MEMILIKI PIKIRAN DAN PERASAAN KRISTUS

Penulis : Anang Kristianto

This image has an empty alt attribute; its file name is D1.png

Pembacaan Alkitab Hari ini : 

FILIPI 2:5-8

Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.

This image has an empty alt attribute; its file name is D2.png
  1. Seperti siapa kita harus menaruh pikiran dan perasaan dalam hidup bersama saudara seiman yang lain?
  2. Apa yang tidak dipertahankan oleh Yesus sesuai dengan perikop yang kita baca hari ini?
  3. Siapa yang mengambil rupa seorang hamba?
  4. Sampai kapan Yesus taat kepada Bapa?
This image has an empty alt attribute; its file name is D3.png

Tidak mudah bagi seseorang yang memiliki kekuasaan dan sekaligus kekayaan mau dihakimi dan disalahkan karena suatu perbuatan yang tidak dilakukannya.

Bahkan pada masa kini dengan mudah seseorang yang memiliki kekuasaan dapat mengadukan pihak lain yang “mencemarkan nama baik” dalam media sosial kepada kepolisian untuk dapat diproses secara hukum.

Mereka dapat menyewa pengacara termahal sekalipun demi mempertahankan reputasi atau kekuasaan mereka.

Bisa dibayangkan bahwa tidak mudah bagi orang-orang yang memiliki kekuasaan atau kekayaan atau keduanya untuk “merendahkan dirinya” ketika “dicemarkan nama baiknya”.

Yesus memiliki kesetaraan dengan Allah seperti yang dinyatakan Paulus dalam suratnya kepada jemaat di Filipi.

Kita tahu bahwa hingga hari ini tidak seorangpun di muka bumi dapat dianggap memiliki kesetaraan dengan Allah kecuali Yesus.

Kesetaraan dengan Allah artinya tidak hanya memiliki kekuasaan untuk menghukum orang-orang yang bersalah, tetapi juga memiliki kekayaan alam semesta beserta isinya.

Yesus yang walaupun dalam rupa Allah tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai miliki yang harus dipertahankan.

Mengosongkan diriNya dan mengambil rupa seorang hamba, bahkan sejarah mencatat bagaimana Yesus menderita aniaya serta penghinaan dari manusia tanpa melakukan perlawanan sekalipun Dia mampu dan berhak untuk melakukannya.

Saudara, Yesus telah memberikan teladan kepada kita, bagaimana Dia menjalankan perintah Bapa sekalipun punya kekuasaan dan wewenang untuk menindak manusia menyalibkan diriNya.

Yesus bahkan mengampuni mereka karena Dia tahu bahwa mereka tidak menyadari apa yang mereka perbuat.

Mari kita renungkan kembali kehidupan kita, sudahkah kita memahami apa yang menjadi kehendak Bapa dalam hidup kita?

Setiap kita memiliki panggilan khusus dari Bapa, seperti Yesus memiliki panggilan khusus untuk mati dalam penderitaan pada akhir hidupnya, demikian juga kita punya tugas khusus yang harus kita jalankan hingga akhir hidup kita.

Pesan hari ini adalah untuk memastikan bahwa kita sekalipun memiliki segala hal yang baik entah itu jabatan ataupun kekayaan, pastikan bahwa kita meneladani Yesus, siap menderita ketidaknyamanan karena mengikuti kehendak Bapa, sama seperti Yesus dimampukan oleh roh Kudus, demikian juga kita harus mengandalkan Roh Penolong ini, bukan jabatan atau kekayaan kita.

Diskusikan dengan kelompok PA dan persekutuan kita, bahwa adakah manusia yang tidak pernah berbuat dosa? Siapakah yang sanggup menebus dosa kita? Dan diskusikan hal apa yang harus kita lakukan agar dosa kita ditebus dan kita beroleh keselamatan.

Pembacaan Alkitab Setahun

Ulangan 30-31