MENGAJAR BANGSA-BANGSA JALAN TUHAN

Penulis : Anang Kristianto

This image has an empty alt attribute; its file name is D1.png

Pembacaan Alkitab Hari ini : 

MIKHA 4:1-4

Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya memahaminya.

This image has an empty alt attribute; its file name is D2.png
  1. Apa yang terjadi dengan gunung rumah Tuhan pada hari-hari terakhir?
  2. Siapa yang akan datang berduyun-duyun ke gunung rumah Tuhan?
  3. Apa tujuan mereka datan ke rumah Tuhan?
  4. Siapa yang akan menjadi hakim dan wasit bagi suku-suku bangsa?
This image has an empty alt attribute; its file name is D3.png

Ayat yang kita baca hari menuliskan sebuah visi eskatologis dari Mikha—sebuah gambaran tentang masa depan ketika Gunung Rumah Tuhan ditinggikan dan bangsa-bangsa berduyun-duyun datang ke dalamnya untuk belajar jalan Tuhan.

Konteks kitab ini adalah masa ketidakadilan sosial dan kemerosotan moral di Israel dan Yehuda.

Mikha menegur para pemimpin yang menyalahgunakan kekuasaan dan umat yang hidup jauh dari kehendak Allah.

Di tengah kondisi itu, Mikha menyampaikan nubuat pengharapan: suatu hari Tuhan sendiri akan menjadi pusat kehidupan bangsa-bangsa, dan hukum-Nya akan menjadi standar kebenaran.

Gambaran pedang yang ditempa menjadi mata bajak adalah simbol damai sejahtera sejati—bukan karena kekuatan manusia, tetapi karena pemerintah dan tatanan Tuhan yang ditegakkan.

Apa yang disampaikan oleh Nabi Mikha ini tentu membutuhkan suatu proses untuk terjadi, kita tidak tahu secara pasti apakah hal ini sedang terjadi atau sedang dalam persiapan penggenapannya.

Kita hidup di tengah persaingan global, polarisasi politik, konflik antar bangsa, dan masyarakat yang sering kehilangan arah moral.

Banyak orang berusaha mencari jawaban melalui kekuatan ekonomi, militer, ideologi, atau teknologi yang saat ini informasinya dapat diakses dengan mudah melalui media sosial—namun tetap gagal menemukan damai yang sejati.

Dalam konteks ini, visi Mikha menegaskan bahwa transformasi bangsa-bangsa tidak dapat berlangsung tanpa firman Tuhan sebagai pusatnya.

Ketika manusia mencoba membangun dunia tanpa kebenaran Allah, yang muncul justru kekacauan, ketakutan, dan keletihan.

Namun janji Mikha mengingatkan bahwa Tuhan rindu mengajar bangsa-bangsa dan membawa mereka kembali ke jalan yang benar.

Gereja dan umat Tuhan dipanggil menjadi saksi yang memancarkan terang itu di tengah dunia yang haus akan kebenaran sejati Saudara, penggenapan firman ini hanya bisa terjadi ketika umatNya merespon seluruh proses persiapan yang Tuhan buat bagi gerejaNya. 

Renungan hari ini mengajak kita untuk terlebih dahulu membiarkan Tuhan mengajar kita setiap hari melalui firman-Nya, sebelum kita dapat menjadi alat-Nya untuk mengajar bangsa-bangsa.

Mulailah dari hidup pribadi yang taat, jujur, damai, dan mengutamakan kehendak Tuhan dalam setiap keputusan.

Dalam keluarga, tempat kerja, komunitas, bahkan media sosial, kita dapat memperkenalkan jalan Tuhan melalui perkataan yang membangun, sikap yang penuh kasih, dan tindakan yang membawa damai.  

Diskusikan dengan kelompok PA dan persekutuan kita, mengenai topik ini dengan lebih mendalam. Bagaimana kita bisa praktekkan dalam kehidupan sehari-hari dan berkat apa yang didapat dari melakukan Firman Tuhan ini.

Pembacaan Alkitab Setahun

2 Korintus 10-13