BUKAN LAGI ORANG ASING TETAPI ANGGOTA KELUARGA ALLAH
Penulis : Pdt. Robinson Saragih

Pembacaan Alkitab Hari ini :
EFESUS 2:17-22
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.

- Siapa yang menyatukan orang-orang yang jauh, yaitu orang yang tidak mengenal Yahwe dengan orang-orang yang dekat yang mengenal Yahwe seperti orang-orang Yahudi dan non-Yahudi?
- Dimana kedua pihak memperoleh penyatuan tersebut?
- Orang-orang non-Yahudi tidak lagi disebut sebagai orang asing atau pendatang. Lalu, apa status mereka sekarang di hadapan Allah?
- Apa tujuan mereka bersama setelah menjadi satu keluarga Allah? Dan apa dasar pengharapan mereka?

Saudara, ketika umat Tuhan memasuki tanah Kanaan, berkali-kali Tuhan mengingatkan orang Israel untuk tidak mengambil anak perempuan asing dan tidak memberikan anak gadisnya untuk dipersunting oleh orang-orang Kanaan.
Hal ini karena orang-orang Kanaan adalah penyembah berhala.
Sampai hari ini hal yang sama berlaku, mereka menganggap orang-orang di luar keyahudian sebagai penyembah berhala dan dilarang untuk mengawinkan anak laki-laki atau perempuan mereka dengan anak mereka.
Namun, setelah zaman Yesus turun ke dunia, maka terbentuklah kelompok murid-murid Yesus yang dianggap sebagai kelompok sesat oleh orang-orang Yahudi.
Mereka juga menjadi kelompok yang dikucilkan dari masyarakat Yahudi atau Israel.
Akhirnya, murid-murid Yesus disebut sebagai kelompok Kristus kecil dan disebut dengan sebutan kelompok pengikut Kristus atau Kristen.
Kisah Para Rasul 11:25-26 “Lalu pergilah Barnabas ke Tarsus untuk mencari Saulus; dan setelah bertemu dengan dia, ia membawanya ke Antiokhia. Mereka tinggal bersama-sama dengan jemaat itu satu tahun lamanya, sambil mengajar banyak orang. Di Antiokhialah murid-murid itu untuk pertama kalinya disebut Kristen.”
Murid-murid Yesus kemudian disebut orang Kristen atau pengikut Kristus.
Sebagai jemaat mula-mula, mereka dikenal sebagai kelompok orang-orang baik dan kehidupan mereka menarik bagi banyak orang Yahudi maupun non-Yahudi.
Gaya hidup pengikut Yesus Kristus sangat menarik karena mereka saling mengasihi.
Mereka menjadi kelompok unik di Yerusalem dan dimanapun mereka berada menjadi kelompok eksklusif yang sangat menonjol karena cara hidup mereka:
Kisah Para Rasul 2:41-47 “Orang-orang yang menerima perkataannya itu memberi diri dibaptis dan pada hari itu jumlah mereka bertambah kira-kira tiga ribu jiwa. Mereka bertekun dalam pengajaran rasul-rasul dan dalam persekutuan. Dan mereka selalu berkumpul untuk memecahkan roti dan berdoa. Maka ketakutanlah mereka semua, sedang rasul-rasul itu mengadakan banyak mujizat dan tanda. Dan semua orang yang telah menjadi percaya tetap bersatu, dan segala kepunyaan mereka adalah kepunyaan bersama, dan selalu ada dari mereka yang menjual harta miliknya, lalu membagi-bagikannya kepada semua orang sesuai dengan keperluan masing-masing. Dengan bertekun dan dengan sehati mereka berkumpul tiap-tiap hari dalam Bait Allah. Mereka memecahkan roti di rumah masing-masing secara bergilir dan makan bersama-sama dengan gembira dan dengan tulus hati, sambil memuji Allah. Dan mereka disukai semua orang. Dan tiap-tiap hari Tuhan menambah jumlah mereka dengan orang yang diselamatkan.”
Kelompok murid-murid Yesus inilah yang disebut sebagai jemaat mula-mula dan kehidupan mereka sangat diperhatikan oleh banyak orang di Yerusalem.
Murid-murid Yesus inilah yang kemudian menimbulkan kecemburuan dan kebencian dari orang-orang Farisi, Saduki dan orang-orang Yahudi.
Saudara, ketika Yesus naik ke sorga, Dia berpesan agar para murid Yesus Kristus ini pergi untuk memberitakan Injil keselamatan ke seluruh dunia.
Kisah Para Rasul 1:8 “Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi.”
Dengan gaya hidup mereka yang unik itu, jemaat mula-mula menjadi sangat aman meskipun dimusuhi oleh banyak orang Yahudi:
Kisah Para Rasul 4:32-37 “Adapun kumpulan orang yang telah percaya itu, mereka sehati dan sejiwa, dan tidak seorangpun yang berkata, bahwa sesuatu dari kepunyaannya adalah miliknya sendiri, tetapi segala sesuatu adalah kepunyaan mereka bersama. Dan dengan kuasa yang besar rasul-rasul memberi kesaksian tentang kebangkitan Tuhan Yesus dan mereka semua hidup dalam kasih karunia yang melimpah-limpah. Sebab tidak ada seorangpun yang berkekurangan di antara mereka; karena semua orang yang mempunyai tanah atau rumah, menjual kepunyaannya itu, dan hasil penjualan itu mereka bawa dan mereka letakkan di depan kaki rasul-rasul; lalu dibagi-bagikan kepada setiap orang sesuai dengan keperluannya. Demikian pula dengan Yusuf, yang oleh rasul-rasul disebut Barnabas, artinya anak penghiburan, seorang Lewi dari Siprus. Ia menjual ladang, miliknya, lalu membawa uangnya itu dan meletakkannya di depan kaki rasul-rasul.”
Saudara, cara hidup jemaat mula-mula ini menimbulkan kecemburuan dan kebencian dari orang-orang Yahudi sehingga para rasul mulai sering mendapat gangguan.
Ketika orang percaya ini mulai bersaksi di Yerusalem, maka mereka sering mengalami aniaya.
Pemberitaan Injil kasih karunia menyulut kemarahan di antara para tua-tua Israel, dan mereka mulai menunjukkan kebencian serta melarang rasul-rasul untuk mengajarkan nama Yesus dan menyembuhkan orang sakit dengan mengusir setan penyebab sakit mereka.
Karena itu, para rasul mulai mendapat gangguan.
Meskipun demikian, dengan kuasa yang diberikan kepada mereka, para rasul terus memberitakan dan mengajarkan ajaran dalam nama Yesus Kristus yang membuat orang-orang Yahudi semakin kejam menganiaya orang percaya.
Rasul-rasul terus berkobar-kobar karena kuasa Roh Kudus untuk bersaksi dan mengajar di Yerusalem.
Karena kecemburuan orang-orang Yahudi, mereka melarang para rasul untuk mengajar dalam nama Yesus Kristus dan aniaya mulai diarahkan kepada para rasul.
Kisah Para Rasul 5:17-20 “Akhirnya mulailah Imam Besar dan pengikut-pengikutnya, yaitu orang-orang dari mazhab Saduki, bertindak sebab mereka sangat iri hati. Mereka menangkap rasul-rasul itu, lalu memasukkan mereka ke dalam penjara kota. Tetapi waktu malam seorang malaikat Tuhan membuka pintu-pintu penjara itu dan membawa mereka ke luar, katanya: “Pergilah, berdirilah di Bait Allah dan beritakanlah seluruh firman hidup itu kepada orang banyak.”
Untuk menaati pesan malaikat Tuhan, maka para rasul pergi ke Bait Allah pagi-pagi dan mengajar disana.
Sementara itu, Imam Besar dan pengikut-pengikutnya mengundang Mahkamah Agama untuk berkumpul guna menyidangkan rasul-rasul tersebut.
Mereka menjemput para rasul di penjara, namun ternyata para rasul sudah tidak ada di dalam penjara.
Seseorang memberitahukan kepada kelompok Imam Besar bahwa rasul-rasul yang dipenjarakan itu sudah berada di Bait Allah untuk mengajar orang banyak.
Kisah Para Rasul 5:26-33 “Maka pergilah kepala pengawal serta orang-orangnya ke Bait Allah, lalu mengambil kedua rasul itu, tetapi tidak dengan kekerasan, karena mereka takut, kalau-kalau orang banyak melempari mereka. Mereka membawa keduanya dan menghadapkan mereka kepada Mahkamah Agama. Imam Besar mulai menanyai mereka, katanya: “Dengan keras kami melarang kamu mengajar dalam Nama itu. Namun ternyata, kamu telah memenuhi Yerusalem dengan ajaranmu dan kamu hendak menanggungkan darah Orang itu kepada kami.” Tetapi Petrus dan rasul-rasul itu menjawab, katanya: “Kita harus lebih taat kepada Allah dari pada kepada manusia. Allah nenek moyang kita telah membangkitkan Yesus, yang kamu gantungkan pada kayu salib dan kamu bunuh. Dialah yang telah ditinggikan oleh Allah sendiri dengan tangan kanan-Nya menjadi Pemimpin dan Juruselamat, supaya Israel dapat bertobat dan menerima pengampunan dosa. Dan kami adalah saksi dari segala sesuatu itu, kami dan Roh Kudus, yang dikaruniakan Allah kepada semua orang yang mentaati Dia.” Mendengar perkataan itu sangatlah tertusuk hati mereka dan mereka bermaksud membunuh rasul-rasul itu.”
Kecemburuan, iri hati, dan kemarahan orang-orang Farisi, ahli-ahli Taurat dan kelompok Saduki menyebabkan aniaya terhadap orang percaya di Yerusalem.
Meskipun demikian, para rasul dan orang-orang percaya tetap tinggal di Yerusalem karena jumlah mereka terus bertambah.
Namun, timbullah sungut-sungut di antara jemaat karena pembagian hasil penjualan harta jemaat tidak merata.
Ada kelompok yang mulai mempertanyakan mengenai pembagian kepada para janda.
Para rasul dan jemaat memilih para diaken untuk melayani kebutuhan para janda agar jemaat tidak lagi bersungut-sungut.
Dengan demikian, para rasul dapat kembali fokus pada pemberitaan Injil, bersaksi dan terus memimpin jemaat melalui pengajaran rasul-rasul serta memimpin jemaat untuk berdoa.
Aniaya semakin keras dilakukan oleh pengikut Imam Besar dan tua-tua Yahudi.
Stefanus, salah seorang diaken yang baru terpilih, ditangkap, dianiaya dan dilempari sampai mati.
Jemaat dan para rasul terus berkegiatan di dalam kota Yerusalem, meskipun pesan Yesus adalah untuk pergi memberitakan Injil ke Yudea, Samaria, dan sampai ke ujung bumi.
Kisah Para Rasul 8:1-3 “Saulus juga setuju, bahwa Stefanus mati dibunuh. (8-1b) Pada waktu itu mulailah penganiayaan yang hebat terhadap jemaat di Yerusalem. Mereka semua, kecuali rasul-rasul, tersebar ke seluruh daerah Yudea dan Samaria. Orang-orang saleh menguburkan mayat Stefanus serta meratapinya dengan sangat. Tetapi Saulus berusaha membinasakan jemaat itu dan ia memasuki rumah demi rumah dan menyeret laki-laki dan perempuan ke luar dan menyerahkan mereka untuk dimasukkan ke dalam penjara.”
Aniaya di Yerusalem mendorong jemaat keluar dari kota itu dan mereka menyebar ke daerah Yudea dan Samaria.
Penyebaran jemaat ini menyebabkan penyebaran Injil keselamatan juga terjadi karena jemaat-jemaat tersebut pindah ke kota-kota di seluruh Yudea dan Samaria, sambil bersaksi dan memberitakan Injil Kerajaan serta Injil kasih karunia sehingga ajaran Yesus menyebar kemanapun jemaat itu pindah.
Ketika Saulus, seorang Farisi dari mazhab Saduki dengan antusias mengejar jemaat Yesus Kristus ke kota Damaskus, maka Yesus memperlihatkan diri-Nya kepada Saulus sehingga Saulus bertobat dan percaya kepada Yesus serta menerima visi langsung dari Yesus.
Sejak itu, Saulus giat memberitakan kabar baik dan kebenaran yaitu Injil keselamatan dan kemudian disebut sebagai rasul Paulus.
Dia pergi ke beberapa kota dan mulai merintis jemaat-jemaat di Asia hingga Eropa.
Meskipun banyak orang Yahudi yang berlatar belakang agama Yahudi bertobat dan menjadi pengikut Yesus, namun mereka tetap berusaha menjaga dan menaati aturan-aturan agama Yahudi, seperti beribadah pada hari Sabat dan bersunat.
Namun, rasul Paulus dengan berani dan tegas mengajarkan ajaran Yesus Kristus yang diwahyukan oleh Roh Kudus kepadanya.
Rasul Paulus terus menaati perintah Yesus untuk memberitakan Injil, merintis jemaat di kota-kota Asia dan kemudian menyeberang ke Eropa.
Terjadi perbedaan pandangan akibat pengajaran dari kelompok-kelompok jemaat yang berbahasa Ibrani, terutama mereka yang berlatar belakang Yahudi dan teguh dengan pengajaran mengenai hari Sabat dan sunat.
Perbedaan-perbedaan ini menimbulkan kelompok-kelompok yang dapat menyebabkan masalah, seolah-olah mereka bukan satu tubuh atau satu jemaat Yesus Kristus.
Oleh karena itu, Roh Kudus mewahyukan pengajaran-pengajaran dan firman Tuhan melalui rasul Paulus.
Dalam suratnya kepada jemaat di Efesus, rasul Paulus menuliskan:
Efesus 2:11-19 “Karena itu ingatlah, bahwa dahulu kamu–sebagai orang-orang bukan Yahudi menurut daging, yang disebut orang-orang tak bersunat oleh mereka yang menamakan dirinya “sunat”, yaitu sunat lahiriah yang dikerjakan oleh tangan manusia, –bahwa waktu itu kamu tanpa Kristus, tidak termasuk kewargaan Israel dan tidak mendapat bagian dalam ketentuan-ketentuan yang dijanjikan, tanpa pengharapan dan tanpa Allah di dalam dunia. Tetapi sekarang di dalam Kristus Yesus kamu, yang dahulu “jauh”, sudah menjadi “dekat” oleh darah Kristus. Karena Dialah damai sejahtera kita, yang telah mempersatukan kedua pihak dan yang telah merubuhkan tembok pemisah, yaitu perseteruan, sebab dengan mati-Nya sebagai manusia Ia telah membatalkan hukum Taurat dengan segala perintah dan ketentuannya, untuk menciptakan keduanya menjadi satu manusia baru di dalam diri-Nya, dan dengan itu mengadakan damai sejahtera, dan untuk memperdamaikan keduanya, di dalam satu tubuh, dengan Allah oleh salib, dengan melenyapkan perseteruan pada salib itu. Ia datang dan memberitakan damai sejahtera kepada kamu yang “jauh” dan damai sejahtera kepada mereka yang “dekat”, karena oleh Dia kita kedua pihak dalam satu Roh beroleh jalan masuk kepada Bapa. Demikianlah kamu bukan lagi orang asing dan pendatang, melainkan kawan sewarga dari orang-orang kudus dan anggota-anggota keluarga Allah”
Dengan kematian Yesus Kristus di atas kayu salib, maka Yesus telah membatalkan hukum Taurat.
Karena itu, tidak ada lagi sekatan atau tembok pembatas sehingga semua bangsa bisa bersekutu dan bersatu dengan Allah Bapa.
Hukum Taurat adalah peraturan yang Tuhan berikan kepada bangsa pilihan-Nya yaitu Israel, untuk membangun bangsa itu menjadi umat-Nya.
Tuhan ingin supaya bangsa Israel menjadi bangsa yang dapat memperkenalkan Tuhan Allah Yahwe kepada dunia ini sebagai satu-satunya Tuhan yang menciptakan semesta.
Namun, Israel berkhianat dan seringkali menyembah berhala serta dewa-dewi dari bangsa-bangsa di sekitar mereka.
Akibatnya, Tuhan Yahwe marah dan membuang Israel dari tanah Perjanjian dan berdiaspora ke bangsa-bangsa lain. Tuhan kemudian memilih pengikut Yesus Kristus sebagai Israel rohani yang melanjutkan ajaran Yesus Kristus yang dikenal sebagai kekristenan.
Yesus Kristus mengutus Roh Kudus yaitu Roh Allah sendiri untuk memimpin orang percaya dalam memberitakan ajaran Yesus Kristus di muka bumi ini.
Pengikut Yesus Kristus menjadikan diri mereka sebagai satu tubuh Kristus dan keluarga Allah.
Ketika seseorang percaya kepada Yesus Kristus dan menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat, maka Tuhan Allah mengutus Roh-Nya untuk tinggal dalam batin mereka.
Roh Kudus berfungsi sebagai penolong, pengajar, dan yang mengingatkan orang percaya akan apa yang diajarkan oleh Yesus.
Roh Kudus juga memimpin hidup orang yang percaya, memberi mereka kuasa untuk memberitakan Injil keselamatan, menjadikan mereka saksi Kristus, dan menjadi alat Bapa untuk menjangkau dunia dengan ajaran Yesus Kristus.
Haleluya, puji Tuhan, Amin.

Apa yang menyebabkan orang Kristen atau orang percaya Yesus terpecah-pecah ke dalam berbagai organisasi dan kelompok yang berbeda-beda bahkan, pernah terjadi bahwa sesama orang Kristen saling membunuh, bukannya saling mengasihi?
Pembacaan Alkitab Setahun
2 Tawarikh 13-17