutnya, ada tiga ratus orang, tetapi yang lain dari rakyat itu semuanya berlutut minum air. Lalu berfirmanlah TUHAN kepada Gideon: “Dengan ketiga ratus orang yang menghirup itu akan Kuselamatkan kamu: Aku akan menyerahkan orang Midian ke dalam tanganmu; tetapi yang lain dari rakyat itu semuanya boleh pergi, masing-masing ke tempat kediamannya.”

Hakim-hakim 7:9-14 ”Pada malam itu berfirmanlah TUHAN kepadanya: “Bangunlah, turunlah menyerbu perkemahan itu, sebab telah Kuserahkan itu ke dalam tanganmu. Tetapi jika engkau takut untuk turun menyerbu, turunlah bersama dengan Pura, bujangmu, ke perkemahan itu; maka kaudengarlah apa yang mereka katakan; kemudian engkau akan mendapat keberanian untuk turun menyerbu perkemahan itu.” Lalu turunlah ia bersama dengan Pura, bujangnya itu, sampai kepada penjagaan terdepan laskar di perkemahan itu. Adapun orang Midian dan orang Amalek dan semua orang dari sebelah timur itu bergelimpangan di lembah itu, seperti belalang banyaknya, dan unta mereka tidak terhitung, seperti pasir di tepi laut banyaknya. Ketika Gideon sampai ke situ, kebetulan ada seorang menceritakan mimpinya kepada temannya, katanya: “Aku bermimpi: tampak sekeping roti jelai terguling masuk ke perkemahan orang Midian; setelah sampai ke kemah ini, dilanggarnyalah kemah ini, sehingga roboh, dan dibongkar-bangkirkannya, demikianlah kemah ini habis runtuh.” Lalu temannya menjawab: “Ini tidak lain dari pedang Gideon bin Yoas, orang Israel itu; Allah telah menyerahkan orang Midian dan seluruh perkemahan ini ke dalam tangannya.”

Saudara, melalui pengintaian yang dilakukan oleh Gideon, dia mendengar orang Midian menceritakan mimpinya.

Dari situ, Gideon menyadari bahwa Tuhan Allah berkehendak supaya Gideon menyerbu perkemahan orang Midian.

Hakim-hakim 7:15-22 ”Segera sesudah Gideon mendengar mimpi itu diceritakan dengan maknanya, sujudlah ia menyembah. Kemudian pulanglah ia ke perkemahan orang Israel, lalu berkata: “Bangunlah, sebab TUHAN telah menyerahkan perkemahan orang Midian ke dalam tanganmu.” Sesudah itu dibaginyalah ketiga ratus orang itu dalam tiga pasukan dan ke tangan mereka semuanya diberikannya sangkakala dan buyung kosong dengan suluh di dalam buyung itu. Dan berkatalah ia kepada mereka: “Perhatikanlah aku dan lakukanlah seperti yang kulakukan. Maka apabila aku sampai ke ujung perkemahan itu, haruslah kamu lakukan seperti yang kulakukan. Apabila aku dan semua orang yang bersama dengan aku meniup sangkakala, maka haruslah kamu juga meniup sangkakala sekeliling seluruh perkemahan itu, dan berseru: ‘Demi TUHAN dan demi Gideon!'” Lalu Gideon dan keseratus orang yang bersama-sama dengan dia sampai ke ujung perkemahan itu pada waktu permulaan giliran jaga tengah malam, ketika penjaga-penjaga baru saja ditempatkan. Lalu mereka meniup sangkakala sambil memecahkan buyung yang di tangan mereka. Demikianlah ketiga pasukan itu bersama-sama meniup sangkakala, dan memecahkan buyung dengan memegang obor di tangan kirinya dan sangkakala di tangan kanannya untuk ditiup, serta berseru: “Pedang demi TUHAN dan demi Gideon!” Sementara itu tinggallah mereka berdiri, masing-masing di tempatnya, sekeliling perkemahan itu, tetapi seluruh tentara musuh menjadi kacau balau, berteriak-teriak dan melarikan diri. Sedang ketiga ratus orang itu meniup sangkakala, maka di perkemahan itu TUHAN membuat pedang yang seorang diarahkan kepada yang lain, lalu larilah tentara itu sampai ke Bet-Sita ke arah Zerera sampai ke pinggir Abel-Mehola dekat Tabat.”

Hakim-hakim 7:25 ”Mereka berhasil menawan dua raja Midian, yakni Oreb dan Zeeb. Oreb dibunuh di gunung batu Oreb dan Zeeb dibunuh dalam tempat pemerasan anggur Zeeb. Mereka mengejar orang Midian itu, lalu mereka membawa kepala Oreb dan kepala Zeeb kepada Gideon di seberang sungai Yordan.”

Saudara, demikianlah Tuhan menyertai Gideon sehingga dia bisa menjadi pemenang.

Begitu juga kita, orang percaya, dapat menjadi pemenang karena Tuhan menyertai kita.

Dimanapun kita berada, Tuhan senantiasa menyertai kita.

Tuhan ingin agar kita selalu berhasil dan beruntung karena Dia menyertai kita dari dalam batin kita melalui Roh Kudus yang tidak pernah meninggalkan kita.

Dia berjanji akan menyertai kita sampai kepada kesudahan alam.

Haleluya, Puji Tuhan, Amin.

Mengapa banyak anak-anak Tuhan tidak selalu menang, bahkan seringkali mengalami kegagalan?

Pembacaan Alkitab Setahun

Yohanes 19-21

Senin, 11 November 2024

TUHAN YANG MEMBERI KEMENANGAN

Penulis : Pdt. Robinson Saragih

This image has an empty alt attribute; its file name is D1.png

Pembacaan Alkitab Hari ini : 

ZEFANYA 3:16-20

Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.

This image has an empty alt attribute; its file name is D2.png
  1. Mengapa Yerusalem tidak perlu lagi takut, dan Sion tidak boleh menjadi lemah?
  2. Siapa yang memberikan kemenangan?
  3. Apa yang menyebabkan timbulnya rasa bercela?
  4. Apa yang sedang terjadi pada Israel saat ini?
This image has an empty alt attribute; its file name is D3.png

Saudara, sebagai konsekuensi dari perkataan-perkataan nenek moyang orang Yahudi saat mereka menyalibkan Yesus Kristus, yaitu Mesias yang dijanjikan, maka bangsa Israel mengalami penderitaan yang sangat berat dari zaman ke zaman.

Sejak tahun 70 Masehi, Israel hilang dari peta sejarah setelah Jenderal Titus menghancurkan kota-kota di Israel, terutama Yerusalem.

Matius 27:25 ”Dan seluruh rakyat itu menjawab: “Biarlah darah-Nya ditanggungkan atas kami dan atas anak-anak kami!”

Nubuatan Yesus tentang Yerusalem terjadi pada tahun 70 Masehi, ketika tidak ada satu batu pun tersisa bertumpuk di reruntuhan Bait Allah.

Lukas 21:6 “Apa yang kamu lihat di situ–akan datang harinya di mana tidak ada satu batupun akan dibiarkan terletak di atas batu yang lain; semuanya akan diruntuhkan.”

Bait Allah yang dibangun oleh Herodes sebagai pengganti Bait Allah Salomo adalah bangunan yang sangat megah karena dilapisi emas.

Ketika Jenderal Titus menghancurkannya, bangunan itu dibakar sehingga lapisan emas meleleh dan masuk ke celah-celah batu yang dipakai membangun Bait Allah.

Setelah bangunan tersebut hancur dan api padam, para tentara Romawi mencungkil setiap batu untuk mengambil lelehan emas yang masuk ke celah-celah batu itu sehingga benar-benar setiap batu dipisahkan oleh tentara-tentara itu untuk mendapatkan emasnya.

Kota Yerusalem yang megah itu hancur dan selama berabad-abad menjadi kota sunyi tanpa penghuni.

Seluruh negeri berubah menjadi gurun tandus karena Tuhan Allah benar-benar memakai bangsa-bangsa asing untuk menghancurkannya.

Tuhan menggunakan bangsa-bangsa asing sebagai sarana melampiaskan murka-Nya terhadap bangsa Israel karena penyembahan berhala terjadi di seluruh negeri, bahkan di Bait Allah menjadi tempat penyembahan kepada dewa-dewa yang disebut Tentara Langit.

Menurut Alkitab, Israel Utara yang dikenal sebagai kaum dari suku Efraim, anak Yusuf, bersekutu dengan sepuluh suku, sedangkan Yehuda hanya dihuni oleh dua suku, yaitu suku Yehuda dan suku Benyamin.

Nabi Zefanya telah menubuatkan bahwa akan ada masa pemulihan bagi negeri Israel, dan hal itu telah terjadi sejak tahun 1948, ketika Republik Israel didirikan.

Sejak saat itu, bangsa itu mengalami kemajuan yang sangat pesat.

Zefanya 1:4-6 “Aku akan mengacungkan tangan-Ku terhadap Yehuda dan terhadap segenap penduduk Yerusalem. Aku akan melenyapkan dari tempat ini sisa-sisa Baal dan nama para imam berhala, juga mereka yang sujud menyembah di atas sotoh kepada tentara langit dan mereka yang menyembah dengan bersumpah setia kepada TUHAN, namun di samping itu bersumpah demi Dewa Milkom, serta mereka yang berbalik dari pada TUHAN, yang tidak mencari TUHAN dan tidak menanyakan petunjuk-Nya.”

Saudara, kita belajar bagaimana penyembahan berhala membuat Tuhan Allah sangat muak terhadap orang-orang Yahudi, khususnya suku Yehuda.

Tuhan begitu sebal melihat kota Yerusalem, dimana Bait Allah berada di dalamnya ternyata ada penyembahan berhala yaitu penyembahan kepada dewa langit yang disebut Tentara Langit.

Hal-hal inilah yang menyebabkan Tuhan Allah ingin agar negeri itu menjadi tandus dan ditinggalkan.

Sejak tahun 70 Masehi, orang-orang Yahudi mulai berdiaspora, keluar dari negeri mereka.

Banyak dari mereka dibenci oleh bangsa-bangsa lain, seperti bangsa Jerman dan bangsa Iran.

Lebih dari seribu tahun bangsa ini terbuang ke seluruh dunia dan meninggalkan negeri mereka.

Namun Tuhan Allah Yahwe yang disembah oleh Abraham, Ishak, dan Yakub, tetap menjadi Tuhan bagi bangsa Yahudi.

Ia adalah Tuhan yang panjang sabar, maha pemurah, pengampun, dan kasih-Nya tidak terbatas.

Pada abad ke-20, Inggris dan Prancis mulai menggagas pembentukan Negara Israel, yang diproklamasikan pada tahun 1948.

Sejak negara ini berdiri, Israel telah terlibat beberapa kali dalam perang karena negara-negara Arab di sekitarnya ada yang tidak ingin negara ini bangkit kembali.

Namun, negeri ini adalah bangsa yang dicintai oleh Tuhan Jehova, suatu kaum yang sengaja dibentuk oleh Tuhan untuk memperkenalkan diri-Nya.

Israel identik dengan bangsa penyembah Allah yang menyebut diri-Nya adalah “Aku adalah Aku. Tuhan yang tidak bernama, itulah Tuhan Allah, Yahwe.”

Pada saat perang, mereka selalu mengatakan bahwa peperangan mereka adalah peperangan Tuhan melawan musuh-Nya.

Dan nubuatan Zefanya:

Zefanya 3:20 ”Pada waktu itu Aku akan membawa kamu pulang, yakni pada waktu Aku mengumpulkan kamu, sebab Aku mau membuat kamu menjadi kenamaan dan kepujian di antara segala bangsa di bumi dengan memulihkan keadaanmu di depan mata mereka,” firman TUHAN.”

Saudara, nubuatan ini telah terjadi sejak tahun 1948, dan bangsa ini sudah eksis sebagai negara yang sangat maju.

Teknologinya berkembang pesat meskipun negara ini tergolong muda, namun sangat disegani karena persenjataannya.

Apa yang dinubuatkan oleh Zefanya sedang berlangsung yaitu negara ini memiliki nama yang dikenal dan sering dipuji, tetapi juga merupakan negara yang tidak disukai oleh negara-negara di sekitarnya.

Saat ini, orang-orang Yahudi sedang kembali pulang dari semua tempat dimana mereka berada sejak tahun 70 Masehi.

Bagi Yahudi, Tuhan adalah Tuhan yang memberi kemenangan dan sepatutnya anak-anak Tuhan juga memiliki pandangan yang sama, yaitu bahwa Tuhan adalah Tuhan yang selalu memberikan kemenangan.

Haleluya, Puji Tuhan, Amin.

Mengapa ada anak-anak Tuhan yang selalu mengeluh dan hidup seperti pecundang dan selalu merasa kalah?

Pembacaan Alkitab Setahun

Yohanes 16-18

Minggu, 10 November 2024

TUHAN ITU PAHLAWAN PERANG

Penulis : Pdt. Robinson Saragih

This image has an empty alt attribute; its file name is D1.png

Pembacaan Alkitab Hari ini : 

KELUARAN 15:1-6

Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.

This image has an empty alt attribute; its file name is D2.png
  1. Kapan Musa dan bangsa Israel menyanyikan nyanyian ini?
  2. Apa yang dilemparkan Tuhan ke dalam laut?
  3. Siapakah Tuhan bagi Musa dan bangsa Israel?
  4. Apa yang Tuhan benamkan ke dalam laut?
This image has an empty alt attribute; its file name is D3.png

Saudara, ketika Musa memimpin bangsa Israel keluar dari Mesir dan Tuhan memerintahkan mereka memasuki Tanah Kanaan yang dijanjikan kepada Abraham, maka bangsa Israel beberapa kali harus berperang untuk mempertahankan kebebasan yang telah mereka alami sebagai anugerah dari Tuhan Allah, Yahwe.

Cerita pada bagian firman yang dikutip adalah perang yang pertama. Tuhan Yahwe yang berperang bagi bangsa Israel.

Saat itu, bangsa Israel berada di tepi Laut Teberau dan mendirikan kemah di sana, dekat Pi-Hahirot, di depan Baal-Zefon.

Keluaran 14:10-31 ”Ketika Firaun telah dekat, orang Israel menoleh, maka tampaklah orang Mesir bergerak menyusul mereka. Lalu sangat ketakutanlah orang Israel dan mereka berseru-seru kepada TUHAN, dan mereka berkata kepada Musa: “Apakah karena tidak ada kuburan di Mesir, maka engkau membawa kami untuk mati di padang gurun ini? Apakah yang kauperbuat ini terhadap kami dengan membawa kami keluar dari Mesir? Bukankah ini telah kami katakan kepadamu di Mesir: Janganlah mengganggu kami dan biarlah kami bekerja pada orang Mesir. Sebab lebih baik bagi kami untuk bekerja pada orang Mesir dari pada mati di padang gurun ini.” Tetapi berkatalah Musa kepada bangsa itu: “Janganlah takut, berdirilah tetap dan lihatlah keselamatan dari TUHAN, yang akan diberikan-Nya hari ini kepadamu; sebab orang Mesir yang kamu lihat hari ini, tidak akan kamu lihat lagi untuk selama-lamanya. TUHAN akan berperang untuk kamu, dan kamu akan diam saja.” Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: “Mengapakah engkau berseru-seru demikian kepada-Ku? Katakanlah kepada orang Israel, supaya mereka berangkat. Dan engkau, angkatlah tongkatmu dan ulurkanlah tanganmu ke atas laut dan belahlah airnya, sehingga orang Israel akan berjalan dari tengah-tengah laut di tempat kering. Tetapi sungguh Aku akan mengeraskan hati orang Mesir, sehingga mereka menyusul orang Israel, dan terhadap Firaun dan seluruh pasukannya, keretanya dan orangnya yang berkuda, Aku akan menyatakan kemuliaan-Ku. Maka orang Mesir akan mengetahui, bahwa Akulah TUHAN, apabila Aku memperlihatkan kemuliaan-Ku terhadap Firaun, keretanya dan orangnya yang berkuda.” Kemudian bergeraklah Malaikat Allah, yang tadinya berjalan di depan tentara Israel, lalu berjalan di belakang mereka; dan tiang awan itu bergerak dari depan mereka, lalu berdiri di belakang mereka. Demikianlah tiang itu berdiri di antara tentara orang Mesir dan tentara orang Israel; dan oleh karena awan itu menimbulkan kegelapan, maka malam itu lewat, sehingga yang satu tidak dapat mendekati yang lain, semalam-malaman itu. Lalu Musa mengulurkan tangannya ke atas laut, dan semalam-malaman itu TUHAN menguakkan air laut dengan perantaraan angin timur yang keras, membuat laut itu menjadi tanah kering; maka terbelahlah air itu. Demikianlah orang Israel berjalan dari tengah-tengah laut di tempat kering; sedang di kiri dan di kanan mereka air itu sebagai tembok bagi mereka. Orang Mesir mengejar dan menyusul mereka–segala kuda Firaun, keretanya dan orangnya yang berkuda–sampai ke tengah-tengah laut. Dan pada waktu jaga pagi, TUHAN yang di dalam tiang api dan awan itu memandang kepada tentara orang Mesir, lalu dikacaukan-Nya tentara orang Mesir itu. Ia membuat roda keretanya berjalan miring dan maju dengan berat, sehingga orang Mesir berkata: “Marilah kita lari meninggalkan orang Israel, sebab Tuhanlah yang berperang untuk mereka melawan Mesir.” Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: “Ulurkanlah tanganmu ke atas laut, supaya air berbalik meliputi orang Mesir, meliputi kereta mereka dan orang mereka yang berkuda.” Musa mengulurkan tangannya ke atas laut, maka menjelang pagi berbaliklah air laut ke tempatnya, sedang orang Mesir lari menuju air itu; demikianlah TUHAN mencampakkan orang Mesir ke tengah-tengah laut. Berbaliklah segala air itu, lalu menutupi kereta dan orang berkuda dari seluruh pasukan Firaun, yang telah menyusul orang Israel itu ke laut; seorangpun tidak ada yang tinggal dari mereka. Tetapi orang Israel berjalan di tempat kering dari tengah-tengah laut, sedang di kiri dan di kanan mereka air itu sebagai tembok bagi mereka. Demikianlah pada hari itu TUHAN menyelamatkan orang Israel dari tangan orang Mesir. Dan orang Israel melihat orang Mesir mati terhantar di pantai laut. Ketika dilihat oleh orang Israel, betapa besarnya perbuatan yang dilakukan TUHAN terhadap orang Mesir, maka takutlah bangsa itu kepada TUHAN dan mereka percaya kepada TUHAN dan kepada Musa, hamba-Nya itu.”

Demikianlah tindakan Tuhan menolong bangsa Israel, sehingga mereka menyadari bahwa Allah adalah Pahlawan. Haleluya, Puji Tuhan, Amin.

Dalam hal apa saja Tuhan telah memperlihatkan kepahlawanan-Nya kepadamu?

Pembacaan Alkitab Setahun

Yohanes 13-15