ROH YANG MEMBANGKITKAN KEKUATAN, KASIH DAN KETERTIBAN
Penulis : Pdt. Saul Rudy Nikson

Pembacaan Alkitab Hari ini :
2 TIMOTIUS 1:3-8
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.

- Karunia rohani apa yang Tuhan telah taruh dalam hidupku yang mungkin perlu “ku kobarkan kembali” untuk digunakan bagi kemuliaan-Nya?
- Di area kehidupanku yang mana rasa takut (akan penolakan, kegagalan, atau penderitaan) lebih sering menguasai diriku daripada kuasa Roh Kudus?
- Bagaimana praktiknya memiliki “pikiran yang tertib” (jernih dan terkendali) ketika menghadapi tekanan dan badai kehidupan?

“Sebab Allah memberikan kepada kita bukan roh ketakutan, melainkan roh yang membangkitkan kekuatan, kasih dan ketertiban.” (2 Timotius 1:7).
Bayangkan diri Anda di posisi Timotius.
Anda adalah seorang pemimpin muda yang harus menggantikan figur sebesar Rasul Paulus.
Di luar, penganiayaan semakin menjadi. Di dalam jemaat, banyak yang menyimpang dari ajaran benar dan mulai meninggalkan Anda.
Perasaan takut, tidak mampu, dan sendiri pasti sangat besar.
Dalam situasi seperti inilah Paulus menulis surat ini.
Ia tidak menyalahkan Timotius, tetapi ia memahami betul pergumulan yang dihadapi anak rohaninya itu.
Surat ini adalah teriakan semangat dari seorang veteran pelayanan yang hampir selesai menjalani pertandingannya, kepada penerusnya yang sedang berada di tengah-tengah medan pertempuran yang paling sengit.
Seringkali ketika kita menghadapi masalah, kita berdoa meminta karunia atau kemampuan baru dari Tuhan.
Namun, nasihat Paulus justru berbeda: “mengobarkan kembali” karunia yang sudah ada.
Tuhan telah menaruh potensi dan karunia Roh dalam hidup setiap orang percaya, seringkali melalui doa dan peneguhan dari orang-orang rohani di sekitar kita (seperti penumpangan tangan Paulus).
Tantangan, rutinitas, dan kekecewaan bisa membuat “api” karunia itu meredup.
Tuhan tidak memanggil kita untuk menciptakan api baru, tetapi untuk mengipasi bara yang sudah ada hingga menjadi nyala api yang besar lagi.
Ini membutuhkan inisiatif kita: untuk berdoa, melayani, belajar, dan melangkah dalam iman meski ragu.
Ayat 7 adalah janji yang begitu menghibur.
Sumber masalah Timotius (dan seringkali kita juga) adalah “roh ketakutan”.
Ketakutan adalah musuh iman.
Itu membuat kita lumpuh, menarik diri, dan diam.
Tetapi Paulus dengan tegas menyatakan bahwa Roh yang ada di dalam kita adalah Roh yang sama yang membangkitkan Kristus dari kematian!
Roh itu memberikan kita:
(1) Kekuatan untuk menghadapi apa yang tidak bisa kita hadapi sendiri;
(2) Kasih untuk mengasihi orang yang sulit dikasihi dan tetap setia kepada Tuhan; dan
(3) Ketertiban (pikiran yang jernih dan terkendali) untuk tidak panik, tidak mengambil keputusan gegabah, dan tetap berfokus pada kebenaran Firman Tuhan di tengah kekacauan.
Lalu, bagaimana kita menerapkannya?
Pertama, ingatlah warisan imanmu.
Seperti Timotius yang diingatkan pada iman neneknya, ingatlah saat-saat Tuhan setia dalam hidupmu dan keluargamu.
Itu adalah fondasi yang kokoh.
Kedua, bertindaklah untuk mengobarkan karuniamu.
Jika karuniamu adalah mengajar, mulailah mempersiapkan sebuah renungan kecil.
Jika melayani, carilah kesempatan untuk menolong.
Jangan tunggu sampai rasa takut hilang, lakukanlah dengan mengandalkan Roh-Nya.
Ketiga, tolaklah roh ketakutan dengan mengklaim janji Firman Tuhan.
Ketika rasa takut datang, katakan dengan lantang, “Allah memberikan kepadaku bukan roh ketakutan, melainkan roh yang membangkitkan kekuatan, kasih dan ketertiban!”
Hadapi tantangan dengan keyakinan bahwa kuasa untuk melewatinya sudah ada di dalam dirimu, yaitu Roh Kudus sendiri.
Dengan demikian, kita bukan hanya akan bertahan, tetapi akan bertumbuh dan menjadi berani bagi Injil Kristus.

Diskusikan dalam kelompok PA saudara, diskusikan apakah yang dimaksud roh membangkitkan ketertiban.
Pembacaan Alkitab Setahun
Markus 10-11