KEBERANIAN UNTUK MEMBERITAKAN FIRMAN

Penulis : Pdt. Saul Rudy Nikson

This image has an empty alt attribute; its file name is D1.png

Pembacaan Alkitab Hari ini : 

KISAH PARA RASUL 4:27-31

Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.

This image has an empty alt attribute; its file name is D2.png
  1. Apakah yang dilakukan Petrus dan Yohanes saat menerima ancaman untuk tidak memberitakan injil?
  2. Apakah yang terjadi ketika mereka berdoa?
  3. Apakah yang dilakukan murid-murid dan orang percaya?
This image has an empty alt attribute; its file name is D3.png

Dan ketika mereka sedang berdoa, goyanglah tempat mereka berkumpul itu dan mereka semua penuh dengan Roh Kudus, lalu mereka memberitakan firman Allah dengan berani”. (Kisah Para Rasul 4:31).

Jemaat mula-mula menghadapi ancaman mematikan: Petrus dan Yohanes baru saja dipenjara, dilarang memberitakan Injil, dan diancam hukuman mati (Kisah Para Rasul 4:1-3, 17-18).

Dalam ketakutan, mereka tidak meminta keamanan atau pembebasan, tetapi berdoa memohon keberanian (ayat 29).

Doa mereka didasarkan pada penggenapan Mazmur 2:1-2 di mana pemberontakan bangsa-bangsa terhadap Mesias justru membuktikan kedaulatan Allah.

Ini menjadi pola doa umat Tuhan di tengah penindasan: “Lihatlah ancaman mereka…” (ayat 29a), lalu mintalah apa yang dibutuhkan Kerajaan Allah!

Apakah Sumber Keberanian orang percaya? Kedaulatan Allah dan Janji Firman:

  1. Pengakuan atas kedaulatan Allah: Mereka menyebut Herodes, Pilatus, dan bangsa-bangsa yang bersekongkol melawan Yesus sebagai alat di tangan Tuhan yang berdaulat. Ini menghancurkan mentalitas korban.
  2. Berpegang pada janji Firman (ayat 25-26): Dengan mengutip Mazmur 2, mereka percaya bahwa pemberontakan manusia tidak mampu menggagalkan rencana Allah bagi bangsa-bangsa. Keberanian sejati lahir ketika kita memahami bahwa Allah mengendalikan bahkan perlawanan terkejam sekalipun.

Murid-murid tidak meminta diselamatkan dari aniaya atau tekanan, tetapi mereka meminta kuasa untuk Bersaksi:

  1. “Berikanlah kepada hamba-hamba-Mu keberanian untuk memberitakan firman-Mu” (bukan: “hentikan penganiayaan!”).
  2. “Ulurkanlah tangan-Mu untuk menyembuhkan…” (permintaan tanda kuasa ilahi).

Keberanian bukan soal keteguhan hati, tetapi pengalaman akan penyertaan Tuhan (ayat 31: “Tempat itu goyang”).

Saudara, apabila sedang menghadapi ancaman, berdoalah dengan pola doa Jemaat mula-mula:

1)  Akui kedaulatan Allah atas situasi sulit.

2) Mohon keberanian spesifik, bukan penghindaran masalah.

3) Minta Tuhan menyatakan kuasa-Nya melalui hidupmu (mujizat, hikmat, atau kesaksian yang tak terbantahkan).

4) Hidup sebagai Pembawa Terang di Zaman Gelap: Youth : Berani tolak nyontek meski seluruh kelas melakukannya. Gunakan medsos untuk posting ayat Alkitab + kisah iman, bukan hanya tren.

Orang Tua: Tegakkan kebenaran di RT/RW atau kantor yang korup, dengan bijak dan tanpa kebencian.

Ajak keluarga berdoa untuk bangsa tiap malam.

Keberanian memberitakan Firman adalah kunci merebut warisan bangsa-bangsa (Mazmur 2:8).

Dimulai dari satu langkah iman.

Diskusikan dalam kelompok PA, bagaimana langkah iman merebut bangsa-bangsa?

Pembacaan Alkitab Setahun

Hosea 8-14