Sabtu, 23 Agustus 2025

BERDOA UNTUK BANYAK ORANG DISELAMATKAN

Penulis : Pnt. Leonardo Mangunsong

This image has an empty alt attribute; its file name is D1.png

Pembacaan Alkitab Hari ini : 

ROMA 10:1-3

Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya dan secara khusus hafalkanlah Roma 10:1.

This image has an empty alt attribute; its file name is D2.png
  1. Hal-hal apakah yang dilakukan oleh orang-orang di dunia ini yang menyebabkan mereka tidak mengalami perjumpaan dengan pencipta mereka?
  2. Terhadap siapakah sebenarnya mereka tidak takluk atau tunduk?
  3. Apakah yang menjadi keinginan hati dan doa rasul Paulus kepada Tuhan untuk orang-orang yang tidak mengenal Allah?
This image has an empty alt attribute; its file name is D3.png

Banyak orang di dunia ini yang sedang membangun sebuah pemahaman tentang Tuhan dengan pengertian mereka sendiri yang pada akhirnya mereka tidak takluk kepada kebenaran Allah termasuk tidak takluk kepada Allah.

“Sebab, oleh karena mereka tidak mengenal kebenaran Allah dan oleh karena mereka berusaha untuk mendirikan kebenaran mereka sendiri, maka mereka tidak takluk kepada kebenaran Allah.” (Roma 10:3).

Akibat dari pemahaman yang salah itu menyebabkan mereka tidak bertemu dengan Allah, yang pada akhirnya mereka hidup di dalam dosa dan dijerat oleh dosa.

“Dan karena mereka tidak merasa perlu untuk mengakui Allah, maka Allah menyerahkan mereka kepada pikiran-pikiran yang terkutuk, sehingga mereka melakukan apa yang tidak pantas: penuh dengan rupa-rupa kelaliman, kejahatan, keserakahan dan kebusukan, penuh dengan dengki, pembunuhan, perselisihan, tipu muslihat dan kefasikan. Mereka adalah pengumpat, pemfitnah, pembenci Allah, kurang ajar, congkak, sombong, pandai dalam kejahatan, tidak taat kepada orang tua, tidak berakal, tidak setia, tidak penyayang, tidak mengenal belas kasihan. Sebab walaupun mereka mengetahui tuntutan-tuntutan hukum Allah, yaitu bahwa setiap orang yang melakukan hal-hal demikian, patut dihukum mati, mereka bukan saja melakukannya sendiri, tetapi mereka juga setuju dengan mereka yang melakukannya.” (Roma 1:28-32).

Namun Allah telah mengaruniakan jalan melalui Anak-Nya yaitu Yesus Kristus agar mereka tidak binasa.

Oleh sebab itu Tuhan membangkitkan kita agar memiliki belas kasihan Tuhan agar Kabar Baik berita keselamatan sampai kepada seluruh manusia di dunia ini.

Hal-hal yang harus kita miliki agar keselamatan dapat sampai kepada mereka, yaitu:

  1. Kita harus memiliki keinginan hati agar mereka diselamatkan disertai dengan belas kasihan dari Tuhan dengan cara melihat dunia ini dengan kacamata Tuhan. “Kata Yesus kepada mereka: “Makanan-Ku ialah melakukan kehendak Dia yang mengutus Aku dan menyelesaikan pekerjaan-Nya. Bukankah kamu mengatakan: Empat bulan lagi tibalah musim menuai? Tetapi Aku berkata kepadamu: Lihatlah sekelilingmu dan pandanglah ladang-ladang yang sudah menguning dan matang untuk dituai.” (Yohanes 4:34-35). “Melihat orang banyak itu, tergeraklah hati Yesus oleh belas kasihan kepada mereka, karena mereka lelah dan terlantar seperti domba yang tidak bergembala.” (Matius 9:36).
  2. Kita harus berdoa bagi orang banyak agar diselamatkan. “Saudara-saudara, keinginan hatiku dan doaku kepada Tuhan ialah, supaya mereka diselamatkan.” (Roma 10:1).

Karena itu marilah kita memiliki komitmen dan disiplin bertekun dalam doa serta antusias agar jiwa-jiwa yang terhilang dapat diselamatkan dan berjumpa dengan Yesus Kristus, sang Juruselamat.

Diskusikanlah dalam komunitas saudara bagaimana komitmen dan ketekunan saudara dalam berdoa untuk keselamatan dunia ini dan bangsa Indonesia!

Pembacaan Alkitab Setahun

Yeremia 38-41

Jumat, 22 Agustus 2025

BERDOA UNTUK PELAYAN MISI

Penulis : Pnt. Leonardo Mangunsong

This image has an empty alt attribute; its file name is D1.png

Pembacaan Alkitab Hari ini : 

MATIUS 9:35-38

Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya dan secara khusus hafalkanlah Matius 9:38.

This image has an empty alt attribute; its file name is D2.png
  1. Hal-hal apakah yang dilakukan oleh Yesus ketika Ia pergi ke kota-kota dan desa-desa?
  2. Siapakah yang dibutuhkan oleh Yesus agar dapat melakukan dan mengerjakan hal-hal yang Yesus telah perbuat?
  3. Apakah perintah dari Yesus untuk kita lakukan agar Bapa mengirimkan pekerja-pekerja yang dapat menuai tuaian di akhir zaman?
This image has an empty alt attribute; its file name is D3.png

Selama Yesus berada di dunia ini, Dia telah mengerjakan pekerjaan-pekerjaan Bapa dengan cara memberitakan Injil Kerajaan Allah dan melenyapkan segala penyakit dan kelemahan, serta mengajar orang-orang di rumah ibadah dengan berkeliling kota dan desa.

Tuhan juga memerintahkan agar kita juga mengerjakan pekerjaan yang telah dikerjakan oleh Yesus seperti Yesus telah mengerjakan pekerjaan Bapa.

“Maka Yesus menjawab mereka, kata-Nya: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya Anak tidak dapat mengerjakan sesuatu dari diri-Nya sendiri, jikalau tidak Ia melihat Bapa mengerjakannya; sebab apa yang dikerjakan Bapa, itu juga yang dikerjakan Anak.” (Yohanes 5:19).

“Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan melakukan juga pekerjaan-pekerjaan yang Aku lakukan, bahkan pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar dari pada itu. Sebab Aku pergi kepada Bapa.” (Yohanes 14:12).

Bapa membutuhkan kita untuk mengerjakan pekerjaan Bapa karena Yesus telah duduk di sebelah kanan Bapa maka kita harus melanjutkan pekerjaan yang pernah dilakukan oleh Yesus dengan cara memberitakan Injil Kerajaan Allah, melenyapkan segala penyakit dan semua kelemahan serta mengusir setan.

Itulah sebabnya Allah mengutus kita untuk melakukannya.

Hal-hal praktis yang harus kita lakukan untuk menjawab kebutuhan itu adalah:

  1. Kita harus berdoa agar ada orang-orang yang mau diutus untuk melakukan pekerjaan misi, karena Yesus telah berkata bahwa ketika kita dijanjikan untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar dari yang pernah dilakukan oleh Yesus, maka apapun yang kita minta maka Yesus akan melakukannya. Dalam hal ini meminta agar ada utusan-utusan misi. “Dan apa juga yang kamu minta dalam nama-Ku, Aku akan melakukannya, supaya Bapa dipermuliakan di dalam Anak. Jika kamu meminta sesuatu kepada-Ku dalam nama-Ku, Aku akan melakukannya.” (Yohanes 14:13-14). “Karena itu mintalah kepada tuan yang empunya tuaian, supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu.” (Matius 9:38).
  2. Kita harus berdoa untuk pekerja-pekerja misi agar Tuhan membuat segala hal yang mereka lakukan berhasil. “Berdoalah setiap waktu di dalam Roh dan berjaga-jagalah di dalam doamu itu dengan permohonan yang tak putus-putusnya untuk segala orang Kudus, juga untuk aku, supaya kepadaku, jika aku membuka mulutku, dikaruniakan perkataan yang benar, agar dengan keberanian aku memberitakan rahasia Injil.” (Efesus 6:18-19).

Marilah kita berkobar-kobar untuk berdoa bagi pelayan misi agar Injil Kerajaan Allah beroleh kemajuan di muka bumi khususnya di Indonesia.

Diskusikanlah dalam komunitas saudara bagaimana komitmen dan ketekunan saudara dalam berdoa bagi pekerja-pekerja misi di gereja ini!

Pembacaan Alkitab Setahun

Yeremia 35-37

Kamis, 21 Agustus 2025

LEBIH TAAT KEPADA ALLAH DARIPADA MANUSIA

Penulis : Pdt. Saul Rudy Nikson

This image has an empty alt attribute; its file name is D1.png

Pembacaan Alkitab Hari ini : 

KISAH PARA RASUL 5:26-29

Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.

This image has an empty alt attribute; its file name is D2.png
  1. Mengapa para pengawal membawa kedua Rasul tanpa kekerasan?
  2. Apa yang dimaksud para pemimpin Yahudi saat menyebut kedua rasul itu memenuhi Yerusalem dengan ajarannya?
  3. Apakah kita terlibat dalam memenuhi kota dengan injil?
This image has an empty alt attribute; its file name is D3.png

Tetapi Petrus dan rasul-rasul itu menjawab, katanya: “Kita harus lebih taat kepada Allah dari pada kepada manusia.” (Kisah Para Rasul 5:29).

Setelah mukjizat pembebasan dari penjara oleh malaikat (Kis 5:19-20), para rasul kembali mengajar di Bait Allah.

Imam Besar dan Saduki (yang menolak kebangkitan) memerintahkan penangkapan mereka lagi.

Situasi ini genting:

1) Otoritas Sanhedrin sedang diuji setelah kegagalan penahanan pertama.

2) Ketakutan pada Rakyat, penguasa khawatir rakyat akan memberontak jika rasul disakiti), karena masyarakat mengagumi mukjizat para rasul.

3) Ancaman Nyata, Sanhedrin berwenang menghukum mati.

Larangan mengajar “dalam nama Yesus” (Kis 4:18) kini diperkuat dengan tindakan represif.

Para rasul dibawa “dengan kekerasan”, menunjukkan eskalasi kekerasan otoritas.

Imam Besar menuduh: “Kami telah melarang kamu mengajar dalam Nama itu”.

Ini menegaskan otoritas manusia. “Namun kamu telah memenuhi Yerusalem dengan ajaranmu), Menuduh para rasul menghasut.

“Kamu hendak menanggungkan darah Orang itu kepada kami!”: Proyeksi rasa bersalah karena mereka terlibat dalam kematian Yesus.

Tuduhan ini justru mengungkap ketakutan para penguasa akan pengaruh Injil yang tak terbendung.

Respon Petrus dan rasul lain menjadi puncak teologis: “Kita harus lebih taat kepada Allah daripada kepada manusia.”

“Kita harus”, berarti ketaatan mutlak yang bersifat imperatif.

“Lebih taat kepada Allah”: Menegaskan hierarki otoritas tertinggi.

Pernyataan ini bukan pemberontakan politik, tetapi kesetiaan pada mandat ilahi (Kis 1:8).

Mereka memilih menanggung risiko (penjara, siksaan, kematian) demi menaati panggilan memberitakan kebenaran.

Ini adalah fondasi etika Kristen ketika otoritas manusia bertentangan dengan perintah Allah.

Saat aturan manusia melarang beribadah, membatasi Alkitab, atau memaksa menyangkal iman (seperti di tempat kerja/di kantor), prioritaskan ketaatan pada Allah (Contoh: Daniel 6:11).

Lakukanlah :

1) Bersaksi dengan Bijak: Taat bukan berarti konfrontatif. Petrus menghormati proses hukum, tetapi tak mengkompromikan kebenaran.

2) Gunakan hikmat: sampaikan kebenaran dengan sopan dan berani.

3) Hidup sebagai pengubah budaya, seperti rasul yang “memenuhi Yerusalem dengan ajaran”, hadirkan nilai Kerajaan Allah yang mengubahkan di lingkunganmu (mis: menolak korupsi berjamaah).

4) Pegang Janji Penyertaan: Allah tidak menjamin kita bebas dari aniaya, tetapi memberi kekuatan dan hikmat (Mat. 10:19) saat kita memilih taat kepada-Nya.

Diskusikan dalam kelompok PA, bagaimana caranya bersaksi dengan bijak dan tidak konfrontatif?

Pembacaan Alkitab Setahun

Yeremia 32-34

Rabu, 20 Agustus 2025

TETAP TAAT SEKALIPUN BANYAK ANCAMAN

Penulis : Pdt. Saul Rudy Nikson

This image has an empty alt attribute; its file name is D1.png

Pembacaan Alkitab Hari ini : 

KISAH PARA RASUL 4:18-22

Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.

This image has an empty alt attribute; its file name is D2.png
  1. Apakah tanggapan Petrus saat dilarang untuk memberitakan Injil?
  2. Mengapa Petrus sangat berani menentang para pemimpin Yahudi?
  3. Apakah saudara pernah mengalami pilihan seperti Petrus ? Apa respon saudara saat itu?
This image has an empty alt attribute; its file name is D3.png

Sebab tidak mungkin bagi kami untuk tidak berkata-kata tentang apa yang telah kami lihat dan yang telah kami dengar.” (Kisah Para Rasul 4:20).

Peristiwa ini terjadi setelah penyembuhan orang lumpuh di Bait Allah  dan khotbah Petrus yang berani tentang kebangkitan Yesus (Kis 4:1-12).

Penguasa Yahudi (Sanhedrin) — terdiri dari imam besar, kaum Saduki (yang menolak kebangkitan), dan para tua-tua — menangkap Petrus dan Yohanes.

Mereka terganggu karena ajaran para rasul mengancam otoritas keagamaan dan stabilitas politik di bawah penjajahan Romawi.

Ancaman mereka bukan sekadar gertakan, Sanhedrin memiliki wewenang menjatuhkan hukuman penjara, denda, bahkan hukuman mati.

Sanhedrin melarang keras: “Mereka memanggil kedua rasul itu, lalu melarang mereka sama sekali berbicara atau mengajar dalam nama Yesus”.

Larangan ini bersifat mutlak.

Namun, respons Petrus tegas: “Silakan kamu putuskan sendiri manakah yang benar di hadapan Allah: taat kepada kamu atau taat kepada Allah? Sebab tidak mungkin bagi kami untuk tidak berkata-kata tentang apa yang telah kami lihat dan dengar” (ay. 19-20).

Kata “tidak mungkin”  menunjukkan keterpaksaan ilahi, Kuasa Roh Kudus dan keyakinan akan kebenaran membuat mereka tidak mampu diam.

Ini bukan sekadar keberanian manusiawi, melainkan ketaatan radikal kepada panggilan ilahi.

Meskipun Sanhedrin mengancam lebih lanjut, mereka terpaksa melepas Petrus-Yohanes karena dua alasan:

1) Dukungan Rakyat: “Sebab semua orang memuliakan Allah karena apa yang telah terjadi”. Mukjizat penyembuhan orang lumpuh telah menjadi bukti nyata yang disaksikan publik.

2) Ketakutan Politik, menghukum orang yang dianggap “pahlawan” oleh rakyat berisiko memicu kerusuhan.

Pembebasan ini bukan kemenangan politis, tetapi bukti kedaulatan Allah atas kuasa manusia.

Ancaman tetap ada, tetapi otoritas Allah lebih tinggi dari ancaman manusia.

Terdapat perbedaan antara “Taat kepada Allah” dan “Pembangkangan”:

1) Ketaatan seperti Petrus dilakukan dengan sopan (ay. 19: “Silakan kamu putuskan”) namun teguh prinsip.

2) Bukan untuk pelanggaran hukum umum, tetapi ketika otoritas manusia melarang menyatakan kebenaran Allah.

Saudara, berdasarkan pengalaman Petrus dan Yohanes menghadapi tantangan pemberitaan injil, marilah

1) Bersandar pada Bukti Iman: Keteguhan mereka lahir dari pengalaman pribadi (“apa yang kami lihat dan dengar”). Mereka memiliki pengalaman otentik dengan Tuhan.

2) Hadapi Ancaman dengan Bijak, di tempat kerja: Saat dilarang berdoa/saksi, taati aturan umum tanpa menyangkal iman (contoh: tetap hidup jujur sebagai kesaksian).

3) Dalam keluarga/komunitas: Jika diancam karena iman, jangan konfrontatif; biarlah mereka melihat bukti perubahan hidupmu.

4) Percaya pada Intervensi Ilahi,  Allah sanggup membuka jalan di tengah ancaman.

Fokus pada tanggung jawabmu taat, serahkan hasil pada-Nya.

Diskusikan dalam kelompok PA, bagaimana caranya bertahan dalam tekanan dan ancaman.

Pembacaan Alkitab Setahun

Yeremia 30-31

Selasa, 19 Agustus 2025

DARAH YESUS TELAH MEMBELI SETIAP SUKU BANGSA

Penulis : Pdt. Saul Rudy Nikson

This image has an empty alt attribute; its file name is D1.png

Pembacaan Alkitab Hari ini : 

WAHYU 5:9-13

Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.

This image has an empty alt attribute; its file name is D2.png
  1. Adakah satu suku bangsa yang mungkin tidak pernah mendengarkan injil?
  2. Apakah konsekuensi orang Kristen pada zaman Yohanes menyebut Yesus Tuhan? Padahal yang boleh dipanggil Tuhan hanya Kaisar.
  3. Apakah peranan saudara dalam menjangkau suku-suku bangsa?
This image has an empty alt attribute; its file name is D3.png

Dan mereka menyanyikan suatu nyanyian baru katanya: “Engkau layak menerima gulungan kitab itu dan membuka meterai-meterainya; karena Engkau telah disembelih dan dengan darah-Mu Engkau telah membeli mereka bagi Allah dari tiap-tiap suku dan bahasa dan kaum dan bangsa.” (Wahyu 5:9).

Kitab Wahyu ditulis Yohanes di Pulau Patmos (90-95 M) saat Kaisar Domitian memaksa penyembahan kaisar sebagai “Tuhan” (Dominus et Deus).

Orang Kristen dianiaya karena menolak kultus kekaisaran.

Dalam visi ini, gulungan kitab bermeterai tujuh (simbol rencana Allah) hanya dapat dibuka oleh Sang Penakluk (“Singa Yehuda”).

Namun, yang muncul adalah “Anak Domba seperti telah disembelih” (Yesus tersalib) — paradoks radikal!

Di tengah masyarakat Romawi yang rasis (memandang rendah non-Yunani sebagai “barbar”), pandangan ini menghancurkan tembok etnis: darah Kristus menyatukan semua bangsa di bawah otoritas-Nya.

Anak Domba dinyatakan layak karena: “Engkau telah disembelih, dan dengan darah-Mu Engkau telah membeli bagi Allah orang-orang dari setiap suku, bahasa, kaum, dan bangsa.” 

“Membeli” adalah: istilah dalam pasar budak Romawi, artinya “membayar harga tebusan” (1 Kor. 6:20).

Yang dibeli empat dimensi identitas: suku (etnis/ras), bahasa (komunikasi), kaum (komunitas sosial), bangsa (wilayah politik).

Mereka dijadikan “kerajaan dan imam-imam bagi Allah” — bukan sekadar diselamatkan, tapi diangkat sebagai warga kerajaan surgawi yang mewakili Allah di bumi.

Gelombang Penyembahan Semesta (Ay. 11-13). 

Penebusan ini memicu respons

1) Malaikat; beribu-ribu memuji: “Anak Domba yang disembelih layak menerima kuasa, kekayaan, hikmat…” 

2) Seluruh ciptaan — langit, bumi, bawah bumi, laut — menyembah: “Bagi Dia yang duduk di takhta dan bagi Anak Domba…”

Penyembahan ini adalah deklarasi akhir: Yesus yang mati bagi semua bangsa adalah Penguasa mutlak alam semesta, bukan kaisar Romawi.

Gelar “Anak Domba” dan “Yang di Takhta” disatukan, menegaskan keilahian Kristus.

Saudara,

1) Jika darah Yesus sudah membeli setiap etnis, maka gereja harus aktif merobohkan kecenderungan yang memperbesar perbedaan antar suku/etnis.

2) Kita harus hidup sebagai “Imam Kerajaan”: Jadilah pendamai antarkelompok yang bermusuhan (Ef. 2:14).

3) Keadilan: Beri suara dan bantulah  kaum yang dipinggirkan.

4) Saksikan Kuasa Salib: Di dunia yang memuja kekuatan, hiduplah dalam kerendahan hati dan pelayanan seperti Sang Domba yang disembelih.

Diskusikan dalam kelompok PA saudara, apakah makna perjamuan kudus dengan pernyataan Yesus roti hidup.

Pembacaan Alkitab Setahun

Yeremia 26-29

Senin, 18 Agustus 2025

JADIKAN SEMUA MAKHLUK BERTEKUK LUTUT DALAM NAMA YESUS

Penulis : Pdt. Saul Rudy Nikson

This image has an empty alt attribute; its file name is D1.png

Pembacaan Alkitab Hari ini : 

FILIPI 2:8-11

Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.

This image has an empty alt attribute; its file name is D2.png
  1. Mengapa Yesus sangat ditinggikan oleh Allah Bapa ?
  2. Apakah tujuan Allah meninggikan Yesus dan memberikan Yesus nama di atas segala nama?
  3. Dalam nama Yesus semua nama akan bertekuk lutut? Apakah maknanya bagi hidupmu saat ini?
This image has an empty alt attribute; its file name is D3.png

supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi, dan segala lidah mengaku: “Yesus Kristus adalah Tuhan,” bagi kemuliaan Allah, Bapa! (Filipi 2:10-11).

Surat Filipi ditulis Paulus dari penjara kepada jemaat di Filipi—koloni Romawi yang menjunjung tinggi nilai imperial cult (penyembahan kaisar).

Dalam konteks ini, gelar “Tuhan” (Kyrios) dan “penyembahan sujud” (proskyneō) secara eksklusif hanya dilakukan kepada kaisar.

Paulus menentang sistem ini dengan menyajikan pengajaran indah Kristologis (2:6-11) yang menggambarkan Yesus sebagai Tuhan sejati yang rela merendahkan diri.

Ayat 8-11 merupakan klimaks teologis: kematian-Nya yang hina justru menjadi dasar pengakuan universal atas kedaulatan-Nya atas seluruh ciptaan—langit, bumi, dan bawah bumi.

Ayat 8 menggarisbawahi kedalaman kehinaan Kristus: “Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.”

Kata “taat” menyiratkan ketundukan penuh kehendak Bapa.

Ketaatan-Nya bukan simbolis, tetapi nyata: dari reinkarnasi (menjadi manusia) hingga kematian terkutuk (salib).

Salib adalah alat eksekusi paling hina dalam hukum Romawi saat itu, lambang kutuk dalam Yudaisme (Ul. 21:23).

Di sini, Sang Pencipta (ayat 6) mengalami puncak kehinaan ciptaan—sebuah paradoks yang membalikkan logika kuasa duniawi.

Respons Allah terhadap ketaatan radikal Kristus terungkap dalam ayat 9: “Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan menganugerahkan kepada-Nya nama di atas segala nama.”

Kata “sangat meninggikan” menunjukkan pengagungan melampaui segala ukuran.

“Nama di atas segala nama” adalah gelar KYRIOS (Tuhan)—gelar ilahi dan gelar kaisar Romawi.

Ayat 10-11 menyatakan dampaknya: “supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi, dan yang ada di bawah bumi, dan segala lidah mengaku: ‘Yesus Kristus adalah Tuhan'”.

Penyembahan ini menyeluruh (langit-bumi-dunia bawah) dan final (pengakuan seluruh lidah).

Menyembah dalam Kerendahan Hati: Seperti Kristus merendahkan diri, kita dipanggil hidup rendah hati —mengutamakan orang lain, meninggalkan ego, dan taat dalam panggilan sehari-hari sekalipun tidak populer.

Oleh karena itu kita perlu:

1) Bersaksi dengan Berani. Di dunia yang menyembah “kaisar-kaisar modern” (kuasa, uang, ideologi), pengakuan “Yesus Kristus adalah Tuhan” adalah deklarasi revolusioner. Nyatakanlah melalui perkataan dan tindakan bahwa hanya Dialah pemilik otoritas tertinggi.

2) Berpengharapan dalam Penghakiman: Kedaulatan Kristus yang suatu hari akan diakui seluruh ciptaan (ayat 11) memberi kepastian: keadilan Allah akan menang.

Ini menguatkan kita dalam penderitaan dan ketidakadilan.

Diskusikan dengan pembimbingmu, bagaimana caranya menjadi pribadi yang rendah hati dan selalu taat kepada Allah.

Pembacaan Alkitab Setahun

Yeremia 23-25