Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Kondisi seperti apa yang dikatakan oleh Daud sebagai sesuatu yang baik dan indah?
Darimana minyak atau berkat itu mengalir?
Kemanakah Tuhan memerintahkan berkatNya turun?
“Diam bersama dengan rukun”. Apa yang saudara pikirkan ketika mendengar kalimat ini?
Kalimat ini terdengar indah, tapi sejujurnya sangat tidak mudah untuk mempraktekannya.
Kebanyakan orang, semakin diam bersama justru semakin berkonflik.
Sesama anggota keluarga seringkali lebih ramah dan lebih toleransi kepada teman-teman daripada anggota keluarganya sendiri.
Sesama pekerja Tuhan seringkali lebih bisa akur ketika hanya bertemu sesekali dalam suatu pertemuan rohani dibandingkan bekerja sama dalam suatu kepanitiaan yang memerlukan komunikasi lebih sering.
Bagaimanapun, semakin kita mengenal dan berhubungan, kita akan semakin tahu kekurangan dan perbedaan yang ada.
Hal ini bukanlah hal yang mudah untuk diterima.
Mungkin itu sebabnya, mengapa di zaman teknologi ini orang lebih suka berhubungan jarak jauh, seperti melalui sosial media, chatonline daripada jarak dekat.
Bahkan aplikasi dating online menjadi populer di zaman sekarang.
Namun, Firman Tuhan berkata bahwa ketika saudara-saudara diam bersama dengan rukun, hal itu sungguh baik dan indah.
Tidak semua yang baik itu indah, dan tidak semua yang indah adalah baik.
Tetapi ketika umat Tuhan rukun, kedua kata ini berdiam bersama.
Hal ini menggambarkan betapa pentingnya KERUKUNAN di mata Tuhan dan kerukunan yang dimaksud, bukanlah kerukunan pura-pura karena harus dipraktekkan dalam jarak dekat saat diam bersama.
Kita sangat membutuhkan kasih karunia Tuhan untuk bisa saling menerima, mengampuni dan rukun.
Mengapa kita perlu mengusahakan kerukunan? Karena kesanalah Tuhan memerintah berkat-berkatNya.
Artinya, tanpa kerukunan, sangat sulit berkat Tuhan tercurah.
Bukan karena Tuhan tidak mau memberkati, tapi karena kita sendiri yang membatasi Tuhan bekerja.
Puji Tuhan karena Tuhan tidak hanya memerintahkan kita untuk hidup rukun, tetapi Ia juga menjanjikan pertolongan dan pengurapanNya bagi kita yang mau taat mengusahakan kerukunan.
Di akhir tahun 2024 ini, renungkan bagaimana hubungan Saudara dengan anggota keluarga, adakah relasi yang perlu dipulihkan? Juga renungkan bagaimana hubungan dengan rekan kerja, dan juga rekan pelayanan.
Adakah langkah yang Saudara tahu perlu dilakukan, namun masih ditunda sejauh ini?
Maukah Saudara melangkah lebih dulu untuk memperbaiki hubungan?
Mari kita membuat satu resolusi baru untuk mengusahakan kerukunan.
Izinkan Tuhan memulihkan dan mencurahkan berkat-berkatNya yang tak terbatas agar Saudara mengalami terobosan di tahun 2025.
Pikirkanlah satu tindakan nyata yang bisa Saudara lakukan dalam rangka mengusahakan kerukunan di tengah komunitas Saudara, baik itu keluarga, tempat kerja, pelayanan, dan lain-lain. Bagikanlah niat Saudara sehingga jika memungkinkan hal ini dikerjakan bersama-sama.
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Apa yang menjadi pengikat untuk mempersatukan dan menyempurnakan jemaat Tuhan?
Untuk apakah kita dipanggil menjadi satu tubuh?
Apa yang terjadi ketika perkataan Kristus diam dengan segala kekayaannya diantara jemaat?
Di sebuah kota kecil daerah Jawa Tengah, seorang Bapak pemilik Hotel bertobat dan rindu untuk melayani Tuhan di gerejanya.
Ia lalu memberikan tempat di hotelnya untuk menjadi tempat ibadah setiap hari Minggu.
Namun tidak berhenti disana, ia juga mendapatkan kerinduan untuk menjangkau penduduk desa yang ada di sekitar kotanya.
Penduduk desa ini kesulitan untuk berangkat ke gereja karena perjalanan yang jauh dan tidak ada kendaraan.
Pemilik hotel ini lalu bertanya kepada Tuhan, apa yang bisa dia lakukan?
Tuhan menjawab dia dengan menantangnya untuk menyumbangkan sebuah mobil bagi gereja dan bukan hanya menyumbangkan mobil, tapi dia sendiri yang harus menjadi supirnya untuk mengantar jemput penduduk desa tersebut.
Sebagai seorang bos pemilik hotel, tentu saja tidak sulit bagi Bapak ini untuk menggaji seorang supir, tetapi ia taat dan melakukan apa yang diperintahkan Tuhan kepadanya dan Tuhan meneguhkan perintahnya dengan memberkati bapak ini serta gereja tempat ia berjemaat.
Kesaksian ini adalah kesaksian nyata yang kami dengar langsung dari seorang saudara.
Kami juga bertemu dengan Bapak tersebut ketika berkunjung ke gerejanya.
Tuhan masih memanggil jemaatNya hari ini untuk hidup dalam perkataanNya dan Ia tidak pernah lalai meneguhkan setiap orang yang menanggapi panggilanNya.
Jika saja kita menyadari betapa perkataan Kristus adalah hidup, dan betapa besarnya kekayaan di dalam perkataan Kristus itu (yang bukan hanya bicara tentang kekayaan jasmani), kita tidak akan mengabaikanNya, sama seperti bapak pemilik hotel ini.
Pada akhirnya ketika perkataan Kristus diam dengan segala kekayaannya di antara kita, maka pengucapan syukur kepada Allah akan mengalir keluar dalam hati kita karena kita belajar mempraktekkan firman itu dalam kehidupan kita sehari-hari.
Ajaklah rekan persekutuan Saudara untuk merenungkan firman Tuhan ini. Bagaimana mempraktekkan kasih yang nyata di dalam komunitas Saudara?
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Apa yang Petrus dan Yohanes ceritakan mengenai perkataan imam kepala dan tua-tua?
Bagaimana respon jemaat ketika mendengar apa yang Petrus dan Yohanes katakan?
Apakah jemaat menjadi takut? Apa tindakan yang dilakukan oleh jemaat setelah berdoa?
Cukup banyak orang Kristen yang beranggapan, bahwa sebagian dari kisah-kisah di Alkitab hanya mungkin terjadi di masa lalu karena keadaan manusia dan zaman sudah sangat berbeda.
Di zaman tersebut belum ada teknologi dan HP, sehingga berkomunitas adalah sesuatu yang sangat penting dan menjadi kehidupan.
Bagaimana menurut Saudara, apakah mungkin komunitas yang sehati dan berdoa bersama, terjadi di tengah-tengah kita hari ini?
Berdoa yang bukan karena ada aktivitas gereja, atau disuruh oleh pemimpin, tetapiberdoa yang didorong oleh kerinduan dan kasih yang sama?
Dalam anugerah Tuhan dan kemauan kita untuk belajar, hal ini sangatlah mungkin.
Kalau kita belajar dari ayat perikop renungan hari ini, kita mendapatkan beberapa hal yang bisa kita terapkan:
Keterbukaan. Petrus dan Yohanes tidak ragu untuk menceritakan ancaman yang mereka terima karena mereka percaya akan dukungan jemaat. Apakah Saudara percaya bahwa komunitas Saudara hari ini mendukung? Apakah Saudara menjadi bagian dari komunitas yang mau aktif mendukung?
Fokus kepada Tuhan dan firmanNya. Respon jemaat ketika mendengarkan masalah, adalah menyerukan betapa besarnya Tuhan dan mengutip firmanNya terlebih dahulu. Apakah ketika Saudara mendengar suatu masalah, Saudara lebih dahulu mencari Tuhan atau justru jadi bergosip dan berempati dengan cara yang salah?
Berdoa meminta sesuai dengan firman. Jemaat menyatakan keadaan yang mereka alami, tetapi mereka tidak berhenti disana. Mereka meminta agar diberikan keberanian bahkan peneguhan untuk tetap mengerjakan perintahNya di tengah ancaman yang begitu menakutkan.
Apakah Saudara mau meminta Tuhan memberi keberanian dan kemampuan mengerjakan perintahNya sekalipun itu tidak nyaman?
Jika Saudara merindukan komunitas seperti ini ada, mulailah dengan menjadi pribadi yang membangun komunitas seperti itu.
Mulailah dari diri sendiri. Belajar memperhatikan dan mendengar saudara-saudara seiman yang Tuhan tempatkan di sekitar Saudara dan wujudkanlah komunitas yang berdoa dan berkemenangan itu sekarang.
Renungkan dan pikirkanlah apa yang bisa Saudara lakukan untuk komunitas Saudara agar kasih dan kuasa Tuhan sungguh bisa dinyatakan seperti jemaat mula-mula.
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Apa yang menjadi nasihat Rasul Yakobus dalam hal mendengar dan berkata-kata di ayat 19?
Apa yang terjadi ketika kita menerima firman dengan lemah lembut?
Bagaimana kita bisa menipu diri kita sendiri berkaitan dengan Firman Tuhan?
Kebahagiaan dicari oleh banyak orang di dunia ini.
Walaupun definisi kebahagiaan itu berbeda-beda bagi setiap orang, tetapi kebanyakan orang akan berusaha untuk mendapatkan kebahagiaan dengan caranya sendiri.
Cobalah ambil waktu sebentar dan pikirkan secara spontan “Hal apa yang membuatku bahagia?” Lalu tanyakan ulang, “Apa yang benar-benar membuatku bahagia?”
Bagi sebagian orang kebahagiaan berkaitan dengan kumpul bersama keluarga.
Bagi sebagian orang lagi kebahagiaan berkaitan dengan prestasi dan jabatan.
“Tetapi barangsiapa MENELITI hukum yang sempurna, yaitu hukum yang MEMERDEKAKAN orang, dan ia BERTEKUN di dalamnya, jadi bukan hanya mendengar untuk melupakannya, tetapi sungguh-sungguh melakukannya, ia akan BERBAHAGIA oleh perbuatannya.” (Yakobus 1:25).
Apakah Saudara pernah mengalami rasanya berbahagia karena meneliti Firman Tuhan dan taat kepada Firman tersebut? Ayat ini menyampaikan, kebahagiaan didapatkan bukan dari keadaan yang baik atau jawaban doa, melainkan semata-mata karena kita mengalami pewahyuan dari firman Tuhan dan mau melakukannya sekalipun keadaan mungkin belum berubah.
Ayah Ibu yang bergumul dengan anak-anaknya lalu mendapatkan janji Tuhan, akan beroleh kekuatan dan hikmat untuk berdoa, dan terus menabur membangun hubungan dengan anak-anaknya.
Bisa saja orang tua merasa frustasi setiap kali melihat kelakukan anaknya dan menjadi marah atau mengomel, tapi saat firman Tuhan memerdekakan, ada kesabaran yang mengalir.
Anak-anak muda yang bergumul dengan keluarganya yang tidak ideal, mungkin kehilangan kepercayaan dan harapan akan masa depan mereka.
Namun saat mereka mendapatkan janji firman Tuhan dan mau mengampuni, mereka beroleh semangat untuk menata ulang hidup mereka dan mengejar impian.
Karakter mereka menjadi kuat dan mereka berbahagia oleh perbuatan mereka.
Saudara, apapun yang menjadi pergumulan Saudara hari ini, asalkan Saudara mau MENELITI, BERTEKUN, dan MELAKUKAN FIRMAN TUHAN, Saudara akan berbahagia!
Ini adalah kebenaran luar biasa yang MEMERDEKAKAN.
Adakah kebenaran yang Saudara tahu dan belum dilakukan? Cobalah untuk melakukannya sekalipun di awal terasa berat. Belajarlah TAAT dan saksikanlah perbuatan Tuhan yang mendatangkan kebahagiaan bagi Saudara.
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Bagaimana Injil yang kita beritakan menjadi berkuasa lebih dari kata-kata saja?
Bagaimana jemaat di Tesalonika menerima Firman yang dibagikan sekalipun dalam penindasan yang berat?
Apa akibat dari sikap hati jemaat Tesalonika?
Injil bukanlah berita biasa. Injil adalah berita yang sangat luar biasa.
Di dalam berita Injil ada kekuatan yang sanggup menyelamatkan. Itu sebabnya Injil disebut sebagai KABAR BAIK.
Di tengah begitu banyaknya kabar buruk yang kita terima hari ini, Injil memberikan pengharapan yang sangat kokoh tentang hancurnya manusia akibat dosa sekaligus karya Kristus di kayu Salib dan kebangkitanNya yang menebus segala dosa, kutuk, dan kelemahan sehingga kita bisa kembali terhubung dengan Bapa di Surga.
Apakah berita ini masih menggetarkan hati kita hari ini?
Terkadang bagi mereka yang sudah lama ambil bagian dalam pelayanan, berita Injil tidak lagi membuat sukacita yang mendalam.
Begitu banyaknya pengetahuan tentang Firman Tuhan yang akhirnya sekedar menjadi informasi.
Namun Allah tidak pernah memaksudkan firmanNya menjadi sesuatu yang biasa.
Ada kekuatan Roh Kudus dan kepastian yang kokoh di dalam Injil.
Ketika kita kembali merindukanNya, haus dan lapar akan Dia, lalu menerima Firman itu dengan sukacita di hati, kuasa Injil akan dinyatakan bagi hidup kita bahkan sekalipun di tengah penderitaan yang berat, sama seperti apa yang dialami oleh jemaat di Tesalonika.
Saudara, maukah engkau merenungkan kembali Firman yang sudah Saudara terima dan menerimanya dengan sukacita?
Ambilah waktu untuk merenungkan satu ayat atau satu perikop Firman Tuhan dan bukalah hati Saudara untuk menerimanya dengan sukacita. Bagikanlah kepada pembimbing dan komunitas Saudara.
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya dan secara khusus hafalkanlah Kisah Para Rasul 17:11.
Bagaimana sikap hati orang-orang Yahudi di Berea dibandingkan dengan orang-orang Yahudi di Tesalonika?
Apakah bukti bahwa orang-orang Yahudi di Berea lebih baik hatinya dibandingkan orang-orang Yahudi di Tesalonika?
Apakah yang dilakukan oleh orang-orang Yahudi di Berea setiap hari?
Tuhan ingin agar kita memahami bahwa pentingnya Firman Tuhan bagi hidup kita.
Dimana Firman Tuhan adalah yang sangat utama untuk pertumbuhan iman kita serta jalan kehidupan kita.
“Firman-Mu itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku.”(Mazmur 119:105).
”Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran.” (II Timotius 3:16).
”Dalam hatiku aku menyimpan janji-Mu, supaya aku jangan berdosa terhadap Engkau.”(Mazmur 119:11).
Sikap yang mengutamakan Firman Tuhan itu dapat kita lihat melalui orang-orang Yahudi yang ada di Berea dimana mereka menerima Firman Tuhan dengan segala kerelaan hati dan selalu menyelidiki Firman Tuhan setiap hari.
Itulah sebabnya Alkitab menuliskan bahwa orang-orang Yahudi di Berea lebih baik hatinya dibandingkan orang-orang Yahudi di Tesalonika, yang mana sebenarnya orang-orang Yahudi di Tesalonika juga luar biasa dimana mereka telah menerima Firman Tuhan dengan sukacita sehingga mereka menjadi teladan bagi orang yang percaya di wilayah Makedonia.
”Dan kamu telah menjadi penurut kami dan penurut Tuhan; dalam penindasan yang berat kamu telah menerima firman itu dengan sukacita yang dikerjakan oleh Roh Kudus, sehingga kamu telah menjadi teladan untuk semua orang yang percaya di wilayah Makedonia dan Akhaya.” (I Tesalonika 1:6-7).
Bagi kita orang percaya dan sebagai umat Tuhan, kita harus mengutamakan Firman Tuhan dimana seluruh aspek hidup kita harus dibangun diatas dasar kebenaran Firman Tuhan.
Hal itu kita nyatakan dengan cara menerima dan menyelidiki setiap Firman Tuhan yang kita baca dan dengar sehingga kita senantiasa merenungkan Firman Tuhan.
Mari kita membangun budaya yang mencintai Firman Tuhan dengan cara merenungkan dan menyelidiki Firman Tuhan setiap hari sehingga setiap hari kita terus mencondongkan hati kita kepada Firman Tuhan.
”Pagi-pagi buta aku bangun dan berteriak minta tolong; aku berharap kepada firman-Mu. Aku bangun mendahului waktu jaga malam untuk merenungkan janji-Mu.Telah kucondongkan hatiku untuk melakukan ketetapan-ketetapan-Mu, untuk selama-lamanya, sampai saat terakhir.” (Mazmur 119:147-148, 112).
Akhirnya sebagai orang benar kita tumbuh, bertunas dan berbuah lebat serta memiliki kehidupan yang kokoh.
”Orang benar akan bertunas seperti pohon korma, akan tumbuh subur seperti pohon aras di Libanon.” (Mazmur 92:12).
Diskusikanlah dalam komunitas saudara bagaimana saudara setiap hari selalu menerima dan menyelidiki Firman Tuhan.