Kamis, 27 Februari 2025

PIKIRAN DAN PERASAAN SEPERTI KRISTUS

Penulis : Aris Handoko

This image has an empty alt attribute; its file name is D1.png

Pembacaan Alkitab Hari ini : 

FILIPI 2:5-11

Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.

This image has an empty alt attribute; its file name is D2.png
  1. Mengapa kita perlu menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat dalam Kristus Yesus?
  2. Bagaimanakah pikiran dan perasaan Yesus yang digambarkan dalam perikop ini?
  3. Apa akibat dari sikap hati Yesus?
This image has an empty alt attribute; its file name is D3.png

Sebagai anak-anak Tuhan, hidup kita ditentukan untuk menjadi serupa dengan Kristus. Tapi dalam prakteknya, ini seringkali terasa tidak mudah.

Kitab Filipi menggambarkan dengan jelas bukan hanya apa yang Yesus lakukan, tapi juga apa yang Yesus pikirkan dan rasakan. Jika kita menyimpulkannya dalam satu kalimat, maka hal itu adalah “Yesus melepaskan hakNya dan taat sampai mati.”

Jarang sekali ada orang yang mau melepaskan haknya. Kalaupun seseorang terpaksa melepaskan haknya, seringkali jati dirinya ikut hilang, tetapi Yesus tidak.

Ia melepas hakNya dan tidak pernah kehilangan jati diriNya.

Banyak karyawan, yang seringkali menuntut gaji tinggi.

Ketika gaji tidak juga naik, mereka menjadi kecewa dan keluar dari pekerjaan dengan marah, atau terpaksa menerima kondisi itu sambil mengeluh dan akhirnya bekerja seadanya.

Banyak juga mereka yang berpasangan, seringkali saling menuntut untuk diperhatikan oleh pasangannya.

Dan ketika hal itu tidak terjadi, mereka mulai membenarkan diri untuk kompromi dengan hal-hal keliru yang tidak Tuhan sukai.

Apapun peran kita di dunia ini, kita pasti punya harapan akan sesuatu yang kita anggap sebagai hak kita dan ketika itu tidak terjadi, akan sangat mudah bagi untuk tenggelam dalam kekecewaan dan kompromi.

Lalu, bagaimana caranya agar kita bisa seperti Yesus: Melepaskan hak dan taat sampai mati?

Salah satu titik penting adalah kembali kepada kebenaran yang hakiki saat kita Lahir Baru, yaitu menjadikan Yesus sebagai Tuhan.

Ia bukan hanya Juru Selamat, Ia adalah Tuhan atas hidup kita. Yang berkuasa, berdaulat dan layak disembah dalam segala keadaan.

Menyadari hal ini akan menolong kita untuk tidak berfokus kepada diri sendiri.

Saudara, dalam hal apakah Saudara mengalami kesulitan dalam mengenakan pikiran dan perasaan Kristus? Apakah dalam hal keuangan? Dalam hal penggunaan waktu? atau saat tidak dihargai orang lain? Atau dalam berbagai kebiasaan buruk lainnya?

Maukah Saudara mempercayai firmanNya, bahwa justru saat kita melepas hak, justru kita mendapatkan yang lebih baik? -Matius 10:39.

Dalam hal apakah Saudara mengalami kesulitan untuk melepas hak? Carilah Firman yang berkaitan dengan hal tersebut agar Saudara memahami apa yang dipikiran oleh Tuhan tentang hal tersebut.

Pembacaan Alkitab Setahun

Ulangan 1-2

Rabu, 26 Februari 2025

TUBUH YANG FANA DIHIDUPKAN

Penulis : Aris Handoko

This image has an empty alt attribute; its file name is D1.png

Pembacaan Alkitab Hari ini : 

ROMA 8:9-13

Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.

This image has an empty alt attribute; its file name is D2.png
  1. Kita disebut sebagai milik Kristus karena apa?
  2. Apa yang dilakukan oleh Roh Allah kepada tubuh kita melalui karya Yesus?
  3. Bagaimana kita seharusnya hidup jika Roh Allah tinggal dalam kita?
This image has an empty alt attribute; its file name is D3.png

“FANA”, sebuah kata yang jarang kita dengar dalam keseharian kecuali kalau kita pergi ke gereja atau pemakaman. Fana, artinya dapat rusak, hilang, mati, sementara dan tidak kekal.

Apa yang mengingatkan tentang yang fana?

Ya, biasanya hal-hal yang membuat kita sedih, seperti kematian dan kehilangan.

Kehilangan harta benda, kesehatan, kesempatan, dan hal lainnya.

Saat itu terjadi, kita baru semakin menyadari betapa sementaranya segala sesuatu yang kita miliki di dunia ini.

Tapi saat kita tidak mengalami kehilangan, dan keadaan baik-baik saja, biasanya kita tidak terlalu mengingat akan kefanaan.

Kita cenderung sibuk mengejar kenyamanan dan keamanan dengan cara-cara kita sendiri.

Hari ini, kita diingatkan melalui perkataan rasul Paulus bahwa sesungguhnya segala sesuatu adalah fana dan segala sesuatu yang berasal dari daging akan membawa pada kematian.

Tetapi Roh Allah yang tinggal di dalam kita berkuasa untuk menghidupkan apa yang fana.

Hal ini bukan berarti kita tidak akan mengalami kematian dan kehilangan.

Dengan cara yang ajaib, RohNya berkuasa untuk menghidupkan kita bahkan di tengah kematian dan kehilangan.

Terdengar mustahil? Ya, memang mustahil. Itu sebabnya kita perlu Allah yang sanggup mengerjakan hal-hal yang mustahil.

Apa yang dihidupkanNya? Pengharapan, kekuatan, kasih, iman, rasa syukur, kemampuan untuk melihat hal-hal yang baik dan positif di tengah badai.

Apa yang sedang Saudara alami hari ini? Maukah Saudara bersyukur untuk Roh Allah yang yang tinggal dalam hidup Saudara? Adakah pergumulan berat yang dapat menghalangimu untuk bersyukur?

Oleh karena RohNya, ada kepastian dan pengharapan bagi kita baik di masa sekarang maupun di kekekalan.

Alamilah kuasaNya yang bekerja dalam hidup Saudara!

Renungkanlah apa yang Allah mau kerjakan dalam hidup Saudara hari ini? Bagaimana Saudara bisa mendapatkan pengharapan di tengah kefanaan yang sedang dialami? Bagikanlah kepada rekan-rekan persekutuan Saudara.

Pembacaan Alkitab Setahun

Bilangan 35-36

Selasa, 25 Februari 2025

DIBAPTIS DALAM KEMATIAN-NYA

Penulis : Pnt. Leonardo Mangunsong

This image has an empty alt attribute; its file name is D1.png

Pembacaan Alkitab Hari ini : 

ROMA 6:3-7

Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya dan secara khusus hafalkanlah Roma 6:3.

This image has an empty alt attribute; its file name is D2.png
  1. Dalam kematian siapakah kita yang percaya kepada Yesus telah dibaptis?
  2. Hal-hal apakah yang kita alami ketika kita telah dibaptis dalam kematian Yesus?
  3. Kehidupan yang bagaimanakah yang kita alami ketika kita telah dibaptis dalam kematian Yesus?
This image has an empty alt attribute; its file name is D3.png

Alkitab berkata manusia telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah yang menyebabkan manusia mengalami maut.

Dosa yang membawa maut itu dikerjakan oleh iblis, namun kematian Yesus telah memusnahkan kuasa iblis.

“Karena anak-anak itu adalah anak-anak dari darah dan daging, maka Ia juga menjadi sama dengan mereka dan mendapat bagian dalam keadaan mereka, supaya oleh kematian-Nya Ia memusnahkan dia, yaitu Iblis, yang berkuasa atas maut; dan supaya dengan jalan demikian Ia membebaskan mereka yang seumur hidupnya berada dalam perhambaan oleh karena takutnya kepada maut.” (Ibrani 2:14-15).

Ketika Yesus memusnahkan kuasa iblis maka kuasa dosa atas manusia juga dibinasakan sehingga dapat hidup menang atas dosa dan hidup tidak bercela di hadapan Allah.

“Juga kamu yang dahulu hidup jauh dari Allah dan yang memusuhi-Nya dalam hati dan pikiran seperti yang nyata dari perbuatanmu yang jahat, sekarang diperdamaikan-Nya, di dalam tubuh jasmani Kristus oleh kematian-Nya, untuk menempatkan kamu kudus dan tak bercela dan tak bercacat di hadapan-Nya.” (Kolose 1:21-22).

Untuk mengalami karya kematian Yesus maka bagi setiap orang yang percaya harus memahami bahwa mereka harus dibaptis dalam kematian Yesus supaya ketika Yesus mati di kayu salib dan kemudian dibangkitkan maka kita dibangkitkan dan memiliki kehidupan dari Yesus sendiri.

“Atau tidak tahukah kamu, bahwa kita semua yang telah dibaptis dalam Kristus, telah dibaptis dalam kematian-Nya? Dengan demikian kita telah dikuburkan bersama-sama dengan Dia oleh baptisan dalam kematian, supaya, sama seperti Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian juga kita akan hidup dalam hidup yang baru.” (Roma 6:3-4).

“karena dengan Dia kamu dikuburkan dalam baptisan, dan di dalam Dia kamu turut dibangkitkan juga oleh kepercayaanmu kepada kerja kuasa Allah, yang telah membangkitkan Dia dari orang mati.” (Kolose 2:12).

Dan kita harus memahami bahwa ketika kita lahir baru dan percaya kepada Yesus maka hidup kita dimiliki oleh Yesus, artinya kita mati terhadap dosa, mati terhadap keinginan berbuat dosa dan sepenuhnya dimiliki oleh Yesus ketika kita dibaptis dalam kematian Yesus sehingga kita tidak diperhamba oleh dosa dan memiliki kehidupan Kristus dan memuliakan Allah.

Diskusikanlah dalam komunitas saudara bagaimana pengalaman saudara terhadap kematian Yesus dalam hidup saudara sehingga dapat menang atas dosa dan hidup tidak bercacat cela.

Pembacaan Alkitab Setahun

Bilangan 33-34

Senin, 24 Februari 2025

HIDUP YANG MENJADI TELADAN BAGI JEMAAT

Penulis : Pnt. Leonardo Mangunsong

This image has an empty alt attribute; its file name is D1.png

Pembacaan Alkitab Hari ini : 

FILIPI 3:17-21

Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya dan secara khusus hafalkanlah Filipi 3:17.

This image has an empty alt attribute; its file name is D2.png
  1. Di dalam kehidupan gereja maka siapakah yang harus kita teladani dan perhatikan?
  2. Pemimpin yang bagaimanakah yang perlu kita waspadai dan hindari di dalam gereja?
  3. Menurut saudara apakah ciri-ciri dari pemimpin yang harus kita teladani?
This image has an empty alt attribute; its file name is D3.png

Di dalam gereja lokal atau rumah Tuhan selalu ada pemimpin jemaat dan jemaat.

Pemimpin tidak hanya memiliki posisi sebagai pemimpin tetapi mereka juga harus berfungsi.

Dan dalam hal fungsi maka pemimpin harus menjadi teladan bagi jemaat dan dalam teladan ini maka pemimpin harus sudah meneladani kehidupan dari Yesus.

“Jadilah pengikutku, sama seperti aku juga menjadi pengikut Kristus.” (I Korintus 11:1).

”Sebab itu aku menasihatkan kamu: turutilah teladanku!” (I Korintus 4:16).

Rasul Paulus mengajarkan bahwa seorang pemimpin yang menjadi teladan ketika mereka telah meneladani kehidupan Yesus dimana mereka telah menghidupi prinsip-prinsip yang dimiliki oleh Yesus, diantaranya:

  1. Mereka hanya mau mengenal Yesus sebagai kebutuhan yang utama dalam hidup mereka.
    ”Yang kukehendaki ialah mengenal Dia dan kuasa kebangkitan-Nya dan persekutuan dalam penderitaan-Nya, di mana aku menjadi serupa dengan Dia dalam kematian-Nya.” (Filipi 3:10).
  2. Mereka telah menghidupi kehidupan Yesus dalam segala aspek hidup mereka sehingga Yesus yang terlihat dalam hidup mereka.
    ”Namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku. Dan hidupku yang kuhidupi sekarang di dalam daging, adalah hidup oleh iman dalam Anak Allah yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku.” (Galatia 2:20).
  3. Mereka telah mengalami kehidupan yang mengosongkan diri mereka dan telah diisi oleh pikiran dan perasaan Yesus.
    ”Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus, yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan,melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia.” (Filipi 2:5-7).

Pemimpin yang kita teladani yang telah menghidupi kehidupan Yesus maka mereka memiliki kehidupan Yesus dan teladan itulah yang kita tularkan kepada seluruh jemaat.

”Tetapi engkau telah mengikuti ajaranku, cara hidupku, pendirianku, imanku, kesabaranku, kasihku dan ketekunanku.” (II Timotius 3:10).

Diskusikanlah dalam komunitas saudara teladan apakah yang sudah saudara hidupi melalui pemimpinmu!

Pembacaan Alkitab Setahun

Bilangan 31-32

Minggu, 23 Februari 2025

PERSEKUTUAN DALAM PENDERITAAN KRISTUS

Penulis : Pnt. Leonardo Mangunsong

This image has an empty alt attribute; its file name is D1.png

Pembacaan Alkitab Hari ini : 

FILIPI 3:10-14

Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya dan secara khusus hafalkanlah Filipi 3:10.

This image has an empty alt attribute; its file name is D2.png
  1. Hal-hal apakah yang harus menjadi kerinduan dalam diri kita agar kita dapat menjadi serupa dengan Yesus dalam kematian-Nya?
  2. Apakah yang akan kita alami ketika kita selalu mengalami keserupaan dengan Yesus dalam kematian-Nya?
  3. Apakah yang harus menjadi tekad kita agar panggilan Tuhan direalisasikan dalam hidup kita?
This image has an empty alt attribute; its file name is D3.png

Ketika Yesus ada di dunia ini Dia mengalami kematian dan kebangkitan dan sekarang duduk di sebelah kanan Allah Bapa dan sebelum kematian-Nya Dia banyak mengalami penderitaan.

Penderitaan-Nya membawa Dia dimuliakan oleh Bapa.

Peristiwa kelahiran kembali yang kita alami melalui kepercayaan kita kepada kematian dan kebangkitan Yesus serta menerima Dia dalam hati kita membuat kita punya pemahaman bahwa hidup kita bukan milik kita lagi melainkan milik Kristus.

Kepemilikan Yesus terhadap hidup kita harus dimulai dengan cara memahami bahwa kita harus dibaptis dalam kematian Yesus.

“Sebab aku telah mati oleh hukum Taurat untuk hukum Taurat, supaya aku hidup untuk Allah. Aku telah disalibkan dengan Kristus; namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku. Dan hidupku yang kuhidupi sekarang di dalam daging, adalah hidup oleh iman dalam Anak Allah yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku.” (Galatia 2:19-20).

“Atau tidak tahukah kamu, bahwa kita semua yang telah dibaptis dalam Kristus, telah dibaptis dalam kematian-Nya? Karena kita tahu, bahwa manusia lama kita telah turut disalibkan, supaya tubuh dosa kita hilang kuasanya, agar jangan kita menghambakan diri lagi kepada dosa. Sebab siapa yang telah mati, ia telah bebas dari dosa. Jadi jika kita telah mati dengan Kristus, kita percaya, bahwa kita akan hidup juga dengan Dia.” (Galatia 6:3, 6-8).

Pengakuan kematian dan kebangkitan Yesus di dalam hidup kita harus terjadi setiap hari dan bukan hanya ketika kita mengalami kelahiran kembali.

Oleh sebab itu, kita harus hidup dalam persekutuan dengan kematian Yesus melalui penyangkalan diri dan pikul salib.

”Lalu Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: “Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku.” (Matius 16:24).

”Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, ia tidak layak bagi-Ku.” (Matius 10:38).

”Jadi, karena Kristus telah menderita penderitaan badani, kamu pun harus juga mempersenjatai dirimu dengan pikiran yang demikian, — karena barangsiapa telah menderita penderitaan badani, ia telah berhenti berbuat dosa.” (I Petrus 4:1).

Dengan senantiasa bersekutu dalam penderitaan Yesus maka kita selalu hidup dalam kematian Yesus, dengan demikian kita berhak dengan kebangkitan Yesus dalam hidup kita dan senantiasa mengalami kehidupan Yesus Kristus setiap saat.

Diskusikanlah dalam komunitas saudara bagaimana saudara dapat senantiasa bersekutu dalam penderitaan Yesus melalui penyangkalan diri dan pikul salib!

Pembacaan Alkitab Setahun

Bilangan 28-30

Sabtu, 22 Februari 2025

MEMBUAT KEPUTUSAN BERSAMA ROH KUDUS

Penulis : Pnt. Leonardo Mangunsong

This image has an empty alt attribute; its file name is D1.png

Pembacaan Alkitab Hari ini : 

KISAH PARA RASUL 15:27-31

Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya dan secara khusus hafalkanlah Kisah Para Rasul 15:28.

This image has an empty alt attribute; its file name is D2.png
  1. Untuk kebutuhan yang strategis bagi pekerjaan Tuhan dan gereja mula-mula maka keputusan dari siapakah yang mereka harus jalankan?
  2. Bersama dengan siapakah rasul-rasul mengambil keputusan tersebut?
  3. Hal apakah yang akan dialami oleh jemaat ketika keputusan dari rasul-rasul dilakukan dengan pimpinan dari Roh Kudus?
This image has an empty alt attribute; its file name is D3.png

Dalam kehidupan sehari-hari kita selalu diperhadapkan untuk mengambil keputusan setiap saat dalam berbagai hal, diantaranya untuk pekerjaan, pernikahan, persoalan keluarga, pelayanan, keuangan dimana kadangkala kita harus mengambil keputusan melalui berbagai pertimbangan.

Dari pengalaman yang ada tidak sedikit diantara kita yang mengalami kegagalan ketika mengambil keputusan untuk persoalan-persoalan yang kita hadapi dan berakhir dengan sebuah keputusasaan.

Tuhan sedang mengajarkan kita suatu pola untuk mengambil keputusan dengan cara mengandalkan Tuhan sehingga setiap keputusan yang kita ambil selalu melalui pertolongan dari Roh Kudus sehingga dilahirkanlah istilah keputusan Roh Kudus dan keputusan kami.

Roh Kudus yang menanamkan penyataan-Nya dalam hati kita untuk segala hal yang kita putuskan dan tentunya pernyataan tersebut adalah dari Bapa melalui suara Roh Kudus.

“Karena kepada kita Allah telah menyatakannya oleh Roh, sebab Roh menyelidiki segala sesuatu, bahkan hal-hal yang tersembunyi dalam diri Allah. Siapa gerangan di antara manusia yang tahu, apa yang terdapat di dalam diri manusia selain roh manusia sendiri yang ada di dalam dia? Demikian pulalah tidak ada orang yang tahu, apa yang terdapat di dalam diri Allah selain Roh Allah. Kita tidak menerima roh dunia, tetapi roh yang berasal dari Allah, supaya kita tahu, apa yang dikaruniakan Allah kepada kita.” (I Korintus 2:10-12).

Dan Tuhan akan menyatakan keputusan-Nya kepada kita melalui hikmat-Nya yang ditanamkan di dalam hati kita.

”Dan karena kami menafsirkan hal-hal rohani kepada mereka yang mempunyai Roh, kami berkata-kata tentang karunia-karunia Allah dengan perkataan yang bukan diajarkan kepada kami oleh hikmat manusia, tetapi oleh Roh. Tetapi manusia duniawi tidak menerima apa yang berasal dari Roh Allah, karena hal itu baginya adalah suatu kebodohan; dan ia tidak dapat memahaminya, sebab hal itu hanya dapat dinilai secara rohani.” (I Korintus 2:13-14).

Jadi kita harus berjalan dalam hikmat Tuhan dan hikmat Tuhan itu selalu kita peroleh dari setiap pergaulan kita dengan Firman Tuhan dengan cara membaca, mendengar, merenungkan, memperkatakan serta mendoakan Firman Tuhan, sehingga melalui Firman Tuhan berbicara kepada kita itulah Allah menyatakan kehendak-Nya dan kita setiap saat selalu memutuskan segala sesuatu dengan tepat.

Dan Allah mendesak kita untuk meminta hikmat kepada-Nya agar dalam segala hal keputusan yang kita ambil selalu berdasarkan pimpinan Roh Kudus.

”Tetapi apabila di antara kamu ada yang kekurangan hikmat, hendaklah ia memintakannya kepada Allah, — yang memberikan kepada semua orang dengan murah hati dan dengan tidak membangkit-bangkit —, maka hal itu akan diberikan kepadanya.” (Yakobus 1:5).

Oleh karena itu marilah kita senantiasa membangun persekutuan yang dalam dengan Firman Tuhan sehingga hati kita senantiasa diisi oleh Firman-Nya dan dapat mengambil keputusan dengan pertolongan Roh Kudus.

Diskusikanlah dalam komunitas saudara bagaimana Roh Kudus selalu menolong saudara dalam mengambil keputusan dalam segala hal!

Pembacaan Alkitab Setahun

Bilangan 26-27