MENJADI ANAK-ANAK TERANG
Penulis : Pdt. Saul Rudy Nikson

Pembacaan Alkitab Hari ini :
YOHANES 12:34-40
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya memahaminya.

- Menurut Yohanes 12:35, apa konsekuensi jika kita berjalan dalam kegelapan?
- Bagaimana caranya kita dapat “percaya kepada terang” dalam keputusan sehari-hari?
- Area mana dalam hidupmu yang perlu lebih mencerminkan identitas sebagai “anak-anak terang”?

“…Selama terang itu ada padamu, percayalah kepadanya, supaya kegelapan jangan menguasai kamu; barangsiapa berjalan dalam kegelapan, ia tidak tahu ke mana ia pergi”. (Yohanes 12:35b).
Kehidupan kita diwarnai oleh berbagai kesempatan, dan seringkali kita menundanya karena mengira kesempatan itu akan selalu ada.
Dalam bacaan kita hari ini, Yesus berada di puncak ketegangan dengan orang banyak yang mendengar pengajaran-Nya.
Mereka sibuk berdebat tentang identitas Mesias, tetapi Yesus justru memperingatkan mereka tentang satu hal yang jauh lebih mendesak: waktu untuk berjalan dalam terang-Nya hampir habis.
Ia tidak akan selamanya hadir secara fisik bersama mereka.
Peringatan ini bergema dalam hidup kita: kesempatan untuk mendengar suara-Nya, untuk bertobat, dan untuk hidup dalam kasih karunia-Nya adalah sebuah anugerah yang tidak boleh kita sia-siakan.
Orang banyak itu terpaku pada teka-teki teologis (“Siapakah Anak Manusia itu?”) sehingga mereka lalai untuk merespons kebenaran yang sudah dinyatakan di depan mata mereka.
Yesus tidak menjawab teka-teki mereka, melainkan menuntut sebuah tindakan: “Percayalah kepada terang itu, supaya kamu menjadi anak-anak terang.”
Ini mengajarkan kita sebuah prinsip kebenaran yang penting: Allah lebih menghargai ketaatan iman daripada pemahaman intelektual yang sempurna.
Kita tidak perlu memahami segala sesuatu tentang Yesus dan rencana-Nya sebelum kita mau percaya dan mengikut Dia.
Iman adalah langkah untuk mempercayai Dia, bahkan di tengah hal-hal yang belum kita mengerti sepenuhnya.
Mengapa banyak orang menolak Yesus? Penjelasan Alkitab sungguh menggentarkan: karena hati mereka telah menjadi keras.
Kekerasan hati bukanlah suatu kecelakaan, melainkan konsekuensi dari penolakan yang berulang-ulang terhadap kebenaran.
Setiap kali kita mendengar firman Tuhan tetapi memilih untuk mengabaikannya, setiap kali kita merasakan sentuhan Roh Kudus tetapi memadamkannya, hati kita sedikit demi sedikit mengeras.
Proses ini akhirnya dapat membawa kita pada titik di mana kita “tidak dapat percaya” (ayat 39).
Ini adalah peringatan serius untuk senantiasa memiliki hati yang lembut dan siap untuk diajar, agar kita tidak tertipu oleh dosa yang mengeraskan hati.
Hal-hal praktis untuk melakukan Firman.
Pertama, Bertindaklah Atas Dasar Terang yang Sudah Anda Miliki.
Jangan menunggu sampai semua pertanyaan Anda terjawab.
Lakukan apa yang sudah Anda ketahui sebagai kehendak Tuhan.
Jika Anda tahu Anda harus mengampuni, lakukanlah sekarang.
Jika Anda tahu Anda harus jujur, praktikkanlah hari ini.
Kedua, Jaga Kelembutan Hati dengan Disiplin Rohani.
Rutinlah berdoa meminta Tuhan menyelidiki hati Anda (“Tuhan, adakah kegelapan dalam diriku?”).
Bacalah Firman Tuhan bukan hanya untuk pengetahuan, tetapi untuk ditransformasi olehnya.
Ketiga, Hidupi Identitas Anda sebagai Anak Terang. Sadari bahwa Anda adalah duta dari terang Kristus.
Dalam setiap percakapan, keputusan, dan tindakan, tanyakan pada diri sendiri, “Apakah ini mencerminkan bahwa saya adalah anak terang?”
Pilihlah untuk berkata-kata dan bertindak yang membawa orang lain kepada kebaikan dan kebenaran Kristus.

Diskusikan dengan pembimbingmu, bagaimana caranya mencerminkan terang Kristus dalam komunitas kita.
Pembacaan Alkitab Setahun
Ibrani 1-6