YESUS MEMIKUL KELEMAHAN DAN MENANGGUNG PENYAKIT KITA

Penulis : Pdt. Saul Rudy Nikson

This image has an empty alt attribute; its file name is D1.png

Pembacaan Alkitab Hari ini : 

MATIUS 8:14-17

Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya memahaminya.

This image has an empty alt attribute; its file name is D2.png
  1. Gambaran Yesus seperti apa yang kamu lihat dari tindakan-Nya menyembuhkan?
  2. Bagaimana mukjizat penyembuhan menunjukkan Yesus memikul beban dosa?
  3. Setelah disembuhkan, bagaimana kamu bisa bangun dan melayani?
This image has an empty alt attribute; its file name is D3.png

Hal itu terjadi supaya genaplah firman yang disampaikan oleh nabi Yesaya: “Dialah yang memikul kelemahan kita dan menanggung penyakit kita.” (Matius 8:17).

Injil Matius ditulis dalam konteks masyarakat Yahudi yang menantikan kedatangan Mesias yang dijanjikan.

Mereka mengharapkan seorang pembebas yang berkuasa.

Dalam pasal 8, Matius dengan sengaja menyusun serangkaian mukjizat Yesus untuk memperlihatkan wibawa Mesias yang sesungguhnya.

Setelah menyembuhkan orang kusta dan hamba perwira, Yesus memasuki ranah yang lebih pribadi: rumah Petrus.

Di sini, kita melihat Yesus bukan sebagai tokoh publik yang jauh, tetapi sebagai Tuhan yang peduli dengan pergumulan sehari-hari dalam keluarga para pengikut-Nya.

Konteks ini menunjukkan bahwa perhatian-Nya meliputi juga masalah pribadi yang tersembunyi di dalam dinding rumah kita.

Ketika Yesus memasuki rumah Petrus, Ia menemukan ibu mertua yang terbaring lemah karena demam.

Respons Yesus langsung dan penuh kasih: Ia mendekati si sakit, memegang tangannya, dan memulihkannya.

Sentuhan-Nya penuh dengan kuasa yang mengusir penyakit dan kelemahan.

Hasilnya bukan hanya kesembuhan fisik, tetapi sebuah pemulihan yang utuh sehingga ia mampu bangkit dan melayani.

Peristiwa ini menjadi sebuah gambaran yang indah: Yesus datang ke dalam “rumah” kehidupan kita yang penuh dengan “penyakit” dan “kelemahan,” baik secara fisik, emosional, maupun spiritual.

Ia tidak berdiam diri; Ia mengulurkan tangan-Nya yang berkuasa untuk memulihkan dan memampukan kita untuk hidup kembali bagi kemuliaan-Nya.

Matius tidak berhenti pada fakta penyembuhan ini. Ia melihatnya melalui lensa nubuat Perjanjian Lama.

Ia mengutip Yesaya 53:4, “Ia memikul kelemahan kita dan menanggung penyakit kita.

Setiap kali Yesus menyembuhkan, Ia sesungguhnya sedang “memikul” beban penyakit itu.

Ia sedang menanggung di dalam diri-Nya sendiri akibat dari kutuk dosa yang merusak dunia.

Penyembuhan-penyembuhan ini adalah tanda nyata bahwa Sang Mesias sedang berperang melawan kuasa kegelapan dan penderitaan.

Semua karya penyembuhan itu adalah fajar dari karya penebusan-Nya yang akan mencapai puncaknya di Kalvari, di mana Ia akan benar-benar memikul dosa kita di atas tubuh-Nya di kayu salib -1 Petrus 2:24.

Apa artinya ini bagi kita hari ini?

Pertama, kita dapat datang kepada Yesus dengan segala kelemahan dan “penyakit” kita, percaya bahwa Ia peduli.

Seperti Ia masuk ke rumah Petrus, Ia ingin masuk ke dalam titik terlemah hidup kita.

Kedua, kita diingatkan bahwa kesembuhan fisik, meskipun sangat kita dambakan dan seringkali Allah anugerahkan, bukanlah tujuan akhir.

Tujuan akhirnya adalah pemulihan hubungan dengan Allah dan kemampuan untuk “melayani” Dia, dalam keadaan apapun.

Ketiga, di saat kita menderita dan pertolongan belum datang, kita berpegang pada kebenaran ini: Yesus telah dan terus “memikul” beban kita.

Dia tidak jauh dan acuh tak acuh. Iman itu tidak goyah karena penderitaan.

Iman itu akan membawamu semakin mengenal Tuhan Yesus, dan memampukan melewati penderitaan.

Diskusikan dalam kelompok PA saudara, diskusikan apakah respon kita apabila kesembuhan belum terjadi saat mendoakan orang yang sakit.

Pembacaan Alkitab Setahun

Kisah Para Rasul 14-15