BERSERU BERSAMA-SAMA KEPADA ALLAH
Penulis : Pdt. Saul Rudy Nikson

Pembacaan Alkitab Hari ini :
KISAH PARA RASUL 4:23-25
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.

- Apakah yang dilakukan Petrus dan Yohanes setelah dilepaskan dari persidangan tua-tua Yahudi dan para ahli taurat?
- Apakah yang dilakukan tua-tua Yahudi dan para ahli taurat kepada Petrus dan Yohanes?
- Setelah Petrus menceritakan persidangan itu, apakah respon jemaat?

“Ketika teman-teman mereka mendengar hal itu, berserulah mereka bersama-sama kepada Allah, katanya: “Ya Tuhan, Engkaulah yang menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya“ (Kisah Para Rasul 4:24).
Setelah Petrus dan Yohanes dilepaskan dari penahanan oleh pemimpin Yahudi (Kisah Para Rasul 4:1-22), mereka langsung kembali ke jemaat dan menceritakan ancaman yang mereka terima.
Para pemimpin Yahudi melarang mereka memberitakan tentang Yesus.
Saat itu, gereja mula-mula dalam tekanan: mereka diintimidasi, dilarang bersaksi, dan hidup dalam ketakutan.
Namun, alih-alih diam atau menyerah, mereka memilih bersatu dan berseru bersama kepada Allah.
Latar belakang ini menunjukkan bahwa di tengah tantangan, orang percaya harus mengandalkan Tuhan, bukan kekuatan sendiri.
Mereka tidak hanya berdoa sendiri-sendiri, tapi berkumpul dan berseru bersama (ayat 24).
Doa mereka penuh keyakinan: mereka mengutip Mazmur 2 untuk mengingat bahwa Allah berkuasa atas segala penguasa dunia.
Meski situasi menakutkan, mereka percaya Tuhan lebih besar dari ancaman manusia.
Doa bersama ini menyatukan hati mereka, menguatkan iman, dan mengalihkan fokus dari ketakutan kepada kuasa Allah.
Allah tidak diam! Meski tidak langsung menghilangkan masalah, Dia memberi mereka keberanian dan hikmat untuk terus bersaksi (lihat Kisah 4:31-33).
Doa bersama itu mengubah ketakutan menjadi kekuatan.
Mereka sadar bahwa berseru kepada Allah bukan sekadar meminta pertolongan, tapi juga menyerahkan diri sepenuhnya kepada rencana-Nya.
Persekutuan doa menjadi sumber kekuatan untuk tetap setia.
Kita saat ini perlu belajar dari cara jemaat mula-mula berseru bersama.
Pertama, jangan hadapi masalah sendirian.
Ketika ada tekanan, kumpulkan orang percaya untuk berdoa bersama.
Kedua, fokus pada kuasa Allah, bukan pada besarnya masalah.
Misalnya, saat ada larangan atau kritik terhadap iman, serahkanlah dalam doa bersama.
Ketiga, jadikan gereja tempat yang aman untuk saling mendukung dan berbagi pergumulan.
Dengan berseru bersama, kita mengundang Tuhan bekerja, dan iman kita dikuatkan.
Mari jadikan gereja sebagai komunitas yang tak hanya berbagi senyum, tetapi juga berseru bersama kepada Allah.
Di situlah kuasa-Nya nyata!

Diskusikan dengan rekan-rekan PA, bagaimana supaya kita mengalami terobosan dalam doa bersama.
Pembacaan Alkitab Setahun
2 Tawarikh 35-36