TETAP TAAT SEKALIPUN BANYAK ANCAMAN

Penulis : Pdt. Saul Rudy Nikson

This image has an empty alt attribute; its file name is D1.png

Pembacaan Alkitab Hari ini : 

KISAH PARA RASUL 4:18-22

Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.

This image has an empty alt attribute; its file name is D2.png
  1. Apakah tanggapan Petrus saat dilarang untuk memberitakan Injil?
  2. Mengapa Petrus sangat berani menentang para pemimpin Yahudi?
  3. Apakah saudara pernah mengalami pilihan seperti Petrus ? Apa respon saudara saat itu?
This image has an empty alt attribute; its file name is D3.png

Sebab tidak mungkin bagi kami untuk tidak berkata-kata tentang apa yang telah kami lihat dan yang telah kami dengar.” (Kisah Para Rasul 4:20).

Peristiwa ini terjadi setelah penyembuhan orang lumpuh di Bait Allah  dan khotbah Petrus yang berani tentang kebangkitan Yesus (Kis 4:1-12).

Penguasa Yahudi (Sanhedrin) — terdiri dari imam besar, kaum Saduki (yang menolak kebangkitan), dan para tua-tua — menangkap Petrus dan Yohanes.

Mereka terganggu karena ajaran para rasul mengancam otoritas keagamaan dan stabilitas politik di bawah penjajahan Romawi.

Ancaman mereka bukan sekadar gertakan, Sanhedrin memiliki wewenang menjatuhkan hukuman penjara, denda, bahkan hukuman mati.

Sanhedrin melarang keras: “Mereka memanggil kedua rasul itu, lalu melarang mereka sama sekali berbicara atau mengajar dalam nama Yesus”.

Larangan ini bersifat mutlak.

Namun, respons Petrus tegas: “Silakan kamu putuskan sendiri manakah yang benar di hadapan Allah: taat kepada kamu atau taat kepada Allah? Sebab tidak mungkin bagi kami untuk tidak berkata-kata tentang apa yang telah kami lihat dan dengar” (ay. 19-20).

Kata “tidak mungkin”  menunjukkan keterpaksaan ilahi, Kuasa Roh Kudus dan keyakinan akan kebenaran membuat mereka tidak mampu diam.

Ini bukan sekadar keberanian manusiawi, melainkan ketaatan radikal kepada panggilan ilahi.

Meskipun Sanhedrin mengancam lebih lanjut, mereka terpaksa melepas Petrus-Yohanes karena dua alasan:

1) Dukungan Rakyat: “Sebab semua orang memuliakan Allah karena apa yang telah terjadi”. Mukjizat penyembuhan orang lumpuh telah menjadi bukti nyata yang disaksikan publik.

2) Ketakutan Politik, menghukum orang yang dianggap “pahlawan” oleh rakyat berisiko memicu kerusuhan.

Pembebasan ini bukan kemenangan politis, tetapi bukti kedaulatan Allah atas kuasa manusia.

Ancaman tetap ada, tetapi otoritas Allah lebih tinggi dari ancaman manusia.

Terdapat perbedaan antara “Taat kepada Allah” dan “Pembangkangan”:

1) Ketaatan seperti Petrus dilakukan dengan sopan (ay. 19: “Silakan kamu putuskan”) namun teguh prinsip.

2) Bukan untuk pelanggaran hukum umum, tetapi ketika otoritas manusia melarang menyatakan kebenaran Allah.

Saudara, berdasarkan pengalaman Petrus dan Yohanes menghadapi tantangan pemberitaan injil, marilah

1) Bersandar pada Bukti Iman: Keteguhan mereka lahir dari pengalaman pribadi (“apa yang kami lihat dan dengar”). Mereka memiliki pengalaman otentik dengan Tuhan.

2) Hadapi Ancaman dengan Bijak, di tempat kerja: Saat dilarang berdoa/saksi, taati aturan umum tanpa menyangkal iman (contoh: tetap hidup jujur sebagai kesaksian).

3) Dalam keluarga/komunitas: Jika diancam karena iman, jangan konfrontatif; biarlah mereka melihat bukti perubahan hidupmu.

4) Percaya pada Intervensi Ilahi,  Allah sanggup membuka jalan di tengah ancaman.

Fokus pada tanggung jawabmu taat, serahkan hasil pada-Nya.

Diskusikan dalam kelompok PA, bagaimana caranya bertahan dalam tekanan dan ancaman.

Pembacaan Alkitab Setahun

Yeremia 30-31