Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Apakah yang menyebabkan para murid bersungut-sungut?
Mengapa sebagian dari para murid ada yang mengundurkan diri?
Yesus mengatakan kepada murid-murid-Nya bahwa Dia adalah roti hidup; barangsiapa datang kepada-Nya, ia tidak akan lapar lagi, dan barangsiapa percaya kepada-Nya, ia tidak akan haus lagi -Yohanes 6:35.
Selanjutnya Yesus meminta agar para murid memakan dagingnya dan meminum darah-Nya -Yohanes 6:54-56.
Dan para murid yang masih bingung, mereka bergumam satu dengan yang lainnya, “Perkataan ini keras, siapakah yang sanggup untuk mendengarkannya?”
Apa yang disampaikan Tuhan Yesus memang bukan hal yang mudah untuk dipahami, Yesus sedang berbicara tentang hal-hal yang rohani, bukan daging dan darah secara harfiah.
Yesus juga sedang menyatakan bahwa Dia lah Firman itu, yang harus “dimakan dan diminum” agar masuk ke dalam tubuh rohani kita.
Firman Allah yang kita baca dalam Alkitab adalah sekumpulan huruf-huruf mati yang membentuk kata dan kalimat.
Kalimat-kalimat itu hanya akan menjadi pengetahuan jika hanya kita pahami sebatas dengan pikiran kita.
Tetapi sesungguhnya Firman Allah, yang adalah Yesus, yang adalah Allah yang berkomunikasi dengan kita, maknanya jauh lebih dalam dari kumpulan kalimat-kalimat yang membentuk paragraf, pasal dan buku.
Yohanes 6:63 “Rohlah yang memberi hidup, daging sama sekali tidak berguna. Perkataan-perkataan yang Kukatakan kepadamu adalah roh dan hidup.”
Perkataan-perkataan yang Yesus katakan, atau Firman Allah yang kita bisa baca dalam Alkitab adalah roh dan hidup.
Artinya kata dan kalimat dalam Firman, jangan hanya berhenti dalam otak kita sehingga Firman itu berhenti hanya sebatas pengetahuan.
Tetapi jika kita membaca dengan hati yang terbuka dan mohon pimpinan Roh Kudus, maka Firman itu bisa masuk ke dalam roh kita dan menjadi hidup.
Tuhan bisa menasehati kita melalui Firman, memberikan arahan yang jelas atas apa yang menjadi kebutuhan kita.
Misalnya kita membutuhkan arahan yang jelas ketika kita berdoa untuk pasangan hidup, atau mengambil keputusan-keputusan penting lainnya.
Firman Tuhan yang menusuk hingga roh kita, juga bisa dipakai Tuhan untuk menegur kita, mungkin kita sudah lalai dalam perkara tertentu.
Firman Tuhan juga bisa Tuhan pakai untuk memberi perintah, misalnya agar kita tidak memfitnah termasuk di dalamnya adalah membicarakan kejelekan orang lain ketika orang tersebut tidak ada, juga agar kita tidak suka bertengkar, agar kita selalu ramah dan bersikap lemah lembut terhadap semua orang -Titus 3:2.
Saudara, dalam kelompok kecil ceritakan pengalamanmu dalam membaca Alkitab, apakah ada peringatan, nasehat, janji, perintah?
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Kapankah zaman akhir yang dimaksud dalam Alkitab?
Siapakah yang dimaksud dengan bapa-bapa leluhur?
Allah adalah Allah yang berdaulat, Allah yang Maha Kuasa, Allah Pencipta baik langit, bumi, seluruh alam semesta, hewan dan kita manusia.
Tetapi dari masa ke masa, selalu ada orang yang merasa lebih pintar dari Allah dengan mempertanyakan tentang Allah dan kuasa-Nya.
Bahkan Alkitab mencatat bahwa pada hari-hari zaman akhir akan tampil pengejek-pengejek dengan ejekan-ejekannya, yaitu orang-orang yang hidup menuruti hawa nafsunya.
Mereka adalah orang-orang yang mengabaikan hati nurani mereka dan lebih mempercayai akal mereka yang terbatas, sehingga mereka bahkan tampil sebagai pengejek-pengejek yang mempertanyakan kedaulatan Allah.
Namun bagi kita umat percaya, kita adalah orang yang percaya pada kedaulatan Allah dan kuasa dari Firman Allah.
Oleh Firman Allah, maka dunia diciptakan, dan oleh Firman Allah juga bumi dan langit dipelihara.
Jika kita memandang langit dan melihat misalnya dengan teropong bintang, kita bisa menyaksikan berbagai bintang, tata surya hingga galaksi yang sangat jauh. Itu semua dipelihara oleh Firman.
Apa itu galaksi, galaksi adalah kumpulan bintang, gas, debu, dan materi gelap yang disatukan oleh gravitasi dan membentuk alam semesta.
Galaksi-galaksi ini tersebar di seluruh ruang angkasa dan memiliki bentuk yang berbeda-beda.
Bumi berada di galaksi Andromeda yang memiliki 100 miliar bintang, dimana matahari adalah salah satu di antara bintang-bintang itu dan bumi salah satu planet dalam tata surya dengan matahari sebagai pusat tata surya.
Dan Firman Allah yang memelihara semua itu: planet, bintang, tata surya hingga galaksi.
Lalu apa makna rohani dari itu semua? Maknanya adalah Allah yang mampu memelihara benda-benda mati yang kita bisa saksikan dengan mata, Allah yang sama juga mampu memelihara kita umat tebusan-Nya.
Tuhan yang memelihara kita, bahkan sewaktu kita masih dalam kandungan, Tuhan yang sama yang akan memelihara kita hingga kelak kita kembali kepada-Nya.
“Sebab Engkaulah yang membentuk buah pinggangku, menenun aku dalam kandungan ibuku. Aku bersyukur kepada-Mu oleh karena kejadianku dahsyat dan ajaib; ajaib apa yang Kaubuat, ….mata-Mu melihat selagi aku bakal anak, dan dalam kitab-Mu semuanya tertulis hari-hari yang akan dibentuk, sebelum ada satupun dari padanya.”(Mazmur 139:13-16).
Firman Allah yang memelihara langit dan bumi, Firman Allah yang sama yang juga akan memelihara kita.
Sehingga tidak ada alasan untuk khawatir akan hari depan, jika kita bersedia untuk menjadikan Firman yang tertulis sebagai pedoman untuk ditaati dan dilakukan.
Saudara, dalam kelompok kecil ceritakan pengalamanmu dalam membaca Alkitab, apakah ada peringatan, nasehat, janji, perintah?
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Siapakah yang dimaksud dengan Firman?
Siapakah yang dimaksud dengan anak-anak Allah?
Injil Yohanes dibuka dengan filosofi yang sangat dalam. Kalimat yang tampak sederhana, tetapi sesungguhnya memiliki makna yang sangat dalam.
Setelah menegaskan bahwa Firman itu ada pada mulanya (ayat 1a), kemudian Yohanes menyatakan bahwa Firman itu bersama-sama dengan Allah di ayat 1b, sebelum kemudian mengidentifikasi Firman sebagai Allah dengan frasa terakhir dari ayat 1, “dan Firman itu adalah Allah.”
Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah.
Secara tidak langsung, Yohanes sedang menjelaskan tentang kemuliaan Allah Tritunggal.
Bahwa mereka adalah satu, setara, tetapi berbeda.
Tentang Firman, Yohanes mengidentifikasi dengan jelas bahwa Dia adalah Yesus di ayat 14: “Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran.” (Yohanes 14:1).
Firman adalah Allah yang berkomunikasi dengan manusia.
Di masa Perjanjian Lama, Allah berkomunikasi dengan manusia melalui para nabi.
Tetapi pada awal masa Perjanjian Baru, Allah berkomunikasi secara langsung dengan manusia, melalui kelahiran Yesus di Betlehem.
Ya, Yesus mencoba untuk berkomunikasi sebagai Allah yang menjadi Manusia.
Setelah Yesus naik ke sorga, maka ada Pribadi Allah yang kemudian menjadi Penolong bagi umat percaya, yaitu Roh Kudus.
Seperti yang Yesus pesankan kepada murid-murid-Nya, agar mereka menunggu di Yerusalem.
Dan peristiwa turunnya Roh Kudus, kita kenal sebagai hari Pentakosta -Kisah Para Rasul 2:1.
Jika Yesus adalah Firman, kata “Firman” dalam Bahasa Yunani adalah logos.
Lalu apakah definisi dari kata logos? Kamus Alkitab Lexham mendefinisikan logos sebagai “sebuah kata konsep dalam Alkitab yang melambangkan sifat dan fungsi Yesus Kristus.
Kata ini juga digunakan untuk merujuk pada wahyu Allah di dunia.”
Jadi bagi kita yang percaya, Logos dapat digunakan untuk merujuk kepada Alkitab.
Artinya Alkitab adalah Firman Allah, itu adalah Allah yang berkomunikasi dengan manusia.
Melalui Alkitab kita bisa mengetahui tentang bagaimana dunia diciptakan, tentang sejarah raja-raja Israel, tentang kisah kehidupan murid-murid Yesus.
Itu semua adalah pengetahuan.
Tetapi Allah menghendaki agar kita tidak sekedar tahu tentang hal-hal itu semua, tetapi kita mempercayai dan melakukan apa yang tertulis dalam Firman. Kita bisa menjadi percaya, jika kebenaran Firman itu “diwahyukan” kepada kita.
Aspek “diwahyukan” memang bukan konsep yang sederhana.
Tetapi bagi kita yang percaya, kita memahami itu, yaitu ketika makna “Logos” berubah menjadi makna “Rhema”.
Jadi saat ini, Allah berkomunikasi dengan manusia melalui Roh Kudus dan juga melalui Firman atau Logos atau Rhema, yaitu Firman Allah yang diwahyukan kepada kita yang percaya.
Saudara, dalam kelompok kecil ceritakan pengalamanmu memperoleh Rhema.
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Apa yang Firman Tuhan definisikan tentang kasih?
Apakah kita mengasihi ketika kita mencari keuntungan untuk diri sendiri?
Ketika ada yang bersalah kepada kita, apakah kita berhak untuk marah? Dan apakah diperbolehkan menyimpan kesalahan orang yang bersalah pada kita?
Di dalam hal apa kita bersukacita?
Hal apa yang tidak berkesudahan? Hal apa yang akan berakhir? Hal apa yang akan berhenti? Dan hal apa yang akan lenyap?
Saudara-saudari,
Pada zaman Paulus, berbahasa dalam bahasa yang berbeda karena dikuasai oleh Roh menunjukkan status rohani seseorang.
Dengan demikian, tidak mengejutkan untuk jemaat Korintus yang telah diperlengkapi Allah dengan berbagai karunia melalui roh kudusNya terpesona dengan karunia-karunia yang lebih spektakuler.
Oleh karena itu Paulus menulis kepada jemaat di Korintus untuk hidup dalam kasih yang sejati.
Kasih yang murni dan yang sempurna yang berasal dari kasih Allah. Kasih ini memiliki ciri-ciri yang dijabarkan;
Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu.
Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong.
Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri.
Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain.
Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi ia bersukacita karena kebenaran.
Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu.
Segala sesuatu didunia ini mungkin akan berlalu; kekayaan, kemuliaan, bahkan pengetahuan kita, tetapi kasih tidak akan pernah berakhir.
Kasih adalah sifat Allah yang kekal, dan kita dipanggil untuk mencerminkan kasih Allah ini dalam kehidupan kita sehari-hari.
Tuhan Yesus memberkati.
Bagaimana mempraktekkan Firman Tuhan hari ini dalam komunitas kita? Ceritakan pengalaman saudara untuk mempraktekkan kasih yang tak berkesudahan?
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Seperti apa kita ketahui kasih Kristus?
Jika kita memiliki harta duniawi, apa yang akan kita lakukan jika kita melihat saudara kita mengalami kekurangan?
Apakah kasih Allah ada atas kita ketika kita tidak mau mengasihi saudara kita yang dalam kekurangan?
Bagaimana kasih yang Tuhan mau kita praktekkan dalam hidup kita?
Saudara-saudari,
Pernah mendengar istilah NATO yang singkatannya adalah No Action and Talk Only.
Terjemahannya adalah tidak ada tindakan, hanya bicara saja atau bisa dibilang banyak bicara tanpa melakukan tindakan apapun dari yang dibicarakannya.
Biasanya identik hanya sebagai teori yang diketahui tetapi tidak ada hasil yang didapatkan dari perkataannya.
Gaya hidup Kristiani dapat disingkat dengan satu kata, yaitu “KASIH”.
Perintah untuk saling mengasihi sebagai respon dari hubungan antar manusia.
Kasih Kristiani bukan hanya sekedar kata-kata atau perasaan saja.
Kita dapat mengukur kesungguhan kasih kita kepada Allah dari tekad untuk melaksanakan apa yang difirmankanNya, dengan mengasihi sesama.
Kita sedang menghidupi kebenaran Firman Tuhan dengan mengasihi sesama.
Di dalam kehidupan kita sehari-hari, kita diperhadapkan dengan orang-orang yang memiliki banyak kebutuhan.
Tuhan mengingatkan kepada kita kalau kasih yang sejati itu dimulai dari tindakan nyata kita kepada orang-orang ini dengan menjawab kebutuhan mereka.
Memberikan materi yang kita miliki, menjawab kebutuhan emosional mereka, mengorbankan tenaga kita, memberikan telinga untuk mendengarkan orang yang sedang mengalami kesepian, dan masih banyak hal yang lain yang bisa kita lakukan untuk melihat orang lain mendapatkan jawaban dari kebutuhan mereka.
Ada sukacita yang besar ketika kita bisa menyatakan kasih dalam kebenaran kepada orang lain.
Tuhan Yesus memberkati.
Apakah kita sudah menunjukkan kasih kita kepada orang lain dengan tindakan? Atau hanya kata-kata semata? Bagaimana kita melatih kepekaan untuk menjawab kebutuhan orang-orang di sekitar kita dan dapat menyatakan kasih dengan perbuatan dan dalam kebenaran?
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Tidak ada kasih yang lebih besar seperti apa di dunia ini?
Kita disebut apa jikalau kita berbuat apa yang Yesus perintahkan kepada kita?
Kita tidak disebut sebagai apa, jika kita tidak tahu apa yang diperbuat Tuhan kepada kita?
Siapa yang memilih kita? Dan kita ditetapkan untuk apa?
Apa perintah Yesus kepada kita?
Saudara-saudari,
Bangsa Indonesia mengenal bulan November dengan hari Pahlawan, karena biasanya setiap tanggal 10 November, bangsa Indonesia merayakannya sebagai hari Pahlawan.
Hari untuk mengingat pengorbanan yang besar yang dilakukan oleh para pejuang bangsa yang sudah mengorbankan dirinya bahkan nyawanya, rela mati untuk kemerdekaan bangsa dan negara Indonesia.
Yesus melebihi para pahlawan Indonesia.
Yesus menunjukkan kasih yang sejati, kasih yang rela berkorban untuk seluruh umat manusia yang berdosa.
Yesus mengorbankan dirinya sendiri dan nyawanya, taat bahkan sampai harus mati di kayu salib untuk seluruh umat manusia yang berdosa.
Alkitab berkata di Yohanes 15:13, “Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya.”
Yesus memberikan teladan kasih sempurna kepada kita.
Yesus tidak hanya bicara tentang kasih, tapi Yesus mempraktekkan kasih-Nya.
Kita sebagai murid-Nya dipanggil untuk mengikuti teladan kasih-Nya.
Yesus juga menyebut kita sebagai sahabat-sahabatNya dan bukan lagi sebagai hamba.
Hal ini merupakan sebuah kehormatan yang besar. Karena dengan demikian kita dapat melakukan yang sahabat kita bisa lakukan, seperti seorang sahabat yang mau rela berkorban dan memberikan nyawa seperti Yesus.
Sebab bukan kita yang memilih Yesus, tetapi Yesus yang memilih kita.
Pemilihan ini memiliki tujuan untuk pergi dan menghasilkan buah, menghasilkan buah yang tetap.
Buah ini adalah perbuatan yang nyata dari kasih dan pelayanan kita kepada Tuhan dan sesama sebagai bukti kita mengasihiNya.
Oleh karena itu, Yesus memberikan perintah yang sangat jelas, Yohanes 15:17“Inilah perintah-Ku kepadamu: Kasihilah seorang akan yang lain.”
Kasih yang memberikan nyawa, mengorbankan diri seperti yang dilakukan oleh Yesus.
Kasih yang memberikan nyawa tidak selalu diidentikkan dengan mati secara fisik, tetapi juga untuk zaman sekarang bisa berarti mengorbankan kenyamanan, memberikan hal yang lebih dari yang diminta, memberikan tenaga, yang pada akhirnya melepaskan ego pribadi demi kepentingan orang lain.
Tuhan Yesus memberkati.
Apakah ketika kita mengasihi, kita dengan rela mengorbankan diri atau ego kita demi kepentingan orang lain? Bagaimana hal ini dipraktekkan dalam kehidupan kita sehari-hari?