KRISTUS YANG HIDUP DI DALAMKU
Penulis : Pdt. Saul Rudy Nikson

Pembacaan Alkitab Hari ini :
GALATIA 2:18-21
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.

- Apakah saya masih sering “membangun kembali” standar kesalehan saya sendiri untuk merasa diterima oleh Allah, padahal Kristus sudah menyelesaikannya?
- Bagaimana saya dapat lebih menyadari dalam kehidupan sehari-hari bahwa “bukan lagi aku yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku”?
- Di area kehidupan mana saja saya masih mengandalkan kekuatan sendiri, sehingga tanpa sadar telah menyia-nyiakan kasih karunia Allah?

“namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku. Dan hidupku yang kuhidupi sekarang di dalam daging, adalah hidup oleh iman dalam Anak Allah yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku.” (Galatia 2:20).
Jemaat Galatia berada dalam kebingungan.
Mereka telah menerima Kabar Baik tentang keselamatan oleh kasih karunia melalui iman kepada Kristus.
Namun, datanglah guru-guru yang meyakinkan mereka bahwa iman saja tidak cukup; mereka perlu juga menaati hukum-hukum agama Yahudi untuk benar-benar menjadi orang percaya.
Mereka diajak untuk kembali membangun sistem agama yang sebenarnya telah dirombak oleh Kristus di kayu salib.
Situasi ini tidak jauh berbeda dengan kita hari ini.
Begitu mudahnya kita terjerumus dalam pemikiran bahwa keselamatan adalah “iman di dalam Kristus PLUS sesuatu yang lain”: plus pelayanan yang rajin, plus memberi persembahan yang besar, plus tidak melakukan dosa-dosa “besar”.
Tanpa sadar, kita membangun kembali tembok yang telah diruntuhkan oleh Kristus.
Paulus memberikan sebuah prinsip yang radikal: kita harus mati untuk benar-benar hidup.
Mati di sini bukanlah mati secara fisik, tetapi mati terhadap keyakinan bahwa kita bisa menyenangkan Allah dengan usaha dan kekuatan kita sendiri.
Hukum Taurat—atau dalam konteks kita, daftar aturan agama—berguna untuk menunjukkan betapa berdosa dan lemahnya kita, tetapi tidak pernah mampu menyelamatkan.
Ketika kita akhirnya menyerah dan mengakui bahwa kita tidak mampu, pada saat itulah kita “mati” terhadap sistem lama.
Kematian ini adalah pintu gerbang menuju kehidupan yang sebenarnya.
Kita berhenti dari usaha memanjat tangga menuju surga dan mulai menerima undangan untuk masuk ke dalam kasih karunia-Nya.
Kehidupan baru itu digambarkan dengan sangat indah: “bukan lagi aku yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku.”
Ini adalah jantung dari kekristenan.
Hidup Kristen bukanlah tentang kita berusaha meniru Yesus dari luar, tetapi tentang Kristus sendiri yang tinggal di dalam kita dan mengubah hidup kita dari dalam.
Identitas kita yang baru bukan lagi “si pendosa yang berusaha jadi baik”, tetapi “orang yang didiami oleh Kristus”.
Kekuatan untuk mengatasi pencobaan, kemampuan untuk mengasihi orang yang sulit dikasihi, dan keberanian untuk melalui badai kehidupan, semua bersumber dari Kristus yang hidup di dalam kita.
Kita hidup dengan bergantung sepenuhnya (oleh iman) kepada-Nya yang telah mengasihi kita sampai mati di kayu salib.
Lalu, bagaimana kita menerapkan kebenaran yang dalam ini?
Pertama, berhentilah berusaha dan mulailah mempercayai.
Setiap kali Anda merasa gagal dan tidak layak, ingatlah bahwa keselamatan bukan tentang prestasi Anda, tetapi tentang karya Kristus yang sudah selesai.
Kedua, undanglah Kristus untuk mengambil alih.
Dalam setiap situasi, tanyalah, “Yesus, bagaimana Engkau ingin menghadapi ini melalui diriku?” Hidup oleh iman adalah proses belajar mendengar suara-Nya dan taat setiap hari.
Ketiga, hargailah kasih karunia.
Jangan kembali kepada aturan-aturan yang membuatmu merasa nyaman secara agama tetapi justru meniadakan salib.
Ketika kamu jatuh, jangan lari dari Allah, tetapi larilah kepada-Nya dan terima lagi pengampunan-Nya.
Biarkan kebenaran bahwa “Kristus hidup di dalamku” menjadi sumber sukacita, kekuatan, dan identitasmu yang paling utama.

Diskusikan dengan pembimbingmu, bagaimana caranya mematikan manusia lama, dan hidup sebagai manusia baru.
Pembacaan Alkitab Setahun
Markus 8-9