TIDAK ADA YANG DAPAT MEMISAHKAN KITA DARI KRISTUS
Penulis : Pramadya Wisnu

Pembacaan Alkitab Hari ini :
ROMA 8:31-35
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya memahaminya.

- Bagaimanakah supaya Allah ada di pihak kita?
- Siapakah yang bisa memisahkan kita dari kasih Kristus?

Roma pasal 8 adalah puncak dari ajaran Rasul Paulus, sebuah rangkaian pernyataan kemenangan rohani, tentang kasih, keselamatan, dan kepastian hidup kekal dalam Kristus.
Di tengah penderitaan, aniaya, dan tantangan hidup yang berat, Paulus menyatakan satu kebenaran yang sangat kuat dan agung: “Tidak ada kuasa di bumi maupun di surga yang dapat memisahkan kita dari kasih Kristus.”
Kata-kata ini bukan sebuah teori bagi Paulus, tetapi pengalaman pribadi Paulus sendiri yang telah menghadapi penganiayaan, pemenjaraan, bahkan ancaman kematian.
Namun, di tengah semua itu, imannya berdiri teguh karena ia tahu, Allah berpihak kepadanya. “Jika Allah di pihak kita, siapakah yang akan melawan kita?”
Kalimat ini bukan pertanyaan retoris, melainkan pernyataan keyakinan mutlak.
Paulus tidak sedang berkata bahwa kita tidak akan pernah memiliki musuh, tetapi bahwa tidak ada musuh yang dapat mengalahkan kita jika Allah bersama kita.
Kebenaran Firman ini sangat kuat, yang menjadi pertanyaan? Apakah seorang percaya bisa dikalahkan?
Jika melihat realita dalam kehidupan, tentu bisa dan faktanya banyak umat Tuhan yang kalah dalam peperangan rohani.
Penyebab kekalahan orang percaya ternyata bukan hal yang dari luar, tetapi justru berasal dari dalam, yaitu ketika:
- Ia meragukan kasih Allah,
- Kehilangan iman bahwa Allah berpihak kepadanya
- Atau berhenti berjalan dalam Roh, kembali hidup dalam daging.
Jadi, kekalahan bukan karena Allah tidak cukup kuat, melainkan karena kita berhenti percaya dan tunduk pada kebenaran itu.
Alkitab mencatat bahkan para tokoh besar seperti Petrus, Daud, dan Elia pernah jatuh: Petrus menyangkal Yesus;
Daud jatuh dalam dosa besar ketika dia membunuh Uria secara tidak langsung demi memperoleh Batsyeba;
Elia pernah ketakutan dan ingin mati ketika dia tahu bahwa Izebel sedang mencari untuk membunuhnya.
Namun mereka tidak tinggal dalam kekalahan. Mengapa? Karena mereka kembali kepada kasih dan panggilan Allah.
Saudara, ada janji Firman bahwa kita yang percaya tidak bisa dikalahkan secara rohani, tetapi kita bisa tampak kalah secara manusiawi jika kita kehilangan iman kepada kasih Allah;
hidup dalam daging, bukan dalam Roh;
kita mengijinkan tekanan dunia menggantikan harapan pada Kristus.
Namun selama kita kembali kepada kasih Kristus, tidak ada kuasa di dunia atau di neraka yang dapat memisahkan kita dari kasih Kristus.

Saudara, dalam kelompok pemuridan, diskusikan pengalamanmu kalah dalam peperangan rohani dan apakah kemudian engkau menang, jika ya, bagaimana kemenangan itu engkau peroleh?
Pembacaan Alkitab Setahun
Yohanes 3-4