MURID YANG HIDUP DALAM KEBENARAN SEJATI

Penulis : Pramadya Wisnu

This image has an empty alt attribute; its file name is D1.png

Pembacaan Alkitab Hari ini : 

MATIUS 5:20-25

Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.

This image has an empty alt attribute; its file name is D2.png
  1. Apakah konsekuensi atas kemarahan?
  2. Apakah yang harus dilakukan kalau Tuhan mengingatkan engkau tentang pertengkaranmu dengan saudara seiman?
This image has an empty alt attribute; its file name is D3.png

Oleh anugerah kita diselamatkan oleh karya Kristus di kayu salib, dosa kita diampuni, kita memperoleh damai sejahtera Kristus yang membuat kita kuat, teguh dan berlimpah dalam sukacita.

Itu anugerah yang tidak mampu kita bayar.

Ketika kita dilahirkan kembali, kita seperti bayi rohani di dalam Tuhan.

Kita berperilaku seperti bayi, diberi minum susu, bubur dan makanan lunak lainnya.

Tetapi kita tentu tidak akan terus menerus menjadi bayi, orang tua kita tentu mengharapkan kita bertumbuh menjadi dewasa, dan ketika kita semakin dewasa, bukan bubur yang kita makan, tetapi makanan keras.

Demikian juga kita dalam pandangan Allah Bapa.

Dia ingin agar kita pun menjadi semakin dewasa di dalam Tuhan. Kita diajar tidak saja dengan pengajaran-pengajaran dasar seperti melakukan saat teduh, berdoa, tetapi Tuhan ingin agar kita juga memakan makanan keras seperti hidup dalam ketaatan kepada Tuhan, mengikut Dia berapapun harga yang harus kita bayar.

Kita hidup dalam kebenaran yang sejati, bukan sekadar menaati hukum atau berbuat baik, tetapi hidup dalam hubungan yang benar dengan Allah melalui Kristus dan Roh-Nya yang ada dalam kita.

Kita menjalani hidup yang mencerminkan karakter Allah: kasih, kekudusan, belas kasihan kepada mereka yang berdosa.

Kasih merupakan nilai kehidupan yang sangat penting karena Allah adalah Kasih (1 Yohanes 4:8).

Ciri utama dari orang yang hidup dalam kebenaran adalah ketika dia hidup dalam kasih, mengasihi keluarganya, mengasihi saudara seiman, bahkan mengasihi musuh atau orang yang membencinya (Matius 5:44).

Ciri yang lain dari orang yang hidup dalam kebenaran adalah dia hidup dalam kekudusan.

Mengapa? Karena Allah adalah Kudus.

Imamat 11:45  “Sebab Akulah TUHAN yang telah menuntun kamu keluar dari tanah Mesir, supaya menjadi Allahmu; jadilah kudus, sebab Aku ini kudus.”

Allah menghendaki umat-Nya kudus karena Dia adalah kudus.

Hidup dalam kekudusan berarti hidup dalam terang, tidak menyimpan dosa, tidak suka melakukan hal-hal yang akan membuat Roh Kudus berduka.

Saudara, dalam kelompok pemuridan, tanyakanlah bagaimana pendapat pembimbing rohanimu tentang kehidupanmu dan renungkan apa pun yang menjadi pendapatnya tentang dirimu.

Pembacaan Alkitab Setahun

Mazmur 90-95