MEMBANGUN KEINTIMAN DENGAN DOA DAN PUASA

Penulis : Pdt. Robinson Saragih

This image has an empty alt attribute; its file name is D1.png

Pembacaan Alkitab Hari ini : 

MATIUS 6:16-18

Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.

This image has an empty alt attribute; its file name is D2.png
  1. Mengapa wajah kita tidak boleh muram ketika kita berdoa dan berpuasa (pribadi)?
  2. Mengapa orang lain tidak boleh tahu kalau kita sedang melakukan doa dan berpuasa (pribadi)?
  3. Siapa yang boleh mengetahui bahwa kita sedang berdoa dan berpuasa (pribadi)?
  4. Apa alasan utama sehingga dalam berdoa dan berpuasa hanya Allah Bapa yang boleh mengetahuinya (puasa pribadi)?
This image has an empty alt attribute; its file name is D3.png

Saudara, doa dan puasa dapat dilakukan secara pribadi maupun bersama-sama dalam kelompok, gereja, sinode dan lain-lain.

Puasa secara pribadi adalah ibadah yang dilakukan oleh individu untuk merendahkan diri di hadapan Tuhan dengan tujuan belajar secara fokus tentang sebuah masalah atau situasi yang sedang dihadapi.

Dalam puasa ini, kita meminta kepada Tuhan Allah, melalui Roh Kudus, untuk memberikan pengajaran dan jalan keluar atas masalah yang kita hadapi.

Nabi Yesaya pernah menuliskan peristiwa ketika bangsa Israel berpuasa, namun Tuhan Allah tidak menghiraukan puasa mereka.

Mengapa hal itu terjadi? Yesaya mencatatnya dalam:

Yesaya 58:3-12 “Mengapa kami berpuasa dan Engkau tidak memperhatikannya juga? Mengapa kami merendahkan diri dan Engkau tidak mengindahkannya juga?” Sesungguhnya, pada hari puasamu engkau masih tetap mengurus urusanmu, dan kamu mendesak-desak semua buruhmu. Sesungguhnya, kamu berpuasa sambil berbantah dan berkelahi serta memukul dengan tinju dengan tidak semena-mena. Dengan caramu berpuasa seperti sekarang ini suaramu tidak akan didengar di tempat tinggi. Sungguh-sungguh inikah berpuasa yang Kukehendaki, dan mengadakan hari merendahkan diri, jika engkau menundukkan kepala seperti gelagah dan membentangkan kain karung dan abu sebagai lapik tidur? Sungguh-sungguh itukah yang kausebutkan berpuasa, mengadakan hari yang berkenan pada TUHAN? Bukan! Berpuasa yang Kukehendaki, ialah supaya engkau membuka belenggu-belenggu kelaliman, dan melepaskan tali-tali kuk, supaya engkau memerdekakan orang yang teraniaya dan mematahkan setiap kuk, supaya engkau memecah-mecah rotimu bagi orang yang lapar dan membawa ke rumahmu orang miskin yang tak punya rumah, dan apabila engkau melihat orang telanjang, supaya engkau memberi dia pakaian dan tidak menyembunyikan diri terhadap saudaramu sendiri! Pada waktu itulah terangmu akan merekah seperti fajar dan lukamu akan pulih dengan segera; kebenaran menjadi barisan depanmu dan kemuliaan TUHAN barisan belakangmu. Pada waktu itulah engkau akan memanggil dan TUHAN akan menjawab, engkau akan berteriak minta tolong dan Ia akan berkata: Ini Aku! Apabila engkau tidak lagi mengenakan kuk kepada sesamamu dan tidak lagi menunjuk-nunjuk orang dengan jari dan memfitnah, apabila engkau menyerahkan kepada orang lapar apa yang kauinginkan sendiri dan memuaskan hati orang yang tertindas maka terangmu akan terbit dalam gelap dan kegelapanmu akan seperti rembang tengah hari. TUHAN akan menuntun engkau senantiasa dan akan memuaskan hatimu di tanah yang kering, dan akan membaharui kekuatanmu; engkau akan seperti taman yang diairi dengan baik dan seperti mata air yang tidak pernah mengecewakan. Engkau akan membangun reruntuhan yang sudah berabad-abad, dan akan memperbaiki dasar yang diletakkan oleh banyak keturunan. Engkau akan disebutkan “yang memperbaiki tembok yang tembus”, “yang membetulkan jalan supaya tempat itu dapat dihuni”.

Saudara, dari ayat-ayat firman Tuhan di atas, kita dapat melihat bagaimana bangsa Israel berpuasa sambil tetap melakukan semua pekerjaan mereka.

Tuhan menginginkan agar ketika kita berpuasa, maka kita mengkhususkan waktu tersebut dan tidak menjalankan semua pekerjaan kita sambil berpuasa.

Tuhan ingin kita berpuasa pada waktu yang khusus, dengan cara yang benar.

Saat berdoa dan berpuasa, Tuhan juga menghendaki kita dengan rela memecahkan roti untuk diberikan kepada orang miskin.

Kita sepatutnya memberi makan kepada orang yang kelaparan atau rela memberikan pakaian kepada mereka yang tidak memiliki apa-apa di sekitar kita.

Oleh karena itu, ketika berdoa dan berpuasa, alangkah baiknya jika kita juga berbagi makanan dengan orang miskin dan memberikan pakaian kepada mereka yang membutuhkan di sekitar kita.

Saudara, dalam doa dan puasa, maka Tuhan menginginkan agar kita benar-benar merendahkan diri dan mengosongkan diri, datang dengan sungguh-sungguh untuk mencari wajah Tuhan.

Tuhan telah menganugerahkan kesucian dan kekudusan melalui air permandian kudus yaitu baptisan yang melambangkan kuasa kebangkitan Yesus Kristus.

Oleh karena itu, tugas kita adalah menjaga kekudusan dan kesucian hidup dengan bantuan Roh Kudus agar Bapa berkenan kepada kita.

Kita perlu menyelesaikan perkara-perkara duniawi, seperti hutang-piutang, iri hati, dengki, ketersinggungan, pertikaian, perbantahan dan percekcokan akibat perbedaan pendapat.

Jauhkanlah amarah, kebencian, sakit hati dan hal-hal serupa agar hati kita menjadi murni dan kudus sehingga kita dapat bergaul dengan Tuhan Allah yang Maha Kudus.

Dalam kesucian hadirat-Nya, kita akan merasakan betapa kesucian Tuhan Allah itu nyata dan mempersiapkan hati kita untuk mendengar arahan atau pernyataan Tuhan melalui firman tertulis yang teringat dalam pikiran kita sehingga demikianlah Roh Kudus berbicara kepada kita.

Saudara yang terkasih, jika digerakkan untuk melakukan doa puasa pribadi, usahakan agar tidak terlihat oleh orang lain dan mengikuti nasihat Yesus dalam Matius 6 tentang puasa.

Namun, jika doa puasa dilakukan bersama gereja, tidak masalah jika orang lain mengetahui bahwa kita sedang berpuasa, tetapi tetaplah mengikuti apa yang diajarkan Yesaya.

Mari kita mengarahkan pandangan kepada Yesus yang terus memanggil kita untuk datang kepada Dia untuk menemukan jalan keluar dari semua masalah hidup kita.

Yesus juga rela menggembalakan kita bahkan ketika kita diutus ke tengah-tengah serigala yang buas.

Oleh karena itu, tetaplah waspada dan cerdik seperti ular, namun tulus seperti merpati serta mintalah Roh Kudus untuk memimpin hidup kita.

Haleluya, Puji Tuhan, Amin.

Mengapa banyak anak-anak Tuhan yang tidak lagi suka bersaksi memberitakan Injil keselamatan yaitu Injil Kerajaan Allah?

Pembacaan Alkitab Setahun

Bilangan 5-6