MENERIMA FIRMAN DENGAN KERELAAN

Penulis : Pdt. Saul Rudy Nikson

This image has an empty alt attribute; its file name is D1.png

Pembacaan Alkitab Hari ini : 

KISAH PARA RASUL 17:10-11

Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.

This image has an empty alt attribute; its file name is D2.png
  1. Apakah yang dimaksud kerelaan hati menerima Firman?
  2. Apakah yang dilakukan orang Yahudi di Berea setelah menerima FIrman?
  3. Apakah perlu mempelajari dan menguji firman yang dikotbahkan hari Minggu?
This image has an empty alt attribute; its file name is D3.png

“….mereka menerima firman itu dengan segala kerelaan hati dan setiap hari mereka menyelidiki Kitab Suci untuk mengetahui, apakah semuanya itu benar demikian…” (Kisah Para Rasul 17:11).

Ayat-ayat ini terjadi dalam perjalanan misi Paulus yang kedua.

Setelah mengalami pengusiran dan kerusuhan di Tesalonika karena memberitakan Yesus sebagai Mesias (Kisah Para Rasul 17:1-9), Paulus dan Silas tiba di Berea, sebuah kota di Makedonia.

Di sinilah mereka menemukan respons yang sangat berbeda dari komunitas Yahudi setempat dibandingkan dengan kota-kota sebelumnya.

Berea menjadi teladan positif dalam menyambut dan menanggapi pemberitaan Injil, menampilkan sikap hati yang menjadi fokus renungan ini.

Hal pertama yang ditekankan Lukas tentang orang-orang Yahudi di Berea adalah bahwa mereka “menerima firman itu dengan segala kerelaan hati”.

Kata Yunani yang digunakan untuk “kerelaan hati” berarti kesiapsediaan, kerelaan, keinginan yang kuat, atau semangat yang bergairah.

Ini menggambarkan sikap batin yang tulus, antusias, dan terbuka.

Mereka tidak datang dengan prasangka buruk, kebencian, atau keinginan untuk mempertahankan status quo seperti yang terjadi di Tesalonika.

Hati mereka telah disiapkan dan rela untuk mendengar, sekalipun ajaran Paulus tentang Mesias yang menderita dan bangkit itu baru dan berbeda dengan keyakinan mereka sebelumnya.

Kerelaan hati ini adalah fondasi penting bagi setiap orang yang mau diubahkan hidupnya oleh Firman Tuhan.

Kerelaan hati mereka bukanlah sikap pasif atau penerimaan membabi buta. Justru, kerelaan itu mendorong tindakan aktif: “setiap hari mereka menyelidiki Kitab Suci”.

Kata “menyelidiki” berarti memeriksa dengan cermat, menguji secara mendalam, menyelidiki dengan teliti.

Kerelaan mereka untuk menerima Firman diwujudkan dalam kesungguhan untuk menguji Firman yang baru mereka dengar itu.

Mereka menggunakan standar tertinggi yang mereka kenal dan percayai, yaitu Kitab Suci (Perjanjian Lama), sebagai alat uji saat itu.

Mereka melakukannya “setiap hari”, menunjukkan ketekunan, keseriusan, dan komitmen yang lahir dari kerelaan hati yang tulus.

Tujuannya jelas: “untuk mengetahui, apakah semuanya itu benar demikian”.

Iman yang berdasarkan kerelaan hati adalah iman yang ingin didasarkan pada kebenaran yang kokoh.

Kita perlu belajar seperti jemaat di Berea.

Pertama, kita diajak untuk memeriksa sikap dasar hati kita saat mendengar Firman Tuhan.

Apakah kita datang dengan hati yang rela – bebas dari kepahitan, kekecewaan masa lalu, kesombongan rohani, atau keinginan untuk sekadar mengukuhkan pendapat kita sendiri? 

Kedua, kerelaan hati ini harus diwujudkan dalam tindakan.

Seperti orang Berea, kerelaan kita mendorong kita untuk menyelidiki Kitab Suci dengan tekun dan kritis, bukan untuk mencari-cari kesalahan, tetapi untuk menemukan dan mengonfirmasi kebenaran Allah.

Ini berarti meluangkan waktu, membandingkan dengan konteks, dan mungkin mencari pemahaman lebih lanjut.

Ketiga, kerelaan hati juga berarti kesediaan untuk diubah oleh kebenaran yang kita temukan, sekalipun itu menantang zona nyaman atau tradisi kita.

Marilah kita memohon anugerah Tuhan untuk memiliki hati seperti orang Berea: hati yang rela menerima Firman, rela menyelidikinya dengan tekun, dan rela tunduk pada kebenarannya, sehingga iman kita bertumbuh semakin dalam dan berakar kuat di dalam Kristus.

Kerelaan hati adalah pintu gerbang untuk mengalami perubahan hidup oleh Firman yang Hidup.

Diskusikan dalam kelompok PA, bagaimana caranya menguji kebenaran khotbah seperti orang Berea.

Pembacaan Alkitab Setahun

Amsal 13-15