SATU ANGGOTA MENDERITA SEMUA TURUT MENDERITA

Penulis : Anang Kristianto

This image has an empty alt attribute; its file name is D1.png

Pembacaan Alkitab Hari ini : 

1 KORINTUS 12:20-27

Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.

This image has an empty alt attribute; its file name is D2.png
  1. Apakah dalam satu tubuh hanya ada satu anggota?
  2. Apa jadinya bila salah satu anggota tubuh tidak berfungsi?
  3. Apa yang terjadi bila salah satu anggota menderita?
This image has an empty alt attribute; its file name is D3.png

Dalam perikop ini Paulus menggunakan gambaran tubuh sebagai ilustrasi utama untuk menjelaskan pentingnya keberagaman dalam kesatuan jemaat.

Konsep ini sangat kuat secara budaya, karena dalam masyarakat Yahudi dan Yunani kuno, tubuh sering dipakai sebagai metafora untuk organisasi sosial—menunjukkan bahwa setiap bagian memiliki fungsi yang unik tetapi tidak terpisahkan satu sama lain.

Secara teologis, Paulus sedang menegaskan bahwa semua anggota jemaat, tanpa memandang karunia atau status mereka, memiliki nilai dan peran yang setara dalam tubuh Kristus.

Tampaknya pada saat itu Jemaat Korintus sedikit terpecah, dengan kecenderungan untuk membanggakan karunia rohani tertentu—terutama yang tampak spektakuler seperti berbahasa roh atau nubuat—dan merendahkan yang lain.

Paulus membongkar pandangan ini dengan menyatakan bahwa bahkan bagian tubuh yang “tampaknya lebih lemah” justru sangat diperlukan (ayat 22), dan bagian yang kurang terhormat diberikan kehormatan yang lebih besar (ayat 23).

Bayangkan seseorang sedang berjalan di hutan tanpa alas kaki.

Tanpa sengaja, sebuah duri kecil menusuk jari kakinya. Luka itu kecil—nyaris tak terlihat.

Tapi begitu duri itu masuk, seluruh tubuhnya bereaksi: dia berhenti berjalan, tangannya segera turun memegang kaki, wajahnya meringis kesakitan, bahkan aliran darah mulai mengirimkan sinyal ke otak bahwa ada bahaya.

Padahal itu hanya satu jari kecil dari keseluruhan tubuhnya.

Tapi tubuh tidak berkata, “Ah, itu cuma jari kaki, biar saja.” Tidak.

Tubuh langsung bekerja sama untuk melindungi dan merawat bagian yang terluka: tangan menarik durinya, mata fokus mencari sumber luka, kaki yang lain menopang berat tubuh, bahkan otak mengingatkan agar dia berhati-hati ke depan.

Semuanya bergerak bersama demi satu bagian yang sedang menderita.

Demikian juga jemaat Kristus. Kita bukan hanya kumpulan orang-orang yang berjalan bersama, tapi tubuh rohani yang hidup.

Ketika satu orang sedang mengalami kesedihan, kejatuhan, atau penderitaan, kita tidak bisa berkata, “Itu urusannya sendiri.”

Jika kita benar-benar tubuh Kristus, penderitaannya adalah juga penderitaan kita.

Kita menangis bersamanya, menopang beban yang ia tanggung, dan mengangkatnya hingga sembuh kembali.

Dalam dunia yang semakin individualistis, pesan ini sangat radikal dan penuh kasih: Seperti tubuh yang tidak bisa mengabaikan luka kecil, demikianlah jemaat yang sejati tak bisa tinggal diam ketika satu anggotanya terluka.

Diskusikan dengan kelompok PA dan persekutuan kita, mengenai topik ini dengan lebih mendalam. Bagaimana kita bisa praktekkan dalam kehidupan sehari-hari dan berkat apa yang didapat dari melakukan Firman Tuhan ini.

Pembacaan Alkitab Setahun

Mazmur 133-139