KITA ADALAH ANAK DAN AHLI WARISNYA

Penulis : Anang Kristianto

This image has an empty alt attribute; its file name is D1.png

Pembacaan Alkitab Hari ini : 

GALATIA 4:1-7

Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya!

This image has an empty alt attribute; its file name is D2.png
  1. Apakah perbedaan seorang ahli waris dengan hamba sebelum akil baliq?
  2. Apa tujuan Allah mengutus AnakNya?
  3. Karena kita adalah anak, apa yang disuruh Allah kepada Roh AnakNya  ke dalam hati kita?
  4. Jadi jika kita bukan lagi hamba tetapi anak, apa yang kita dapatkan?
This image has an empty alt attribute; its file name is D3.png

Setelah kita percaya akan karya penebusanNya di kayu salib terhadap kehidupan kita yang berdosa maka kita bukan lagi budak atau hamba dosa, tetapi kita dipercayakan menjadi hambaNya.

Kehidupan kita tidak dikuasai oleh perbudakan kuasa iblis atau kedagingan kita lagi tetapi seharusnya dikuasai dan dipimpin oleh Tuhan yang telah menjadi Tuan kita.

Sebagai seorang hamba kita memiliki kewajiban untuk melakukan segala perintahNya tanpa mengharapkan balasan apapun, semua yang kita lakukan adalah bentuk pengabdian karena memang kita telah dibeli dan harganya lunas dibayar oleh darahNya.

Firman Tuhan hari ini mengingatkan bahwa kita bukan hanya ditetapkan sebagai hambaNya namun Tuhan ingin kita menjadi anakNya.

Sebagai anakNya karena Bapa menginginkan agar kita menjadi serupa dengan Yesus, AnakNya yang sulung.

Hanya sebagai anak kita dapat menjadi serupa dengan Dia, sebagai anak kita memiliki relasi yang khusus dengan Bapa, relasi semacam ini tidak bisa didapatkan bila kita hanya sebagai hambaNya saja.

Tidak hanya itu saja seorang anak pasti juga sebagai ahli waris, menjadikan kita ahli waris untuk menikmati keselamatan yang selayaknya direspons secara bertanggung jawab, bukan dengan keserakahan maupun sikap ogah-ogahan.

Dengan memahami jati diri kita sebagai anak-anakNya seharusnya kita menjadi bangga sekaligus berkewajiban  untuk menjunjung kemuliaan Bapa dalam segala keputusan dan perilaku yang kita perbuat.

Kita bukan anak-anak sembarangan yang hidup dengan pikiran lama kita sebagai budak dosa, pikiran kita harus diperbaharui hari demi hari agar kita dapat semakin memanifestasikan kemuliaan Bapa di dalam segala aspek kehidupan kita.

Ketika pikiran kita diperbaharui hari demi hari kita juga semakin memahami apa yang menjadi kerinduan Bapa.

Jadi ketika Bapa meminta kita untuk berubah sejatinya untuk kepentingan kita sebagai anakNya.

Saudara, biarlah dengan memahami jati diri kita sebagai anakNya membuat kita mengalami pemulihan yang dapat mentransformasi kehidupan kita.

Jangan biarkan iblis dan pengaruh dunia ini menilai jati diri kita sesuai dengan standar atau pikiran dunia.

Jangan biarkan iblis menyesatkan kita dengan memberikan pikiran yang meragukan kita sebagai anakNya dengan berbagai intimidasi dan kekuatiran hidup.

Pada akhirnya tetap dibutuhkan bagian kita mengikuti apa yang diperintahkan Bapa agar kita belajar mengenal Dia dengan mengerti FirmanNya dan melakukannya dalam kehidupan kita, jadi pertanyaannya adalah sudahkah kita melakukan apa yang menjadi bagian kita?

Renungkan kebenaran Firman Tuhan yang kita baca hari ini. Pelajaran apa yang kita dapatkan dan komitmen apa yang akan kita lakukan di waktu dekat ini? Diskusikan dengan kelompok PA dan persekutuan.

Pembacaan Alkitab Setahun

Ayub 29-31