KEMULIAAN DALAM BAIT-NYA YAITU TUBUH KITA
Penulis : Pramadya Wisnu

Pembacaan Alkitab Hari ini :
1 KORINTUS 6:17-20
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.

- Siapakah yang menjadi satu roh dengan Allah?
- Bagaimanakah status tubuh jasmani kita?

Dalam pemahaman masa kini, tubuh manusia seringkali dipandang hanya sebagai objek fisik untuk dilihat, dipuja, atau bahkan dieksploitasi.
Namun Alkitab mengajarkan suatu pandangan yang jauh lebih dalam dan mulia: tubuh kita adalah bait Allah.
Ini bukan sekadar hal yang abstrak, melainkan realitas rohani yang kudus.
Karena “siapa yang mengikatkan dirinya pada Tuhan, menjadi satu roh dengan Dia.” (1 Korintus 6:17).
Untuk lebih memahami konteks dari ayat Firman yang kita baca, perlu kita memahami seperti apakah kota Korintus pada jaman gereja yang mula-mula.
Pada zaman itu Korintus adalah kota besar, makmur, dan bersifat metropolitan.
Terletak di Yunani, di jalur strategis dekat dengan pelabuhan besar yang menjadikan Korintus menjadi pusat perdagangan internasional.
Karena kekayaan dan campuran dari berbagai budaya, kota Korintus menjadi kota yang penuh dengan gaya hidup hedonisme, keangkuhan, dan banyak terdapat hal yang asusila dilakukan oleh warganya.
Itu sebabnya Paulus menulis secara khusus kepada orang-orang percaya di Korintus tentang gaya hidup bebas dan moralitas yang rusak.
Ia mengingatkan mereka bahwa hidup orang percaya tidak lagi milik orang tersebut secara pribadi, sebab mereka telah dibeli dan dibayar lunas oleh darah Kristus.
Karena itu, tubuh mereka tidak bisa diperlakukan seenaknya, tetapi harus dihormati sebagai tempat kediaman Roh Kudus.
Sebagai umat Allah, tubuh kita juga adalah Bait Allah dan ini tentu memiliki konsekuensi akan apa yang sepatutnya kita lakukan dengan tubuh jasmani kita.
Pertama, penting untuk kita hidup dalam kekudusan.
Paulus secara tegas berkata, “Jauhkanlah dirimu dari percabulan.” Dosa seksual disebut sebagai dosa yang berdampak langsung terhadap tubuh.
Ketika kita sadar bahwa tubuh kita adalah bait-Nya, maka kita tidak akan sembarangan dalam menggunakannya.
Kedua, kita akan menjaga diri dari pencemaran dunia.
Dunia menawarkan banyak hal yang mencemari pikiran, tubuh, dan roh.
Tetapi sebagai bait Allah, kita dipanggil untuk hidup berbeda: menjaga kesucian, kesehatan, dan integritas hidup.
Ketiga, kita menggunakan tubuh untuk kemuliaan Tuhan.
Segala aktivitas kita, baik makan, minum, bekerja, berbicara, bahkan istirahat, dapat menjadi bentuk penyembahan kepada Tuhan jika dilakukan dalam kesadaran bahwa tubuh ini milik-Nya.

Saudara, dalam kelompok pemuridan, diskusikan tentang bahaya yang bisa menyebabkan pencemaran rohani yang berasal dari tubuh jasmani kita.
Pembacaan Alkitab Setahun
Matius 1-4