PAHLAWAN YANG DISERTAI TUHAN

Penulis : Pdt. Robinson Saragih

This image has an empty alt attribute; its file name is D1.png

Pembacaan Alkitab Hari ini : 

HAKIM-HAKIM 6:11-16

Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya.

This image has an empty alt attribute; its file name is D2.png
  1. Siapa yang mengirik gandum di tempat pemerasan anggur, dan mengapa?
  2. Siapa yang dimaksud oleh Malaikat Tuhan dan disebut-Nya sebagai pahlawan yang gagah berani?
  3. Mengapa Gideon mempertanyakan pernyataan Malaikat Tuhan yang mengatakan, “Tuhan menyertai kami”?
  4. Apa yang diperintahkan oleh Tuhan kepada Gideon?
  5. Apa jawaban Gideon?
This image has an empty alt attribute; its file name is D3.png

Saudara, ketika Tuhan Allah ingin mengangkat seseorang menjadi alat-Nya, sering kali orang tersebut akan mengalami sesuatu yang sulit.

Hal ini juga terjadi pada Gideon ketika Tuhan ingin menjadikannya sebagai hakim di Israel.

Saat itu, Gideon sedang mengirik gandum di tempat pemerasan anggur agar bisa bersembunyi dari orang-orang Midian.

Mengapa Gideon bersembunyi? Tentu saja karena ia merasa takut.

Di tengah ketakutannya, Malaikat Tuhan menyapanya:

Hakim-hakim 6:11-12 ”Kemudian datanglah Malaikat TUHAN dan duduk di bawah pohon tarbantin di Ofra, kepunyaan Yoas, orang Abiezer itu, sedang Gideon, anaknya, mengirik gandum dalam tempat pemerasan anggur agar tersembunyi bagi orang Midian. Malaikat TUHAN menampakkan diri kepadanya dan berfirman kepadanya, demikian: “TUHAN menyertai engkau, ya pahlawan yang gagah berani.”

Gideon, yang sedang ketakutan, disapa oleh Tuhan Allah dengan sebutan “Pahlawan yang Gagah Berani.”

Tuhan ingin memperlihatkan diri-Nya kepada Gideon dan memperkenalkan diri-Nya kepadanya.

Ketika seseorang bertemu dengan Tuhan, maka Tuhan akan memperkenalkan diri-Nya.

Jika seseorang mengenal Tuhan dengan benar, maka akan terjadi perubahan dalam diri orang tersebut.

Orang yang mengenal Tuhan dengan benar akan menjadi berani, berkuasa dan benar, serta mengalami pembaharuan bahkan mengalami kelahiran baru, pemulihan, dan pengurapan baru.

Ketika terjadi dialog dengan Tuhan, maka Tuhan Allah akan berfirman untuk meyakinkan, memerintah, atau mengajar.

Nah, itulah yang mengubah sikap dan pandangan, serta apa yang Tuhan ingin lakukan melalui orang tersebut.

Tuhan ingin supaya Gideon menjadi hakim di Israel, seorang penguasa sebelum zaman raja-raja di Israel.

Tuhan menetapkan Gideon sebagai hakim di Israel dan memerintahkannya untuk melepaskan Israel dari cengkeraman orang Midian.

Hakim-hakim 6:13-17 ”Jawab Gideon kepada-Nya: “Ah, tuanku, jika TUHAN menyertai kami, mengapa semuanya ini menimpa kami? Di manakah segala perbuatan-perbuatan-Nya yang ajaib yang diceritakan oleh nenek moyang kami kepada kami, ketika mereka berkata: Bukankah TUHAN telah menuntun kita keluar dari Mesir? Tetapi sekarang TUHAN membuang kami dan menyerahkan kami ke dalam cengkeraman orang Midian.” Lalu berpalinglah TUHAN kepadanya dan berfirman: “Pergilah dengan kekuatanmu ini dan selamatkanlah orang Israel dari cengkeraman orang Midian. Bukankah Aku mengutus engkau!” Tetapi jawabnya kepada-Nya: “Ah Tuhanku, dengan apakah akan kuselamatkan orang Israel? Ketahuilah, kaumku adalah yang paling kecil di antara suku Manasye dan akupun seorang yang paling muda di antara kaum keluargaku.” Berfirmanlah TUHAN kepadanya: “Tetapi Akulah yang menyertai engkau, sebab itu engkau akan memukul kalah orang Midian itu sampai habis.” Maka jawabnya kepada-Nya: “Jika sekiranya aku mendapat kasih karunia di mata-Mu, maka berikanlah kepadaku tanda, bahwa Engkau sendirilah yang berfirman kepadaku.”

Dialog inilah yang sering mengubah pandangan seseorang yang sedang dipersiapkan oleh Allah untuk menjadi pemimpin atas kehendak Allah.

Gideon meminta beberapa tanda untuk meyakinkan dirinya bahwa ia telah mendapatkan anugerah kasih karunia Tuhan untuk memimpin bangsa Israel dan melepaskan mereka dari cengkeraman orang Midian.

Hakim-hakim 6:33-35 ”Seluruh orang Midian dan orang Amalek dan orang-orang dari sebelah timur telah berkumpul bersama-sama; mereka telah menyeberang dan berkemah di lembah Yizreel. Pada waktu itu Roh TUHAN menguasai Gideon; ditiupnyalah sangkakala dan orang-orang Abiezer dikerahkan untuk mengikuti dia. Juga dikirimnya pesan kepada seluruh suku Manasye dan orang-orang inipun dikerahkan untuk mengikuti dia. Dikirimnya pula pesan kepada suku Asyer, Zebulon dan Naftali, dan orang-orang inipun maju untuk menggabungkan diri dengan mereka.”

Saudara, banyak orang yang ingin bergabung dengan seseorang yang ditunjuk Tuhan untuk menjadi pemimpin.

Hakim-hakim 7:1-7 ”Adapun Yerubaal–itulah Gideon–bangun pagi-pagi dengan segala rakyat yang bersama-sama dengan dia, lalu mereka berkemah dekat mata air Harod; perkemahan orang Midian itu ada di sebelah utaranya, dekat bukit More, di lembah. Berfirmanlah TUHAN kepada Gideon: “Terlalu banyak rakyat yang bersama-sama dengan engkau itu dari pada yang Kuhendaki untuk menyerahkan orang Midian ke dalam tangan mereka, jangan-jangan orang Israel memegah-megahkan diri terhadap Aku, sambil berkata: Tanganku sendirilah yang menyelamatkan aku. Maka sekarang, serukanlah kepada rakyat itu, demikian: Siapa yang takut dan gentar, biarlah ia pulang, enyah dari pegunungan Gilead.” Lalu pulanglah dua puluh dua ribu orang dari rakyat itu dan tinggallah sepuluh ribu orang. Tetapi TUHAN berfirman kepada Gideon: “Masih terlalu banyak rakyat; suruhlah mereka turun minum air, maka Aku akan menyaring mereka bagimu di sana. Siapa yang Kufirmankan kepadamu: Inilah orang yang akan pergi bersama-sama dengan engkau, dialah yang akan pergi bersama-sama dengan engkau, tetapi barangsiapa yang Kufirmankan kepadamu: Inilah orang yang tidak akan pergi bersama-sama dengan engkau, dialah yang tidak akan pergi.” Lalu Gideon menyuruh rakyat itu turun minum air, dan berfirmanlah TUHAN kepadanya: “Barangsiapa yang menghirup air dengan lidahnya seperti anjing menjilat, haruslah kaukumpulkan tersendiri, demikian juga semua orang yang berlutut untuk minum.” Jumlah orang yang menghirup dengan membawa tangannya ke mulutnya, ada tiga ratus orang, tetapi yang lain dari rakyat itu semuanya berlutut minum air. Lalu berfirmanlah TUHAN kepada Gideon: “Dengan ketiga ratus orang yang menghirup itu akan Kuselamatkan kamu: Aku akan menyerahkan orang Midian ke dalam tanganmu; tetapi yang lain dari rakyat itu semuanya boleh pergi, masing-masing ke tempat kediamannya.”

Hakim-hakim 7:9-14 ”Pada malam itu berfirmanlah TUHAN kepadanya: “Bangunlah, turunlah menyerbu perkemahan itu, sebab telah Kuserahkan itu ke dalam tanganmu. Tetapi jika engkau takut untuk turun menyerbu, turunlah bersama dengan Pura, bujangmu, ke perkemahan itu; maka kaudengarlah apa yang mereka katakan; kemudian engkau akan mendapat keberanian untuk turun menyerbu perkemahan itu.” Lalu turunlah ia bersama dengan Pura, bujangnya itu, sampai kepada penjagaan terdepan laskar di perkemahan itu. Adapun orang Midian dan orang Amalek dan semua orang dari sebelah timur itu bergelimpangan di lembah itu, seperti belalang banyaknya, dan unta mereka tidak terhitung, seperti pasir di tepi laut banyaknya. Ketika Gideon sampai ke situ, kebetulan ada seorang menceritakan mimpinya kepada temannya, katanya: “Aku bermimpi: tampak sekeping roti jelai terguling masuk ke perkemahan orang Midian; setelah sampai ke kemah ini, dilanggarnyalah kemah ini, sehingga roboh, dan dibongkar-bangkirkannya, demikianlah kemah ini habis runtuh.” Lalu temannya menjawab: “Ini tidak lain dari pedang Gideon bin Yoas, orang Israel itu; Allah telah menyerahkan orang Midian dan seluruh perkemahan ini ke dalam tangannya.”

Saudara, melalui pengintaian yang dilakukan oleh Gideon, dia mendengar orang Midian menceritakan mimpinya.

Dari situ, Gideon menyadari bahwa Tuhan Allah berkehendak supaya Gideon menyerbu perkemahan orang Midian.

Hakim-hakim 7:15-22 ”Segera sesudah Gideon mendengar mimpi itu diceritakan dengan maknanya, sujudlah ia menyembah. Kemudian pulanglah ia ke perkemahan orang Israel, lalu berkata: “Bangunlah, sebab TUHAN telah menyerahkan perkemahan orang Midian ke dalam tanganmu.” Sesudah itu dibaginyalah ketiga ratus orang itu dalam tiga pasukan dan ke tangan mereka semuanya diberikannya sangkakala dan buyung kosong dengan suluh di dalam buyung itu. Dan berkatalah ia kepada mereka: “Perhatikanlah aku dan lakukanlah seperti yang kulakukan. Maka apabila aku sampai ke ujung perkemahan itu, haruslah kamu lakukan seperti yang kulakukan. Apabila aku dan semua orang yang bersama dengan aku meniup sangkakala, maka haruslah kamu juga meniup sangkakala sekeliling seluruh perkemahan itu, dan berseru: ‘Demi TUHAN dan demi Gideon!'” Lalu Gideon dan keseratus orang yang bersama-sama dengan dia sampai ke ujung perkemahan itu pada waktu permulaan giliran jaga tengah malam, ketika penjaga-penjaga baru saja ditempatkan. Lalu mereka meniup sangkakala sambil memecahkan buyung yang di tangan mereka. Demikianlah ketiga pasukan itu bersama-sama meniup sangkakala, dan memecahkan buyung dengan memegang obor di tangan kirinya dan sangkakala di tangan kanannya untuk ditiup, serta berseru: “Pedang demi TUHAN dan demi Gideon!” Sementara itu tinggallah mereka berdiri, masing-masing di tempatnya, sekeliling perkemahan itu, tetapi seluruh tentara musuh menjadi kacau balau, berteriak-teriak dan melarikan diri. Sedang ketiga ratus orang itu meniup sangkakala, maka di perkemahan itu TUHAN membuat pedang yang seorang diarahkan kepada yang lain, lalu larilah tentara itu sampai ke Bet-Sita ke arah Zerera sampai ke pinggir Abel-Mehola dekat Tabat.”

Hakim-hakim 7:25 ”Mereka berhasil menawan dua raja Midian, yakni Oreb dan Zeeb. Oreb dibunuh di gunung batu Oreb dan Zeeb dibunuh dalam tempat pemerasan anggur Zeeb. Mereka mengejar orang Midian itu, lalu mereka membawa kepala Oreb dan kepala Zeeb kepada Gideon di seberang sungai Yordan.”

Saudara, demikianlah Tuhan menyertai Gideon sehingga dia bisa menjadi pemenang.

Begitu juga kita, orang percaya, dapat menjadi pemenang karena Tuhan menyertai kita.

Dimanapun kita berada, Tuhan senantiasa menyertai kita.

Tuhan ingin agar kita selalu berhasil dan beruntung karena Dia menyertai kita dari dalam batin kita melalui Roh Kudus yang tidak pernah meninggalkan kita.

Dia berjanji akan menyertai kita sampai kepada kesudahan alam.

Haleluya, Puji Tuhan, Amin.

Mengapa banyak anak-anak Tuhan tidak selalu menang, bahkan seringkali mengalami kegagalan?

Pembacaan Alkitab Setahun

Yohanes 19-21