Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Apakah yang Allah ciptakan pada hari ke enam?
Apakah yang menjadi makanan manusia?
Allah menciptakan manusia pada hari penciptaan terakhir, yaitu hari ke enam, ketika langit dan bumi sudah siap untuk dihuni, ketika tumbuhan dan hewan sudah terlebih dulu ada.
Dan yang membuat manusia menjadi sangat istimewa adalah karena manusia diciptakan menurut gambar-Nya, seperti diri-Nya.
Jika dikatakan seperti, artinya dalam beberapa aspek, manusia diciptakan memiliki kemiripan dengan Allah Pencipta.
Ada yang mirip, ada yang berbeda.
Yang berbeda misalnya, Allah adalah Roh sedangkan manusia terdiri dari darah dan daging.
Adam diciptakan dengan tubuh yang sempurna, dan dia juga memiliki jiwa yang membuat Adam berbeda dengan ciptaan Allah sebelumnya.
Adam diciptakan sebagai manusia cerdas yang memiliki kemampuan bernalar.
Kecerdasan Adam yang memampukan Adam untuk memberi nama pada tiap-tiap hewan -Kejadian 2:19.
Adam juga memiliki emosi atau perasaan sehingga dia mampu merasa dan merespon dengan emosinya,
Adam juga memiliki tekad dan kehendak sehingga dia mampu untuk mengambil keputusan.
Dan kehendak yang Allah berikan adalah kehendak bebas, sehingga Adam bukanlah robot yang diprogram hanya untuk keperluan tertentu.
Kehendak bebas ini juga yang akhirnya membawa Adam dan Hawa untuk memilih tidak taat pada arahan Allah, dan dalam hal ini adalah larangan untuk tidak memakan buah dari pohon tentang pengetahuan yang baik dan yang jahat -Kejadian 2:17.
Adam memiliki perasaan dan karena dorongan perasaannya lah sehingga ketika Hawa memberikan buah yang sudah dilarang untuk dimakan. Adam seperti lupa pada larangan Allah.
Dan pada akhirnya sejak saat itu Adam dan Hawa bersama-sama mereka tidak mentaati perintah Allah.
Dan akibatnya adalah mata mereka terbuka, mereka menyadari bahwa mereka telanjang, dan menganggap itu sebagai hal yang tidak pantas.
Oleh karena perbuatan mereka, Adam dan Hawa menjadi berdosa, mereka diusir dari Eden, keturunan mereka pun menjadi manusia yang berdosa.
Manusia yang memiliki hati nurani, sehingga bisa memahami apa yang baik dan yang jahat.
Sekaligus manusia yang memiliki kehendak bebas, untuk memutuskan apa yang akan mereka lakukan, apakah itu melakukan yang baik atau melakukan yang jahat.
Dan itu terbukti ketika Kain yang cemburu karena korban persembahan adiknya, Habel diterima oleh Tuhan sedang korban persembahan dia tidak diterima, dan Kain memutuskan untuk membunuh adiknya.
Bersyukur kepada Tuhan karena oleh karena anugerah-Nya, sehingga oleh kematian Kristus di kayu salib, maka kita sebagai keturunan Adam yang berdosa, kita yang percaya oleh karya keselamatan Kristus, maka kita dipulihkan, diampuni, dipindahkan dari maut ke dalam hidup yang kekal -Yohanes 5:24.
Saudara, dalam kelompok pemuridan diskusikan, kapan engkau pertama kali mendengar Injil keselamatan.
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Ada berapakah buah Roh?
Apakah syarat buah Roh yang ada pada seseorang bertumbuh dalam dengan lebat?
Seseorang yang telah menerima Kristus, akan ada perbedaan yang signifikan dalam dirinya, salah satunya adalah karena Tuhan memberikan benih yang baru di dalam hatinya.
“Karena kamu telah dilahirkan kembali bukan dari benih yang fana, tetapi dari benih yang tidak fana, oleh firman Allah, yang hidup dan yang kekal.” (1 Petrus 1:23).
Benih yang baru, artinya memang benih ini Tuhan berikan kepada orang yang telah dilahirkan kembali.
Benih ini pula yang akan memampukan seseorang untuk bertumbuh dengan sifat-sifat, karakter bahkan arah hidup yang berbeda dari sebelum dia menerima benih.
Orang yang pemarah menjadi orang yang lemah lembut, orang yang pendendam menjadi orang yang penuh kasih, dan seterusnya.
Itu semua dikerjakan oleh Roh Kudus yang membuat kita mampu untuk memiliki buah Roh Kudus, yaitu: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri.
Tiga diantaranya:
Buah Roh sukacita bukanlah kegembiraan karena kita mendapat undian berhadiah misalnya, sukacita yang dari Roh tidak bergantung pada apa yang terjadi di sekeliling. Ketika seseorang mengalami tekanan dalam kehidupan, misalnya kesulitan ekonomi, buah Roh sukacita, akan membuat dia tetap tegar dan memiliki pengharapan di dalam Kristus.
Buah Roh damai sejahtera itu laksana seseorang yang sedang menumpang kapal dengan Kristus sebagai Nahkoda. Di tengah gelombang yang dahsyat pun kita akan tetap memiliki damai sejahtera. Sukacita dan damai sejahtera yang dari Roh itulah yang kan memberikan kepada kita kebahagian yang sejati, bukan kebahagian yang semu karena hal-hal yang berasal dari dunia. Misalnya kekayaan, kenaikan jabatan dan sebagainya.
Buah Roh kesabaran, betapa kita membutuhkan hal ini. Karena kita hidup di jaman yang serba cepat, instan dan ini bisa kita saksikan di lingkungan sekitar kita, khususnya di kota besar seperti di Jakarta atau Bandung. Di jalan, semua orang ingin paling cepat, bahkan di perlintasan kereta api pun orang tidak sabar untuk sekedar menunggu. Kesabaran juga kita butuhkan, ketika kita sedang bersekutu dengan Tuhan, kita tidak terburu-buru untuk segera selesai, kita juga sabar untuk menantikan jawaban dari doa dan permohonan kita kepada Tuhan.
Buah Roh ketika itu berkembang dengan lebat, itu juga tanda kedewasaan rohani seseorang.
Saudara, dalam kelompok pemuridan diskusikan, dari ke sembilan buah Roh, buah Roh manakah yang lebih menonjol dan buah Roh manakah yang bahkan belum tampak dalam kehidupan?
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Apakah syarat utama seseorang tidak hidup dalam daging?
Ada berapakah perbuatan daging dari ayat yang kita baca?
Keinginan daging atau dalam Alkitab King James disebut “lust of the flesh” atau dalam Alkitab International Standard Version “desires of the flesh”, adalah istilah yang hanya ada di Alkitab.
Kita mengenal apa itu keinginan atau nafsu dan kita tahu apa itu daging, seperti daging sapi atau daging manusia.
Tetapi “keinginan daging” adalah istilah yang ada di Alkitab dan istilah tersebut merujuk pada hal yang buruk yang seharusnya tidak kita lakukan.
Firman Allah dengan tegas memaparkan dua hal yang saling berlawanan: keinginan daging dan keinginan Roh.
Keinginan daging adalah perilaku berdosa yang salah dan menjadi penghambat pertumbuhan rohani seseorang.
Perbuatan daging pada ayat 19: percabulan, kecemaran, hawa nafsu. Istilah asli dalam Bahasa Yunani, agaknya cukup sulit diterjemahkan baik dalam Bahasa Inggris maupun Bahasa Indonesia.
Ketika membandingkan dalam beberapa terjemahan Alkitab, kata yang digunakan tidak sama persis, tetapi semuanya mengacu kepada dosa yang serupa, yaitu dosa seksual.
Percabulan: amoralitas seksual dalam bentuk apapun, termasuk pornografi, perzinahan, perilaku seksual yang menyimpang termasuk LGBT.
Kecemaran: keadaan ketidakmurnian moral terutama dalam kaitannya dengan dosa seksual.
Hawa nafsu: dari kata ἀσέλγεια (aselgeia) dalam Bahasa Yunani, yang artinya: ketidaksenonohan (kadang-kadang disertai dengan sifat buruk lainnya), kotor, kebejatan.
Perbuatan daging pada ayat 20, maknanya lebih jelas, lebih mudah dipahami, yaitu: penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah.
Dua diantaranya:
Penyembahan berhala: hanya Tuhan yang patut disembah, salah dan berdosa kalau kita menyembah, mengagungkan, mendewakan hal-hal lain, selain dari Allah. Hal lain itu termasuk: harta benda, jabatan, hobby dan hal-hal lain yang bisa membuat hati kita berpaling dari Tuhan.
Perselisihan: ἔρις (eris) dalam bahasa Yunani yang artinya pertengkaran, pertikaian, perdebatan, perbedaan pendapat. Dalam hal ini tentu kita perlu waspada. Karena berbeda pendapat itu bagi sebagian besar orang adalah hal yang wajar. Tetapi jika mempelajari makna kata ini dalam bahasa Yunani, hal yang wajar itu menjadi berdosa ketika menyebabkan pertengkaran, pertikaian, sehingga lanjut menjadi saling membentak bahkan hingga adu jotos. Jadi, sebelum kita menjadi berdosa, ketika kita beradu argumen, kita perlu berhenti untuk merenung, berpikir dan tidak membiarkan emosi kita meluap tidak terbendung.
Saudara, Tuhan menghendaki agar kita hidup oleh Roh, agar kita tidak menuruti keinginan daging. Sebab keinginan daging berlawanan dengan keinginan Roh dan keinginan Roh berlawanan dengan keinginan daging, karena keduanya bertentangan.
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Perilaku apa yang menonjol dalam kehidupan jemaat yang mula-mula?
Dalam berapa kali seminggu mereka berkumpul di bait Allah?
Komunitas yang terbentuk dari orang-orang yang bertobat oleh khotbah yang disampaikan para rasul, sangatlah khas.
Mereka bertemu setiap hari di Bait Allah, mereka memecahkan roti setiap hari di rumah-rumah secara bergilir.
Mereka bahkan menjual harta mereka dan membagikan kepada yang lebih membutuhkan.
Apakah ini komunitas yang ideal? Alkitab justru tidak mencatat bahwa hal seperti ini terus berlanjut di waktu-waktu berikutnya.
Kita tidak tahu berapa lama cara hidup ini berlangsung.
Dengan demikian yang patut ditiru pada masa kini, bukanlah berapa sering kita melakukan ibadah baik dalam komunitas yang besar maupun dalam komunitas yang kecil.
Yang lebih penting adalah esensi atau kualitas dari fellowship atau persekutuan yang terwujud melalui komunitas-komunitas yang kita jalani.
Ada banyak nilai yang penting, lima di antaranya yang bisa kita pelajari dari kehidupan jemaat yang mula-mula:
Mereka memiliki gairah yang dalam untuk bersekutu: bersahabat, memiliki hubungan yang dekat, akrab.
Mereka berkumpul dan berdoa: saling berbagi beban doa, saling mendoakan dengan sungguh-sungguh. Pergumulan yang disampaikan, bukan untuk dibicarakan tetapi untuk didoakan.
Mereka sungguh murah hati sehingga rela untuk menjual harta milik mereka. Saat ini kita mungkin tidak dituntut harus menjual harta kita, tentu kecuali ada dorongan yang jelas dari Roh Kudus. Tetapi kita bisa belajar untuk menjadi orang yang murah hati.
Mereka bertekun dalam pengajaran Firman. Hal yang sangat baik untuk kita bisa tiru. Kita bersedia untuk dipimpin oleh seseorang yang kita hormati, dan belajar bersama-sama. Belajar apa? Belajar Alkitab, menggali nilai-nilai dalam Firman Tuhan bersama-sama dan menerapkannya dalam kehidupan.
Dalam komunitas yang dilaksanakan secara intensif, mereka akan saling bertanggung jawab, istilahnya di masa kini: akuntabilitas yaitu bentuk pertanggungjawaban dari apa yang dilakukan oleh seseorang. Akuntabilitas akan menjaga kehidupan kita untuk tetap pada jalur yang benar, adanya akuntabilitas membuat seseorang tidak bisa bertindak semaunya sendiri, karena dia tahu ada orang yang mengawasi dan menunggu pertanggungjawaban dari apa yang dia lakukan.
Saudara, sudahkah engkau memiliki komunitas rohani untuk saling berbagi, entah itu di sekolah, kampus, di kantor atau di gereja.
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Apa yang menyebabkan jemaat ketakutan?
Apa yang dimaksud dengan memecahkan roti?
Saat ini konsep tentang komunitas telah dikenal secara luas. Misalnya komunitas gowes, komunitas pendaki gunung, komunitas Ibu-ibu RT, dan sebagainya.
Wikipedia menulis tentang komunitas: Kami bertemu karena hobi dan atau profesi yang sama, setelah itu menjadi teman, sahabat dan keluarga.
Sudah banyak yang sudah kami lalui bersama-sama, meskipun banyak orang yang datang, tapi sedikit yang akan bertahan dengan tujuan kami.
Seperti halnya ribuan teman yang kita miliki tapi hanya sedikit sahabat yang kita miliki.
Kata “Komunitas” yang dalam Bahasa Inggris disebut “Community” adalah gabungan dari dua kata yaitu Common (sama) dan Unity (Kesatuan).
Komunitas merupakan kumpulan orang-orang yang mempunyai tujuan yang sama, mempunyai misi yang sama, atau mempunyai nilai-nilai yang sama.
Entah itu dikarenakan mereka datang dari daerah yang sama, atau punya pengalaman yang sama atau punya hobi yang sama dan lain sebagainya.
Alkitab mencatat bagaimana kehidupan umat Tuhan di gereja yang mula-mula.
Bagaimana komunitas yang terjadi oleh karena orang-orang yang bertobat setelah pemberitaan Injil para Rasul.
“Mereka bertekun dalam pengajaran rasul-rasul dan dalam persekutuan. Dan mereka selalu berkumpul untuk memecahkan roti dan berdoa.” (Kisah Para Rasul 2:42).
Ini adalah contoh sebuah komunitas rohani yang dibangun atas dasar kasih kepada Tuhan. Mereka melakukan:
Bertekun dalam pengajaran: artinya mereka bersama-sama belajar Firman Tuhan yang disampaikan oleh para rasul. Saat ini komunitas seperti ini bisa dilakukan dalam kelompok pemuridan, dikenal sebagai kelompok Pemahaman Alkitab (P.A.), dimana terdapat pemimpin PA dan mereka yang dimuridkan.
Bertekun dalam persekutuan: artinya mereka belajar bertumbuh dalam komunitas yang lebih besar. Saat ini pun di gereja GKKD mengadopsi konsep ini. Selain kelompok pemuridan, juga terdapat komunitas yang lebih besar yaitu: persekutuan. Misalnya persekutuan Mahasiswa Universitas “A”, persekutuan pelajar SMA “B”, persekutuan keluarga di kompleks perumahan “C”.
Jemaat mula-mula juga berkumpul untuk memecahkan roti dan berdoa. Memecahkan roti artinya mereka melakukan perjamuan kudus dan berdoa. Bukankah ini juga yang sudah dilakukan setiap hari Rabu minggu pertama dan ketiga. Para diaken, khususnya diundang untuk hadir dalam persekutuan doa Rabu.
Pertemanan yang terwujud dalam komunitas dimana kita berada, akan sangat mempengaruhi kehidupan sosial dan kehidupan rohani kita.
“Janganlah kamu sesat: Pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yang baik.” (1 Korintus 15:33).
Saudara, dalam kelompok pemuridan ceritakan pengalamanmu dalam berkomunitas, apakah itu di kampus, di tempat kerja atau di gereja.
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Kondisi seperti apa yang dikatakan oleh Daud sebagai sesuatu yang baik dan indah?
Darimana minyak atau berkat itu mengalir?
Kemanakah Tuhan memerintahkan berkatNya turun?
“Diam bersama dengan rukun”. Apa yang saudara pikirkan ketika mendengar kalimat ini?
Kalimat ini terdengar indah, tapi sejujurnya sangat tidak mudah untuk mempraktekannya.
Kebanyakan orang, semakin diam bersama justru semakin berkonflik.
Sesama anggota keluarga seringkali lebih ramah dan lebih toleransi kepada teman-teman daripada anggota keluarganya sendiri.
Sesama pekerja Tuhan seringkali lebih bisa akur ketika hanya bertemu sesekali dalam suatu pertemuan rohani dibandingkan bekerja sama dalam suatu kepanitiaan yang memerlukan komunikasi lebih sering.
Bagaimanapun, semakin kita mengenal dan berhubungan, kita akan semakin tahu kekurangan dan perbedaan yang ada.
Hal ini bukanlah hal yang mudah untuk diterima.
Mungkin itu sebabnya, mengapa di zaman teknologi ini orang lebih suka berhubungan jarak jauh, seperti melalui sosial media, chatonline daripada jarak dekat.
Bahkan aplikasi dating online menjadi populer di zaman sekarang.
Namun, Firman Tuhan berkata bahwa ketika saudara-saudara diam bersama dengan rukun, hal itu sungguh baik dan indah.
Tidak semua yang baik itu indah, dan tidak semua yang indah adalah baik.
Tetapi ketika umat Tuhan rukun, kedua kata ini berdiam bersama.
Hal ini menggambarkan betapa pentingnya KERUKUNAN di mata Tuhan dan kerukunan yang dimaksud, bukanlah kerukunan pura-pura karena harus dipraktekkan dalam jarak dekat saat diam bersama.
Kita sangat membutuhkan kasih karunia Tuhan untuk bisa saling menerima, mengampuni dan rukun.
Mengapa kita perlu mengusahakan kerukunan? Karena kesanalah Tuhan memerintah berkat-berkatNya.
Artinya, tanpa kerukunan, sangat sulit berkat Tuhan tercurah.
Bukan karena Tuhan tidak mau memberkati, tapi karena kita sendiri yang membatasi Tuhan bekerja.
Puji Tuhan karena Tuhan tidak hanya memerintahkan kita untuk hidup rukun, tetapi Ia juga menjanjikan pertolongan dan pengurapanNya bagi kita yang mau taat mengusahakan kerukunan.
Di akhir tahun 2024 ini, renungkan bagaimana hubungan Saudara dengan anggota keluarga, adakah relasi yang perlu dipulihkan? Juga renungkan bagaimana hubungan dengan rekan kerja, dan juga rekan pelayanan.
Adakah langkah yang Saudara tahu perlu dilakukan, namun masih ditunda sejauh ini?
Maukah Saudara melangkah lebih dulu untuk memperbaiki hubungan?
Mari kita membuat satu resolusi baru untuk mengusahakan kerukunan.
Izinkan Tuhan memulihkan dan mencurahkan berkat-berkatNya yang tak terbatas agar Saudara mengalami terobosan di tahun 2025.
Pikirkanlah satu tindakan nyata yang bisa Saudara lakukan dalam rangka mengusahakan kerukunan di tengah komunitas Saudara, baik itu keluarga, tempat kerja, pelayanan, dan lain-lain. Bagikanlah niat Saudara sehingga jika memungkinkan hal ini dikerjakan bersama-sama.