TERANG YANG TERLIHAT DUNIA

Penulis : Pdt. Saul Rudy Nikson

This image has an empty alt attribute; its file name is D1.png

Pembacaan Alkitab Hari ini : 

MATIUS 5:14-16

Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya memahaminya.

This image has an empty alt attribute; its file name is D2.png
  1. Menurut ayat 14-15, apa saja dua hal yang tidak mungkin dilakukan terhadap terang? Apa implikasinya bagi hidupmu?
  2. Bagaimana caramu menyeimbangkan antara menjadi terang yang terlihat (ayat 16) dan tidak melakukannya untuk pamer (Matius 6:1)?
  3. Di bidang kehidupan mana (keluarga, pekerjaan, komunitas) terangmu paling perlu untuk dinyatakan dengan lebih berani?
This image has an empty alt attribute; its file name is D3.png

Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi”. (Matius 5:14).

Khotbah di Bukit diawali dengan Yesus yang mendefinisikan ulang identitas para pengikut-Nya.

Sebelum memberi mereka daftar peraturan, Ia pertama-tama memberikan mereka identitas: “Kamu adalah garam… Kamu adalah terang.”

Ini adalah pernyataan faktual, bukan sebuah harapan.

Setiap orang yang telah mengalami kasih karunia Allah di dalam Kristus secara otomatis adalah terang.

Pertanyaannya bukanlah apakah kita adalah terang, tetapi apakah terang kita bersinar, atau justru kita telah menutupinya?

Prinsip kebenaran pertama dari perikop ini adalah sifat alami terang yang harus terlihat.

Sebuah kota di atas bukit tidak bisa disembunyikan; sebuah pelita tidak dinyalakan untuk lalu ditaruh di bawah tempurung.

Demikian pula, iman Kristen bukanlah harta pribadi yang untuk disimpan secara rahasia.

Iman yang sejati akan secara alami mengekspresikan diri melalui perbuatan-perbuatan yang baik dan kasih yang nyata.

Kita sering tergoda untuk “menutup” terang kita karena takut dipermalukan, tidak sesuai dengan tren, atau ingin menghindari konflik.

Namun, Yesus dengan tegas menolak mentalitas ini.

Menyembunyikan terang kita berarti mengingkari tujuan dasar dari panggilan kita.

Prinsip kebenaran kedua yang kritis adalah tujuan dari terang kita.

Ayat 16 dengan jelas menyatakan bahwa tujuan dari perbuatan baik kita adalah agar orang lain yang melihatnya “memuliakan Bapamu yang di sorga.”

Ini adalah ujian motivasi yang penting.

Apakah kita bersikap baik, melayani, dan berkarya untuk mendapat pujian bagi diri sendiri atau kelompok kita?

Atau apakah semua itu kita lakukan sehingga orang yang melihatnya akan diarahkan untuk memuji dan mengenal Allah Bapa?

Terang kita bukanlah lampu sorot yang mengarah ke dalam, memamerkan kebaikan kita, melainkan seperti bulan yang memantulkan cahaya matahari, mengarahkan semua perhatian kepada Sumber Terang itu sendiri, yaitu Allah.

Hal-hal praktis untuk melakukan Firman.

Pertama, Tanyakan pada diri sendiri: “Di lingkungan kerja, sekolah, atau keluarga-ku, adakah bukti yang terlihat bahwa aku adalah pengikut Kristus?

Apakah kata-kata, tindakan, dan prioritas hidupku memancarkan nilai-nilai Kerajaan Sorga?”

Kedua, Jangan menghindari interaksi dengan dunia.

Beranilah untuk menyatakan pendapat berdasarkan prinsip kebenaran, tawarkan doa untuk teman yang sedang susah, atau menjadi sukarelawan dalam pelayanan sosial.

Jadilah orang yang aktif terlibat, bukan yang bersembunyi.

Ketiga, Murnikan Motivasi. Sebelum melakukan suatu perbuatan baik, periksa motivasi hati.

Berdoalah, “Tuhan, biarlah melalui tindakan ini, orang-orang bukan memuji aku, tetapi mengenal dan memuliakan Engkau.”

Fokuskan pelayanan pada bagaimana Allah dipermuliakan, bukan bagaimana kita dilihat orang.

Diskusikan dalam kelompok PA, bagaimana supaya terang Kristus senantiasa terlihat dan memancar setiap hari dari diri kita.

Pembacaan Alkitab Setahun

Yakobus 1-5