DIBAHARUI DI DALAM ROH DAN PIKIRAN
Penulis : Pdt. Robinson Saragih
Pembacaan Alkitab Hari ini :
EFESUS 4:20-24
Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya!
- Apa yang dipelajari oleh jemaat Tuhan?
- Apa yang dapat kita ketahui melalui Yesus?
- Apa yang akan menjadi akhir hidup kita jika kita tidak meninggalkan manusia lama kita?
- Apa yang terjadi dengan Roh dan pikiran kita ketika kita menanggalkan manusia lama kita?
Saudara, karena kasih karunia, kita diselamatkan oleh iman, dan melalui iman itu kita memiliki Roh Kudus dalam hidup kita dan Kristus tinggal di dalam hati kita. Kristus dalam Roh Kudus akan mengajarkan kita Firman Allah dari dalam batin kita.
Melalui berbagai persoalan yang timbul dalam hidup kita, pikiran dan perasaan kita akan mengalami akibat dari persoalan tersebut.
Reaksi kita tergantung pada apa yang ada dalam hati dan pikiran kita.
Jika hidup kita masih terikat pada cara hidup yang lama, maka reaksi kita akan sangat dipengaruhi oleh emosi dan pikiran kita.
Jika persoalan itu menguntungkan, kita akan merasa senang namun jika itu merugikan, maka reaksi kita akan berupa kemarahan dan kesedihan.
Namun, jika kita sudah lahir baru, maka reaksi kita juga ditentukan oleh persoalan yang terjadi.
Jika merugikan, kita akan terdiam kemudian berdoa dan mulai bersyukur karena Roh Kudus akan mengajar kita untuk menerima setiap hal dari persoalan tersebut.
Baik untung maupun rugi, Sang Guru yaitu Roh Kudus akan mengajar dan mengingatkan kita akan Firman Tuhan untuk memperoleh jalan keluar dari persoalan itu.
Roma 8:28 ”Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.”
Dengan memahami Firman Tuhan, kita bersyukur dapat menguasai hati dan pikiran kita, karena kita yakin bahwa Tuhan akan membawa kebaikan dalam hidup kita demi tercapainya rencana Allah dalam kehidupan kita.
Reaksi dan tindakan kita sangat dipengaruhi oleh suasana hati dan pikiran kita.
Suasana hati kita juga dipengaruhi oleh pikiran kita.
Oleh karena itu, pikiran kita harus diserahkan kepada Roh Kudus, agar Roh Allah dapat menguasainya sehingga kita dapat hidup sesuai dengan kehendak Allah.
Saudara, ketika kita percaya dan mengalami kelahiran baru, sebaiknya kita bergabung dalam komunitas orang percaya agar memiliki saudara-saudara yang dapat mengarahkan dan menolong kita saat menghadapi situasi yang tidak sesuai dengan kehendak atau tidak menyenangkan.
Dengan adanya teman-teman yang siap membantu dengan nasihat, arahan, atau dukungan lainnya, kehidupan rohani kita tetap terjaga walaupun lambat, namun tidak mengalami kerusakan.
Dalam kondisi seperti ini, kita memerlukan saudara-saudara yang dapat membimbing kita bisa melewati masa-masa sulit dengan baik.
Dengan melihat kenyataan hidup setelah beriman, dengan bantuan teman-teman yang terlebih dahulu hidup dalam Kristus, maka kita dapat belajar bagaimana menjalani hidup dalam Tuhan dengan mengikuti arahan dan nasihat dari saudara yang membimbing atau mementori kita.
Dengan demikian, kehidupan kita dapat diarahkan agar tidak mengalami kejatuhan yang disebabkan oleh persoalan-persoalan yang muncul.
Saudara, Roh Kudus membimbing kita melalui arahan seorang kakak rohani, mentor, atau pembimbing yang kadang-kadang disebut sebagai bapak atau ibu rohani.
Dalam periode pertumbuhan ini, pengaruh saudara yang bersedia membagi waktunya untuk membimbing kita sangatlah besar, sehingga pikiran dan perasaan kita dapat berkembang secara rohani dengan wajar.
Rasul Paulus menulis tentang hal ini dalam kitab:
Roma 12:2 ”Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.”
Pertumbuhan rohani kita akan maju secara progresif jika kita sungguh-sungguh mau dimentori oleh seorang kakak rohani.
Pengaruh seorang kakak rohani sangatlah besar bagi kita.
Pertumbuhan rohani kita dapat berlangsung dengan wajar seiring dengan waktu pertumbuhan kita sehingga roh, jiwa, dan tubuh kita dapat terjaga dengan baik.
Manusia diciptakan sebagai makhluk sosial, yang berarti kita bukanlah individu yang mandiri, tetapi makhluk yang saling bergantung satu sama lain.
Tuhan juga menciptakan kita untuk hidup dalam kesatuan, maka sangat penting bagi kita untuk hidup dalam persekutuan kesatuan, dll.
Untuk menjadi individu dalam suatu kesatuan diperlukan pandangan yang sehat yang berarti kita diharapkan memiliki pikiran dan perasaan yang telah diubah dari gaya hidup lama yang duniawi menjadi individu yang menjadi bagian dari persekutuan atau kesatuan rohani.
Agar kesatuan dan persekutuan tersebut dapat berjalan dengan baik, setiap individu harus mengalami perubahan dalam roh dan pikiran, sehingga setiap anggota di dalam persekutuan atau komunitas dapat saling membangun dan membuat komunitas atau persekutuan tersebut menjadi suatu kesatuan yang kuat.
Saudara, itulah sebabnya seorang penulis dalam kitab Perjanjian Baru menulis:
Ibrani 10:24 ”Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik.”
Hal yang penting agar semua anggota suatu perkumpulan rohani, komunitas rohani atau persekutuan adalah saling memperhatikan satu sama lain.
Saling memperhatikan merupakan cara hidup yang harus diajarkan oleh para pemimpin agar komunitas tersebut dapat maju.
Rasul Paulus menulis tentang hal ini dalam:
Kisah Para Rasul 2:44-47 ”Dan semua orang yang telah menjadi percaya tetap bersatu, dan segala kepunyaan mereka adalah kepunyaan bersama, dan selalu ada dari mereka yang menjual harta miliknya, lalu membagi-bagikannya kepada semua orang sesuai dengan keperluan masing-masing. Dengan bertekun dan dengan sehati mereka berkumpul tiap-tiap hari dalam Bait Allah. Mereka memecahkan roti di rumah masing-masing secara bergilir dan makan bersama-sama dengan gembira dan dengan tulus hati, sambil memuji Allah. Dan mereka disukai semua orang. Dan tiap-tiap hari Tuhan menambah jumlah mereka dengan orang yang diselamatkan.”
Dengan saling memperhatikan dan saling mendorong dalam kasih dan perbuatan baik, setiap saudara yang mengalami masalah dapat dilayani dengan baik.
Hal ini membuat banyak orang di luar komunitas melihat dan mendengar bagaimana adik, tetangga, kerabat, atau teman sekantor mereka yang sebelumnya mengalami masalah keuangan telah mengalami perubahan hidup.
Mereka mendapat arahan, mentoring, dan bimbingan dalam kehidupan mereka.
Mereka yang sebelumnya tidak memiliki pekerjaan, kini bekerja keras dan tidak lagi malas-malasan karena didorong dan diperhatikan dalam melakukan pekerjaan yang baik yang mengubah keuangan mereka.
Hal ini akan terlihat oleh orang luar sehingga mereka akan bergabung karena mereka juga berharap mendapat pertolongan.
Haleluya, puji Tuhan. Amin!
Mengapa banyak anak Tuhan, yang telah lama berada di dalam Tuhan namun masih hidup dalam kemiskinan?
Pembacaan Alkitab Setahun
Ayub 38-39