MURID YANG TIDAK MEMILIKI ALLAH LAIN SELAIN TUHAN
Penulis : Pramadya Wisnu

Pembacaan Alkitab Hari ini :
KELUARAN 20:1-7
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.

- Mengapa Tuhan menyebut diri-Nya sebagai “Allah yang cemburu”?
- Apa arti dari larangan menyebut nama Tuhan dengan sembarangan?

Tuhan mengingatkan umat Israel dan kita sebagai Israel rohani, yaitu umat yang telah ditebus oleh darah Kristus.
Bahwa Ia adalah Allah yang membebaskan umat Israel dari perbudakan di Mesir, Dia juga Allah yang menuntun mereka menuju Tanah Perjanjian, dan Dia adalah Allah yang setia.
Oleh karenanya, ketika Tuhan melarang adanya “allah lain”, itu bukan karena Tuhan egois, tetapi karena hanya Dia lah yang layak disembah.
Tidak ada ilah lain yang bisa membebaskan kita dari perbudakan dosa dan membawa kita kepada kehidupan yang kekal.
Sebagai murid Kristus, kita dipanggil untuk menjadikan Tuhan satu-satunya Allah dalam hidup kita, bukan hanya di mulut, tapi dalam kita menentukan prioritas dalam hidup kita, bagaimana kita mengelola waktu kita, bagaimana sikap hati dan tindakan kita.
“Allah lain” di jaman sekarang mungkin tidak berbentuk patung, tetapi itu bisa berupa:
- Uang dan kekayaan
- Karier atau prestasi
- Status di media sosial atau popularitas
- Dosa tersembunyi yang terus dipelihara
- Keinginan untuk mengontrol hidup sendiri tanpa berserah kepada Tuhan
Tuhan menggambarkan diri-Nya sebagai “Allah yang cemburu”.
Ini bukan cemburu manusiawi yang posesif seperti yang biasa diinginkan oleh pasangan suami dan isteri atau pasangan kekasih.
Ini adalah cemburu Ilahi yang kudus—karena kasih-Nya begitu besar dan Allah tidak ingin umat-Nya disesatkan oleh berhala yang palsu.
Akhir kata, seorang murid sejati tidak hanya mengaku Tuhan sebagai Allah, tetapi hidup dalam ketaatan dan kasih kepada-Nya.
Kita menyingkirkan segala bentuk “allah lain” dalam hidup kita dan menjadikan Tuhan satu-satunya pusat dalam hidup kita, dalam keluarga kita dan kita hidup untuk menyenangkan-Nya dalam segala hal.

Saudara, dalam kelompok pemuridan, diskusikan mengenai ilah-ilah di masa kini dan apa dampaknya bagi kehidupan.
Pembacaan Alkitab Setahun
Yesaya 36-41