BELAJAR MENGENAL KRISTUS
Penulis : Pdt. Robinson Saragih

Pembacaan Alkitab Hari ini :
EFESUS 4:17-20
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.

- Mengapa kita tidak boleh lagi hidup dengan cara orang-orang yang tidak mengenal Allah?
- Apa akibat kebodohan dan kedegilan hati orang-orang yang tidak mengenal Allah?
- Mengapa orang yang tidak mengenal Allah, menyerahkan diri kepada nafsu dan dengan serakah segala macam kecemaran?
- Mengapa orang-orang yang mengenal Allah tidak hidup seperti itu?

Saudara, Rasul Paulus pernah menasihatkan jemaat di Korintus agar mereka memperhatikan pergaulan mereka. Dengan jelas, ia menyatakan akibat dari suatu pergaulan bagi anak-anak Tuhan.
1 Korintus 15:33 “Janganlah kamu sesat: Pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yang baik.”
Pergaulan sangat mempengaruhi hidup kita.
Itulah sebabnya Rasul Paulus dengan tegas menegur jemaat di Korintus agar mereka menjaga pergaulan mereka.
Teman yang kita pilih memiliki pengaruh besar terhadap kehidupan kita.
Sebagai anak-anak Tuhan, dalam ayat-ayat firman Tuhan di atas, Rasul Paulus menasihatkan jemaat di Efesus agar mereka tidak lagi hidup seperti dulu, ketika masih seperti orang-orang yang tidak mengenal Allah, dengan pikiran yang sia-sia dan pengertian yang gelap.
Orang yang tidak bergaul dengan Tuhan tidak hidup seperti anak-anak Tuhan yang menjalani hidup dalam ibadah dan menyadari bahwa hidup adalah sebuah penyembahan.
Apapun yang kita lakukan seharusnya menjadi perkara rohani dan bentuk penyembahan kepada Tuhan.
Setelah kita lahir baru, Alkitab dengan jelas menyatakan bahwa kita adalah ciptaan yang baru.
Sebagai ciptaan baru, seharusnya kita memiliki kebiasaan yang baru dan tidak lagi melakukan kebiasaan lama, karena yang lama sudah berlalu dan yang baru sudah datang.
2 Korintus 5:17 “.Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang.”
Oleh karena itu, Rasul Paulus menasihatkan agar anak-anak Tuhan jangan lagi hidup seperti orang-orang yang tidak mengenal Allah, dengan pikiran yang sia-sia, pengertian yang gelap dan jauh dari persekutuan dengan Allah.
Saudara, oleh karena itu, marilah kita menilai kembali pergaulan kita.
Mari bergaul dengan sesama anak Tuhan agar hidup kita diperkaya dengan masukan yang baik dari mereka.
Alangkah baiknya jika teman-teman dalam komunitas kita adalah anak-anak Tuhan yang memiliki keinginan untuk mengenal Yesus Kristus lebih dalam lagi.
Kita bisa bergabung dalam berbagai komunitas, seperti Komunitas pembaca Alkitab, komunitas berbagi sembako bagi orang miskin yang anggotanya adalah teman-teman segereja, komunitas jalan pagi bersama teman-teman segereja, komunitas gowes dengan sesama anak-anak Tuhan, komunitas bola basket, komunitas badminton dan lain sebagainya.
Dengan demikian, kemungkinan kita juga akan mengalami pertumbuhan rohani, meskipun kegiatan yang dilakukan adalah bersepeda.
Berolahraga bersama teman-teman seiman seperti bersepeda jauh ke luar kota, maka percakapan lebih terjaga, dapat saling mengingatkan dalam hal makanan dan minuman serta kebiasaan lainnya.
Dengan begitu, kita dapat menerapkan apa yang Rasul Paulus katakan kepada jemaat di Korintus dalam kehidupan kita saat ini.
Efesus 4:19-21 “Perasaan mereka telah tumpul, sehingga mereka menyerahkan diri kepada hawa nafsu dan mengerjakan dengan serakah segala macam kecemaran. Tetapi kamu bukan demikian. Kamu telah belajar mengenal Kristus. Karena kamu telah mendengar tentang Dia dan menerima pengajaran di dalam Dia menurut kebenaran yang nyata dalam Yesus”
Jika kita bergaul dalam komunitas yang anggotanya bukan anak-anak Tuhan, terutama bukan dari gereja yang sama, besar kemungkinan kita akan mengalami pencemaran rohani dalam kegiatan komunitas tersebut.
Saat mengikuti kegiatan gowes ke luar kota yang berlangsung selama beberapa hari, pasti akan ada waktu istirahat dan momen bersantai untuk mengobrol.
Dalam percakapan ini, akan terjadi pertukaran ide dan kebiasaan di antara anggota komunitas.
Pemimpin komunitas biasanya akan membicarakan hal-hal yang ia anggap penting atau menarik.
Jika pemimpin ini bukan anak Tuhan, ada kemungkinan ia mengajak anggotanya melakukan sesuatu sesuai keinginannya.
Ketika semua anggota berada jauh dari keluarga, maka godaan untuk melakukan hal-hal yang tidak baik bisa muncul dan berbagai bentuk kecemaran pun dapat terjadi.
Itulah sebabnya sangat penting menentukan dengan siapa kita bergaul.
Pergaulan yang buruk dapat merusak kebiasaan yang baik. Marilah kita bergaul dengan sesama anak-anak Tuhan, terutama mereka yang memiliki kerinduan mendalam untuk mengenal Yesus Kristus, Tuhan kita.
Bersaat teduh bersama dan berdoa bersama dalam komunitas yang beranggotakan sesama anak-anak Tuhan dapat menciptakan kebiasaan baik bahkan hingga merencanakan waktu libur bersama.
Kebiasaan baik ini juga dapat menular kepada seluruh keluarga. Oleh karena kita telah mengenal Yesus Kristus, marilah kita meninggalkan cara hidup lama kita.
Selain itu, mari kita juga mencari teman-teman yang memiliki kehidupan yang sama dengan kita sehingga kita dapat saling mendukung dalam pertumbuhan iman dan pengenalan akan Tuhan Yesus.
Ketika kita memasuki lingkungan baru, seperti kantor atau sekolah, tentu kita akan berkenalan dengan banyak orang.
Oleh karena itu, mulailah berdoa agar Tuhan memelihara kita di tempat tersebut.
Marilah kita mencari teman-teman yang dapat membawa kita semakin mengenal Tuhan Allah melalui pengenalan akan Yesus Kristus dan mendorong kita untuk erat bergaul dengan Roh Kudus.
Hal ini bisa dilakukan melalui pemuridan, persekutuan, komsel, membaca dan merenungkan firman Tuhan serta berdoa baik secara pribadi maupun korporat.
Haleluya, Puji Tuhan, Amin.

Mengapa kita perlu memperhatikan pergaulan kita?
Pembacaan Alkitab Setahun
Yosua 1-4