MENGABDI KEPADA ALLAH BUKAN MAMON

Penulis : Pdt. Robinson Saragih

This image has an empty alt attribute; its file name is D1.png

Pembacaan Alkitab Hari ini : 

MATIUS 6:19-24

Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.

This image has an empty alt attribute; its file name is D2.png
  1. Mengapa Yesus melarang murid-muridNya mengumpulkan harta di bumi? 
  2. Dimana Yesus menganjurkan para murid untuk mengumpulkan harta? 
  3. Dimana hati kita berada? 
  4. Apa yang membuat mata kita menjadi mata yang baik?
This image has an empty alt attribute; its file name is D3.png

Saudara, Tuhan Yesus membandingkan Allah dengan Mamon saat mengajarkan murid-muridNya tentang harta di surga:

Matius 6:24 “Tak seorangpun dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian, ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain, atau ia akan setia kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang lain. Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon.”

Dalam pengajarannya, Yesus dengan tegas menyatakan bahwa para murid harus memprioritaskan Kerajaan Allah dan tidak dipusingkan dengan berbagai kekuatiran hidup.

Matius 6:33 “Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.”

Saudara, Tuhan Yesus mengajarkan bahwa Kerajaan Allah dan kebenarannya harus diutamakan dalam kehidupan orang percaya.

Segala sesuatu yang kita lakukan sepatutnya bertujuan untuk memperluas Kerajaan Allah.

Pekerjaan kita merupakan platform pelayanan kita, tempat kita bersaksi dan memberitakan Injil keselamatan atau Injil kasih karunia.

Dengan demikian, bekerja bukan hanya sekedar mencari nafkah, tetapi juga menjadi sarana untuk menjadi saksi Kristus dalam melaksanakan Amanat Agung Kristus.

Oleh karena itu, kehadiran kita seharusnya tidak mempermalukan Kristus atau merusak kekristenan di hadapan kolega di kantor atau tempat kerja.

Kita seharusnya bekerja dengan serius, tidak setengah hati tetapi dengan segenap hati, pikiran, dan kemampuan.

Dengan demikian, prestasi kerja kita dapat mengharumkan kekristenan dan memuliakan Yesus Kristus.

Ketika bekerja, kita sepatutnya menunjukkan kinerja yang baik tanpa bersikap arogan atau sombong.

Kita harus bersedia bekerjasama dalam tim yang baik serta dikenal sebagai pribadi yang baik hati, pekerja keras dan rela membantu serta menolong rekan satu tim maupun kolega dari tim lain.

Dalam bekerja, sepatutnya rekan-rekan dan kolega kita mengenal kita sebagai pribadi yang baik, rela berbagi dan bukan seseorang yang hanya mengejar keuntungan pribadi karena setiap bantuan selalu diperhitungkan, sebaliknya kita dikenal sebagai pribadi yang tulus menolong. 

Selain itu, teman-teman juga mengenal kita sebagai seseorang yang gemar bersaksi sehingga mereka tahu bahwa kita adalah pribadi yang mengabdi kepada Tuhan, selalu mendahulukan dan mengutamakan Tuhan.

Namun, di saat yang sama, mereka juga melihat bahwa kita adalah pribadi yang menghargai semua rekan dengan berbagai latar belakang kepercayaan, bukan seseorang yang fanatik buta.

Mereka mengenal kita sebagai seorang Kristen yang sungguh-sungguh, bukan hanya beragama setengah hati, tetapi tetap menghargai kepercayaan orang lain yang berbeda.

Saudara, sebagai murid Kristus, kita hidup di tengah masyarakat yang religius di Bandung.

Sering kali kita bertemu dengan teman-teman yang sangat fanatik dalam kepercayaannya.

Beberapa dari mereka mungkin enggan bersalaman dengan kita, bahkan ketika kita menyapa, mereka terlihat ragu atau enggan berbicara dengan kita yang mereka anggap sebagai kafir.

Lalu, bagaimana kita harus bersikap? Jangan pernah bosan untuk tetap bersikap ramah dan menyapa mereka semua.

Jika kita adalah laki-laki, sebaiknya kita tetap menyapa teman pria dengan baik, namun jika teman wanita enggan menjawab sapaan kita, cukup berikan senyuman tanpa harus menyapa lagi.

Hal ini untuk menghindari kesalahpahaman agar tidak dianggap mengganggu, mencari perhatian, atau bahkan disalahartikan.

Oleh karena itu, marilah kita hidup dalam kekudusan dan kesucian serta senantiasa bergaul dengan Bapa.

Dengan demikian, orang-orang di sekitar kita akan melihat bahwa kita berbeda dari kebanyakan orang Kristen pada umumnya. 

Terlebih lagi, jika mereka mengetahui bahwa kita adalah Kristen Batak, mungkin ada sebagian yang enggan bergaul dengan kita.

Namun, jika mereka melihat bahwa kita adalah orang Kristen yang sungguh-sungguh dan memiliki kehidupan rohani yang tidak asal-asalan, mereka akan lebih menghargai kita.

Mereka tahu bahwa orang Kristen Batak dikenal sebagai pribadi yang jujur, setia, loyal dalam pertemanan serta rela membela teman tanpa ragu dan tidak sungkan untuk berkorban demi persahabatan.

Saudara, marilah kita menonjolkan nilai mengutamakan Tuhan dalam pertemanan dengan teman sejawat, baik di kantor, di sekolah maupun di lingkungan tetangga. 

Sebagai contoh, jika ada rencana untuk berkumpul, beritahukan kepada mereka bahwa kita selalu beribadah ke gereja pada hari Minggu di jam tertentu.

Biasakan hal ini secara konsisten sehingga mereka memahami bahwa pada hari Minggu, kita tidak bisa ikut berkumpul karena itu adalah waktu untuk beribadah di gereja.

Mereka sepatutnya mengenal kita bukan sebagai orang yang pelit atau kikir yang enggan berbagi, apalagi seseorang yang hanya ingin mencari keuntungan dari persahabatan.

Kita bukanlah orang yang tidak rela rugi tetapi seseorang yang tidak mempermasalahkan jika mengalami kerugian atau dirugikan. 

Selain itu, mereka juga harus mengenal kita sebagai pribadi yang mudah memaafkan, suka mengampuni serta selalu berbuat baik.

Kita dikenal sebagai orang yang murah hati, terutama bagi mereka yang benar-benar membutuhkan bantuan.

Galatia 6:9 “Janganlah kita jemu-jemu berbuat baik, karena apabila sudah datang waktunya, kita akan menuai, jika kita tidak menjadi lemah.”

Saudara, jika dalam hidup kita dikenal sebagai orang yang melayani Tuhan, hamba Allah dan masyarakat di sekitar kita mengetahuinya, maka itu menjadi kesempatan bagi kita untuk lebih mudah bersaksi. 

Masyarakat tidak selalu menuntut kita untuk memberi uang atau harta karena mereka memahami bahwa kita bukanlah hamba uang yang selalu perhitungan dalam segala bentuk bantuan. 

Haleluya, puji Tuhan, Amin.

Apakah setiap orang yang mencintai uang sudah pasti mengabdi kepada Mamon?

Pembacaan Alkitab Setahun

1 Raja-Raja 6-7