TIDAK MENGHAKIMI SAUDARA KITA

Penulis : Pdt. Saul Rudy Nikson

This image has an empty alt attribute; its file name is D1.png

Pembacaan Alkitab Hari ini : 

MATIUS 7:1-5

Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.

This image has an empty alt attribute; its file name is D2.png
  1. Mengapa kita tidak boleh menghakimi saudara kita?
  2. Apakah yang dimaksud dengan menghakimi?
  3. Pernah saudara menghakimi  orang lain? Apakah akibatnya?
This image has an empty alt attribute; its file name is D3.png

Jangan kamu menghakimi, supaya kamu tidak dihakimi” (Matius 7:1).

Hakim menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah orang yang mengadili perkara (dalam pengadilan atau mahkamah).

Hakim diberikan kewenangan oleh negara untuk memutuskan seseorang bersalah atau tidak, dan jikalau bersalah hakim menentukan hukuman yang diberikan atas kesalahan tersebut.

Menghakimi berarti berlaku seperti hakim,  menempatkan kita seperti hakim, merasa memiliki hak menyatakan kesalahan orang lain, menilai perbuatan orang lain dari cara pandang kita.

Menghakimi orang lain, berarti menilai kesalahan orang lain berdasarkan pandangan kita, bukan berdasarkan kebenaran.

Saudara, menegur dan menghakimi adalah tindakan yang berbeda.

Alkitab mengajarkan untuk kita  untuk tidak menghakimi tetapi saling menegur (kamu dengan segala hikmat mengajar dan menegur seorang akan yang lain. Baca Kolose 3:16). 

Ada persyaratan untuk menegur. Pertama, yaitu kita hidup dalam firman Tuhan (mengetahui kebenaran).

Kedua,  dengan hikmat, sehingga teguran kita tepat sasaran.

Ketiga, menegur di dalam kasih, bukan dengan emosi atau kemarahan.

Selain itu ada tata cara menegur saudara. Tegurlah di bawah empat mata, atau bila tidak mau bertobat bawa seorang atau dua orang saksi -Matius 18:15.

Saudara,  terkadang Tuhan memakai orang di sekitar kita untuk menegur, orang tua, istri, suami, anak, pembimbing, pendeta atau penatua.

Sesungguhnya teguran sangat berguna bagi pertumbuhan rohani.

Menurut Amsal, 

1) Siapa mengindahkan teguran adalah bijak.

2) Tetapi siapa mengindahkan teguran, ia dihormati.

3) Tetapi siapa mengabaikan teguran, tersesat.

4) Orang yang mengarahkan telinga kepada teguran yang membawa kepada kehidupan akan tinggal di tengah-tengah orang bijak.

5) Tetapi siapa mendengarkan teguran, memperoleh akal budi.

6) Lebih baik teguran yang nyata-nyata dari pada kasih yang tersembunyi.

Oleh karena itu jangan alergi dengan teguran.

Jangan marah karena teguran.

Jangan menolak teguran.

Saudara, terimalah teguran dengan rendah hati.

Kalaupun engkau tidak merasa bersalah, terima teguran itu, dan ucapkan terima kasih.

Bila diperlukan, ambil waktu untuk mendiskusikan dalam kasih teguran tersebut.

Mungkin saja ada kesalahpahaman.

Diskusikan dalam kelompok PA saudara, bagaimana caranya menegur yang baik.

Pembacaan Alkitab Setahun

Hakim-hakim 3-5