Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Apakah pekerjaan Roh Kudus dalam hidup orang percaya?
Apakah ciri pekerjaan Roh Kudus?
Apakah peranan Roh Kudus saat kita membaca Alkitab?
“Tetapi apabila Ia datang, yaitu Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran; sebab Ia tidak akan berkata-kata dari diri-Nya sendiri, tetapi segala sesuatu yang didengar-Nya itulah yang akan dikatakan-Nya dan Ia akan memberitakan kepadamu hal-hal yang akan datang..”(Yohanes 16:13).
Roh Kudus yang disebut juga sebagai Roh Kebenaran. yang ditugaskan untuk membimbing orang percaya ke dalam seluruh kebenaran.
Istilah ini menekankan bahwa Roh Kudus adalah sumber kebenaran yang ilahi, yang membantu orang Kristen untuk memahami dan mengenali kebenaran Allah.
Tanpa pertolongan Roh Kudus, kita tidak mungkin memahami kebenaran yang ada di dalam Alkitab.
Roh Kudus yang memberikan pewahyuan kepada para penulis Alkitab, oleh karena itu ketika kita membaca Alkitab, kita perlu meminta pertolongan Roh Kudus.
Roh Kudus tidak hanya mengajarkan kebenaran tetapi juga mengungkapkan kebenaran melalui pengertian, pengajaran, dan penuntunan dalam kehidupan sehari-hari.
Dia membuka mata kita untuk melihat dan memahami firman Tuhan, serta membantu kita menjalani hidup sesuai dengan kehendak-Nya.
Dalam konteks ini, “roh kebenaran” menunjukkan peran Roh Kudus sebagai pengajar dan penuntun yang setia, yang selalu mengarahkan kita kepada kebenaran yang terdapat dalam Kristus.
Saudara, ingatlah bahwa Roh Kudus adalah Pribadi, khususnya pribadi Allah Tritunggal.
Sebagai Pribadi, maka saat itu berhubungan dengan Roh Kudus, kita datang kepada Pribadi Allah.
Sebagai pribadi, Roh Kudus juga dapat merasakan sukacita atau dukacita.
Oleh karena itu dalam Efesus 4:30 dikatakan “Dan janganlah kamu mendukakan Roh Kudus Allah, yang telah memeteraikan kamu menjelang hari penyelamatan.”
Kita perlu menyapa Roh Kudus, mendengarkan suara-Nya. Roh Kudus dapat berduka saat kita tidak mau mendengarkan tuntunan-Nya.
Roh Kudus berduka saat kita membaca Alkitab dan menafsirkan tidak sesuai dengan kebenaran.
Roh Kudus bersuka cita saat kita taat kepada pimpinan-Nya.
Saudara, Alkitab berisi kebenaran-kebenaran yang bersifat umum.
Kita diajarkan untuk melakukan kebenaran-kebenaran tersebut.
Namun ada juga tuntunan yang tidak tercantum di dalam Alkitab, hal-hal yang sifatnya spesifik untuk kita lakukan; misalnya di mana kita harus melayani, siapa yang harus dikunjungi, siapa yang harus didoakan, dan keputusan-keputusan lain dalam keseharian hidup kita.
Oleh karena itu, sebagai anak-anak Allah, kita hidup dipimpin oleh Roh Allah di dalam kita.
Bagaimana kita mengalami pimpinan atau tuntunan Roh Kudus? Ada berbagai cara Roh Kudus berbicara kepada orang percaya.
Salah satunya adalah Roh Kudus menaruhkan pikiran-Nya dalam pikiran dan perasaan kita.
Melalui cara ini, kita memiliki pikiran dan perasaan tertentu untuk melakukan sesuatu yang baik, tanpa kita menyadarinya bahwa itu adalah tuntunan Roh Kudus.
Cara ini yang sering dilakukan Roh Kudus.
Cara lain, Roh Kudus berbicara melalui penglihatan, mimpi, atau suara di dalam hati kita.
Terkadang Roh Kudus memakai sesama orang percaya untuk menyampaikan kehendak-Nya.
Supaya kita terlatih mendengarkan pimpinan Roh Kudus, milikilah kerendahan hati, kerelaan untuk tunduk kepada kehendak Allah.
Roh Kudus seperti aliran air, yang mengalir ke tempat-tempat yang lebih rendah.
Dia mencari orang yang rendah hati.
Belajarlah hidup dalam tuntunan Roh Kudus mulai dari hal-hal yang kecil dalam hidup kita.
Diskusikan dengan pembimbingmu, bagaimana caranya hidup dalam pimpinan Roh Kudus.
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Mengapa Tuhan Yesus perlu memberikan Penolong yang lain?
Mengapa Roh Kudus disebut Roh Kebenaran?
Apakah peranan Roh Kudus dalam hidup orang percaya?
“Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya “ (Yohanes 14:16).
Pada saat bangsa Israel dipimpin oleh Musa keluar dari tanah Mesir, ada pemandangan yang menggetarkan bangsa-bangsa sekitar daerah yang dilalui.
Dalam perjalanan di padang gurun, bangsa Israel disertai oleh Tuhan melalui kehadiran tiang awan dan tiang api.
Bayangkanlah, ada enam ratus ribu orang laki-laki dengan istri dan anak-anak, lebih dari satu juta orang berjalan melintasi padang gurun dengan pemandangan yang menakjubkan tiang awan pada saat siang hari dan tiang api pada malam hari.
Bayangkan pada malam hari, tiang api yang menerima bangsa Israel, mungkin puluhan kilometer jauhnya terlihat oleh bangsa-bangsa lain.
Dalam Perjanjian baru penyertaan Tuhan bukan lagi dalam bentuk tiang awan dan tiang api, tetapi pribadi Allah Tritunggal, Roh Kudus hadir menyertai setiap orang percaya.
Roh Kudus yang kuasanya membangkitkan Tuhan Yesus -Roma 8:11, sekarang hadir menyertai kita, di dalam kita!
Kehadiran Roh Kudus dalam hidup kita pasti ada dampaknya, baik kepada roh, jiwa maupun tubuh.
Saat Roh Kudus pertama kali dicurahkan, murid-murid mengalami terobosan rohani yang luar biasa.
Mereka dipenuhi dengan kuasa dan memberitakan Injil dengan tanda-tanda yang ajaib.
Kehadiran Roh Kudus membuat murid-murid dan orang percaya pada masa itu bergerak ke berbagai kota dan bangsa untuk memberitakan kabar baik, menjadikan segala bangsa murid Kristus.
Kehadiran Roh Kudus menyertai kita, tinggal di dalam kita, Dia juga akan memimpin perjalanan hidup kita.
Roh Kudus akan menuntun kita supaya kita hidup dalam rencana-Nya.
Oleh karena itu, kita perlu mencari dan mengalami kehadiran Roh Kudus setiap hari. Izinkan Roh Kudus berkarya dalam hidup kita, mengajarkan seluruh kebenaran, mengubah karakter kita sehingga menghasilkan buah Roh, memberikan kuasa untuk menjadi saksi dan melakukan pekerjaan-pekerjaan seperti yang Tuhan Yesus lakukan.
Mulailah kehidupan setiap hari dengan menyerahkan hidup kita dalam pimpinan Roh Kudus, mintalah supaya dipenuhi Roh Kudus untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan baik yang sudah disiapkan Tuhan untuk kita.
Diskusikan dalam kelompok PA, bagaimana caranya supaya kita dapat berjalan dan mengalami hidup senantiasa dalam penyertaan Roh Kudus.
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Siapa yang Tuhan utus untuk menyertai perjalanan bangsa Israel?
Apa perbedaan bangsa Israel dengan bangsa-bangsa lain?
Apa yang dimohonkan Musa kepada Tuhan Allah?
Mengapa Tuhan Allah tidak mau menampakkan wajah-Nya kepada Musa?
Saudara, kisah dalam Perjanjian Lama ini menceritakan bagaimana Nabi Musa memohon agar Tuhan Allah sendiri menyertai perjalanan eksodus bangsa Israel dari Mesir menuju Tanah Kanaan.
Tuhan Allah menganugerahkan kasih karunia-Nya kepada Musa dan memilihnya sebagai nabi untuk memimpin bangsa Israel keluar dari Mesir menuju Kanaan.
Kehadiran Tuhan begitu nyata di depan mata seluruh umat bangsa itu.
Pada malam hari, kehadiran Tuhan terlihat dalam bentuk tiang api yang memberikan kehangatan kepada mereka.
Pada siang hari, kehadiran Tuhan dirasakan melalui awan yang menutupi langit sehingga bangsa itu terlindungi dari teriknya matahari di padang gurun.
Saudara, Tuhan Allah hadir dalam kehidupan umat di Perjanjian Lama, tetapi Tuhan hadir di luar diri mereka yang sangat berbeda dengan kita di Perjanjian Baru.
Di Perjanjian Baru, Tuhan Allah hadir di hidup kita dalam wujud Roh Allah yang juga disebut Roh Kudus atau Roh Kristus.
Bahkan, dengan jelas rasul Paulus mengatakan bahwa:
Efesus 3:17“sehingga oleh imanmu Kristus diam di dalam hatimu dan kamu berakar serta berdasar di dalam kasih.”
Dulu, mereka langsung tahu jika Tuhan Allah sudah tidak menyertai mereka karena Dia langsung menghilang dan tidak terlihat lagi.
Begitu juga setelah mereka sampai di Kanaan, ketika mereka mendirikan Kemah Pertemuan, mereka dapat mengetahui Tuhan Allah hadir karena Dia hadir dalam bentuk api atau cahaya terang.
Kemudian, kehadiran-Nya mulai surut dan hanya ada api pada kaki dian.
Sejak tidak ada lagi Kemah yang digantikan dengan Bait Salomo, kehadiran Allah disimbolkan dengan api pada kaki dian.
Setelah kaki dian itu padam karena Bait Allah dihancurkan oleh Raja Babel, maka muncullah agama-agama palsu di dunia.
Ketika Bait kedua dibangun oleh Ezra dan Nehemia, maka kaki dian dihidupkan kembali.
Bangsa Israel kembali menyembah Tuhan Allah dan mezbah-mezbah kembali membakar korban di Bait Allah.
Namun, setelah Jenderal Titus menghancurkan Bait Herodes yaitu Bait Allah yang dibangun oleh Ezra dan Nehemia lalu direnovasi oleh Raja Herodes, maka Bait Allah di Yerusalem yang ada pada zaman Yesus hancur dan rata dengan tanah sesuai dengan nubuat Yesus Kristus.
Hingga kini, tidak ada lagi Bait Allah di Israel yang ada hanya Tembok Ratapan dan sinagoge-sinagoge di mana orang Yahudi berkumpul.
Ketika Bait Allah itu tidak ada seperti sekarang ini, maka dunia melahirkan berbagai penyembahan palsu dan muncul agama-agama palsu.
Agama-agama sesat seperti Mormon dan berbagai penyembahan palsu lainnya muncul.
Mengapa? Karena tidak ada lagi mezbah penyembahan maka Setanlah yang disembah.
Puji Tuhan, bagi kita orang Perjanjian Baru, mezbah kita adalah di dalam diri kita. Kitalah mezbah Allah.
1 Korintus 6:19-20“Atau tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah, –dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri? Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar: Karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu!”
Jadi, saat ini kita tidak perlu lagi meminta Tuhan Allah untuk hadir karena Dia sudah hadir dalam hidup setiap orang percaya.
Dia telah berjanji bahwa:
Matius 28:20“dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.”
Yesus menjanjikan Roh Kudus sebagai Penolong, Pengajar dan Penghibur yang selalu menyertai kita.
Tanpa kita minta, Dia sudah ada di dalam kita, bukan di luar kita. Namun, di sinilah tantangannya yaitu Dia tidak berwujud, tidak kasat mata, dan tidak terlihat karena Dia adalah Roh yang tidak berwujud dan tidak berbentuk, namun kehadiran-Nya dapat dirasakan oleh mereka yang mau.
Bahkan ketika tidak terasa, Dia telah berjanji untuk tidak pernah meninggalkan kita seperti yatim piatu:
Yohanes 14:16-18“Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya, yaitu Roh Kebenaran. Dunia tidak dapat menerima Dia, sebab dunia tidak melihat Dia dan tidak mengenal Dia. Tetapi kamu mengenal Dia, sebab Ia menyertai kamu dan akan diam di dalam kamu. Aku tidak akan meninggalkan kamu sebagai yatim piatu. Aku datang kembali kepadamu.”
Oleh karena itu, bagi kita yang percaya kepada Yesus Kristus sebenarnya tidak perlu lagi berdoa untuk meminta penyertaan-Nya karena Dia selalu menyertai kita.
Baik kita merasakannya atau tidak, Dia tidak akan pernah meninggalkan kita.
Percayalah bahwa Dia hidup di dalam kita.
Haleluya, Puji Tuhan, Amin.
Mengapa banyak anak-anak Tuhan sering tidak menyadari bahwa Tuhan selalu menyertai mereka? Apa penyebabnya?
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Sudah berapa kali firman datang kepada Yeremia?
Di mana Yeremia berada ketika firman ini turun?
Bagaimana cara Tuhan membentuk bumi ini?
Apa yang Tuhan janjikan ketika Yeremia berdoa?
Saudara yang terkasih, ketika kita hendak memilih pekerjaan, memutuskan apakah akan pindah atau tidak atau pasangan hidup, maka sering muncul pertanyaan: apakah ini sesuai dengan kehendak Allah?
Banyak masalah dalam kehidupan yang muncul akibat kesalahan dalam memilih, ketidakcocokan serta kecemasan dan kekuatiran yang disebabkan oleh kurangnya pemahaman dan pengetahuan tentang kehendak Tuhan.
Hal inilah yang membuat Rasul Paulus memberikan pesan kepada jemaat di Roma:
Roma 12:2“Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.”
Rasul Paulus memberikan saran agar kita mendapatkan petunjuk untuk mengetahui kehendak Allah yaitu sesuatu yang baik.
Namun, yang baik saja belum tentu benar dan sesuatu yang berkenan kepada Allah pasti baik dan benar.
Meski demikian, apakah itu yang paling tepat untuk kita? Masih ada tingkat yang lebih tinggi yaitu kehendak Allah yang sempurna.
Karena itu, Rasul Paulus menasihati agar kita tidak menjadi serupa dengan dunia ini.
Orang dunia cenderung menentukan sesuatu hanya berdasarkan apa yang terlihat baik di mata mereka atau sesuai dengan selera mereka, tanpa memahami kebenaran yang sesungguhnya.
Oleh sebab itu, Rasul Paulus menuliskan apa yang harus dilakukan agar anak-anak rohaninya atau jemaat yang dilayaninya dapat menemukan kehendak Allah bagi hidup mereka:
Kolose 1:9-10“Sebab itu sejak waktu kami mendengarnya, kami tiada berhenti-henti berdoa untuk kamu. Kami meminta, supaya kamu menerima segala hikmat dan pengertian yang benar, untuk mengetahui kehendak Tuhan dengan sempurna, sehingga hidupmu layak di hadapan-Nya serta berkenan kepada-Nya dalam segala hal, dan kamu memberi buah dalam segala pekerjaan yang baik dan bertumbuh dalam pengetahuan yang benar tentang Allah”
Dengan membaca firman Tuhan, kita dapat mengerti kehendak Tuhan.
Selain itu, dengan berseru dan berdoa kepada Tuhan, kita juga akan menerima hikmat dan pengertian agar dapat mengerti kehendak Allah.
Rasul Yakobus pernah menulis:
Yakobus 1:5“Tetapi apabila di antara kamu ada yang kekurangan hikmat, hendaklah ia memintakannya kepada Allah, –yang memberikan kepada semua orang dengan murah hati dan dengan tidak membangkit-bangkit–,maka hal itu akan diberikan kepadanya.”
Sesuai dengan apa yang dituliskan oleh Yeremia, Tuhan menghendaki agar kita berseru kepada Tuhan.
Tuhan akan menjawab dan membukakan hal-hal yang tidak kita ketahui, bahkan yang tidak kita mengerti.
Dia akan memberitahukan kehendak-Nya bahkan rencana-Nya kepada mereka yang percaya dan berseru kepada-Nya.
Haleluya, Puji Tuhan, Amin.
Apa kerugian yang dapat terjadi jika seorang anak Tuhan tidak berdoa untuk mengetahui kehendak Allah?
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.
Mengapa wajah kita tidak boleh muram ketika kita berdoa dan berpuasa (pribadi)?
Mengapa orang lain tidak boleh tahu kalau kita sedang melakukan doa dan berpuasa (pribadi)?
Siapa yang boleh mengetahui bahwa kita sedang berdoa dan berpuasa (pribadi)?
Apa alasan utama sehingga dalam berdoa dan berpuasa hanya Allah Bapa yang boleh mengetahuinya (puasa pribadi)?
Saudara, doa dan puasa dapat dilakukan secara pribadi maupun bersama-sama dalam kelompok, gereja, sinode dan lain-lain.
Puasa secara pribadi adalah ibadah yang dilakukan oleh individu untuk merendahkan diri di hadapan Tuhan dengan tujuan belajar secara fokus tentang sebuah masalah atau situasi yang sedang dihadapi.
Dalam puasa ini, kita meminta kepada Tuhan Allah, melalui Roh Kudus, untuk memberikan pengajaran dan jalan keluar atas masalah yang kita hadapi.
Nabi Yesaya pernah menuliskan peristiwa ketika bangsa Israel berpuasa, namun Tuhan Allah tidak menghiraukan puasa mereka.
Mengapa hal itu terjadi? Yesaya mencatatnya dalam:
Yesaya 58:3-12“Mengapa kami berpuasa dan Engkau tidak memperhatikannya juga? Mengapa kami merendahkan diri dan Engkau tidak mengindahkannya juga?” Sesungguhnya, pada hari puasamu engkau masih tetap mengurus urusanmu, dan kamu mendesak-desak semua buruhmu. Sesungguhnya, kamu berpuasa sambil berbantah dan berkelahi serta memukul dengan tinju dengan tidak semena-mena. Dengan caramu berpuasa seperti sekarang ini suaramu tidak akan didengar di tempat tinggi. Sungguh-sungguh inikah berpuasa yang Kukehendaki, dan mengadakan hari merendahkan diri, jika engkau menundukkan kepala seperti gelagah dan membentangkan kain karung dan abu sebagai lapik tidur? Sungguh-sungguh itukah yang kausebutkan berpuasa, mengadakan hari yang berkenan pada TUHAN? Bukan! Berpuasa yang Kukehendaki, ialah supaya engkau membuka belenggu-belenggu kelaliman, dan melepaskan tali-tali kuk, supaya engkau memerdekakan orang yang teraniaya dan mematahkan setiap kuk, supaya engkau memecah-mecah rotimu bagi orang yang lapar dan membawa ke rumahmu orang miskin yang tak punya rumah, dan apabila engkau melihat orang telanjang, supaya engkau memberi dia pakaian dan tidak menyembunyikan diri terhadap saudaramu sendiri! Pada waktu itulah terangmu akan merekah seperti fajar dan lukamu akan pulih dengan segera; kebenaran menjadi barisan depanmu dan kemuliaan TUHAN barisan belakangmu. Pada waktu itulah engkau akan memanggil dan TUHAN akan menjawab, engkau akan berteriak minta tolong dan Ia akan berkata: Ini Aku! Apabila engkau tidak lagi mengenakan kuk kepada sesamamu dan tidak lagi menunjuk-nunjuk orang dengan jari dan memfitnah, apabila engkau menyerahkan kepada orang lapar apa yang kauinginkan sendiri dan memuaskan hati orang yang tertindas maka terangmu akan terbit dalam gelap dan kegelapanmu akan seperti rembang tengah hari. TUHAN akan menuntun engkau senantiasa dan akan memuaskan hatimu di tanah yang kering, dan akan membaharui kekuatanmu; engkau akan seperti taman yang diairi dengan baik dan seperti mata air yang tidak pernah mengecewakan. Engkau akan membangun reruntuhan yang sudah berabad-abad, dan akan memperbaiki dasar yang diletakkan oleh banyak keturunan. Engkau akan disebutkan “yang memperbaiki tembok yang tembus”, “yang membetulkan jalan supaya tempat itu dapat dihuni”.
Saudara, dari ayat-ayat firman Tuhan di atas, kita dapat melihat bagaimana bangsa Israel berpuasa sambil tetap melakukan semua pekerjaan mereka.
Tuhan menginginkan agar ketika kita berpuasa, maka kita mengkhususkan waktu tersebut dan tidak menjalankan semua pekerjaan kita sambil berpuasa.
Tuhan ingin kita berpuasa pada waktu yang khusus, dengan cara yang benar.
Saat berdoa dan berpuasa, Tuhan juga menghendaki kita dengan rela memecahkan roti untuk diberikan kepada orang miskin.
Kita sepatutnya memberi makan kepada orang yang kelaparan atau rela memberikan pakaian kepada mereka yang tidak memiliki apa-apa di sekitar kita.
Oleh karena itu, ketika berdoa dan berpuasa, alangkah baiknya jika kita juga berbagi makanan dengan orang miskin dan memberikan pakaian kepada mereka yang membutuhkan di sekitar kita.
Saudara, dalam doa dan puasa, maka Tuhan menginginkan agar kita benar-benar merendahkan diri dan mengosongkan diri, datang dengan sungguh-sungguh untuk mencari wajah Tuhan.
Tuhan telah menganugerahkan kesucian dan kekudusan melalui air permandian kudus yaitu baptisan yang melambangkan kuasa kebangkitan Yesus Kristus.
Oleh karena itu, tugas kita adalah menjaga kekudusan dan kesucian hidup dengan bantuan Roh Kudus agar Bapa berkenan kepada kita.
Kita perlu menyelesaikan perkara-perkara duniawi, seperti hutang-piutang, iri hati, dengki, ketersinggungan, pertikaian, perbantahan dan percekcokan akibat perbedaan pendapat.
Jauhkanlah amarah, kebencian, sakit hati dan hal-hal serupa agar hati kita menjadi murni dan kudus sehingga kita dapat bergaul dengan Tuhan Allah yang Maha Kudus.
Dalam kesucian hadirat-Nya, kita akan merasakan betapa kesucian Tuhan Allah itu nyata dan mempersiapkan hati kita untuk mendengar arahan atau pernyataan Tuhan melalui firman tertulis yang teringat dalam pikiran kita sehingga demikianlah Roh Kudus berbicara kepada kita.
Saudara yang terkasih, jika digerakkan untuk melakukan doa puasa pribadi, usahakan agar tidak terlihat oleh orang lain dan mengikuti nasihat Yesus dalam Matius 6 tentang puasa.
Namun, jika doa puasa dilakukan bersama gereja, tidak masalah jika orang lain mengetahui bahwa kita sedang berpuasa, tetapi tetaplah mengikuti apa yang diajarkan Yesaya.
Mari kita mengarahkan pandangan kepada Yesus yang terus memanggil kita untuk datang kepada Dia untuk menemukan jalan keluar dari semua masalah hidup kita.
Yesus juga rela menggembalakan kita bahkan ketika kita diutus ke tengah-tengah serigala yang buas.
Oleh karena itu, tetaplah waspada dan cerdik seperti ular, namun tulus seperti merpati serta mintalah Roh Kudus untuk memimpin hidup kita.
Haleluya, Puji Tuhan, Amin.
Mengapa banyak anak-anak Tuhan yang tidak lagi suka bersaksi memberitakan Injil keselamatan yaitu Injil Kerajaan Allah?