ROH KUDUS MENGHIDUPKAN TUBUH KITA YANG FANA
Penulis : Pdt. Saul Rudy Nikson

Pembacaan Alkitab Hari ini :
ROMA 8:9-11
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya memahaminya.

- Bagaimana Anda mengetahui bahwa Roh Kristus benar-benar diam di dalam Anda?
- Dalam hal apa Anda paling merasakan pertentangan antara tubuh yang fana dan roh yang hidup?
- Bagaimana janji kebangkitan tubuh di masa depan memengaruhi cara Anda hidup di saat ini?

“Dan jika Roh Dia, yang telah membangkitkan Yesus dari antara orang mati, diam di dalam kamu, maka Ia, yang telah membangkitkan Kristus Yesus dari antara orang mati, akan menghidupkan juga tubuhmu yang fana itu oleh Roh-Nya, yang diam di dalam kamu.” (Roma 8:11).
Surat Roma ditulis oleh Rasul Paulus kepada jemaat di pusat kekaisaran yang majemuk.
Setelah dengan panjang lebar menjelaskan tentang pembenaran oleh iman dan pergumulan manusia antara keinginan roh dan keinginan daging (Roma 7), Paulus memasuki puncak pengajarannya dalam Roma 8.
Di sini, ia menggambarkan kehidupan yang berkemenangan yang dialami orang percaya bukan karena kekuatan mereka sendiri, tetapi karena kuasa dan kehadiran Roh Kudus.
Penekanan pada kehidupan “dalam Roh” ini adalah jawaban atas keputusasaan dari kehidupan “dalam daging”.
Paulus ingin meyakinkan jemaat bahwa keselamatan mereka bersifat pasti dan lengkap, dari awal hingga akhir.
Paulus menyatakan sebuah kebenaran paradoks dalam ayat 10: “Meskipun tubuhmu mati karena dosa, namun rohmu adalah hidup.”
Sebagai orang percaya, kita hidup dalam ketegangan antara dua realitas ini.
Di satu sisi, kita tidak bisa melarikan diri dari kefanaan tubuh kita. Kita masih mengalami sakit penyakit, kelemahan, dan pada akhirnya kematian fisik.
Ini adalah warisan dosa Adam yang masih melekat pada keberadaan jasmani kita.
Namun, disisi lain, bagian terdalam dari identitas kita—roh kita—telah dihidupkan dan dibenarkan oleh Allah.
Kita telah dilahirkan kembali, memiliki hubungan yang hidup dengan Allah, dan menikmati damai sejahtera yang berasal dari-Nya.
Realitas rohani inilah yang menjadi sumber kekuatan kita menghadapi realitas fisik yang fana.
Ayat 11 memberikan pengharapan yang melampaui realitas ganda tersebut.
Paulus menegaskan bahwa Roh yang diam di dalam kita bukanlah sembarang roh, melainkan “Roh Dia, yang telah membangkitkan Yesus dari antara orang mati.”
Ini berarti bahwa kuasa yang sama yang membangkitkan Kristus dari kubur—kuasa yang mengalahkan maut selamanya—sedang tinggal dan bekerja di dalam kita.
Roh Kudus adalah jaminan hidup kekal dan janji bahwa apa yang telah Allah lakukan bagi Yesus, akan Dia lakukan pula bagi kita.
Kefanaan tubuh kita bukanlah akhir cerita.
Sama seperti Kristus dibangkitkan dengan tubuh kemuliaan, Roh Kudus akan menghidupkan kembali tubuh kita yang fana pada kedatangan-Nya kelak.
Lalu, bagaimana kita menghidupi kebenaran ini?
Pertama, kita dapat menghadapi kelemahan, penyakit, dan keterbatasan tubuh kita dengan penuh pengharapan.
Kita tidak perlu takut terhadap kematian, karena kematian hanyalah pintu menuju kebangkitan tubuh yang mulia.
Kedua, dalam kelemahan tubuh kita justru kuasa Kristus menjadi nyata -2 Korintus 12:9.
Kita belajar bergantung bukan pada kekuatan fisik kita, tetapi pada kuasa Roh yang berdiam di dalam kita untuk melayani dan menjadi saksi.
Ketiga, kebenaran ini mendorong kita untuk memuliakan Allah dengan tubuh kita -1 Korintus 6:20.
Meskipun fana, tubuh ini adalah bait Roh Kudus.
Karena itu, kita memeliharanya, menggunakannya untuk kebaikan, dan hidup dalam kekudusan, sambil menantikan dengan rindu penebusan tubuh kita yang sempurna pada hari itu.

Diskusikan dalam kelompok PA, bagaimana caranya menyadari kehadiran “Roh Yang Membangkitkan Yesus” di dalam kita.
Pembacaan Alkitab Setahun
Kisah Para Rasul 16-17