TUBUH KITA ADALAH BAIT ROH KUDUS
Penulis : Pdt. Saul Rudy Nikson

Pembacaan Alkitab Hari ini :
1 KORINTUS 6:17-20
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya memahaminya.

- Jika tubuhmu adalah bait Allah, kebiasaan apa yang akan berubah?
- Bagaimana fakta “tubuhmu bukan milikmu” mempengaruhi keputusanmu?
- Bagaimana caramu memuliakan Allah dengan tubuhmu minggu ini?

“Atau tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah, –dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri?” (1 Korintus 6:19).
Jemaat di Korintus hidup dalam sebuah kota yang menjadikan kenikmatan jasmani, termasuk seks bebas, sebagai hal yang biasa.
Sebagian dari mereka yang telah percaya kepada Kristus masih terjebak dalam pemikiran lama yang memisahkan antara iman dan perilaku.
Mereka berpikir bahwa keselamatan di dalam Kristus hanya berkaitan dengan jiwa, sementara tubuh bebas untuk melakukan apa saja, termasuk percabulan.
Dalam konteks inilah Rasul Paulus menulis dengan sangat tegas untuk meluruskan kesalahan pandangan yang fatal tersebut.
Ia mengingatkan mereka bahwa anugerah keselamatan justru menuntut tanggung jawab yang lebih besar atas tubuh, bukan memberikan lisensi untuk berbuat dosa.
Paulus membuka kebenaran ini dengan sebuah pertanyaan yang menusuk: “Tidak tahukah kamu…?”
Ini menunjukkan bahwa kita sering lupa atau mengabaikan identitas kita yang sesungguhnya.
Dia menyatakan sebuah kebenaran yang mendebarkan: “Tubuhmu adalah bait Roh Kudus.”
Ini bukan sekadar metafora yang puitis, tetapi sebuah realitas spiritual. Bait Allah dalam Perjanjian Lama adalah tempat di mana kemuliaan Tuhan tinggal.
Sekarang, melalui Roh Kudus, Allah yang Mahakudus memilih untuk berdiam di dalam tubuh setiap orang percaya.
Tubuh kita bukan lagi sekadar daging dan darah, bukan lagi hanya instrumen untuk memuaskan nafsu, melainkan sebuah ruang maha kudus yang hidup, tempat di mana hadirat Allah bersemayam.
Kebenaran tentang bait Allah ini dilandasi oleh dua fakta mendasar.
Pertama, “kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar.” Kita, termasuk tubuh kita, adalah budak yang telah ditebus dari pasar budak dosa.
Harga tebusannya bukanlah emas atau perak, melainkan darah Kristus yang mahal -1 Petrus 1:18-19.
Karena itu, kepemilikan atas tubuh kita telah berpindah tangan.
Dia bukan lagi milik kita sendiri; kita adalah milik Kristus. Kedua, Roh Kudus yang diam di dalam kita “kamu peroleh dari Allah.”
Kehadiran-Nya adalah anugerah, sekaligus penegasan bahwa Allah adalah Pemilik yang sah.
Dasar inilah yang menghancurkan argumen “tubuhku adalah milikku, aku berhak berbuat apa saja.”
Lalu, bagaimana kita merespons kebenaran ini?
Panggilannya jelas: “Karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu.”
Ini adalah sebuah revolusi dalam cara kita memandang dan menggunakan tubuh.
Setiap tindakan yang melibatkan tubuh kita—apa yang kita lihat, dengar, sentuh, katakan, dan lakukan—adalah sebuah bentuk penyembahan.
Menjaga kemurnian seksual bukan lagi sekadar aturan agama, tetapi tindakan menghormati Bait Suci Allah.
Merawat kesehatan tubuh bukan lagi sekadar hidup sehat, tetapi pemeliharaan terhadap rumah Allah.
Melayani dengan tenaga fisik kita bukan lagi sekadar aktivitas, tetapi ibadah yang memuliakan Sang Empunya tubuh.
Setiap kali kita memilih untuk menguduskan tubuh, kita sedang mengakui bahwa kita bukan milik diri sendiri lagi, tetapi milik Dia yang telah membeli dan menguduskan kita bagi kemuliaan-Nya.

Diskusikan dalam kelompok PA, bagaimana supaya kehadiran Roh Kristus menjadi realita dalam kehidupan sehari-hari.
Pembacaan Alkitab Setahun
Kisah Para Rasul 18-20