Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Apakah yang diminta oleh firman Tuhan yang kita baca hari ini tentang dunia dan apa yang ada di dalamnya?
Apa yang ada di dalam dunia menurut perikop yang kita baca hari ini?
Apa yang terjadi dengan dunia?
Apa yang terjadi dengan orang yang melakukan kehendak Allah?
Pada saat kebenaran ini dituliskan kondisi dunia belum seperti pada masa dimana kita hidup saat ini.
Tidak banyak yang mendengar atau membaca kebenaran Allah yang dituliskan oleh Yohanes ini, hanya mereka yang belajar dan membaca kitab-kitab dan juga yang mendengar dari pemberita Injil.
Kita bisa merenungkan bahwa pada masa kini perkataan firman Tuhan ini tetap relevan.
Kita bersyukur bahwa jauh hari Tuhan sudah mengingatkan kita akan dua hal yang saling bertentangan yaitu mengasihi dunia dan mengasihi Bapa.
Mengasihi dunia, “Kosmos” kata Yunani untuk “dunia”, dalam konteks tulisan Yohanes ini, “kosmos” bukan sekadar alam semesta fisik, tetapi sistem nilai dunia yang tidak sesuai dengan Allah, termasuk dosa, kejahatan, dan semua yang menolak kehendak dan kebenaran-Nya.
Berdasarkan referensi, pada masa itu kekristenan sedang berada di tengah kebudayaan Romawi yang sangat materialistis dan hedonistis.
Banyak hal dalam dunia Romawi dipenuhi dengan penyembahan berhala, pencarian kekayaan, dan pengejaran kekuasaan.
Kondisi ini bila kita renungkan masih relevan dengan dunia pada masa kita hidup hari ini, bahkan lebih terekspos dengan adanya media sosial yang bisa dilihat diseluruh penjuru dunia selama terhubung dengan internet.
Mengasihi Bapa berati melakukan apa yang Bapa firmankan, seperti Yesus mengasihi Bapa dengan melakukan apa yang menjadi kehendak Bapa.
Yesus menghadapi tekanan yang sama pada saat berhadapan dengan iblis setelah berpuasa.
Iblis menawarkan godaan yang prinispnya sama dengan apa yang dipesankan dalam ayat ini, keinginan daging, keinginan mata dan keangkuhan hidup.
Yesus berhasil melawan iblis dengan menggunakan firman tertulis. Iblis ingin Yesus melakukan apa yang menjadi pemikiran-pemikiran iblis yang mirip dengan kebenaran, namun kita tahu bahwa Yesus tidak mengikuti apa yang menjadi pemikiran iblis yang sekalipun terlihat sperti bukan sesuatu yang salah.
Hari ini kita harus hati-hati dengan pemikiran dunia yang mencoba mencemarkan hidup kita dengan pemikiran yang salah.
Marilah kita tetap membaca dan berpegang pada firmanNya sehingga kita dapat mengatasi pencemaran dunia, yang dapat menyeret kita untuk mengasihi dunia daripada Bapa.
Renungkan kebenaran Firman Tuhan yang kita baca hari ini. Pelajaran apa yang kita dapatkan dan komitmen apa yang akan kita lakukan di waktu dekat ini? Diskusikan dengan kelompok PA dan persekutuan.
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Sesuai dengan perikop yang dibaca, kepada siapa Yesus telah memberikan firmanNya?
Mengapa dunia membenci murid-murid Kristus?
Apa yang diminta Yesus kepada Bapa dalam doanya untuk murid-muridNya?
Dikuduskan dalam apa murid-murid Kristus?
Menjelang kematianNya diatas kayu salib untuk menuntaskan tugas yang Bapa berikan, Yesus berdoa kepada Bapa untuk murid-muridNya.
Beberapa hal yang menarik coba kita perhatikan mengenai apa yang menjadi doa Yesus kepada Bapa.
Pertama, Yesus menyadari bahwa ketika Dia naik ke sorga maka murid-murid akan ditinggalkan di dunia untuk melanjutkan apa yang menjadi perintahNya.
Yesus berdoa bahwa Dia telah melakukan apa yang menjadi tanggung jawabNya yaitu memberikan firmanNya.
Yesus telah menyampaikan semua yang dikatakan Bapa kepada murid-muridNya.
Yesus dalam doaNya memberi pertanggung jawaban kepada Bapa atas apa yang telah dilakukanNya.
Ketika kita berdoa seharusnya juga merupakan komunikasi kepada Bapa bahwa kita telah melakukan kehendakNya.
Doa bukanlah sekedar permohonan tetapi juga pertangungjawaban, kata ini yang sering kita lupakan.
Tentu saja pertanggungjawaban yang kita sampaikan di ruang doa pribadi kita, dan hanya Bapa yang mendengar, bukan di persekutuan doa yang dihadiri banyak orang.
Kedua, dalam doanya Yesus juga meminta kepada Bapa untuk melindungi murid-murid dari yang jahat.
Yesus sangat tahu bahwa ketika Dia meninggalkan dunia ini maka murid-muridNya, baik ke-12 murid maupun seluruh murid-murid yang percaya kepada pemberitaan ke-12 muridNya akan menghadapi kejahatan.
Apakah kita punya orang-orang dimuridkan? Sudah pasti kita harus mendoakan mereka sama seperti apa yang dilakukan Yesus. Yesus tidak berdoa untuk semua orang secara umum, Dia berdoa kepada Bapa khusus untuk murid-muridNya dan orang-orang yang nanti mendengar dan percaya akan pemberitaan Injil murid-muridNya.
Ketiga, Yesus minta supaya seluruh murid-muridNya dikuduskan dalam kebenaran dan firmanNya adalah kebenaran.
Firman Tuhan adalah perkataan-perkataan Tuhan yang terus menerus harus masuk dalam hati dan pikiran murid-muridNya.
Yesus menyadari bahwa dunia ini akan banyak mempengaruhi murid-muridNya melalui pemikiran yang mencoba untuk menentang pengenalan akan Allah dan kebenaranNya.
Yesus dalam doanya memberikan pelajaran kepada kita bahwa hanya firman atau perkataan-perkataan dari Bapa yang akan membersihkan hati dan pikiran kita dari pikiran-pikiran dunia.
Pikiran dunia ini tanpa kita sadari masuk melalui apa yang kita lihat dan dengar melalui orang-orang di sekitar kita, melalui media sosial.
Mari kita jaga hati dan pikiran kita dengan firmanNya.
Renungkan kebenaran Firman Tuhan yang kita baca hari ini. Pelajaran apa yang kita dapatkan dan komitment apa yang akan kita lakukan di waktu dekat ini? Diskusikan dengan kelompok PA dan persekutuan.
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Bolehkah kita membalas kejahatan dengan kejahatan, atau caci maki dengan caci maki?
Apa yang harus kita lakukan agar kita bisa melihat hari hari baik? (ayat 10)
Kepada siapa mata Tuhan tertuju?
Siapa yang harus dikuduskan di dalam hati kita sebagai Tuhan?
Petrus menulis surat kepada umat Allah yang tersebar, agar mereka terus berbuat baik dan tidak takut kepada orang-orang yang berbuat jahat kepada mereka.
Petrus menyadari naluri seseorang, jika mereka disakiti atau dijahati oleh seseorang cenderung untuk membalaskan kejahatan itu kepada orang yang sudah membuat kejahatan itu.
Tetapi di ayat 9 yang kita baca hari ini, Petrus meminta agar kita jangan membalas kejahatan dengan kejahatan atau caci maki dibalas dengan caci maki.
Bahkan di ayat selanjutnya, justru kita di minta untuk memberkati mereka yang berbuat jahat.
Dalam realita sehari-hari tidak mudah untuk melakukan apa yang di tuliskan di ayat 9 tadi, namun bagi orang yang sudah percaya kepada Kristus, hal tersebut bisa kita lakukan karena dasarnya adalah “Kuduskanlah Kristus di dalam hatimu sebagai Tuhan”.
Dengan kata lain, jika kita menguduskan Kristus dalam hati sebagai Tuhan itu artinya kita betul-betul tunduk kepada Dia yang memerintah sepenuhnya dalam seluruh aspek kehidupan kita.
Sehingga kita mampu untuk terus berbuat baik.
Tidak ada yang bisa menjamin jika kita rajin berbuat baik kepada seseorang maka kita pasti akan menerima kembali kebaikan yang kita lakukan tersebut.
Dalam kenyataanya sering kali kita melakukan hal-hal yang baik, kita malah diperlakukan tidak baik dari orang-orang.
Sekalipun kita harus menderita karena melakukan kebaikan dan kebenaran, kita akan tetap berbahagia oleh karena Kristus yang sudah lebih dahulu berbuat baik kepada kita tanpa syarat apapun.
Meskipun balasan atas kebaikan tersebut tidak sesuai dengan harapan kita.
Kita harus terus rajin berbuat baik, karena Kristuslah yang mengajarkan kita untuk berbuat kasih dan tidak ada hak kita untuk membalas kejahatan seseorang.
Dalam suratnya, Petrus juga menuliskan, bahwa kita harus menjauhi kejahatan dan melakukan yang baik, mencari perdamaian dan berusaha mendapatkannya, bukan sebaliknya kita mencari pertikaian dan permusuhan.
Karena mata Tuhan tertuju kepada orang-orang benar, sebaliknya wajah Tuhan menentang orang-orang yang berbuat jahat.
Jadi marilah kita terus rajin berbuat baik, karena kita tahu, bahwa ada upah yang kita terima dari Dia untuk segala perbuatan baik kita.
Diskusikan dengan kelompok PA dan persekutuan kita. Jika kita berbuat baik, namun yang kita terima sebaliknya, apakah yang kita harus lakukan? Apakah kita berhenti untuk berbuat baik?
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Siapa orang yang dimaksud bangsa yang terpilih?
Apa tujuan kita menjadi bangsa yang terpilih imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri?
Bagaimana caranya kita menjadi umat Allah? (ayat 10)
Apa yang menjadi nasehat Petrus kepada orang pendatang dan perantau? (ayat 11-12)
Ayat yang kita baca diatas adalah isi serangkaian surat Petrus kepada orang pendatang dan perantau yang ada di negeri orang, tentang identitas mereka sebagai orang yang sudah percaya dengan penebusan Kristus dan tentang bagaimana cara mereka bergaul dan hidup ditengah-tengah orang yang belum percaya kepada Kristus.
Surat Petrus ini juga masih relevan dan berlaku kepada kita orang yang percaya dengan Kristus saat ini.
Kita harus mengetahui bahwa setelah menjadi orang percaya, identitas kita otomatis berubah, kita menjadi imamat Rajani, hal itu berarti secara rohani kita adalah Raja dan kita melayani Raja diatas segala Raja yaitu Tuhan Yesus Kristus.
Kita adalah bangsa yang kudus artinya kita berbeda dengan orang-orang yang belum percaya.
Kita menjadi umat kepunyaan Allah sendiri, hal tersebut membuktikan kita adalah umat yang memiliki keistimewaan yang begitu luar biasa dibandingkan dengan umat yang belum percaya lainnya.
Setelah kita mengetahui tentang identitas kita, perlu disadari bahwa ada “tuntutan” yang berlaku atas kita orang yang sudah percaya, yaitu menunjukkan cara hidup yang baik, pola pikir yang benar, perkataan yang baik, karakter serta perbuatan yang baik di kehidupan sosial di tengah masyarakat.
Jika kita seorang pelajar atau mahasiswa, maka kita harus memiliki cara hidup, cara belajar dan memberikan teladan yang baik sebagai seorang pelajar di sekolah atau mahasiswa di kampus.
Jika kita sebagai pekerja atau sebagai profesi di kantor, pabrik atau di marketplace dimana kita ditempatkan, maka kita harus memiliki cara hidup, cara kerja dan teladan yang baik di lingkungan kita bekerja.
Jika kita sebagai pengusaha, itu artinya kita juga harus memiliki cara berbisnis yang baik, mengelola bisnis yang baik. Apabila kita pengusaha memiliki sejumlah karyawan, maka kita harus memberikan teladan yang baik kepada setiap karyawan yang Tuhan percayakan kepada kita.
Begitu pula kita yang hidup bertetangga harus memiliki cara hidup teladan yang baik dengan tetangga kita. Intinya jangan sampai keberadaan kita orang percaya, menjadi trouble maker (pembuat masalah), namun seharusnya keberadaan kita haruslah menjadi pembawa damai.
Nasehat rasul Petrus di dalam suratnya di 1 Petrus 2:11-12, kepada kita sebagai pendatang dan perantau, bukan saja kita cukup memiliki cara hidup yang baik, namun kita juga harus menjauhkan diri dari keinginan-keinginan daging yang berjuang melawan jiwa.
Apa itu keinginan daging? Yaitu: Percabulan, dan sebagainya seperti dalam Galatia 5:19-21a.
Apa yang menjadi tujuan kita untuk melakukan hal-hal baik diatas?
Tentu supaya orang-orang yang belum percaya, bisa melihat karakter dan kemuliaan Kristus dari perbuatan-perbuatan yang kita lakukan sehingga kelak melalui keteladanan dan cara hidup kita yang baik, oleh AnugrahNya mereka juga bisa percaya kepada Kristus.
Diskusikan dengan kelompok PA dan persekutuan kita. Apa yang menjadi status kita hari? Sebagai pelajar, mahasiswa? Sebagai pekerja atau profesi? Sebagai pengusaha atau pekerja bebas? Sebagai ibu rumah tangga atau pekerja rumah tangga?orang yang hidup di tengah tetangga yang majemuk? Apapun status kita hari ini, semuanya sama dihadapan Tuhan dan kita memiliki tanggungjawab yang sama yaitu kita harus terus menerus memiliki cara hidup yang baik. Sudahkan kita melakukannya dengan konsisten?
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Apakah hal-hal yang praktis yang dapat kita lakukan sebagai perwujudan tindakan kasih?
Jika ada seorang yang memusuhi kita, apa yang harus kita lakukan?
Di Alkitab banyak terdapat nasehat untuk saling mengasihi.
Definisi kasih yang paling terkenal mungkin yang terdapat dalam 1 Korintus 13, seluruh pasal ini secara khusus menguraikan definisi kasih.
Sedangkan di Kitab Roma yang sudah kita baca, Paulus lebih menekankan bagaimana kasih bisa dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari.
Enam hal praktis yang bisa dilakukan, adalah:
Hendaklah kasih itu jangan pura-pura! : Kita mengasihi bukan karena ingin dilihat orang, kita mengasihi karena memang sungguh-sungguh mengasihi!
Hendaklah kamu saling mengasihi sebagai saudara dan saling mendahului dalam memberi hormat: saling mendahului dalam memberikan salam, ketika bertemu. Saling mendahului memaafkan ketika sedang berselisih paham.
Bantulah dalam kekurangan orang-orang kudus dan usahakanlah dirimu untuk selalu memberikan tumpangan! Banyak pelayan Tuhan, umat Tuhan yang perlu dibantu khususnya dalam hal keuangan. Dan yang jarang dipraktikkan adalah: memberi tumpangan! Ini dilakukan misalnya untuk memberi tumpangan para hamba Tuhan dari luar kota yang sedang berkunjung ke kota kita. Menyediakan kamar tidur, menyiapkan makanan dan minuman.
Berkatilah siapa yang menganiaya kamu, berkatilah dan jangan mengutuk! Kasih Allah itu kasih Agape, kasih yang tanpa syarat, unconditional love. Tentu ini bukan hal yang mudah untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Tetapi Tuhan memang menghendaki agar kita jangan membalas kejahatan dengan kejahatan. ”Barangsiapa menampar pipimu yang satu, berikanlah juga kepadanya pipimu yang lain, dan barangsiapa yang mengambil jubahmu, biarkan juga ia mengambil bajumu.” (Lukas 6:29).
Janganlah membalas kejahatan dengan kejahatan; lakukanlah apa yang baik bagi semua orang!Tidak hanya dilarang membalas kejahatan dengan kejahatan, Tuhan ingin agar kita melakukan apa yang baik. Dijauhkanlah dari kita untuk mereka-reka hal yang buruk kepada orang lain, siapa pun itu!
Saudara-saudaraku yang kekasih, janganlah kamu sendiri menuntut pembalasan, tetapi berilah tempat kepada murka Allah, sebab ada tertulis: Pembalasan itu adalah hak-Ku. Akulah yang akan menuntut pembalasan, firman Tuhan.Bahkan ketika ada orang yang dengan sengaja melukai kita secara fisik dan psikis, misalnya kita difitnah. Tuhan menghendaki agar kita tidak menuntut balas! Firman Tuhan mengatakan: Pembalasan itu haknya Tuhan!
Saudara, diskusikan dalam kelompok pemuridan, dari berbagai nasehat tentang kasih yang telah kita pelajari, nasehat mana kah yang paling sukar untuk diterapkan.