TIDAK ADA YANG MUSTAHIL BAGI TUHAN

Penulis : Pdt. Saul Rudy Nikson

This image has an empty alt attribute; its file name is D1.png

Pembacaan Alkitab Hari ini : 

KEJADIAN 18:7-14

Bacalah bagian Firman ini utuh dalam perikopnya, berulang-ulang, supaya Anda dapat mengikuti jalan ceritanya, dapat menangkap arti yang dikandungnya!

This image has an empty alt attribute; its file name is D2.png
  1. Apakah janji Tuhan kepada Abraham saat Sara sudah usia lanjut dan tidak mungkin hamil?
  2. Apakah reaksi Sara?
  3. Apakah reaksi Abraham?
This image has an empty alt attribute; its file name is D3.png

Lalu berfirmanlah TUHAN kepada Abraham: “Mengapakah Sara tertawa dan berkata: Sungguhkah aku akan melahirkan anak, sedangkan aku telah tua? Adakah sesuatu apapun yang mustahil untuk TUHAN? Pada waktu yang telah ditetapkan itu, tahun depan, Aku akan kembali mendapatkan engkau, pada waktu itulah Sara mempunyai seorang anak laki-laki.” (Kejadian 18:13-14).

Ketika Tuhan menggenapkan janjiNya kepada Abraham, usia Abraham saat itu 100 tahun dan usia Sara 90 tahun.

Keduanya sudah sangat tua untuk ukuran saat ini.

Bahkan Alkitab mencatat Sara sudah mati haid, yang artinya tidak mungkin lagi untuk hamil.

Adapun Abraham dan Sara telah tua dan lanjut umurnya dan Sara telah mati haid. Jadi tertawalah Sara dalam hatinya, katanya: “Akan berahikah aku, setelah aku sudah layu, sedangkan tuanku sudah tua?” (Kejadian 8:11-12).

Dari kisah di atas kita dapat belajar dua hal. Pertama, terkadang janji Allah melampaui akal budi manusia.

Kedua, butuh kesabaran menunggu Janji Allah digenapi.

Ketiga, Allah adalah Allah perjanjian yang pasti menggenapi janjinya.

Ketika Allah berjanji kepada Abraham, bahwa dia akan memiliki anak dari Sara, secara alamiah tidak mungkin lagi Sara hamil.

Usia Sarah sudah menjelang 90 tahun.

Ketika kita menerima janji Allah, jangan pandang secara alamiah, karena Dia adalah Allah Sang Pencipta.

Pandanglah sesuai dengan cara pandang Allah.

Ketika Allah berjanji kepada kita, dibutuhkan kesabaran untuk janji tersebut terjadi.

Ketika Abraham dan Sara melihat kondisi alamiah mereka yang tidak mungkin lagi punya keturunan, mereka mencoba membantu Allah.

Sara memberikan budaknya, Hagar kepada Abraham, dan lahirlah Ismail.

Itu terjadi karena mereka tidak sabar menunggu waktunya Allah.

Saudara, Allah kita adalah Allah perjanjian, Dia bertindak dengan membuat sebuah perjanjian dan Dia pasti melakukan apa yang Dia janjikan.

Ketika kita menerima janji Allah secara pribadi, itu artinya saudara sudah menerimanya sekalipun secara fisik belum menerima.

Kita terima dengan iman, sebab Dia adalah Allah Perjanjian.

Allah berjanji keturunan Abraham jumlahnya seperti bintang-bintang di langit, namun saat Abraham mati, keturunannya baru 2 generasi.

Namun dengan iman Abraham sudah menerima  janji Allah tersebut.  

Diskusikan dengan pembimbingmu, apakah yang dimaksud dengan Allah perjanjian.

Pembacaan Alkitab Setahun

2 Tawarikh 28-31