Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya dan secara khusus hafalkanlah Filipi 3:17.
Di dalam kehidupan gereja maka siapakah yang harus kita teladani dan perhatikan?
Pemimpin yang bagaimanakah yang perlu kita waspadai dan hindari di dalam gereja?
Menurut saudara apakah ciri-ciri dari pemimpin yang harus kita teladani?
Di dalam gereja lokal atau rumah Tuhan selalu ada pemimpin jemaat dan jemaat.
Pemimpin tidak hanya memiliki posisi sebagai pemimpin tetapi mereka juga harus berfungsi.
Dan dalam hal fungsi maka pemimpin harus menjadi teladan bagi jemaat dan dalam teladan ini maka pemimpin harus sudah meneladani kehidupan dari Yesus.
“Jadilah pengikutku, sama seperti aku juga menjadi pengikut Kristus.”(I Korintus 11:1).
”Sebab itu aku menasihatkan kamu: turutilah teladanku!”(I Korintus 4:16).
Rasul Paulus mengajarkan bahwa seorang pemimpin yang menjadi teladan ketika mereka telah meneladani kehidupan Yesus dimana mereka telah menghidupi prinsip-prinsip yang dimiliki oleh Yesus, diantaranya:
Mereka hanya mau mengenal Yesus sebagai kebutuhan yang utama dalam hidup mereka. ”Yang kukehendaki ialah mengenal Dia dan kuasa kebangkitan-Nya dan persekutuan dalam penderitaan-Nya, di mana aku menjadi serupa dengan Dia dalam kematian-Nya.”(Filipi 3:10).
Mereka telah menghidupi kehidupan Yesus dalam segala aspek hidup mereka sehingga Yesus yang terlihat dalam hidup mereka. ”Namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku. Dan hidupku yang kuhidupi sekarang di dalam daging, adalah hidup oleh iman dalam Anak Allah yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku.”(Galatia 2:20).
Mereka telah mengalami kehidupan yang mengosongkan diri mereka dan telah diisi oleh pikiran dan perasaan Yesus. ”Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus, yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan,melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia.”(Filipi 2:5-7).
Pemimpin yang kita teladani yang telah menghidupi kehidupan Yesus maka mereka memiliki kehidupan Yesus dan teladan itulah yang kita tularkan kepada seluruh jemaat.
”Tetapi engkau telah mengikuti ajaranku, cara hidupku, pendirianku, imanku, kesabaranku, kasihku dan ketekunanku.”(II Timotius 3:10).
Diskusikanlah dalam komunitas saudara teladan apakah yang sudah saudara hidupi melalui pemimpinmu!
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya dan secara khusus hafalkanlah Filipi 3:10.
Hal-hal apakah yang harus menjadi kerinduan dalam diri kita agar kita dapat menjadi serupa dengan Yesus dalam kematian-Nya?
Apakah yang akan kita alami ketika kita selalu mengalami keserupaan dengan Yesus dalam kematian-Nya?
Apakah yang harus menjadi tekad kita agar panggilan Tuhan direalisasikan dalam hidup kita?
Ketika Yesus ada di dunia ini Dia mengalami kematian dan kebangkitan dan sekarang duduk di sebelah kanan Allah Bapa dan sebelum kematian-Nya Dia banyak mengalami penderitaan.
Penderitaan-Nya membawa Dia dimuliakan oleh Bapa.
Peristiwa kelahiran kembali yang kita alami melalui kepercayaan kita kepada kematian dan kebangkitan Yesus serta menerima Dia dalam hati kita membuat kita punya pemahaman bahwa hidup kita bukan milik kita lagi melainkan milik Kristus.
Kepemilikan Yesus terhadap hidup kita harus dimulai dengan cara memahami bahwa kita harus dibaptis dalam kematian Yesus.
“Sebab aku telah mati oleh hukum Taurat untuk hukum Taurat, supaya aku hidup untuk Allah. Aku telah disalibkan dengan Kristus; namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku. Dan hidupku yang kuhidupi sekarang di dalam daging, adalah hidup oleh iman dalam Anak Allah yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku.”(Galatia 2:19-20).
“Atau tidak tahukah kamu, bahwa kita semua yang telah dibaptis dalam Kristus, telah dibaptis dalam kematian-Nya? Karena kita tahu, bahwa manusia lama kita telah turut disalibkan, supaya tubuh dosa kita hilang kuasanya, agar jangan kita menghambakan diri lagi kepada dosa. Sebab siapa yang telah mati, ia telah bebas dari dosa. Jadi jika kita telah mati dengan Kristus, kita percaya, bahwa kita akan hidup juga dengan Dia.”(Galatia 6:3, 6-8).
Pengakuan kematian dan kebangkitan Yesus di dalam hidup kita harus terjadi setiap hari dan bukan hanya ketika kita mengalami kelahiran kembali.
Oleh sebab itu, kita harus hidup dalam persekutuan dengan kematian Yesus melalui penyangkalan diri dan pikul salib.
”Lalu Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: “Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku.” (Matius 16:24).
”Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, ia tidak layak bagi-Ku.” (Matius 10:38).
”Jadi, karena Kristus telah menderita penderitaan badani, kamu pun harus juga mempersenjatai dirimu dengan pikiran yang demikian, — karena barangsiapa telah menderita penderitaan badani, ia telah berhenti berbuat dosa.”(I Petrus 4:1).
Dengan senantiasa bersekutu dalam penderitaan Yesus maka kita selalu hidup dalam kematian Yesus, dengan demikian kita berhak dengan kebangkitan Yesus dalam hidup kita dan senantiasa mengalami kehidupan Yesus Kristus setiap saat.
Diskusikanlah dalam komunitas saudara bagaimana saudara dapat senantiasa bersekutu dalam penderitaan Yesus melalui penyangkalan diri dan pikul salib!
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya dan secara khusus hafalkanlah Kisah Para Rasul 15:28.
Untuk kebutuhan yang strategis bagi pekerjaan Tuhan dan gereja mula-mula maka keputusan dari siapakah yang mereka harus jalankan?
Bersama dengan siapakah rasul-rasul mengambil keputusan tersebut?
Hal apakah yang akan dialami oleh jemaat ketika keputusan dari rasul-rasul dilakukan dengan pimpinan dari Roh Kudus?
Dalam kehidupan sehari-hari kita selalu diperhadapkan untuk mengambil keputusan setiap saat dalam berbagai hal, diantaranya untuk pekerjaan, pernikahan, persoalan keluarga, pelayanan, keuangan dimana kadangkala kita harus mengambil keputusan melalui berbagai pertimbangan.
Dari pengalaman yang ada tidak sedikit diantara kita yang mengalami kegagalan ketika mengambil keputusan untuk persoalan-persoalan yang kita hadapi dan berakhir dengan sebuah keputusasaan.
Tuhan sedang mengajarkan kita suatu pola untuk mengambil keputusan dengan cara mengandalkan Tuhan sehingga setiap keputusan yang kita ambil selalu melalui pertolongan dari Roh Kudus sehingga dilahirkanlah istilah keputusan Roh Kudus dan keputusan kami.
Roh Kudus yang menanamkan penyataan-Nya dalam hati kita untuk segala hal yang kita putuskan dan tentunya pernyataan tersebut adalah dari Bapa melalui suara Roh Kudus.
“Karena kepada kita Allah telah menyatakannya oleh Roh, sebab Roh menyelidiki segala sesuatu, bahkan hal-hal yang tersembunyi dalam diri Allah. Siapa gerangan di antara manusia yang tahu, apa yang terdapat di dalam diri manusia selain roh manusia sendiri yang ada di dalam dia? Demikian pulalah tidak ada orang yang tahu, apa yang terdapat di dalam diri Allah selain Roh Allah. Kita tidak menerima roh dunia, tetapi roh yang berasal dari Allah, supaya kita tahu, apa yang dikaruniakan Allah kepada kita.”(I Korintus 2:10-12).
Dan Tuhan akan menyatakan keputusan-Nya kepada kita melalui hikmat-Nya yang ditanamkan di dalam hati kita.
”Dan karena kami menafsirkan hal-hal rohani kepada mereka yang mempunyai Roh, kami berkata-kata tentang karunia-karunia Allah dengan perkataan yang bukan diajarkan kepada kami oleh hikmat manusia, tetapi oleh Roh. Tetapi manusia duniawi tidak menerima apa yang berasal dari Roh Allah, karena hal itu baginya adalah suatu kebodohan; dan ia tidak dapat memahaminya, sebab hal itu hanya dapat dinilai secara rohani.”(I Korintus 2:13-14).
Jadi kita harus berjalan dalam hikmat Tuhan dan hikmat Tuhan itu selalu kita peroleh dari setiap pergaulan kita dengan Firman Tuhan dengan cara membaca, mendengar, merenungkan, memperkatakan serta mendoakan Firman Tuhan, sehingga melalui Firman Tuhan berbicara kepada kita itulah Allah menyatakan kehendak-Nya dan kita setiap saat selalu memutuskan segala sesuatu dengan tepat.
Dan Allah mendesak kita untuk meminta hikmat kepada-Nya agar dalam segala hal keputusan yang kita ambil selalu berdasarkan pimpinan Roh Kudus.
”Tetapi apabila di antara kamu ada yang kekurangan hikmat, hendaklah ia memintakannya kepada Allah, — yang memberikan kepada semua orang dengan murah hati dan dengan tidak membangkit-bangkit —, maka hal itu akan diberikan kepadanya.”(Yakobus 1:5).
Oleh karena itu marilah kita senantiasa membangun persekutuan yang dalam dengan Firman Tuhan sehingga hati kita senantiasa diisi oleh Firman-Nya dan dapat mengambil keputusan dengan pertolongan Roh Kudus.
Diskusikanlah dalam komunitas saudara bagaimana Roh Kudus selalu menolong saudara dalam mengambil keputusan dalam segala hal!
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya dan secara khusus hafalkanlah Kisah Para Rasul 13:2.
Siapakah yang mengarahkan Barnabas dan Saulus untuk berangkat ke Seleukia dan ke Siprus?
Pada saat apakah Roh Kudus mengarahkan nabi dan pengajar yang berada di Antiokhia?
Apakah bentuk arahan dari Roh Kudus ketika mereka beribadah kepada Tuhan dan berpuasa?
Yesus berkata bahwa Ia akan memberikan Roh Kudus-Nya kepada kita untuk menyertai seluruh kehidupan kita, bagi setiap kita yang sungguh-sungguh mengasihi Dia.
”Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku. Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya, yaitu Roh Kebenaran. Dunia tidak dapat menerima Dia, sebab dunia tidak melihat Dia dan tidak mengenal Dia. Tetapi kamu mengenal Dia, sebab Ia menyertai kamu dan akan diam di dalam kamu.”(Yohanes 14:15-17).
Selain sebagai Penolong, Roh Kudus juga berperan untuk memimpin kita di dalam seluruh kebenaran yang membuat kita dapat memahami jalan-jalan serta tuntunan Tuhan.
”Tetapi apabila Ia datang, yaitu Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran; sebab Ia tidak akan berkata-kata dari diri-Nya sendiri, tetapi segala sesuatu yang didengar-Nya itulah yang akan dikatakan-Nya dan Ia akan memberitakan kepadamu hal-hal yang akan datang.Ia akan memuliakan Aku, sebab Ia akan memberitakan kepadamu apa yang diterima-Nya dari pada-Ku.”(Yohanes 16:13-14).
Roh Kudus akan menyertai kita, menuntun kita ke dalam seluruh kebenaran dan menyatakan jalan-jalan-Nya kepada kita dan bagian kita adalah terus membangun kehidupan yang terhubung dengan Roh Kudus diantaranya adalah kehidupan yang beribadah kepada Tuhan melalui doa, pujian penyembahan serta berpuasa sampai Roh Kudus dapat berkata-kata kepada kita.
”Pada suatu hari ketika mereka beribadah kepada Tuhan dan berpuasa, berkatalah Roh Kudus: “Khususkanlah Barnabas dan Saulus bagi-Ku untuk tugas yang telah Kutentukan bagi mereka.” (Kisah Para Rasul 13:2).
Ketika kita berdoa, memuji dan menyembah kepada Tuhan maka Tuhan sendiri akan melimpahkan kekuatan serta jalan-jalan-Nya bagi kita, dimana Dia akan membalas doa kita dengan cara menyatakan jalan-jalan-Nya kepada kita.
”Tetapi jika engkau berdoa, masuklah ke dalam kamarmu, tutuplah pintu dan berdoalah kepada Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu.”(Matius 6:6).
Demikian juga ketika kita berpuasa maka Ia akan menyatakan jalan-jalan dan petunjuk-petunjuk-Nya untuk kehidupan kita dimana dalam hal berpuasa, ketika kita merendahkan diri, maka Tuhan akan membuat pemulihan terjadi, sehingga Dia akan mengarahkan kita kepada jalan-jalan-Nya bagi kehidupan kita dalam pekerjaan, pelayanan, keluarga dan pergaulan serta kehidupan sehari-hari.
”Dan umat-Ku, yang atasnya nama-Ku disebut, merendahkan diri, berdoa dan mencari wajah-Ku, lalu berbalik dari jalan-jalannya yang jahat, maka Aku akan mendengar dari sorga dan mengampuni dosa mereka, serta memulihkan negeri mereka.”(II Tawarikh 7:14).
Diskusikanlah dalam komunitas saudara bagaimana Tuhan mengarahkan jalan-jalan-Nya ketika saudara membangun persekutuan dengan Dia melalui doa, pujian dan penyembahan serta puasa!
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Apakah doa Paulus untuk jemaat di Efesus?
Setelah meminta supaya jemaat Efesus memahami kasih, apalagi yang didoakan Paulus?
Apakah perbedaan memahami dan mengenal kasih Allah?
“dan dapat mengenal kasih itu, sekalipun ia melampaui segala pengetahuan. Aku berdoa, supaya kamu dipenuhi di dalam seluruh kepenuhan Allah.” (Efesus 3:19).
Surat Rasul Paulus kepada jemaat di Efesus adalah salah satu surat yang tidak didasari adanya masalah dalam jemaat di Efesus.
Surat-surat Rasul Paulus lainnya ditulis sebagai jawaban atas masalah-masalah dalam jemaat.
Tujuan Rasul Paulus menulis surat kepada jemaat di Efesus adalah kerinduan agar jemaat bertumbuh dalam iman, kasih, hikmat dan pernyataan Bapa yang mulia.
Paulus dengan sungguh-sungguh menginginkan agar hidup jemaat layak di hadapan Tuhan Yesus.
Oleh karena itu, Paulus berusaha menguatkan iman dan dasar rohani jemaat dengan menyatakan maksud kekal Allah dalam penebusan oleh Kristus.
Doa Paulus untuk jemaat adalah
1) supaya Kristus diam di dalam kehidupan jemaat, 2) supaya jemaat memahami kasih Allah, 3) supaya jemaat mengenal kasih yang melampaui segala akal dan pada akhirnya 4) Supaya jemaat dipenuhi dalam kepenuhan Allah.
Seperti itulah urutan pertumbuhan orang percaya, menerima Kristus, bertumbuh dalam pemahaman akan Kristus, bertumbuh dalam pengenalan atau pengalaman bersama Kristus dan mengalami kepenuhan Allah.
Dalam proses pertumbuhan itu Roh Kudus yang akan berperan, mulai dari awal sampai akhir, meneguhkan dan menguatkan.
Memahami kasih Allah. Memahami adalah awal dari proses iman.
Memahami berkaitan dengan pengetahuan kepada kebenaran firman.
Melalui pengetahuan terhadap kasih Allah, maka terjadi pembaharuan budi -Roma 12:2.
Melalui pemahaman akan firman Tuhan, kita sedang berusaha untuk memiliki pikiran yang di atas -Kolose 3:2.
Jadi, belajar Alkitab dengan sungguh-sungguh adalah bagian penting dari proses pertumbuhan.
Ingatlah bahwa iman itu dimulai dari mendengar firman Allah.
Mengenal Kasih Allah. Pemahaman kepada kasih Allah harus dilanjutkan dengan mengenal kasih Allah.
Mengenal kasih Allah berarti pengetahuan akan kasih Allah berubah menjadi pengalaman.
Awalnya tahu, tetapi kemudian mengalami, sekalipun kasih itu melampaui akal budi.
Pengalaman rohani adalah bagian penting untuk terus bertumbuh.
Dipenuhi dalam seluruh kepenuhan Allah. Setiap pertumbuhan iman menuju kepada satu titik, kita mengalami kepenuhan Allah.
Kita memiliki Karakter Allah dan kita memiliki kuasa Allah.
Kehadiran Allah nyata dalam hidup kita, dan dilihat orang-orang di sekitar kita.
Diskusikan dalam kelompok PA, bagaimana caranya supaya kehadiran Allah dirasakan dan dialami kemudian dipancarkan kepada orang lain.
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Mengapa Paulus selalu mengakhiri suratnya dengan kalimat “kasih karunia…menyertai kamu”?
Mengapa Dalam 2 Korintus 13:13 Paulus menambahkan kalimat “Persekutuan Roh Kudus”?
Apa yang dimaksud dengan “Persekutuan Roh Kudus Menyertai kita”?
“Kasih karunia Tuhan Yesus Kristus, dan kasih Allah, dan persekutuan Roh Kudus menyertai kamu sekalian.” (2 Korintus 3:13).
Rasul Paulus dipilih Tuhan untuk menjadi Rasul bagi bangsa-bangsa bukan Yahudi.
Rasul Paulus yang pada mulanya sangat membenci orang Kristen dipakai Tuhan untuk menjadi pembawa kabar baik bagi dunia.
Kalau memperhatikan Alkitab Perjanjian baru, 13 kitab ditulis melalui Ilham Roh Kudus oleh Rasul Paulus.
Salah satu ciri yang menarik dari surat Rasul Paulus, baik kepada jemaat maupun kepada anak-anak rohaninya, adalah mengawali dan mengakhiri dengan doa berkat atau salam yang berisi kalimat “Kasih karunia Tuhan menyertai kamu”.
Tentu ini bukanlah kebetulan, tetapi Paulus ingin para penerima suratnya menyadari bahwa permulaan hidup orang percaya adalah karena kasih karunia, perjalanan hidup juga karena kasih karunia demikian juga saat menyelesaikan tugas di bumi karena kasih karunia. Kita hidup dari kasih karunia kepada kasih karunia -Yohanes 1:16.
Mengerti atau memahami kasih karunia sangat penting, karena itu adalah kasih Allah, yang kita terima bukan karena kita layak, tetapi karena Allah yang Baik berinisiatif mengasihi kita tanpa syarat.
Khusus dalam 2 Korintus 13:13, Rasul Paulus menambahkan kalimat “Persekutuan Roh Kudus” untuk melengkapi kasih itu mengalir dari Allah Tritunggal.
Kasih Allah yang sempurna itu diberikan kepada kita semua orang percaya.
Salah satu bukti kasih Allah adalah Roh Kudus di dalam kita.
Saudara, persekutuan dengan Roh Kudus adalah tanda kehidupan orang Kristen dalam penyertaan Tuhan.
Penyertaan Tuhan membuat hamba-hamba-Nya berhasil dalam kehidupannya. Ingatlah kisah Yusuf, bagaimana dia disertai Tuhan dan berhasil menjadi seorang penguasa di Mesir.
Orang-orang yang disertai Tuhan hidup dari kemenangan yang satu kepada kemenangan yang lain.
Tuhan Yesus disebut sebagai Imanuel, artinya Allah beserta kita.
Saudara, kita dalam persekutuan dengan Roh Kudus adalah orang-orang yang disertai Tuhan.
Sekalipun mungkin memiliki keterbatasan dan kelemahan, tapi kalau Tuhan menyertai kita, siapakah yang dapat melawan kita untuk berhasil? tidak ada.
Setiap bangun pagi, dalam saat teduh bangunlah persekutuan dengan Roh Kudus, minta pimpinan-Nya dan minta supaya dipenuhi Roh Kudus.
Deklarasikan, bahwa kita adalah orang-orang disertai Tuhan.
Diskusikan dengan rekan-rekan PA, bagaimana membangun persekutuan yang intim dengan Roh Kudus dan bagaimana menyadari Penyertaan Tuhan setiap hari.